Home / Romansa / My Bad Boss / Bab 05, Alfian Toro Lucius.

Share

Bab 05, Alfian Toro Lucius.

Author: Relaxaaaid
last update Last Updated: 2021-08-23 14:35:13

Happy Reading!!

No Bully!!

No Edit!!

Author pov on.

"Deeva!!" teriak Xaiver menggelegar di ruangannya, membuat Deeva harus menutup telinganya sendiri.

"Mr.Maximilian Anda memanggil Saya?" tanya Deeva sedikit gugup, ia takut jika bosnya itu ngamuk padanya.

Barusan ia melihat boss-nya itu habis ngamuk ngamuk sama salah satu karyawan yang kurang beruntung, entah karena apa Deeva juga tidak tau karena ia hanya melihat itu semua dari balik pintu kaca ruangannya.

"Tidak!!" sungut Deeva kesal.

Deeva pun mulai berbalik hendak menuju ruangannya, namun langkahnya berhenti saat mendengar ucapan Xaiver.

"Hei! Jangan pergi!"

"Mmm,."

"Huh!"

"Ya."

"Duduk."

Deeva duduk di kursi depan Xaiver dengan menunduk takut, lebih baik ia langsung di pecat saja dari pada harus kena kemarahan sang boss, batinnya.

Sudah dua minggu Deeva bekerja pada perusahan Maximilian Corp sebagai sekertaris pribadi Xaiver dan itu cukup membuat Deeva sedikit tau tentang bossnya itu.

Ya setidaknya Deeva tau keseharian boss-nya saat di kantor... setiap hari Deeva harus mendengar suara menjijikan dari dua lawan jenis yang sedang berbuat yang menurut Deeva menjijikkan. Bercinta di kantor dengan perempuan yang berbeda setiap hari, apa itu tidak menjijikan? Batin Deeva.

"Kemana saja jadwalku hari ini?" tanya Xaiver.

"Hah."

"Jadwalku hari ini kemana saja!" ucap Xaiver sedikit kesal karena Deeva yang sedikit lola (loding lama)

"Uhm, nanti setelah makan siang, tepatnya jam satu siang, Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph dan sore harinya ada meeting dengan para dewan direksi." ucap Deeva mencoba mengingat, karena ia tidak membawa tablet catatannya.

"Kau yakin?"

"Tentu, Mr.Maximilian."

"Huh, begitu ya.... Aku sangat mengantuk dan lelah, kau periksa semua dokumen ini. Jangan lupa siapkan segala hal yang harus digunakan untuk pertemuan dengan Arabella." ucap Xaiver merasa badannya sangat lelah dan butuh istirahat karena semalaman dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Deeva mengambil semua kertas kertas di atas meja, ia berpikir akan mengerjakan itu semua di ruangannya sendiri.

"Mau kemana kau?"

"Ke ruangan saya, Mr.Maximilian."

"Kerjakan saja di sini, aku akan tidur di sofa."

Deeva mengangguk dan kembali duduk untuk memeriksa kertas kertas putih itu.

'Banyak sekali...' keluh Deeva setelah lima belas menit berkutat pada dokumen dokumen itu.

"Sudah jam istirahat, sebaiknya aku makan siang dulu kali ya." guman Deeva pada dirinya sendiri seraya melirik jam yang menempel pada pergelangan tangan kirinya.

"Ahh..."

Suara desahan seorang perempuan di belakangnya, membuat bulu Lengan Deeva langsung meremang seketika.

Deeva langsung mendelik kesal saat ia melihat kearah belakangnya, atau lebih tepatnya kearah sofa. Di sana ada Xaiver yang sedang memangku seorang perempuan tengah berciuman.

"Katanya tadi mau tidur." ucap Deeva menatap Xaiver yang sedang bercumbu dengan seorang perempuan dengan kesal.

