Home / Romansa / Moonlight Kiss / BAB 7 : SHOULD WE GO?

Share

BAB 7 : SHOULD WE GO?

Author: Scarlette
last update Last Updated: 2022-02-27 22:29:46

Aku memilih universitas yang sama dengan Gerald, menjadi bagian dari senat mahasiswa demi bisa berdekatan dengan Gerald. Tapi Gerald benar-benar tidak mengingatku, selain itu terlalu banyak wanita yang mengelilingi dan mengejarnya. Selain itu, entah mengapa Gerald selalu menghindariku, padahal tampak jelas dari matanya bahwa ia menyukaiku. Rosa pun sama yakinnya bahwa Gerald menyukaiku. Aku dan Rosa mengambil jurusan yang sama di kampus kami, jadi Rosa sangat tahu seluruh upaya dan pengorbananku untuk mengejar Gerald.

Sayangnya aku harus terpisah kembali dengan Gerald karena ayahku menginginkan aku menempuh pendidikan yang lebih baik. Ayah memintaku meneruskan jurusan hukum di Harvard University. Jadi di hari kepergianku, aku mencoba menyatakan cinta pada Gerald, namun ia mengatakan bahwa aku terlalu baik untuknya. Aku membenci kalimat itu, bukankah kata-kata itu selalu digunakan wanita untuk menolak pernyataan cinta dari seorang pria yang tidak disukainya? Ucapan halus dari sebuah penolakan.

Mungkin saat itu aku masih kurang pintar dan cantik baginya, seperti syarat yang dulu ia berikan padaku. Jadi kali ini aku akan mencoba peruntungan cintaku kembali, setelah aku menjadi wanita yang lebih baik dari aku di masa kuliah. Tapi masalahnya, akibat penolakan Gerald. Aku telah tumbuh menjadi seorang wanita yang memandang bahwa cinta adalah hal yang terlalu indah dan jauh bagiku.

Aku terlalu takut untuk menjalin cinta, karena aku terlalu khawatir untuk ditolak kedua kalinya. Aku terlalu insecure untuk menyatakan cinta. Sebenarnya, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika aku dapat bertemu dengan Gerald lagi.

“Sophie....Hei Sophie..! Kamu melamun lagi...Dasar!” guncangan Rosa pada bahuku membuat pikiran-pikiran yang berkelebat di dalam benakku seketika sirna.

“Ya? Haha...Aku melamun lagi ya-“

“Kamu dengar tidak? Karena kamu berhasil masuk perusahaan IT Wollim, kita harus merayakannya!” Mata Rosa berbinar-binar.

“Merayakannya? Bagaimana caranya? Berbelanja? Tentu saja kita harus berbelanja!” Tanganku meninju udara ketika mengucapkan kata berbelanja.

“Hah, rupanya kamu memang tidak mendengarku, padahal aku sudah mengatakannya dengan panjang lebar. Kubilang, bagaimana kalau kita merayakannya di night club X7? Kamu ingat Kevin dia pemilik klub X7, kita bisa dengan mudah menjadi tamu VIP di sana. Lagi pula dengan uang dan kedudukan kita, tanpa bantuannya sekalipun akan sangat mudah menjadi tamu VIP di sana.“ Rosa mendesis kesal dengan cara yang terlalu dibuat-buat.

“X7 night club? Club yang baru dibuka itu? Kevin keriting? Anak yang mengejar-ngejarmu di SMA dulu? Jadi Kevin memang benar-benar pemilik klub itu?” Rosa mengangguk-angguk ketika aku berpikir keras dan mengatakan.

“Selain itu, kita memang perlu datang ke tempat itu. Informasi yang kudapat dari Kevin, Manager teknik perusahaan Orin selalu berkunjung di club itu. Malam ini pun akan begitu. Kita harus menggali informasi untuk memenangkan tuntutan pencemaran limbah Orin. Aku sudah meminta bantuan Kevin untuk menahan si manager bernama Jimmy itu. Sebaiknya kita benar-benar harus berdandan untuk memikatnya” Rosa memandangku dengan lebih serius.

“Jadi begitu ya.” Aku menundukkan kepala, menimbang-nimbang pergerakan terbaik yang dapat kami lakukan.

