Share

Mutiara Yang Ternoda
Mutiara Yang Ternoda
Penulis: anyelir imut

Mimpi Buruk Tiara

Pagi itu seperti biasa Tiara pergi ke pasar untuk belanja bulanan, namun kali ini dia membawa serta anak perempuannya yang masih umur empat tahun itu karena ibunya yang biasa menjaga anaknya itu sedang tidur jadi dia tak enak jika membangunkan beliau.

Saat dia sedang membeli buah-buahan tiba-tiba seorang copet mengambil dengan paksa tasnya. Dia panik karena si copet sudah kabur secepat dia datang. Anak digendongannya itupun menangis seolah bisa merasakan kepanikan ibunya itu.

"Copet! Tolong saya kecopetan!"

Tiara berteriak hingga membuat beberapa orang laki-laki berlari mencoba mengejar si copet yang entah sudah lari ke mana.

"Iya, sayang Nayla, cup cup cup iya, Mama udah nggak apa-apa kok. Sebentar lagi kita pulang ya, Nak. Iya, sayang cup cup cup udah jangan nangis lagi ya sayang," ucap Tiara yang menenangkan sang anak sambil sesekali menciumi pipi gembilnya agar berhenti menangis.

"Gimana, Dek? Udah ketangkep copetnya?"

Tiara menoleh menatap ibu ibu yang bertanya padanya itu. "Belum, Bu," sahutnya sedih.

"Semoga cepat ketangkap deh ya. Duh pagi-pagi sudah ada orang yang rusuh."

Tiara mengangguk. Dia berharap copetnya segera tertangkap karena bukan hanya uangnya saja yang penting di tasnya itu namun juga ada barang berharga lainnya di dalamnya.

"Permisi, tas ini punya siapa ya?"

Deg!

Tiara sangat mengenali suara itu. Dia pun menoleh dan dilihatnya seorang pria yang memakai kemeja berwarna biru tua itu. Dialah Andra. Melihatnya membuat jantung Tiara seperti berhenti berdetak dan dia terlihat ketakutan.

"Syukurlah tasnya sudah ketemu. Itu tasnya punya Adek cantik ini yang menggendong anak kecil," ucap ibu ibu tadi.

Andra pun menatap ke arah Tiara yang masih syok berat itu dan perlahan mendekatinya. "Kak Tiara, iya kan?"

Tiara membuang muka tak berani menatap pria tampan dan berbadan tinggi di depannya itu. Dia memeluk anaknya posesif seolah takut akan diambil oleh Andra.

Andra yang menyadari ketakutan di wajah Tiara itupun menghela napas. "Ini Kak tasnya dan copetnya juga udah diamanin sekarang jadi Kakak tenang aja ya," ucapnya lembut sambil menyerahkan tas itu kepada Tiara. Matanya lalu menatap anak perempuan cantik di gendongan ibunya yang cantik itu, menatapnya penuh rasa haru.

"Makasih," balas Tiara sambil menerima tas itu kemudian segera pergi dari sana meninggalkan Andra yang masih berdiri di sana sambil tersenyum tipis.

"Akhirnya aku bisa ketemu lagi sama kamu, Tiara," gumam Andra dengan seringai liciknya itu.

Sesampainya di rumahnya Tiara segera masuk ke dalam kamarnya setelah meletakkan belanjaannya itu di dapur. Rasa takut kembali menyerangnya dan tubuhnya bergetar hebat mengingat pertemuannya tadi dengan Andra. Anaknya sudah diurus oleh neneknya yang sudah bangun dari tidurnya.

Kenapa laki-laki itu bisa menemukannya di daerah tempat tinggalnya yang sekarang ini? Dari mana dia bisa tahu? Berbagai macam pertanyaan kini bermunculan di dalam pikirannya. Dia memejamkan matanya sambil menutupi telinganya rapat-rapat mencoba menghilangkan bayangan Andra dari benaknya.

Andra telah tumbuh menjadi pria yang tampan, tubuhnya tinggi kekar juga senyuman mautnya yang mampu menghipnotis perempuan manapun itu. Tiara menggeleng-gelengkan kepalanya menghilangkan laki-laki itu dari pikirannya.

Di lain tempat, terlihat Andra yang sedang sibuk memperbaiki mobil di bengkel. Dia memang bekerja di sana lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya di kota ini.