Ini kedua kalinya ia harus melihat hal yang tak sepantasnya dirinya lihat! Karena biasanya selama Xaiver sedang bersama teman perempuan-nya, Deeva tidak pernah keluar dari ruangannya. Ya walau ia masih bisa mendengar suara mereka, tapi setidaknya tidak melihat kan?

Sepertinya Xaiver tidak menyadari jika Deeva diam diam keluar dari ruangannya.

Deeva berjalan keluar ruangan Xaiver seraya menggerutu kesal. Bahkan ia sampai mengabaikan sapaan Rossa dan terus berjalan hingga ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Awh!" 

Pekiknya saat bokongnya menyentuh lantai yang keras itu...

"Aduh... sakit." ucapnya tidak menyadari seseorang yang barusan Deeva tabrak sedang memerhatikannya.

Author pov end.

Deeva pov on.

Aku mengusap pantatku yang baru saja berciuman dengan lantai, sakit sekali. Ahh, ini kedua kalinya selama dua mingguan berkerja di sini aku terjatuh dengan posisi yang sama. Hmm, aku tidak perlu menyebutkan bagaimana posisiku saat jatuh karena itu aku sudah mengatakannya di bab sebelumnya.

Sial memang!

Double sial...

Pertama aku untuk yang kedua kalinya harus melihat perbuatan menjijikan Mr.Maximilian dengan perempuan panggilannya itu.

Dan yang kedua aku terjatuh karena tidak sengaja di tabrak orang atau aku yang telah menabraknya aku tidak tau...

Tunggu! Tadi aku bilang, aku menabrak orang?

Buru buru aku mendongak dan menemukan seorang pria tampan sedang tersenyum seraya mengulurkan tangannya padaku.

"Maaf, aku tidak sengaja."

Aku menerima ulurannya tangannya, setelah aku berhasil berdiri dan membersihkan sedikit pakaianku yang mungkin saja terkena debu, tidak lupa juga membenarkan kaca mataku yang sedikit merosot.

"Apa Kau tidak apa-apa?" tanya seseorang tadi masih di depanku.

Aku menatapnya lalu tersenyum. "Tidak, maafkan saya tadi yang tidak melihat jalan." ucapku.

Well pria ini tampan, yo bisa di bilang sangat tampan. Walau sebenarnya masih tampan Mr.Maximilian, kalau dia sedang duduk manis tanpa berbuat apa apa.

Uh kenapa aku malah membandingkan mereka?

"Apa kau baik baik saja?" tanyanya mengibas kan tangan kanannya di depan wajahku.

Membuat wajahku memas karena malu.

"Saya-saya baik baik saja, Mr..."

"Alfian. Namaku Alfian, tidak ada embel embel Mr." ucapnya memotong perkataanku.

Aku tersenyum lalu mengangguk canggung...

"Apa kau pegawai baru?" tanya Mr... maksudku tanya Alfian seraya memerhatikanku dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Ya begitulah, saya baru bekerja dua minggu lalu dengan di perusahaaan Maximilian Corp." ucapku.

Alfian mengunggak-anggukkan kepalanya. "Oh, sebagai apa?"

Ini lelaki kepo banget sih!

"Sekretaris...

"Pribadi."

Alfian memotong ucapanku yg belum selesai, hobi sekali memotong ucapan orang!

"Ya." balasku tersenyum.

Aku melihat Alfian yg kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Uh sudah mirip seperti hewan bertelinga panjang yang memakan wortel saja kalau dia terus terusan menganggukkan kepalanya.

"Apa Xaiver ada di dalam?" tanya Alfian.

"Ya, tapi dia sedang--"

"Baiklah jangan di lanjutkan aku sudah tau apa yang dia lakukan." 

Tuh kan dia memang punya hobi memotong ucapan orang lain...

