Share

Mutiara yang Tersia-siakan
Mutiara yang Tersia-siakan
Penulis: Aurora

Bab 1

Penulis: Aurora
"Saya ingin bercerai."

Pada tahun keempat pernikahan, Pearly Scott memutuskan untuk mengakhiri rumah tangganya.

Namun, pengacara di depannya sepertinya mengira dirinya datang hanya untuk membuat keributan. Pengacara itu mengangkat alisnya dan berkata, "Adik Kecil, perceraian bukanlah perkara sepihak."

Pearly paham kalau pengacara itu tidak menganggapnya serius.

Bagaimanapun juga, Pearly baru saja pulang kuliah, dia masih mengenakan sweter dan celana jeans saat datang. Sama sekali tidak terlihat seperti orang yang hendak mengajukan gugatan cerai.

Namun, dia sudah menyiapkan semuanya. Pearly berkata dengan tenang, "Anda hanya perlu menyusun draf perjanjian perceraian yang profesional. Saya akan memastikan suami saya menandatanganinya."

Pearly dan Kayden Stewart tidak memiliki anak. Dia juga tidak menginginkan harta gono-gini sama sekali. Perjanjian perceraiannya sederhana, hanya dua lembar kertas.

Begitu masuk rumah, hidungnya langsung diserbu oleh bau menyengat.

Pearly memandang ke arah sumber bau. Lilly Pearce dan Kayden sedang memakan pete, di atas meja juga ada setengah durian.

Entah apa yang mereka bicarakan, keduanya tertawa hingga hampir bersandar satu sama lain.

Saat Kayden menyadari Pearly berdiri di depan pintu, dia segera menahan ekspresinya, lalu bertanya dengan nada serius, "Pearly, kapan kamu pulang? Aku hanya memesan dua porsi. Kamu mau makan apa? Aku akan memesankannya untukmu."

"Nggak usah, aku sudah makan di kampus."

Pearly melirik pete itu, lalu menundukkan pandangannya.

Selama ini, Pearly tidak pernah berani makan makanan berbau menyengat, karena Kayden punya sinusitis. Katanya, dia tidak suka mencium bau aneh di rumah.

Pearly mengeluarkan surat perjanjian perceraian dari tasnya.

Dia menyodorkan sebuah pena pada Kayden dan berkata, "Kampus membutuhkan tanda tangan anggota keluarga untuk surat pernyataan tanggung jawab keselamatan. Tolong tanda tangani untukku."

Pearly adalah seorang yatim piatu, sementara Kayden adalah suaminya. Dia memang satu-satunya keluarga Pearly.

"Biar kulihat dulu."

Kayden sedikit mengernyit, lalu mengulurkan tangan untuk menerima dokumen itu.

Pearly tidak menyangka dia ingin membaca dengan teliti. Selama ini, Kayden jarang memperhatikan urusannya. Apalagi sejak sebulan terakhir, setelah Lilly bercerai dan kembali ke negara ini, perhatian Kayden padanya makin berkurang.

Pearly menggenggam erat surat perjanjian perceraian itu. Tubuhnya kaku, dia bingung apakah harus memberikannya sekarang atau tidak.

"Kayden, apa-apaan kamu ini?"

Lilly membuka bibir merahnya, lalu bercanda sambil menepuk Kayden. "Kamu terlalu jaim di depan Pearly, wajahmu seperti mau menerkam orang. Pearly sampai ketakutan melihatmu."

"Begitukah?"

Kerutan di dahi Kayden seketika menghilang. Dia menerima dokumen dari tangan Pearly dengan tatapan penuh senyum, lalu menandatangani dengan indah pada bagian yang ditunjukkan Pearly.

Dalam hati, Pearly menghela napas lega, tetapi segera terlintas sebersit ejekan pada dirinya sendiri.

Kayden hanya bersikap hati-hati dan serius di hadapannya. Namun, ketika ada Lilly di sampingnya, kewaspadaannya lenyap, dia tampak begitu santai.

Padahal, kalau saja Kayden mau melihat lebih teliti, dia pasti tahu bahwa itu bukan surat pernyataan tanggung jawab, melainkan perjanjian perceraian.

Namun, Kayden sibuk menanggapi gurauan Lilly. "Aku hanya menganggap Pearly sebagai adik. Sebagai kakak, tentu saja aku harus lebih tegas."

