Share

4

Author: Ryoum ei
last update Last Updated: 2025-04-17 10:10:39

Alena mengernyitkan kening. Jadi … Geovano mengajaknya ke rumah keluarganya?

Alena segera turun dan mengikuti pelayan yang menjemputnya. Bisa dilihatnya rumah mewah milik keluarga Geovano yang bahkan lebih luas dari rumah yang Geovano tinggali. Pria itu benar-benar kaya!

Alena tersenyum kaku begitu sampai di depan keluarga Geovano, sedangkan pria itu bahkan duduk santai dengan bermain ponsel.

“Menantu kita sangat cantik.”

Alena sangat kaku mendapatkan pujian dari nenek? Alena tidak yakin, tetapi melihat ke empat orang di sini wanita itu memang sudah berusia dengan rambut yang berwarna putih dan kerutan wajah yang terlihat jelas.

“Duduklah.”

Alena mengambil duduk di samping wanita ber-uban yang memberikannya isyarat. Pelukan hangat bisa dirasakan oleh Alena setelahnya, melihat senyuman ketiga orang yang terlihat tulus. Sangat berbeda dengan pria es yang duduk diujung sana.

“Siapa namamu?”

“Alena.”

Velonia, ibu Geovano tersenyum. “Nama yang cantik seperti orangnya.”

“Terimakasih, Nyonya.”

“Nyonya? Dia mertuamu, Sayang. Panggil dia ibu seperti Geovano.” Nenek Della memberikan penjelasannya, membuat Alena terasa semakin kaku berada diantara mereka.

“Geovano lupakan saja tentang Alisya. Dia mungkin punya alasan mengapa mengganti pengantin dengan Alena. Alena tidak kalah cantik dan baik. Ibu menyukainya.”

Geovano meletakkan ponselnya, menatap penuh pada Alena yang berada di dalam pelukan neneknya. Geovano tersenyum sinis.

“Orang yang ku cintai Alisya bukan dia,” tegas Geovano tanpa mencoba menyembunyikan apapun. Biarlah Alena tahu bahwa Geovano memang hanya mencintai Alisya meski telah menikah dengannya.

Hendrick, ayah Geovano mengangguk mengerti. “Untuk sekarang terserah kamu ingin mencintai siapa, tetapi jangan lupakan bahwa kamu dan Alena sudah menikah. Cinta bisa datang kapan saja, tetapi Geovano ….”

Geovano menatap ayahnya.

“Ada bagusnya ucapan ibumu. Alena baik dan cantik.”

“Baik dan cantik saja tidak cukup membuatku jatuh cinta, Ayah.”

“Benar. Memang benar bahwa baik dan cantik saja tidak bisa membuatmu langsung jatuh cinta. Akan tetapi, untuk sekarang Alisya bahkan meninggalkan dirimu saat pernikahan. Apakah dengan tindakannya yang seperti itu masih membuatmu merasa dihargai sebagai pria?”

Geovano diam.

“Asalkan kamu memperlakukan Alena dengan baik tidak jatuh cinta tidak masalah. Waktu masih panjang untuk saling mengerti. Alisya pasti juga sudah memikirkan konsekuensi dan berpikir panjang sebelum memutuskan meninggalkan dirimu.”

Velonia beralih menatap Alena yang diam saja sejak tadi. “Apakah dua hari ini Geovano memperlakukanmu dengan baik, Sayang?”

Alena melirik Geovano yang langsung mengalihkan pandangan. Ia mengangguk. “Cukup baik, Ibu.”

Velonia tersenyum. “Jika Geovano melakukan sesuatu yang membuatmu tersakiti hubungi aku. Aku akan memberinya pelajaran karena membuatmu menderita.”

Alena tersenyum tipis.

“Tolong jangan membuat Geovano tertekan, Ibu, Nenek dan Ayah. Aku juga merasa bersalah karena menggagalkan pernikahannya dengan Alisya, tetapi kami sudah setuju untuk melihat kebenarannya dulu.”

