Share

Kembali Bertemu Di Bengkel

"Andra?" panggil si bos bengkel pada Andra yang sedang tiduran di kolong mobil yang sedang dia servis itu.

"Iya Bos?" Andra pun keluar dari kolong mobil kemudian menghampiri bosnya itu.

"Nih uang gajian buat kamu," ucap bosnya sambil memberikan amplop yang berisi uang kepada Andra. Andra menerimanya dengan bingung.

"Kan saya baru kerja belum lama kok udah digaji aja, Bos?" tanya Andra. Dia khawatir jika dia akan dipecat oleh bosnya. Tapi kenapa ya? Apa kerjanya buruk? Ah tidak mungkin. Bukannya mau sombong tapi sejak dia bekerja di sini kan si bosnya sendiri yang mengatakan padanya kalau dia itu sudah membuat bengkel semakin laris manis. Mana mungkin dia dipecat.

Bosnya tersenyum. "Justru karena itu, Ndra. Kerjaan kamu itu bagus jadi saya kasih aja gaji kamu sekarang. Dan lagian kamu kan masih baru tinggal di kota ini jadi pasti lebih butuh uang untuk kamu bayar uang kos, buat makan dan lain-lain."

Andra terharu mendengarnya, dia tersenyum tulus. "Makasih, Bos."

Bosnya mengangguk. "Iya, itu juga karena saya salut sama kamu."

"Saya kerja gini kan biar bisa beli susu buat anak saya," sahut Andra keceplosan. Dia langsung malu saat mendengar bosnya tertawa.

"Kamu ini ada-ada aja sih? Masih sendiri kok udah ngomongin anak segala."

"Bercanda aja, Bos," sahut Andra yang kemudian mencoba tertawa.

"Ya udah, saya ke dalem dulu ya."

"Iya, Bos." Andra menganggukkan kepalanya melihat bosnya itu pergi. Kemudian pemandangan di depan sana membuatnya kesal. Dilihatnya Tiara yang menggendong Nayla sambil turun dari mobil. Wanita itu tertawa bersama Raka yang menyusulnya turun. Tanpa sadar Andra mengepalkan tangannya melihat kedekatan mereka berdua. Seharusnya dia yang ada di posisi Raka!

"Papaaaa..." seru Nayla yang heboh sambil melompat-lompat senang di gendongan ibunya karena melihat Andra.

Amarah Andra lenyap melihat Nayla, dia tersenyum senang karena ternyata anak itu masih mengenalinya dan memanggilnya Papa. Hatinya menghangat.

"Iya, Nayla sayang? Papa di sini," jawab Raka yang belum menyadari keberadaan Andra karena dia sibuk memeriksa ponselnya.

"Papaaaa...."

"Kamu kenapa sayang?" tanya Tiara yang bingung dengan anaknya itu. Dia kemudian menciumi pipi Nayla membuat anaknya itu terkikik senang. "Manggil-manggil Papa terus, Papa kan lagi sibuk. Kamu sama Mama aja ya?"

Nayla mengangguk patuh kepada ibunya.

"Gitu dong anak pinter. Nayla anak Mama yang pinter."

"Nayla pinter ya Ma?"

"Iya dong, sayang." Tiara kembali mencium pipi Nayla membuat anaknya kembali terkikik senang.

"Sebentar ya, Nayla sayang. Papa lagi balesin sms ini."

Barulah Tiara menatap ke depan dan menyadari keberadaan Andra di sana. Dia terlihat kembali ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang Raka membuat Nayla menatapnya bingung.

"Mas, kita servis mobilnya di tempat lain aja yuk!"

"Emangnya kenapa? Kan di sini yang paling deket, lagian kita udah sampai di sini kok nggak enak kalau kita nggak jadi servis mobil di sini," balas Raka yang masih sibuk mengetik di ponselnya itu.

"Pokoknya kita jangan di sini." Tanpa berlama-lama lagi Tiara pun segera masuk kembali ke dalam mobil sambil diiringi seruan Nayla yang memanggil Andra dengan panggilan Papa.

Barulah Raka menyadari sikap Tiara setelah dia selesai mengetik sms dia kemudian melihat Andra yang duduk santai di sana menatap Tiara dan Nayla. Pantas saja sikap istrinya menjadi seperti itu. Dia pun segera menyusul masuk ke dalam mobil tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Andra yang terlihat sedih itu.

"Lah kenapa kok orang yang barusan itu nggak jadi servis di sini?" tanya si bos yang baru saja keluar dari dalam rumahnya itu dan heran melihat mobil Raka telah pergi.

"Nggak tau juga saya, Bos," sahut Andra yang murung.

"Kamu kenapa kok galau gitu? Baru putus sama pacar?" Bosnya tertawa jahil.

Andra menggeleng. "Nggak lah, Boss. Saya baik-baik aja kok."

"Yang bener?"

"Iya."

"Ya udah, kalau kamu capek istirahat dulu aja. Nanti lanjutin lagi!"

"Makasih, Bos."

Si bos pun mengangguk.

Setelah sampai di rumah Raka dan Tiara pun masuk ke dalam kamar mereka. Nayla sudah ikut dengan neneknya entah pergi ke mana.

"Kamu udah tau kalau Andra tinggal di sekitar sini?" tanya Raka hati-hati. Tidak ingin menyinggung istrinya itu.

"Tolong jangan sebut nama dia, Mas. Nggak sudi aku dengernya," sahut Tiara dingin.

Raka menghela napas. "Iya, ya udah maafin aku ya, Ra. Kamu udah tau dia di sini?"

"Iya, tapi mau diapain. Aku mah bodo amat aja."

"Tapi dia nggak ganggu kamu kan?"

"Ya gitu deh."

"Gitu gimana?"

Tiara membaringkan tubuhnya di kasur. "Udah ah, Mas. Jangan bahas tuh orang lagi. Males banget aku."

Raka mengangguk mengerti. "Ya udah aku mau keluar sebentar. Kamu istirahat aja."

"Iya." Semoga setelah ini Raka tidak punya pikiran yang macam-macam deh. Pikir Tiara was-was, takut suaminya akan kecewa atau malah meninggalkannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status