Hanya menganggapnya sebagai adik?

Gerakan Pearly seketika terhenti. Dalam hati Pearly berpikir, dulu, setiap malam ketika Kayden menindihnya, terengah-engah sambil memeluknya erat ke dalam pelukannya, bukan ini yang Kayden katakan.

Orang tua Pearly sudah lama tiada. Setelah Profesor Jimmy mengetahui keadaan keluarganya, beliau sering mengajaknya makan di rumah dengan alasan membantunya merapikan data.

Lama-kelamaan, Pearly pun berkenalan dengan putra Profesor Jimmy, Kayden.

Profesor Jimmy adalah pakar klinis terkemuka, tetapi putra tunggalnya, Kayden tidak menekuni dunia kedokteran. Sejak kuliah, dia sudah mendirikan studio game sendiri. Belum genap tiga puluh tahun, Kayden telah menjadi bintang baru yang kerap muncul di majalah keuangan.

Wajah tampan yang disertai aura kekayaan membuatnya menjadi idola banyak gadis muda. Pearly pun tidak terkecuali. Setelah beberapa kali berinteraksi, hati Pearly mulai berdebar tidak karuan.

Namun, karena menyadari perbedaan status mereka, Pearly selalu menyembunyikan rasa sukanya. Bahkan ketika duduk semeja dengan Kayden, dia tidak berani menatapnya dengan leluasa.

Sampai empat tahun lalu, ketika Profesor Jimmy dan istrinya bepergian bersama, mereka meminta Pearly mengantar sebuah berkas ke rumah.

Malam itu, setelah dia mengirimkan paket dan hendak pergi, Kayden yang mabuk berat tiba-tiba masuk dan langsung menubruknya.

Kayden menerjangnya dengan agresif. Pearly tidak benar-benar menolaknya. Keduanya bergumul hingga ke atas tempat tidur, lalu Kayden meninggalkan bekas gigitan kasar di bahunya.

Kayden berkata dengan suara mabuk bercampur keluhan, "Kamu jelas tahu aku menyukaimu!"

Belakangan, Pearly baru tahu bahwa di hari itu, Lilly menikah kilat dengan seorang pria asing.

Hanya saja saat itu, dia sama sekali belum pernah mendengar nama Lilly.

Saat itu, Pearly sangat gembira, dia mengira cintanya akhirnya mendapat balasan. Dalam gelap, dia menyerahkan seluruh dirinya.

Keesokan harinya, istri Profesor Jimmy pulang dan mengetahui kejadian tidak senonoh itu. Di hadapan keduanya, dia langsung meminta Kayden berjanji untuk bertanggung jawab.

Begitu usia Pearly mencapai batas legal, mereka pun resmi menikah.

Empat tahun terakhir, karena Kayden yang sibuk dan Pearly yang tinggal di asrama, keduanya jarang bersama. Ketika Kayden bersikap dingin, Pearly selalu mengira itu adalah watak aslinya.

Pearly rela memberi tanpa menuntut balasan.

Sebulan lalu, Pearly memesan restoran mewah untuk merayakan hari pernikahan mereka yang keempat sekaligus ulang tahunnya yang ke-24, dengan menggunakan uang beasiswanya.

Demi hari itu, Pearly sudah janjian dengan Kayden sejak dua minggu sebelumnya, bahkan berulang kali mengonfirmasi dengan sekretarisnya.

Kayden juga berjanji pasti akan datang. Namun, malam itu Pearly menunggu hingga restoran tutup, sementara telepon Kayden tidak bisa dihubungi.

Setelah diusir keluar oleh pelayan, Pearly melihat berita kecelakaan di dekat situ melalui ponselnya. Hatinya langsung panik.

Dia berlari ke semua rumah sakit di sekitar dalam waktu dua jam, tetapi tidak juga menemukan sosok Kayden. Akhirnya, dia berhasil menghubungi Theo Simpson.

Theo adalah salah satu dari sedikit orang yang mengetahui hubungan mereka. Dia berkata heran, "Kayden nggak memberitahumu? Hari ini Lilly pulang ke negara ini, Kayden sedang mengatur pesta penyambutan untuknya di hotel."

Pearly sama sekali tidak pernah mendengar nama Lilly dari mulut Kayden. Setelah tiba di hotel dan melihat langsung, dia baru tahu ternyata influenser perjalanan Lilly yang selalu diperhatikan Kayden adalah Lilly ini.

