Share

Bab 05, Alfian Toro Lucius.

Happy Reading!!

No Bully!!

No Edit!!

Author pov on.

"Deeva!!" teriak Xaiver menggelegar di ruangannya, membuat Deeva harus menutup telinganya sendiri.

"Mr.Maximilian Anda memanggil Saya?" tanya Deeva sedikit gugup, ia takut jika bosnya itu ngamuk padanya.

Barusan ia melihat boss-nya itu habis ngamuk ngamuk sama salah satu karyawan yang kurang beruntung, entah karena apa Deeva juga tidak tau karena ia hanya melihat itu semua dari balik pintu kaca ruangannya.

"Tidak!!" sungut Deeva kesal.

Deeva pun mulai berbalik hendak menuju ruangannya, namun langkahnya berhenti saat mendengar ucapan Xaiver.

"Hei! Jangan pergi!"

"Mmm,."

"Huh!"

"Ya."

"Duduk."

Deeva duduk di kursi depan Xaiver dengan menunduk takut, lebih baik ia langsung di pecat saja dari pada harus kena kemarahan sang boss, batinnya.

Sudah dua minggu Deeva bekerja pada perusahan Maximilian Corp sebagai sekertaris pribadi Xaiver dan itu cukup membuat Deeva sedikit tau tentang bossnya itu.

Ya setidaknya Deeva tau keseharian boss-nya saat di kantor... setiap hari Deeva harus mendengar suara menjijikan dari dua lawan jenis yang sedang berbuat yang menurut Deeva menjijikkan. Bercinta di kantor dengan perempuan yang berbeda setiap hari, apa itu tidak menjijikan? Batin Deeva.

"Kemana saja jadwalku hari ini?" tanya Xaiver.

"Hah."

"Jadwalku hari ini kemana saja!" ucap Xaiver sedikit kesal karena Deeva yang sedikit lola (loding lama)

"Uhm, nanti setelah makan siang, tepatnya jam satu siang, Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph dan sore harinya ada meeting dengan para dewan direksi." ucap Deeva mencoba mengingat, karena ia tidak membawa tablet catatannya.

"Kau yakin?"

"Tentu, Mr.Maximilian."

"Huh, begitu ya.... Aku sangat mengantuk dan lelah, kau periksa semua dokumen ini. Jangan lupa siapkan segala hal yang harus digunakan untuk pertemuan dengan Arabella." ucap Xaiver merasa badannya sangat lelah dan butuh istirahat karena semalaman dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Deeva mengambil semua kertas kertas di atas meja, ia berpikir akan mengerjakan itu semua di ruangannya sendiri.

"Mau kemana kau?"

"Ke ruangan saya, Mr.Maximilian."

"Kerjakan saja di sini, aku akan tidur di sofa."

Deeva mengangguk dan kembali duduk untuk memeriksa kertas kertas putih itu.

'Banyak sekali...' keluh Deeva setelah lima belas menit berkutat pada dokumen dokumen itu.

"Sudah jam istirahat, sebaiknya aku makan siang dulu kali ya." guman Deeva pada dirinya sendiri seraya melirik jam yang menempel pada pergelangan tangan kirinya.

"Ahh..."

Suara desahan seorang perempuan di belakangnya, membuat bulu Lengan Deeva langsung meremang seketika.

Deeva langsung mendelik kesal saat ia melihat kearah belakangnya, atau lebih tepatnya kearah sofa. Di sana ada Xaiver yang sedang memangku seorang perempuan tengah berciuman.

"Katanya tadi mau tidur." ucap Deeva menatap Xaiver yang sedang bercumbu dengan seorang perempuan dengan kesal.

Ini kedua kalinya ia harus melihat hal yang tak sepantasnya dirinya lihat! Karena biasanya selama Xaiver sedang bersama teman perempuan-nya, Deeva tidak pernah keluar dari ruangannya. Ya walau ia masih bisa mendengar suara mereka, tapi setidaknya tidak melihat kan?

Sepertinya Xaiver tidak menyadari jika Deeva diam diam keluar dari ruangannya.

Deeva berjalan keluar ruangan Xaiver seraya menggerutu kesal. Bahkan ia sampai mengabaikan sapaan Rossa dan terus berjalan hingga ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Awh!" 

Pekiknya saat bokongnya menyentuh lantai yang keras itu...

"Aduh... sakit." ucapnya tidak menyadari seseorang yang barusan Deeva tabrak sedang memerhatikannya.

Author pov end.

Deeva pov on.