“Kalian menyelidiki Alisya?”

“Eum. Ini pilihan yang baik dan tidak akan membuat kami menyesal. Lagipula kami tidak saling mengenal, apalagi tiba-tiba menjadi pasangan. Rasanya sungguh canggung sekali, tetapi aku akan mencoba yang terbaik untuk mendukung Geovano.”

***

“Haruskah kamu mengatakan semua itu pada mereka? Menjengkelkan sekali.”

Alena mengambil duduk di ujung ranjang dan melepaskan heels-nya yang sudah membuat kakinya lecet seharian. “Jika tidak bagaimana rencanamu berhasil? Aku hanya tidak mau menyembunyikan apapun dari keluargamu. Terlebih, mereka adalah orang terbuka yang mau mendengarkan penjelasan kita.”

Geovano memijat pelipisnya. Tidak mengerti dengan pikiran Alena. “Kamu tidak melihat betapa mereka menyukaimu? Kamu ingin merebut kesempatan agar keluargaku lebih membelamu, begitu?”

Alena berjalan mendekati Geovano yang tidak tenang sejak keluar dari rumah keluarganya. “Apakah pikiranmu sungguh sedangkal ini tentangku?”

Geovano diam saja.

“Aku memang dari keluarga tidak mampu, tetapi harga diriku bahkan tidak bisa kau beli dengan mudah. Ingat satu hal, Tuan. Jika bukan karena terpaksa, aku juga tidak mau berada di sini dengan pria egois sepertimu.”

Geovano mengernyit sebelum kemudian terkekeh. “Tidak mau tetapi juga tidak pergi.”

“Aku ingin membersihkan nama ibuku dari semua tuduhanmu yang tidak berdasar.”

“Ah … sekarang kamu menyalahkanku dengan semua kejadian ini? Benar-benar wanita jalang.”

Alena menatap heran kepada Geovano. Meladeni Geovano dengan pikiran dangkal pria itu benar-benar menguras energy Alena. Gadis itu lebih baik segera menghindar daripada mereka terus beradu mulut tidak penting. Geovano benar-benar egois!

“Bertindaklah sewajarnya. Meski kamu istriku sekarang, aku tidak akan membiarkan kamu merebut posisi Alisya di depan keluargaku.”

Alena menoleh pada Geovano. “Mereka yang menyukaiku kenapa justru aku yang mendapatkan ancaman darimu?”

Geovano menarik lengan Alena dan mendorong tubuh gadis itu pada sisi tembok. Memberikan tatapan tajamnya dengan emosi yang siap meledak kapan saja.

“Aku memperingatkanmu baik-baik kali ini. Jika Alisya kembali, siap-siap saja pergi dari kehidupanku.”

Alena membuang wajahnya. Dirinya bahkan sudah tahu betul rencana seperti itu dari pikiran Geovano tanpa pria itu memperingati dirinya. Namun tetap saja rasanya sungguh menyedihkan menjadi orang yang bahkan tidak dibutuhkan oleh siapapun.

“Aku mengingatnya dengan baik.”

Geovano tersenyum sinis dan meninggalkan kamar Alena. Air mata Alena perlahan turun. Meski terlihat begitu berani di depan Geovano, nyatanya hati Alena tetap saja sakit melihat keadaan buruk yang menimpanya.

“Malang sekali nasibmu, Alena.”

***

Alena keluar dari kamar setelah Luna memanggilnya untuk turun makan malam. Tidak ada siapapun di ruang makan dan semua makanan masih utuh. Alena menoleh dan mendapati Luna, Mai dan Rose yang berdiri di belakangnya.

“Dimana tuan kalian?”

“Tuan tidak terbiasa makan bersama orang lain, Nyonya.”

Dia menghindariku atau apa?

