Share

2

Author: Ryoum ei
last update Last Updated: 2025-04-17 10:08:31

“Luna.”

Pelayan yang baru saja keluar dari kamar majikannya itu menoleh dan mendapati pelayan utama yang memanggilnya. “Ya, Rose?”

“Apa nyonya beristirahat?”

“Ya, baru saja tertidur setelah melihat kami bekerja.”

Rose tampak manggut-manggut dengan jawaban Luna. “Baiklah, kau bisa pergi.”

Luna kemudian pergi meninggalkan Rose sendiri. Pelayan itu menatap ke arah pintu kamar yang tertutup. Senyumnya tersungging dengan langkahnya yang pasti.

Suara derit pintu yang terbuka dengan perlahan membuat Alena yang baru saja akan terlelap kembali terjaga. Matanya mencoba tetap terpejam dengan suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Alena merasa ada yang aneh.

“Kenapa juga tuan mau menikahi perempuan ini? Dia tampak tidak cukup baik dengan penampilan usang.”

Alena mendengarkan meski ia menyetujui ungkapan seseorang itu.

“Wajahnya memang cukup menarik tapi siapa yang tahu isi hatinya? Dia mungkin hanya membutuhkan uang tuan.”

Satu pendapat Alena tentang seseorang ini. dia pasti sangat menyukai bekerja dengan Geovano mengingat betapa kerasnya orang itu menilai semua tentang Alena. Namun Alena juga sadar, dirinya tidaklah pantas berada di sini dan merasakan semua ini.

Alena membuka mata, mengejutkan pelayan itu yang terjungkal ke belakang saking terkejutnya. Alena menguap dengan mengerjap khas orang baru saja bangun dari tidurnya.

“Oh?! Kenapa kamu di sini?” tanya Alena terlihat terkejut sekaligus menyesal melihat bentukan pelayan itu saat ini.

Alena akan membantu saat pelayan itu segera berdiri dan membungkuk hormat, seolah menampakkan ada yang janggal padanya. “Saya minta maaf karena masuk ke kamar Nyonya tanpa izin. Saya hanya mau melihat pekerjaan Luna dan Mai apakah baik-baik saja.”

“Eum. Mereka bagus dalam bekerja.” Alena membalas dengan menunjuk lemari yang sudah rapi.

Rose tampak mengangguk kaku. “Saya akan pergi. Selamat beristirahat, Nyonya.”

Rose pergi kembali, Alena menjadi curiga dengan pelayan itu. Dia tampak baik di depan sebelumnya tapi beberapa saat kemudian memberikan banyak komentar di belakangnya. Alena sepertinya harus berhati-hati dengan pelayan itu dikemudian hari.

“Baru saja beberapa saat di sini sudah terlihat saja masalahnya.”

Alena sudah tidak lagi mengantuk. Ia memilih menyibak tirai jendela dan melihat pemandangan yang ada di luar kamar. Pikirannya penuh tanda tanya tapi ia juga tidak tahu harus memilih jawaban yang mana.

Geovano, pria itu yang menjadi masalahnya sekarang. Bagaimana Alena harus menjalani hari-hari setelahnya bersama pria tidak dikenalnya itu? bagaimana kabar ibu dan adiknya di rumah? Geovano tidak melakukan hal buruk kepada keluarganya, kan? Atau bahkan orang yang menculiknya tidak melakukan sesuatu yang berbahaya kepada kedua keluarganya itu, kan?

Alena menghembuskan napas berat. tidak pernah sekalipun ia bermimpi menjadi penganti pangganti seperti hari ini. dirinya yang dokus bekerja demi melunasi hutang yang ayahnya tinggalkan dan mengurus adiknya yang sakit tidak mau melakukan hal yang menyia-nyiakan waktunya dengan bermain pria.

“Ibu … apa yang kau putuskan dengan menerima penawaran itu?” tanya Alena sendiri.

Ketukan pada pintu membuat Alean menoleh. Ia berjalan perlahan untuk membukanya.

“Nyonya … tuan mengatakan untuk Anda pergi ke ruangan kerjanya.”

“Diaman tempatnya?”

“Mari ikuti saya.”

Alena mengikuti Mai yang berjalan lebih dahulu. matanya mengedar mengingat bagian-bagian ruangan yang tidak hanya ada satu dua. Alena juga memperhatikan kembali jalannya mengingat bagian mana kamarnya berada.

“Tuan ada di dalam. Silakan masuk, Nyonya.”