Jika kalian bingung siapa itu Xaiver Aku akan memberitahukan kalian siapa itu Xaiver. Oke, Xaiver itu adalah Mr.Maximilian, nama lengkapnya adalah Xaiver Narendra Maximilian Nama yang keren, seperti orangnya. Tapi tidak dengan sifatnya yang suka gonta ganti teman tidur.

Aku tau itu tidak penting, tapi setidaknya aku sudah memberitahukan kalian 'kan siapa tau kalian membutuhkannya.

"Jadi apa Anda ingin bertemu Mr.Maximilian?" tanyaku.

"Tidak!" balasnya cepat dengan gelengan kepala.

"Eh?"

"Maksudku tidak untuk saat ini, aku tidak mau mengganggu aktivitasnya." balasnya seraya tersenyum menyeringai, seperti Mr.Maximilian saja!

"Baiklah, Anda bisa menunggu di sofa itu. Saya permisi dulu." ucapku menunjuk sebuah sofa yang terletak di samping meja kerja Rossa.

"Tunggu!"

Aku mengurungkan niatku untuk melangkahkan kakiku dan berbalik kembali melihat Alfian.

"Maaf, ada apa?" tanyaku hati hati.

"Kau mau kemana?"

Sepertinya aku tadi sudah bilang ya kalau Alfian itu orangnya kepo!

Aku mencoba untuk tersenyum semanis mungkin lalu menjawab. "Saya ingin ke restoran sebelah untuk makan siang."

"Aku tau restoran yang lumayan enak di dekat sini, ayo ikut aku saja."

Alfian langsung menarik tanganku, tanpa menunggu jawabanku terlebih dahulu. Dasar menyebalkan!

Bersambung.

Bagaimana masih suka?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
widji dewi utami
keren novelnya! semakin kita baca,makin dibuat penasaran! recomended utk dibaca......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • My Bad Boss   Bab 47, End ... Vano Mau Adik Banyak Banyak!

    [ Bab 47, End ]Happy Reading!!No Bully!!***[ Xaiver Narendra Maximilian ]"Sayang kenapa kau tidur di sini?""Uh aku ketiduran lagi ya.""Sudah kubilang, jangan menungguku.""Tapi--""Sstt maaf kalau beberapa bulan ini aku terlalu di sibuk. Tapi ini yang terakhir kok."Aku mengecup bibir Adeeva sekilas dan membawanya ke kamar. Adeeva tertidur di sofa ruang tamu karena menungguku pulang kerja, padahal aku sudah mengatakan akan pulang larut malam. Tapi Adeeva masih tetap menungguku pulang, hingga ia ketiduran di sofa.Beberapa bulan terakhir ini aku memang agak sibuk, selalu berangkat pagi pulang malam. Aku bahkan jarang bertegur sapa dengan Vano dan Sherlin saking sibuknya."Kau sibuk sekali ya?" tanya Adeeva saat aku membaringkan tubuhnya di kasur.&nb

  • My Bad Boss   Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian

    [ Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian ] Happy Reading !! No Bully!! Sorry for Typo!! *** [ Adeeva Adelia ] Aku tersenyum melihat Baby Vano yang berlari kearahku dan langsung memeluk kakiku dengan erat... "Maaa..." rengeknya minta ku gendong. Aku berjongkok dan mengangakat tubuh mungilnya itu ke dalam gendonganku. "Sayang, katanya tadi minta susu." ujar Xaiver yang berjalan ke arah kami dengan memegang botol susu. Baby Vano malah menyembunyikan wajahnya di pundakku sambil menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mau susu yang di bawa Xaiver. "Maaf sudah merepotkanmu ..." Xaiver menggeleng dan tersenyum lembut padaku, "aku tidak merasa di repotkan." katanya setelah mencium bibirku sekilas. "Sepertinya Vano mengantuk sayang..." Xaiver pun mengusap

