Mendengar ucapan seseorang dibelakang yang seolah merendahkannya itu, seketika membuat Diana menjadi kesal.Namun, saat Diana berbalik dan ingin menanggapi ucapan pemuda tersebut, Chris sudah mendahuluinya."Hey, Ken! Kenapa kau selalu saja mengganggu kami?""Ken, sepertinya para pecundang ini selalu mengganggu urusanmu dengan Diana," ucap Tommy yang entah sejak kapan sudah berada disana.Diana sendiri sudah muak dengan sikap kedua pemuda yang selalu mengganggunya dan teman-temannya."Aku? Mengganggumu?" ucap Ken, "Aku hanya ingin menyapa Diana, kenapa kau ikut campur?" tambahnya namun dengan sengaja mengusap pipi Diana yang langsung di tolak mentah-mentah oleh gadis itu."Sial! Apa yang kau lakukan bajingan!"Tiba-tiba saja Alvin yang sejak tadi diam langsung menepis tangan Ken."Jauhkan tangan busukmu itu dari Diana!"Keributan itu membuat perhatian beberapa orang di kantin terfokus pada mereka. Sehingga banyak pasang mata yang melihat kejadian itu.Diana sendiri yang dari tadi suda
Setelah menatap kepergian Devan, Natalie langsung berbalik dan menemui beberapa orang didalam yang juga melihat mereka mengobrol.Saat itu, Natalie masih tak percaya dan tatapannya sedikit nanar. Natalie kembali melihat ponselnya yang masih menyala dengan deretan angka didalamnya."A-apa i-ini?" Gumamnya yang tak sengaja didengar oleh beberapa orang."Nona Natalie, ada apa?" ucap Frankie yang saat itu sudah berdiri.Namun, saat pria itu sudah mensejajarkan tubuhnya dengan Natalie dan melihat apa yang tertera di ponsel Natalie, seketika membuat pria itu membeku."Sial! Pemuda ini lebih berbahaya dari mendiang ayahnya."Frankie sedikit mengumpat karena melihat dengan jelas di ponsel Natalie bahwa Devan baru saja mentransfer dana sebesar dua puluh milyar sebagai dana cadangan.Tak lama kemudian, Darwin yang saat itu mendengar bagaimana rau wajah yang ditunjukkan Frankie, ikut berbicara."Nona Natalie, kau yakin bahwa bos kita ini masih berusia dua puluh tahun?" Tanya Darwin memastikan."
Keesokan harinya tak ada sesuatu yang ingin dilakukan Devan, meski sebelumnya dia sudah mengatakan kepada Diana bahwa dia akan sangat sibuk.Hari ini Devan hanya ingin bersantai di apartemennya, dimana saat ini dia sedang berdiri di balkon apartemennya.Devan sendiri masih tidak menyangka, bahwa dalam waktu cepat atau lambat kota ini akan benar-benar mejadi miliknya.Namun, saat Devan melihat jauh kedepan dari atas balkonnya, dia kembali teringat akan cerita kedua sahabatnya.Saat mengingat bagaimana kedua sahabatnya memberi tahu Devan bahwa Diana yang selalu diganggu oleh pemuda berna Ken di kampusnya.Hal itu kembali membuat Devan merasa marah dan tak terima akan perlakuan yang dialami oleh Diana.Sehingga secara tak sengaja Devan mengepalkan kedua tangannya dan tatapannya sangat tajam."Aku tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Diana," gumam Devan."Aku harus secepat mungkin menguasai dan memilik pengaruh di kota ini."Setela mengatakan itu, Deva masuk kedalam apartem
Sementara itu di dalam mobil milik Laura, tak ada lagi sepatah katapun keluar dari mulut mereka.Namun begitu, saat Devan baru menyadari bahwa Laura membawanya ke suatu tempat yang sangat asing, membuatnya berkomentar."Laura, sepertinya kau sangat berbakat dalam hal penculikan. Lihatlah, bahkan aku merasa sangat asing dengan tempat ini."Saat itu, Devan menoleh ke arah kaca mobil dimana terdapat pepohonan yang cukup rindang di setiap sisi jalan.Saat ini mereka sedang menyusuri jalan yang sedikit menanjak yang bahkan Devan sendiri tidak mengetahui jika di Luxburg terdapat jalanan seperti ini.Mendengar pernyataan yang diucapkan Devan, membuat Laura tersenyum bangga."Benarkah? Kalau begitu nikmati saja perjalanan ini," ucap gadis itu, "Nanti kau akan melihat seluruh pemandangan kota Luxburg dari atas bukit ini."Mendengar ucapan Laura barusan, entah kenapa Devan baru menyadari bahwa jalan yang mereka lalui ini menuju ke sebuah bukit yang ada di ujung kota Luxburg.Meski Devan sering