“Aku pulang!” Pintu depan apartemenku berdebum kencang. Rupanya Megan sudah pulang dari minimarket. Kedua tangannya dipenuhi beberapa bungkusan plastik. Aku, Rosa, dan Megan tinggal bersama di dalam penthouse milik keluargaku. Rumah keluargaku cukup jauh dari kantor. Rumah yang kumaksud ini adalah tempat tinggal ayah dan ibuku, jadi aku memilih untuk tinggal di penthouse yang berjarak satu kilometer dari firma tempat aku dan Rosa bekerja.

Aku putri tunggal, jadi aku tidak punya saudara untuk diajak tinggal bersama, namun aku memiliki dua sahabat yang bersedia menemaniku. Kebetulan area kerja mereka pun dekat dengan penthouse keluargaku. Tentu saja karena Rosa bekerja bersamaku, sedangkan Megan bekerja di rumah sakit swasta yang berjarak lima belas menit dari penthouseku. Megan adalah seorang dokter bedah, dan kami bertiga sudah bersahabat sejak SMA.

Megan yang baru saja tiba di ruang tengah terperangah melihat aku dan Rosa bergandengan tangan dengan wajah serius.

“Ada apa ini, ada apa?” tanyanya dengan bingung.

“Baiklah, ayo kita ke club!” aku mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. Megan membelalak mendengar kalimat itu keluar dari mulutku, sedangkan Rosa hanya berkedip dan mengangguk memberikan isyarat pada Megan.

Kurasa datang ke night club untuk mencari bocoran informasi tidak akan menimbulkan masalah buruk. Betul kan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Moonlight Kiss   PENGUMUMAN

    Haloo teman-teman pembaca, mohon maaf kalau saya sering terlambat untuk upload cerita moonlight kiss akhir-akhir ini, karena saya sedang mengikuti lomba menulis novel Mizan Writing Boothcamp, dan tantangan dari lomba lumayan banyak, sehingga banyak menyita fokus perhatian saya. Jadi mohon dukungan dan doanya ya untuk keberhasilan saya. Dan saya akan terus berusaha untuk mengupdate novel moonlight kiss meskipun selama periode lomba MWB, saya akan cukup terlambat mengupdate, Terima kasih banyak atas pengertian, perhatian, dan dukungannya. Saya akan kembali dengan chapter menarik lainnya. Mari kita nantikan bersama bagaimana kelanjutan kisah antara Sophie, Neil, dan Gerald. Kemanakah bunga-bunga cinta mereka akan berlabuh? lalu bagaimana mereka mengatasi para mafia dan senjata pemusnah massal M.K. Project alias Moonlight Kiss? Mari kita tunggu kelanjutannya... Love you all... -Scarlette-

  • Moonlight Kiss   BAB 62 : FAKTA YANG MUNGKIN TERLEWAT

    Rasanya sulit menggambarkan perasaanku saat ini. Pada satu sisi aku merasa sangat bersyukur dan gembira karena Gerald telah menyelamatkan kami. Pria bermata sayu itu rupanya memiliki keahlian bela diri. Ia dapat mengalahkan satu per satu lawan dengan menggunakan teknik mematikan. Sejenak aku bahkan merasa seperti telah diselamatkan oleh seorang pangeran berkuda putih. Baiklah, aku pun telah diselamatkan oleh Kevin sebelumnya, dengan keahlian peretas kelas wahid, tapi diselamatkan oleh pria yang kita suka terasa sangat berbeda. Jujur, tindakan Gerald membuatku merasa sangat tersanjung dan terpesona.Akan tetapi, komunikasi kami di sepanjang perjalanan membuatku sangat frustasi. Lompatan-lompatan pikiran Gerald sama sekali tidak dapat kubaca. Mata sayunya tampak tidak fokus, dipenuhi dengan kecemasan yang sangat sulit kukorek. Sepanjang jalan tidak terjadi koneksi di antara kami, baik dalam hal perbincangan maupun dari hati. Wajar saja jika saat ini perasaan kagumku kepadanya sedikit b