Saat tiba di pintu ruang perjamuan, dia melihat sekelompok teman lama sedang bermain game. Di tengah sorak-sorai, Kayden mengangkat Lilly seperti seorang putri dan menghabiskan segelas penuh anggur dalam sekali teguk.

Belum pernah Pearly melihat Kayden sebahagia itu.

Pearly menerobos masuk, berharap Kayden memberinya penjelasan yang masuk akal. Namun, wajah Kayden hanya memancarkan canggung saat melihatnya. Lalu, dia memperkenalkan Pearly kepada yang lainnya.

"Dia adik sepupuku."

Saat itu juga, Pearly akhirnya menyadari bahwa dirinya tidak pernah benar-benar masuk dalam kehidupan Kayden.

Melihat Kayden dan Lilly dengan kompak saling menukar lauk di piring mereka, Pearly menggenggam erat perjanjian perceraian di tangannya.

Setelah masa jeda tiga bulan berakhir dan akta cerai berada di tangannya, Pearly akan pergi. Pergi meninggalkan Kayden yang sejak awal tidak pernah menjadi miliknya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 25

    Tiga tahun kemudian...Kayden kembali menjejakkan kaki di Benua Arreca.Kali ini, dia datang sebagai tamu undangan untuk menghadiri peresmian posko baru tim medis yang bertugas memberikan bantuan di Arreca.Selama tiga tahun terakhir, dia selalu rutin menyumbang atas nama perusahaannya. Saat ketua tim senior menjemputnya di bandara, dia berkata, "Pak Kayden, berkat bantuan Anda, kondisi tim medis kami tiga tahun belakangan ini sangat membaik. Kami juga bisa memberi kontribusi besar pada perkembangan dunia medis di sini. Semua ini berkat Anda.""Ah, nggak juga. Dedikasi para dokterlah yang paling penting. Saya hanya melakukan sedikit upaya."Setibanya di posko, dari kejauhan Kayden langsung melihat sosok anggun berdiri tegak di depan pintu.Setelah tiga tahun tidak bertemu, Pearly memanjangkan rambutnya. Helaian rambutnya berkibar tertiup angin, seperti sebuah lukisan.Kayden tidak sadar terhanyut dalam pandangan itu...Namun tiba-tiba, bayangan seorang pria yang menggendong anak kecil

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 24

    Pearly hanya meminta cuti satu minggu dari timnya. Begitu kembali ke hotel setelah menghadiri pemakaman Profesor Jimmy, dia segera menyalakan laptop dan mulai menyusun artikel pembelaan diri.Akta nikah dan surat cerainya dengan Kayden, garis waktu kepulangan Lilly ke dalam negeri, hasil pemeriksaan kehamilan, serta seluruh catatan percakapan dengan Profesor Jimmy dan istrinya selama beberapa tahun terakhir.Satu per satu, semua hal ditulis oleh Pearly dengan cermat.Tentu saja, ditambah bukti penting yang diperoleh dengan bantuan Drake.Kali ini, karena khawatir terjadi sesuatu pada Pearly di perjalanan, Drake juga mengambil cuti untuk ikut kembali ke negara ini. Pearly tidak menyangka Drake juga menguasai beberapa teknik peretasan.Begitu kembali ke negara ini, dia langsung membantu Pearly melacak orang pertama yang menyebarkan foto-foto itu, yaitu Lilly.Kemampuan menulis Pearly memang luar biasa. Dia menggabungkan semua bukti tersebut menjadi artikel panjang dan pagi-pagi sekali me

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 23

    "Gelang itu adalah peninggalan ibu. Sekarang, Pearly sudah pergi dariku, aku akan mengambil kembali gelang itu dan menguburnya bersama ayah..."Penyesalan Kayden seperti gunung besar yang menekan dadanya hingga sulit bernafas.Hatinya kacau balau. Saat hendak meminta gelang itu dari Lilly, dia malah diberi tahu bahwa Lilly jatuh dari gedung dan kini terbaring di ICU dalam kondisi kritis.Serangkaian kejadian tidak terduga membuat Kayden kehilangan semua tenaganya. Dengan perasaan kalut, dia mempersiapkan pemakaman untuk ayahnya.Asisten menyerahkan potongan-potongan gelang itu tiga hari kemudian.Pada hari pemakaman, Kayden mengantar pergi tamu satu per satu dengan perasaan hampa.Semua orang mengingatkannya bahwa masa lalu tidak bisa diubah dan Kayden harus terus menatap ke depan.Namun, Kayden tidak mampu...Setelah semua tamu pergi, dia bersandar pada foto ayahnya, lalu merosot duduk ke lantai seakan kehilangan seluruh tenaga.Tangannya membelai potongan gelang giok itu. Setiap bagi