"Andra, kamu udah boleh istirahat sekarang. Nih, makan roti dulu," ujar sang bos sambil duduk di kursi dan memakan rotinya.

"Nanggung nih, bos. Bentar lagi selesai kok."

Bosnya tersenyum, salut dengan Andra yang memang gigih dalam melakukan pekerjaannya itu. Sudah dua minggu pria itu bekerja di bengkelnya dan membuat bengkelnya itupun laris manis karena keramahan juga tampangnya itu yang menjual. Terbukti sekarang kebanyakan kaum perempuan yang datang ke bengkelnya untuk cuci mata sambil menunggu mobilnya diservis oleh Andra. Tidak sia-sia dia menerima laki-laki itu yang datang ke bengkelnya untuk meminta pekerjaan.

"Oke," sahut sang bos.

Seperti biasanya Nita datang ke bengkel untuk menservis mobilnya, begitu dia turun dari mobil mewahnya itu dia langsung mencari-cari Andra. Dia tersenyum genit saat melihat laki-laki itu sedang sibuk memperbaiki mobil entah punya pelanggan yang mana. Dia pun mendekatinya sambil membenahi gaun seksinya ingin menarik perhatian Andra.

"Andra, kamu rajin banget deh. Jadi keliatan makin ganteng loh."

"Masa sih, Kak?" Andra terlihat biasa saja karena dia memang sibuk saat itu, bahkan menoleh ke arah wanita itupun tidak.

Nita tersenyum sambil memainkan rambut bergelombangnya yang tergerai indah itu. "Iya dong, makanya aku ini jadi betah kalau main ke sini karena ada kamu sekarang," balasnya.

"Bagus deh kalau gitu."

"Oh iya, kamu abis ini langsung aja ya benerin mobil aku ini tolong. Nanti aku kasih kamu tip yang lumayan banyak ok?"

"Aduh, maaf Kak. Kayaknya Kak Nita harus nungguin deh soalnya antrian lagi banyak," ucap Andra yang sejenak menghentikan pekerjaannya itu untuk menatap Nita dengan pandangan meminta maaf. "Nggak apa-apa ya Kak Nita nunggu dulu?"

Nita mengangguk pasti. "Iya deh nggak masalah. Aku betah kok mau nunggu di sini sampai berapa tahunpun asalkan ada kamu di sini," godanya sambil menyenggol bahu Andra.

Andra hanya tersenyum menanggapi sikap centil Nita padanya, dia sudah terbiasa akan hal itu. Menurutnya tidak masalah selama masih dalam batas yang wajar.

"Ya udah Kak Nita tunggu aja di sana, duduk biar nggak capek."

"Nggak ah, aku mau nungguin di sini deket kamu," balas Nita sambil tersenyum malu-malu.

"Ya udah kalau gitu," ucap Andra yang melanjutkan pekerjaannya.

"Kalau aku capek entar Andra gendong ya?"

"Ya nggak bisa gitu lah, Kak. Saya ini kan sibuk banget."

"Kamu ini gemesin banget deh, aku kan cuma bercanda aja tauuu," ucap Nita sambil mencubit pipi Andra saking gemasnya. Dia terkikik senang karena laki-laki itu sedikit meringis sakit.

Nita semakin senang berada di dekat Andra. Andra pria yang baik, ramah dan menggemaskan menurutnya. Dialah yang membuatnya selalu betah saat berkunjung ke bengkel.

"Kamu cantik banget, Tiara. Kamu harus jadi milik aku aja nggak boleh ada orang lain yang milikin kamu," bisik Andra sambil mengelus wajah cantik Tiara yang membuatnya terpesona itu. Dia tak peduli ketika melihat ketakutan yang sangat di wajah gadis itu.

"Biarin aku pergi, Andra. Please, Andra. Aku mohon banget sama kamu." Tiara memohon dengan sangat. Tubuhnya bergetar hebat di dalam pelukan maut laki-laki itu.

"Emangnya kamu mau pergi ke mana hm? Kamarku ini kan kamar kamu juga, sayang."

Tiara semakin ketakutan saat Andra mencium keningnya dengan begitu posesif.

"Jangan! Berhenti aku mohon jangan!"

Tiara segera terbangun dari tidurnya dengan napas yang tersengal-sengal dan keringat di wajahnya. Mimpi buruk itu ternyata kembali menghantuinya. Dia semakin merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya itu. Dia terkejut mendengar suara tangisan anaknya dari kamar sebelah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status