Mai membukakan pintu untuk Alena, setelah perempuan itu masuk ia kembali menutup pintu dan pergi setelahnya.

Alena berjalan mendekat dengan penuh keraguan. Geovano tampak sibuk dengan pekerjaannya. bukannya tadi pria itu menolak diganggu sampai malam? Kenapa tiba-tiab ingin bertemu dengannya?

“duduk. Kamu bukan patung.”

Alena menurut. Mandudukkan diri di kuris menghadap Geovano yang masih sibuk dengan pekerjaannya. entah apa yang tengah dikerjakan oleh Geovano, tapi pria itu tampak frustasi dengan raut wajahnya saat ini.

“Aku tidak mau membuang banyak waktu dengan seseorang asing seperti dirimu.”

Alena mengangguk.

“Aku ingin kita bekerja sama untuk urusanku. Aku akan memberimu bonus jika urusanku telah usia. Bagaimana menurutmu?”

“Bisa jelaskan lebih rinci? Aku kurang paham.”

Geovano memutar bola matanya malas. Sangat aneh berurusan dengan orang yang tidak kita kenal.

“Alisya. Dia tunanganku sejak satu tahu lalu dan kami telah menjalin hubungan selama 5 tahun dengan 1 tahun pendekatan.” Geovano memulai ceritanya.

“Tapi kenapa saat waktu yang ku tunggu datang dia justru mengganti dengan dirimu.”

Alena menunduk setelah Geovano menatapnya intens. “Aku juga tidak tahu.”

“Aku juga tidak berpikir kau yang akan melakukannya.”

Alena semakin menunduk. Takut dengan aura yang Geovano berikan saat ini. begitu dingin dan menusuk.

“Maka dari itu, aku ingin kita bekerja sama untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.” Geovano yakin dengan pemikirannya. “Jika kamu merasa terbebani, kamu boleh pergi dari rumahku sekarang.”

“Aku paham kamu kecewa, tapi jangan mengancamku. Aku tidak suka.”

“Lalu kamu pikir aku suka dibohongi?”

Alena kembali bungkam. Apapun yang ia lakukan semuanya akan salah di mata Geovano karena pada dasarnya pria itu tidak melihat sudut pandangan dari Alena. Baiklah, Alena lagi yang harus berkorban.

“Bagaimana rencanamu?

***

Alena terbangun dengan tubuh lebih segar. Matanya mengedar perlahan mencoba menerapkan cahaya masuk ke retina. Hum … ini bukanlah kamarnya.

Alena terkekeh kecil dan bangkit. Kaki jenjangnya menapak karpet beludru berwarna coklat sebelum memasuki walk-in closet yang memamerkan deretan pakaian, sepatu, perhiasan, dan tas yang terlihat baru semua. Alena sekejap berdecak kecil.

“Mengapa dia menghabiskan banyak uang hanya demi hal-hal tidak perlu.”

Ya. Alena pikir, banyak barang tidak diperlukan daripada tidak terlalu digunakan nantinya. Seperti semua yang ada di dalam sini. Alena untuk sebentar mengagumi tapi ia lebih reslistis saja dengan kenyataan.

“Seleranya bagus sekali.” Alena kembali mengagumi sendiri bagaimana Geovano mempersiapkan hal seperti ini tentang perempuan. Tentunya semua ini harusnya untuk Alisya bukan dirinya.

“Pilih salah satu dan ayo pergi.”

Alena terperanjat mendengar suara Geovano tiba-tiba ada di belakangnya. Pria itu sejak kapan berada di ambang pintu sebelum kemudian pergi? Alena mendesah pelan. Dirinya harus sadar diri dan tidak boleh terlena dengan semua yang ada di sini.

Alena mengambil dress berwarna biru setelah melihat kemeja yang dikenakan oleh Geovano berwarna senada dengan pakaian yang ia ambil. Setidaknya dirinya harus menjalankan pernikahan bohong ini untuk tetap aman dan Geovano mencapai tujuannya.

Ya. Alena telah menyetujui untuk membantu Geovano menemukan alasan kenapa Alisya meninggalkan pria itu bahkan tidak bisa dihubingi sampai saat ini. Alena tahu dirinya hanya digunakan Geovano sebagai ‘alat’ saja demi tujuannya, anehnya Alena menyetujui.

Geovano menatap penampilan Alena yang telah bersiap setelah ia tunggu beberapa saat. Ia berdecak kecil. “Ganti sepatumu.”