  • Moonlight Kiss   BAB 61 : TUJUAN PELARIAN

    Ia masih tidak bereaksi. Sama sekali.Tidak mengangguk ataupun menggeleng.Ia sama sekali tidak menanggapi perasaanku.“Gerald!” Kurenggut lengannya. Ia benar-benar tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.Syukurlah pada akhirnya Gerald menoleh. Sebuah gerakan sederhana yang menunjukkan bahwa ia telah kembali menjadi manusia, bukan patung tanpa nyawa.“Apa? Ada apa?” tanya Gerald dengan mata berkedip-kedip dan pupil yang terus bergerak ke sana ke mari. Ia tampak kebingungan.“Dari tadi aku hanya mau mengatakan terima kasih...,” kuhentikan sejenak perkataanku dan kembali menatap Gerald, memastikan bahwa pria di sampingku telah memulihkan konsentrasinya. Setelah memastikan bahwa Gerald benar-benar mendengarkan, lalu kulanjutkan ucapanku, “Terima kasih karena tadi, kamu sudah menyelamatkanku.”Gerald menatapku secara cepat, hanya sekilas lantas kembali memandang jalur perjalanan di balik kaca bening pelindung kendaraan kami. Gerald menarik napas sangat dalam kemudian menghembuskannya l

  • Moonlight Kiss   BAB 60 : HENING

    Berbeda dengan ketenangan maupun kesigapan yang Gerald tunjukkan saat menghajar para begundal. Laki-laki yang selalu membuat resah hati dan pikiranku, sedari tadi membungkam mulutnya. Kedua bola matanya bergerak ke sana ke mari seakan memikirkan begitu banyak hal. Keringat membasahi pelipis pria seputih pualam itu. Entah apa yang membuat Gerald resah. Namun satu hal yang kutahu pasti, bahwa pria bermata sayu di sampingku tidak akan pernah mau membicarakan isi hati dan pikirannya. Meskipun aku dapat melihat dengan jelas kecemasan dari sorot mata tidak dapat berbohongnya, karena seperti itulah sosok Gerald yang kutahu sejak dulu. Dingin dan pendiam. Seperti sebuah semesta yang tidak dapat kujelajahi. Namun hal itu juga yang menjadi daya tariknya, sebab hanya aku tahu bahwa sebenarnya Gerald memiliki hati yang hangat. Kedua mataku melirik kembali pada pria yang tampak serius mengemudi. Entah mengapa ia selalu menjadi medan magnet perhatianku. Dahi Gerald tampak berkerut hingga jarak ked

  • Moonlight Kiss   BAB 59 : LUKA

    Gerald menggenggam tanganku sangat erat dan sedikit kasar. Ia menarikku dengan cepat. Seandainya aku tidak begitu mengagumi pria di hadapanku, aku dapat mengira bahwa ia sedang menyeretku menuju mobil Mitsubishi Pajero berwarna cokelat muda. Karena posisi mobil yang cukup tinggi, tanpa aba-aba, Gerald membuka pintu, lalu mengangkat tubuhku dengan lembut seakan aku adalah kaca yang sangat rapuh, ia mendudukanku di kursi penumpang depan.Gerakan Gerald sangat taktis dan efisien. Setelah menaikkanku ke dalam mobil, ia meminta laki-laki berjas hitam untuk memanggul Doni yang rupanya tidak sanggup berjalan. Pada awalnya Doni mencoba berlari menghampiri, namun baru beberapa langkah Doni sudah menghentikan langkahnya. Ia terjatuh. Tampaknya pertempuran tadi melukai kaki dan bagian-bagian lain dari tubuhnya.Begitu kami semua telah masuk mobil, Gerald lantas menginjak gas meninggalkan lokasi. Di dalam mobil, Gerald mengemudi dengan kecepatan tinggi. Sedangkan pria

  • Moonlight Kiss   BAB 58 : SAVE THE MOONLIGHT 5

    Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan ekspresi nyeri meskipun pada kenyataannya luka di leherku sangatlah pedih. Aku tidak ingin Gerald terganggu oleh lukaku. Karena hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah keluar dari situasi mengerikan dengan selamat dan tanpa kehilangan Moonlight Kiss.Tatapanku kembali mencari sosok Doni, rupanya ia telah roboh di samping mobil tesla. Posisi tidak imbang karena rekan Gerald, si pria berjas hitam harus melawan dua orang. Sebelum menghampiri pria berjas hitam, Gerald dengan gagah menarikku agar berada di balik punggungnya. Kali ini bukan aku yang menjadi perisai hidup bagi seseorang, tapi Gerald menjadikan dirinya perisai hidup yang melindungiku.“Gerald, tolong berhati-hatilah!” ujarku dengan pelan, entah ia mendengarnya atau tidak. Aku bahkan dapat mendengar nada keputusasaan dari suaraku sendiri. Tanganku berusaha menggapai punggung Gerald. Namun debar di dada membuatku urung untuk menjangkaunya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status