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 22

    Lilly tidak percaya Kayden akan mengabaikan nyawanya, tetapi Kayden sama sekali tidak menoleh.Dia hanya berkata dingin, "Sudah kukatakan, urusanmu kelak nggak ada hubungannya denganku.""Kayden!"Lilly seketika panik. Dia berusaha mengejar Kayden yang hendak pergi, tetapi pagar besi tua di bawah kakinya tiba-tiba tidak sanggup menahan berat tubuhnya dan patah."Ah!"Lilly menjerit dan jatuh dari gedung.Awalnya, dia hanya ingin menakuti Kayden, bukan benar-benar melompat. Namun, di detik Lilly jatuh, Kayden menumpahkan air mata penyesalan.Orang yang tengah memasuki lorong gedung itu mendengar teriakan Lilly dan ingin menoleh, tetapi sebuah panggilan dari sanatorium membuatnya tidak sempat memperhatikan Lilly lagi.Ayah sudah tiada!Kayden tidak berdaya saat tiba di sanatorium. Para staf telah memanggil petugas pengurus jenazah untuk merias penampilan terakhir ayahnya."Bagaimana bisa jadi seperti ini?"Kayden terus memeriksa nadi Profesor Jimmy yang sudah berhenti. Meskipun kondisi a

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 21

    Di Kota Bliyle, saat ini Kayden sedang memarahi sekretarisnya dengan penuh amarah."Aku sudah memintamu menghubungi divisi humas untuk menghapus komentar, kenapa pembahasan buruk tentang Pearly masih begitu banyak?"Sekretaris menjawab dengan hati-hati."Tuan Kayden, makin banyak yang kita hapus, emosi warganet justru makin memanas. Mereka mengatakan Nona Pearly nggak berani bertanggung jawab, dan malah diam-diam mengendalikan opini publik di belakang."Kayden menahan amarahnya dan berkata, "Kalau begitu aku sendiri yang akan meluruskan rumor itu! Aku dan Pearly adalah pasangan yang sudah menikah secara resmi!""Tuan Kayden, kalau begitu citra Anda dan Nona Lilly mungkin akan tercoreng.""Kalau memang begitu, biarlah..."Kayden menekan pelipisnya, dia tidak berani membayangkan betapa hancurnya hati Pearly saat melihat gosip di internet itu terus berkembang.Dia memberi perintah kepada sekretaris. "Bantu aku atur perjalanan ke Ginea, Benua Arreca. Harus secepatnya!" Dalam situasi sepert

  • Mutiara yang Tersia-siakan   Bab 20

    Setelah siaran berakhir, butuh waktu cukup lama bagi Pearly untuk akhirnya mengerti duduk perkara sebenarnya.Ternyata, ada seseorang yang menyebarkan foto Kayden berhenti di depan gerbang kampus untuk menjemputnya, juga rekaman kamera pengawas saat dia kembali ke rumah Kayden.Sebelumnya, pemberitaan di internet tentang Pearly selalu menyebutkan bahwa dia adalah yatim piatu miskin dari desa.Seorang mahasiswa miskin bisa berhubungan dengan CEO perusahaan game, bahkan keluar masuk kompleks perumahan mewah. Tentu saja, hal ini langsung membuat banyak orang berspekulasi.Ditambah lagi, seorang penggemar yang jeli langsung menemukan bahwa Kayden adalah pria yang dulu pernah Lilly pamerkan diam-diam.Dalam sekejap, Pearly pun dilabeli warganet sebagai pelakor yang ingin naik derajatnya.[Aku bekerja di rumah sakit, aku bisa membuktikan bahwa beberapa waktu lalu ketika Nona Lilly dirawat inap, Tuan Kayden yang menemaninya dan merawatnya sendiri!][Pantas saja waktu itu Lilly ingin melakukan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status