Aku mengusap pantatku yang baru saja berciuman dengan lantai, sakit sekali. Ahh, ini kedua kalinya selama dua mingguan berkerja di sini aku terjatuh dengan posisi yang sama. Hmm, aku tidak perlu menyebutkan bagaimana posisiku saat jatuh karena itu aku sudah mengatakannya di bab sebelumnya.

Sial memang!

Double sial...

Pertama aku untuk yang kedua kalinya harus melihat perbuatan menjijikan Mr.Maximilian dengan perempuan panggilannya itu.

Dan yang kedua aku terjatuh karena tidak sengaja di tabrak orang atau aku yang telah menabraknya aku tidak tau...

Tunggu! Tadi aku bilang, aku menabrak orang?

Buru buru aku mendongak dan menemukan seorang pria tampan sedang tersenyum seraya mengulurkan tangannya padaku.

"Maaf, aku tidak sengaja."

Aku menerima ulurannya tangannya, setelah aku berhasil berdiri dan membersihkan sedikit pakaianku yang mungkin saja terkena debu, tidak lupa juga membenarkan kaca mataku yang sedikit merosot.

"Apa Kau tidak apa-apa?" tanya seseorang tadi masih di depanku.

Aku menatapnya lalu tersenyum. "Tidak, maafkan saya tadi yang tidak melihat jalan." ucapku.

Well pria ini tampan, yo bisa di bilang sangat tampan. Walau sebenarnya masih tampan Mr.Maximilian, kalau dia sedang duduk manis tanpa berbuat apa apa.

Uh kenapa aku malah membandingkan mereka?

"Apa kau baik baik saja?" tanyanya mengibas kan tangan kanannya di depan wajahku.

Membuat wajahku memas karena malu.

"Saya-saya baik baik saja, Mr..."

"Alfian. Namaku Alfian, tidak ada embel embel Mr." ucapnya memotong perkataanku.

Aku tersenyum lalu mengangguk canggung...

"Apa kau pegawai baru?" tanya Mr... maksudku tanya Alfian seraya memerhatikanku dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Ya begitulah, saya baru bekerja dua minggu lalu dengan di perusahaaan Maximilian Corp." ucapku.

Alfian mengunggak-anggukkan kepalanya. "Oh, sebagai apa?"

Ini lelaki kepo banget sih!

"Sekretaris...

"Pribadi."

Alfian memotong ucapanku yg belum selesai, hobi sekali memotong ucapan orang!

"Ya." balasku tersenyum.

Aku melihat Alfian yg kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Uh sudah mirip seperti hewan bertelinga panjang yang memakan wortel saja kalau dia terus terusan menganggukkan kepalanya.

"Apa Xaiver ada di dalam?" tanya Alfian.

"Ya, tapi dia sedang--"

"Baiklah jangan di lanjutkan aku sudah tau apa yang dia lakukan." 

Tuh kan dia memang punya hobi memotong ucapan orang lain...

Jika kalian bingung siapa itu Xaiver Aku akan memberitahukan kalian siapa itu Xaiver. Oke, Xaiver itu adalah Mr.Maximilian, nama lengkapnya adalah Xaiver Narendra Maximilian Nama yang keren, seperti orangnya. Tapi tidak dengan sifatnya yang suka gonta ganti teman tidur.

Aku tau itu tidak penting, tapi setidaknya aku sudah memberitahukan kalian 'kan siapa tau kalian membutuhkannya.

"Jadi apa Anda ingin bertemu Mr.Maximilian?" tanyaku.

"Tidak!" balasnya cepat dengan gelengan kepala.

"Eh?"

"Maksudku tidak untuk saat ini, aku tidak mau mengganggu aktivitasnya." balasnya seraya tersenyum menyeringai, seperti Mr.Maximilian saja!

"Baiklah, Anda bisa menunggu di sofa itu. Saya permisi dulu." ucapku menunjuk sebuah sofa yang terletak di samping meja kerja Rossa.

"Tunggu!"

Aku mengurungkan niatku untuk melangkahkan kakiku dan berbalik kembali melihat Alfian.

"Maaf, ada apa?" tanyaku hati hati.

"Kau mau kemana?"

Sepertinya aku tadi sudah bilang ya kalau Alfian itu orangnya kepo!

Aku mencoba untuk tersenyum semanis mungkin lalu menjawab. "Saya ingin ke restoran sebelah untuk makan siang."

"Aku tau restoran yang lumayan enak di dekat sini, ayo ikut aku saja."

Alfian langsung menarik tanganku, tanpa menunggu jawabanku terlebih dahulu. Dasar menyebalkan!

Bersambung.

Bagaimana masih suka?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
widji dewi utami
keren novelnya! semakin kita baca,makin dibuat penasaran! recomended utk dibaca......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status