Alena mengangguk mengerti. Ia segera makan dan tidak memperdulikan apapun. Lagipula dirinya di sini hanya menumpang dan mendapatkan pelayan yang bagus sudah lebih dari cukup untuk tetas waras akan keadaan mencekik untuknya.

“Kenapa kalian tidak pergi?”

Rose, Luna dan Mai saling pandang sebelum akhirnya Luna berbicara. “Tuan meminta kami untuk memastikan Nyonya makan dengan baik.”

Memintaku makan dengan baik dan dia menghindariku? Sungguh kekanak-kanakan!

Alena mengangguk mengerti. Segera menyelesaikan makannya. “Apakah ada wadah untuk membungkus makanan?”

Rose, Luna dan Mai saling pandang. “Untuk apa, Nyonya?”

“Berikan saja padaku.”

Mai segera mengambilkan beberapa wadah. Rose, Luna dan Mai melongo ketika Alena bahkan membungkus semua sisa makanan di meja lalu memasukkan mereka kepada tas lumayan besar.

“Aku akan pergi keluar sebentar. Jika tuan kalian mencariku katakan saja.”

Alena kemudian segera pergi, mengabaikan ketiga pelayan yang masih bingung dan menatap semua piring kotor di meja. Mereka segera memberesi meja daripada terus berpikir aneh-aneh terhadap Alena.

Sementara itu, Alena memberikan makanan pada beberapa orang yang berada di jalanan. Daripada membuang sisa makanan yang bahkan hanya dia makan beberapa lebih baik memberikan sisa masakan kepada orang lain yang lebih membutuhkan, bukan? Biarkan saja jika Geovano tidak senang asalkan Alena bisa menikmati waktunya keluar sendiri seperti saat ini.

“Nyonya keluar dari setengah jam yang lalu, Tuan.”

“Kemana dia pergi?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   5

    Rose menggeleng. “Saya tidak tahu kemana nyonya pergi.”Geovano mengangguk dan meminta Rose segera pergi. Alena benar-benar selalu mencari masalah dengannya. Tidak bisakah gadis itu berdiam diri dan menikmati semua fasilitas yang ada di dalam rumahnya tanpa melakukan sesuatu yang membuat Geovano berpikir?Geovano akan keluar saat melihat Alena memasuki ruang kerjanya. Melihat penampilan gadis itu yang hanya mengenakan pakaian kusut dan wajah tanpa make up sama sekali. Penampilan seperti itu dibuat keluar rumah? Mau mencoba menjadi pengemis jalanan?“Kenapa kau ke sini?”“Rose mengatakan padaku kau mencariku. Jadi, aku datang.”Geovano memberikan intruksi untuk Alena segera keluar. Gadis itu berbalik dan melangkah pergi, tetapi ketika berada di ambang pintu ia kembali menoleh. Melihat Geovano yang menatap ke arahnya dengan satu alis terangkat.“Maaf aku tidak bilang sebelum keluar.” Alena menutup pintu setelahnya, membuat Geovano mengernyit.“Wanita itu benar-benar!”Geovano kembali me

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   4

    Alena mengernyitkan kening. Jadi … Geovano mengajaknya ke rumah keluarganya?Alena segera turun dan mengikuti pelayan yang menjemputnya. Bisa dilihatnya rumah mewah milik keluarga Geovano yang bahkan lebih luas dari rumah yang Geovano tinggali. Pria itu benar-benar kaya!Alena tersenyum kaku begitu sampai di depan keluarga Geovano, sedangkan pria itu bahkan duduk santai dengan bermain ponsel.“Menantu kita sangat cantik.”Alena sangat kaku mendapatkan pujian dari nenek? Alena tidak yakin, tetapi melihat ke empat orang di sini wanita itu memang sudah berusia dengan rambut yang berwarna putih dan kerutan wajah yang terlihat jelas.“Duduklah.”Alena mengambil duduk di samping wanita ber-uban yang memberikannya isyarat. Pelukan hangat bisa dirasakan oleh Alena setelahnya, melihat senyuman ketiga orang yang terlihat tulus. Sangat berbeda dengan pria es yang duduk diujung sana.“Siapa namamu?”“Alena.”Velonia, ibu Geovano tersenyum. “Nama yang cantik seperti orangnya.”“Terimakasih, Nyonya