Alena menatap ke kakinya. Kenapa Geovano memintanya berganti sepatu? Ini cukup senada dengan dress yang ia kenakan.

Geovano menarik lengan Alena kembali masuk ke walk-in closet. Memilih beberapa sepatu yang menurutnya cocok. “Coba kenakan mereka.”

Alena menurut saja. mengambil sepatu berhak tinggi berwarna biru sedikit mencolok.

“Telrihat kuno.” Geovano memberikan komentar dengan menunjuk salah satu sepatu lagi untuk dicoba Alena.

“Cukup bagus, tapi coba dulu yang satunya.”

Alena hanya menurut saja dengan sepatu terakhir yang dicobanya. Kali ini warna perpaduan antara biru dan silver yang menurutnya bahkan tidak sesuai dengan dress yang ia kenakan. Tapi baiklah, siapa yang bisa menolak perintah seorang Geovano.

“Bagus! Kenakan yang ini saja.”

Geovano kemudian pergi setelah mengganti juga tas yang harus dikenakan oleh Alena. Penampilan seorang istri dari pengusaha tidak sepatutnya buruk dipandang orang lain, bukan?

Alena menatap pantulan dirinya di cermin sebentar sebelum akhirnya menyusul kepergian Geovano. Alena akui selera Geovano benar-benar bagus.

“Kita pergi kemana?”

“Menemui keluargamu.”

“A-apa?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   16

    “Masih marahan sama pak Geo?”Alena menoleh begitu suara Abraham terdengar mendekatinya. Ia menerima secangkir teh hangat lalu menatapnya. “Siapa yang marahan?”Abraham terkekeh. “Muka kalian itu nggak bisa disembunyikan kalau nahan sesuatu.”Alena menyesap teh-nya. Jika saja Abraham bukan rekan kerja sekaligus sepupu Geovano, betapa beruntungnya Alena karena cukup akrab dengan pria baik sepertinya. Sayangnya, meski hanyalah pernikahan abal-abal, tetapi Alena tidak mau merendahkan dirinya demi kesenangan sekilas. Ia akan menghargai keberadaan Geovano sebagaimana suami.“Aku nggak marah, cuma kecewa saja, Pak. Saya nungguin dia 3 jam lebih. Kalau bukan karena cowok asing itu yang online taksi saya juga masih di sana sampai malem.”Abraham tersenyum kecil. “Pak Geo memang terkadang kekanakan, tapi percayalah dia orangnya perhatian. Semua diperhatikan bahkan hal sepele sekalipun.”“Semua diperhatikan tapi kalau melakukan kesalahan diabaikan. Begitu?”Abraham tersedak kopinya. Mau mengata

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   15

    Abraham yang diundang ikut makan dengan Alena dan Geovano merasa ada yang aneh. Alena yang lebih pendiam dengan wajah cuek, lalu Geovano dengan wajah tidak pedulinya. Sangat terlihat jelas keduanya sedang tidak baik-baik saja.Alena makan dengan cepat, lalu pergi. Mengabaikan Geovano yang melirik dan Abraham yang terlihat tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Pertengkaran antar pasangan suami istri memang sedikit ngeri-ngeri sedap.“Kamu apakan itu istrimu?” tanya Abraham kemudian karena terlanjur penasaran. Sejak kedatangannya keduanya mendadak menjadi patung dimuseum. Tidak ada yang bicara sama sekali dan fokus dengan kegiatan masing-masing.Geovano mengedikkan bahunya. “Cuma aku tinggal di supermarket tapi sudah berubah menjadi sumala.”Abraham tidak habis pikir dengan ucapan enteng Geovano. “Tolol!”Geovano tidak menyukai Abraham yang terlihat membela Alena dibandingkan dirinya. “Kalau tidak ada alasan juga tidak mungkin aku tinggalin.”Abraham geleng-geleng kepala. “Padahal ta