  • My Bad Boss   Bab 45, Adeeva Jangan Marah

    [ Bab 45, Adeeva Jangan Marah ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Selamat pagi sayang," sapa Xaiver mengecup kening Adeeva yang baru bangun tidur."Pagi..." gumamnya setengah sadar.Adeeva menyipitkan matanya menatap Xaiver yang sudah rapi dengan kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana bahan hitam dan dasi yang sudah terpasang rapi di leher nya seraya tersenyum lebar menatap Xaiver."Kau pasti lelah ya," Xaiver mengusap wajah Adeeva."Aku sudah buat sarapan tadi buat kita, cepat mandi gih. Terus kita sarapan bareng." lanjutnya."Memangnya sekarang jam berapa?" tanya Adeeva."Jam setengah sembilan." balas Xaiver.Adeeva membulatkan matanya mendengar jawaban Xaiver. Yang benar saja, ia bangun se-siang itu. Pantas Xai

  • My Bad Boss   Bab 44, Maaf

    [ Bab 44, Maaf ]Happy Reading !!No Edit !!Sorry for Typo !!***[ Normal ]Tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat. Kini Revano Narendra Maximilian bukan lagi seorang bayi, melainkam balita lucu yang menggemaskan. Balita berumur tujuh bulan itu membuat siapa saja betah berlama lama dengannya. Dengan tingkah lakunya yang lucu, membuat banyak orang menyukai balita itu. Bahkan Xaiver saja tidak betah di kantor dan selalu ingin pulang cepat jika ingat dengan putranya.Xaiver merasa amat sangat bahagia bisa memiliki Adeeva sekaligus Vano. Mereka berdua adalah penyemangat Xaiver untuk segera pulang ke rumah. Saat makan siang bahkan Xaiver sering menyempatkan waktu untuk pulang dan makan siang di rumah, bersama Adeeva dan putranya.Malam ini Xaiver dan Adeeva terpaksa meninggalkan Vano di rumah karena harus menghadiri acara resepsi per

  • My Bad Boss   Bab 43, Pulang Dari Rumah Sakit

    [ Bab 43, Pulang Dari Rumah Sakit ] Happy Reading!! No Bully!! *** [ Normal ] Setelah seminggu berada di rumah sakit, kini akhirnya Adeeva di izinkan juga untuk pulang ke rumah. Hanya seminggu, tapi Adeeva merasa sudah sangat lama karena ia merasa bosan di rumah sakit. Walaupun ada baby Revano yang menemaninya, tapi Adeeva tetap tidak betah. "Sudah siap sayang?" tanya Xaiver setelah membereskan barang barang Adeeva dan juga Baby Revano. Adeeva yang tengah duduk di sofa sembari menggendong Baby Revano pun menatap Xaiver sembari mengangguk semangat. Xaiver tersenyum, "kau yakin tidak apa-apa jalan kaki tanpa kursi roda?" tanya Xaiver. Adeeva bangkit dari sofa dengan senyuman lebarnya. "Aku tidak apa-apa, kan Dokter sudah bilang bahwa aku tidak apa-apa asalkan hati-hati." "Baiklah, ayo kit

  • My Bad Boss   Bab 42 Aries Menyesal

    [ Bab 42, Aries menyesal ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Sudah dua hari Adeeva melahirkan putra pertamanya. Dan rasanya dia sudah tidak betah tinggal lebih lama lagi di rumah sakit, dia ingin pulang. Tapi dokter bilang untuk beberapa hari lagi baru boleh pulang dan Xaiver menyetujui itu."Sayang, jangan cemberut begitu dong." kata Xaiver saat ini ia tengah menggendong putranya."Aku mau pulang.""Tunggu dua hari lagi saja ya sayang.""Aku--""Sayang ini demi kebaikan kau dan bayi kita." kata Xaiver memotong perkataan Adeeva.Adeeva berdecak malas, namun langsung tersenyum saat Xaiver meletakan bayi mereka di pangkuannya."Kau tidak ingin dia kenapa-napa kan?" tanya Xaiver seraya mengusap rambut Adeeva. 

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status