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   3

    “Ibu, kemana kakak? Dia belum kembali sejak kemarin.”Danastri, perempuan berusia 45 tahun itu mengambilkan sepotong paha ayam ke piring Freya sembari berujar, “Kakakmu mungkin tidak kembali. Makanlah. Ibu sudah berusaha menghubunginya tapi tidak kunjung dijawab.”Freya sedikit tidak percaya tapi ia mengangguk mengerti. Pikirnya, mungkin saudaranya itu tengah sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak bisa pulang. “Kakak mungkin sibuk.”Danastri tersenyum kecil dan kembali dengan makanannya. Mencoba mengabaikan pertanyaan Freya yang membuatnya juga khawatir akan sesuatu, namun pilihannya sudah bulat dan ia harus mengabaikan apapun yang terjadi.Suara ketukan pintu membuat Danastri dan Freya saling pandang. Kerutan pada kening keduanya jelas mengatakan kebingungan. Siapa yang datang dipagi buta?“Temanmu?”Freya menggeleng. “Hari ini sekolah libur dan tidak ada tugas. Tidak mungkin temanku berkunjung apalagi sepagi ini, kan?”Jawaban Freya membuat Danastri mulai bimbang dengan siapa tamu ya

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   2

    “Luna.”Pelayan yang baru saja keluar dari kamar majikannya itu menoleh dan mendapati pelayan utama yang memanggilnya. “Ya, Rose?”“Apa nyonya beristirahat?”“Ya, baru saja tertidur setelah melihat kami bekerja.”Rose tampak manggut-manggut dengan jawaban Luna. “Baiklah, kau bisa pergi.”Luna kemudian pergi meninggalkan Rose sendiri. Pelayan itu menatap ke arah pintu kamar yang tertutup. Senyumnya tersungging dengan langkahnya yang pasti.Suara derit pintu yang terbuka dengan perlahan membuat Alena yang baru saja akan terlelap kembali terjaga. Matanya mencoba tetap terpejam dengan suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Alena merasa ada yang aneh.“Kenapa juga tuan mau menikahi perempuan ini? Dia tampak tidak cukup baik dengan penampilan usang.”Alena mendengarkan meski ia menyetujui ungkapan seseorang itu.“Wajahnya memang cukup menarik tapi siapa yang tahu isi hatinya? Dia mungkin hanya membutuhkan uang tuan.”Satu pendapat Alena tentang seseorang ini. dia pasti sangat menyukai

  • Mr. Aldirge Replacement Bride   1

    Seorang perempuan dengan gaun putih pernikahan menjuntai berjalan di tengah ramainya tamu yang datang. Wajahnya tidak terlihat jelas dengan tudung yang menutup. Rambutnya tergerai dengan sebuah mahkota yang tertutup pula. Semua mata masih memandang, saling mengagumi dengan penampilan juga bertanya akan bagaimana rupa dari sang pengantin perempuan.Di depan sana, seorang pria dengan seulas senyuman memandang bagaimana wanitanya berjalan mengarah padanya. Begitu anggun dan tampak jauh lebih sempurna.Senyuman itu menghilang begitu saja begitu menyadari sesuatu. Matanya menyorot tajam pada cara berjalan serta bentuk tubuh yang sedikit kebesaran mengenakan gaun pengantin tersebut. Langkah perempuan itu semakin dekat, begitu pula dengan kernyitan pada kening sang pria.Dia … bukan wanitanya!“Siapa dirimu?!”Alena, gadis itu yang yang sejak tadi berusaha menahan diri untuk tidak kabur dari acara sacral ini gelisah. Pandangannya menyorot pada pria di depannya meski samar.“A-aku-”Pria itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status