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   14

    Geovano menghembuskan napas. “Bisakah sekali saja jangan memalukan diri sendiri?”Alena mengambil beberapa bahan masakan di tangan Geovano sembari terkekeh. “Aku nggak malu. Memang bukan style kehidupan aku buat gaya-gayaan.”Geovano lagi-lagi harus dibuat menahan kesabarannya menghadapi Alena.“Kamu mau hidup di sini sampai berapa hari lagi? Ini terlalu banyak kalau buat 3 orang.”“Masak buat pengemis jalanan.”Alena memberikan tepuk tangan kecil. “Hebat juga pemikirannya.”Geovano yang berjalan berhenti lalu berbalik. “Tunggu di kasir sekalian bawa semua. Aku ada urusan,” ujar Geovano yang memberikan semua bahan masakan di tangannya kepada Alena yang terlihat kuwalahan.Alena menggerutu karena bahan masakan yang dialihkan oleh Geovano hampir menutupi penglihatannya saking banyaknya. Sedangkan pria itu sudah pergi entah kemana.“Selain menjadi istri ternyata terlihat seperti pembantu juga kalau seperti ini.”“Saya bantu bawa boleh?”Alena hampir berjengit kaget karena seseorang datan

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   13

    Geovano diam saja. Alena masih terpejam digendongannya tetapi ucapannya membuat Geovano berpikir. Apakah sejak hidup bersama, dirinya terlalu jahat kepada perempuan ini?Geovano kembali meneruskan langkahnya. membaringkan tubuh Alena dan menyelimuti gadis itu. Hotel yang lebih mirip seperti apartement versi sederhana ini hanya memiliki satu kamar dan satu ranjang. Tidak mungkin Geovano tidur bersama Alena, kan? Meskipun mereka menjadi suami istri tetapi selama ini Geovano menjaga betul batasan mereka karena tidak mau menghancurkan Alena dengan tindakan sembrono.Geovano berbaring di sofa yang ada di ruang tengah. Menunggu kabar Alisya adalah hal terbodoh yang dirinya lakukan, tetapi karena tidak mau lagi salah dalam langkahnya, alangkah lebih baik menunggu kepastian juga memantapkan hati Geovano dalam memilih nantinya.Jika kembali melihat masalalu, Alisya lebih dari apa yang ia inginkan. Bukan paras cantik saja, kebaikan, perilaku serta apapun yang ada dalam diri Alisya, Geovano men

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   12

    “Abraham yang mengajukan. Kalau menurutku tidak.”Alena mengangguk. “Memang sudah aku duga sih.”Geovano mengernyit. “Duga bagaimana?”“Ya itu, kamu tidak akan setuju.”“Bukan tidak setuju, tapi aku kasih pilihan lain.”Alena menerima sodoran map. Dilihatnya map tersebut yang berisi beberapa gambar desain pakaian yang berbeda-beda.“Aku akui gambar kamu bagus. Polanya tersusun dan desainnya tidak muluk-muluk, tapi kamu baru bekerja belum ada satu minggu di perusahaan sebagai asisten Abraham. Jadi aku buat opsi lain.”Alena menatap Geovano.“Tetap jadi asisten Abraham tapi kamu juga kerja sama dengan bagian desain. Kamu bagian gambar saja, untuk urusan lain biar mereka bagian desain yang kerjakan. Paham?”“Kerja rodi kalau begitu.”Geovano memutar bolanya malas. “Kerja rodi bagaimana? Kamu jadi asisten Abraham juga tidak terlalu banyak pekerjaan. Jadi disela-sela waktu luang kamu buat gambar untuk dikerjakan bagian desain. Selain kamu hobi gambar, juga menguntungkan perusahaan.”“Gajin

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   11

    “Mau mempermalukanku dengan cara apalagi, hah?!”Alena melihat penampilannya lagi. Tidak ada yang salah, kenapa Geovano pagi-pagi harus banyak ceramah seperti sapi belum diberi makan?“Apa yang salah?” tanya Alena polos.Geovano menarik baju bagian pundak Alena dan menyeretkan kembali ke kamar. Membawa gadis itu masuk ke dalam walk in closet dan mencarikannya baju yang sekiranya ‘lebih baik’.“Selain tidak tahu nama makanan mahal paling tidak harus bisa berpenampilan menarik.”Alena diam saja melihat Geovano berpindah ke tempat satu ke tempat lain untuk mengambil beberapa set baju serta tidak lupa dengan aksesorisnya. Alena bukannya tidak bisa berpenampilan menarik, dia hanya menyukai sesuatu yang simple dan menggunakan banyak aksesoris atau tas mahal hanya akan membuatnya memiliki banyak keraguan. Ragu jika saja tiba-tiba dirinya dimaling kan tidak lucu apalagi semua barang hanya di ‘sewa’ kan saja kepadanya sebelum menemui tuannya. Ya … tuan dari semua barang wanita di rumah ini ada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status