Memang seperti itulah kenyataannya, seperti yang diketahui Diana, Melalui DB Investment, Natalie sedang melakukan pergerakan untuk menguasai perekonomian di kota Luxburg.Namun apa yang ditangkap Diana adalah, setelah mengatakan itu, besar kemungkinan apa yang dikatakan Ken akan benar-benar terjadi."Aku tahu kenapa dirimu begitu takutnya saat bertemu denganku saat ini."Mendengar kalimat yang diucapkan oleh Natalie, seketika membuat Diana ingin menangis dan hendak berlutut di depan wanita itu. Namun, dengan sigap Natalie mencegah apa yang akan dilakukan gadis itu."Perusahaan milik keluarga Owen memang sudah bergabung dengan kami, dan anak pertama dari Stephen Owen itu dengan lancangnya memintaku untuk memberikanmu padanya. Tapi...."Natalie sengaja menggantung kata-katanya menunggu reaksi apa yang akan diberikan oleh Diana.Melihat tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut gadis itu, Natalie menyimpulkan mungkin saja Diana saat ini merasa takut. Sehingga Natalie melanjutkan apa y
Keesokan harinya, meski tak ada hal besar terjadi di kota Luxburg, hari itu mulai muncul desas desus tentang perusahaan yang dikenal sebagai kekuatan baru di Luxburg.Dimana berita tersebut memunculkan sebuah spekulasi atau rumor tentang pemimpin DB Investment yang sebenarnya.Banyak yang merumorkan bahwa sebenarnya Natalie bukanlah pemimpin sebenarnya dari perusahaan itu.Melainkan sama seperti Damien, Frankie, dan Darwin. Posisi yang dimiliki oleh Natalie di DB Investment sejatinya sama sepertiketiganya, meski memiliki kedudukan satu tingkat diatas mereka.Rumor tersebut muncul ketika para petinggi DB Investment akan meresmikan kantor pusat perusahaan mereka di gedung termegah The Royal Shiren.Lalu berita tersebut menguat ketika Natalie yang saat ini memimpin perusahaan tersebut membenarkan rumor yang beredar.Apalagi mereka berempat terlihat seolah menyembunyikan identitas pemilik sebenarnya perusahaan itu.Sehingga muncullah banyak dugaan bahwa perusahaan yang baru dibentuk itu
Keesokan paginya, Devan pergi mencari pakaian yang sekiranya cocok untuk acara resmi, karena peresmian kantor pusa DB Investment akan di adakan pada siang hari.Karena bagaimanapun Devan sama sekali tak memiliki pakaian resmi, jadi dia mencari toko pakaian yang dia rasa menjual pakaian formal yang cocok untuknya.Hingga akhirnya Devan memasuki sebuah toko pakaian yang terlihat sepi, disana dia melihat beberapa pakaian yang terlihat bagus."Hey, bocah. Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?"Devan terkejut ketika seorang menegurnya, saat dia menoleh, Devan melihat seorang pria dan wanita berdiri di sebelahnya melihat Devan dengan tatapan merendahkan."Maaf Tuan, apa maksudmu? Aku hanya ingin membeli beberapa pakaian saja."Pria itu lalu melihat Devan dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Hingga akhirnya Devan merasa sedikit kesal lalu masuk begitu saja kedalam toko ini."Permisi, bisakah aku mendapatkan beberapa pakaian untuk acara resmi?"Kedua penjaga toko wanita itu kemudian
"Devan, tak masalah jika aku harus menunggumu, kita bisa datang bersama.""Natalie, aku tak ingin kau terlambat, dan pastinya masih ada banyak hal yang harus kau lakukan disana."Saat ini mobil Natalie berhenti tepat di depan gerbang apartemen Blue Field, dimana ada Devan di dalamnya.Setelah meminta Devan untuk datang ke barnya, kali ini gadis itu mengantar Devan sampai ke tempat tinggalnya."Baiklah, aku akan menunggumu disana."Setelah Natalie mengatakan itu, Devan memandang ke arah Natalie sambil tersenyum, lalu keluar dari dalam mobil gadis itu.Namun, saat akan menutup pintu mobil itu, Devan berhenti lalu berkata, "Natalie, saat kita berada di puncak nanti, aku ingin kau tetao seperti ini."Setelah mengatakan itu, Devan benar-benar menutup kembali pintu mobil Natalie, gadis itu sendiri hanya tersenyum menanggapi ucapan Devan lalu menginjak pedal gas yang membuat mobilnya melesat di jalan.Saat sesampainya di kamar apartemen miliknya, Devan melihat pakaiannya sudah ada disana. Ak