Sore ini menjadi sore yang berbahagia. Seolah sinar jingga yang menghiasi langit biru ikut meramaikan kebersamaan Putri, Citra dan Liam. Mereka baru saja selesai membersihkan toilet sekolah. Rasa lelah hinggap di tubuh mereka. Tapi kebersamaan membuatnya merasa bahagia dan tidak terbebani sama sekali.
Sejak saat itu mereka mulai belajar bersama. Berusaha keras untuk menjadi bintang kelas hingga akhirnya bersaing secara sehat untuk mendapatkan juara kelas.
Putri dan Liam selalu bergantian menjadi juara 1 dan 2. Sedangkan Citra menjadi juara 3 nya. Tak hanya itu, Citra juga menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak pilih-pilih kawan. Dan seragam yang digunakannya pun patuh pada aturan.
Dan di hari menjelang kelulusan, Putri bersama Citra selalu saja berada di perpustakaan. Mengisi waktu kosong tanpa jam pelajaran.
Mereka berpencar di perpustakaan, mencari buku-buku favorit mereka. Setelah Putri mendapatkan buku kesukaannya, gadis itu pun dudu
Citra baru saja hendak menghampiri Putri. Tapi nyatanya dia justru malah melihat putri berlari keluar dari perpustakaan. Tubuh gadis Itu tampak berguncang."Putri nangis kenapa?" Gumam Citra dalam hati nya. Namun sesaat kemudian dia justru melihat Liam yang duduk di meja perpustakaan."Putri kok keluar? Dia kenapa?" Tanya Citra pada Liam."Aku nggak tahu," jawab liang masih menatap kearah pintu perpustakaan. Padahal nyatanya di sana sudah tidak ada Putri."Lho kok kamu nggak tahu? Kan terakhir kali kamu sama dia," ucap Citra bingung."Kamu salah ngomong kali, terus dia marah deh jadinya," ucap Citra membuat Liam mengangkat bahunya."Kamu habis ngomong apa sama Putri?" Tanya Citra."Aku nembak dia lagi. Tapi kayaknya dia mau nggak suka sama aku deh," ucap Liam tertawa sumbang. Hal ini tentu saja membuat Citra ikut tertawa. Citra sudah tak punya rasa sakit di hatinya melihat Liam ya masih menyukai Putri. Karena kini di
Rasa hadir tanpa kata.Menciptakan asa dalam jiwa.Dan ketika cinta mulai bicara.Perubahan indah akan tercipta.Inilah yang dialami oleh William Nugraha, putra tunggal Adi Nugraha pemilik perusahaan yang berjalan di bidang properti.Siapa sangka jatuh cinta pada teman sekelasnya yang gendut namun cantik di matanya, membuat segala perilaku buruknya berubah. Menciptakan kebahagiaan bagi orang tuanya karena tak ada lagi Liam yang bandel dan sering mendapatkan surat cinta dari sekolah. Yang ada saat ini hanya Liam si bintang kelas peraih juara olimpiade matematika. Bahkan berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Harvard."Putri, aku mau bicara sama kamu," ucap Liam pada Si beautiful fat girl. Julukan khusus untuk pujaan hatinya."Mau bicara apa?" Tanya Putri pada Liam santai. Gadis itu masih sibuk membaca buku di tangannya. Hal itu sukses membuat Liam kesal. Bagaimana mungkin saat dia ingin bicara serius, sang gadis justru sibuk memba
Seorang remaja tampak mengayunkan kakinya dengan cepat. Berusaha berlomba dengan waktu yang terus berlari maju. Pantang menyerah, Liam mengabaikan rasa kebas di kakinya. Yang dia pikirkan saat ini hanya satu. Harus segera sampai sekolah sebelum gerbang besar ditutup oleh satpam.Namun sayang, tinggal beberapa langkah lagi Liam sampai di depan pintu gerbang sekolah, pintu itu sudah di tutup. Liam menatap tajam satpam berkumis tebal yang menutup pintu gerbang."Pak, buka dong. Saya mau masuk nih," ucap Liam."Kalau mau masuk ya jangan telat. Udah tau kan peraturan sekolah seperti apa?" Tanya satpam berkumis tebal itu pada Liam."Pak, buka dong. Please," ucap Liam memohon.Sungguh dia tak ingin orang tuanya kembali mendapatkan surat cinta dari sekolah. Apalagi kalau sampai dia di DO dari sekolah. Sudah cukup kemarin dia mendapatkan surat cinta karena ketahuan ikut tawuran. Tapi mau bagaimana lagi, demi solidaritas dia memang harus ikut andil dalam aksi adu
Pagi ini, tepat pada jam istirahat awal pukul 9 pagi, suasana gaduh memenuhi ruang UKS. Para gadis berlomba memberikan makanan untuk Liam. Cowok pembohong yang mengaku sakit padahal dia terlambat. Putri benar-benar kesal melihatnya. Bukan karena cemburu, tapi karena heran. Bagaimana mungkin pria macam Liam digandrungi remaja putri di sekolahnya. Bagi Putri pria itu tak ada baiknya, preman sekolah, tukang bohong, tukang nyontek, mungkin kelebihannya hanya tampan dan atlet bela diri yang selalu membawa mendali. Itu saja."Permisi," ucap Putri membawakan bubur ayam untuk para siswa dan siswi yang beristirahat di UKS. Sebagai anak Palang Merah Remaja yang dipercaya mengurus UKS, memang tugas Putri memberikan pelayanan di sana."Ini bubur sama obat sakit perutnya. Diminum ya," ucap Putri meletakkan nampan di atas nakas. Liam yang merasa diperhatikan gadis gendut nan cantik pujaannya pun tersenyum."Makasih ya," ucap Liam."Sini, Liam. Aku aja yang suapin kam
"Putri? Itu mah bukan bahenol tapi over bahenol," gumam Rendi heran dengan selera sahabatnya.Liam pun terkekeh kemudian menepuk wajah sahabatnya dengan sendok. Pria itu tersenyum menatap wajah Rendi yang tampak aneh di matanya."Justru karena itu gue suka. Gue yakin nih ya cewek-cewek cantik yang kurus pasti dadanya palsu. Cuma ada ganjelan di sana. Tapi kalau cewe super bahenol. Pasti asli isinya. Mantap," ucap Liam dengan alasan konyolnya. Padahal nyatanya dia sendiri tidak mengerti mengapa begitu tertarik dengan Putri."Dasar mes*m Lo," ucap Rendi menabok kepala Liam dengan gemas. Sungguh dia tak menyangka sekotor itu jalan pikiran sahabatnya."Hehehehe... Yaudah nih, pokoknya nanti sore gue pinjem motor Lo ya?" Tanya Liam sekali lagi."Lo yakin. Aman enggak nih?" tanya Rendi khawatir."Aman lah. Lo masa ga percaya? Gue tuh jago bawa motor.""Bukan m
Seorang gadis bertubuh gembul menggemaskan tampak serius menyimak penjelasan guru Fisika di depan kelas. Gadis itu, berkali-kali tampak mencatat hal penting dari penjelasan guru ke bukunya. Namun sebuah lemparan kertas membuatnya terusik. Gadis itu pun menoleh ke belakang di mana seorang bocah menyebalkan tampak tersenyum ke arahnya. Senyuman yang benar-benar membuatnya kesal. Siapa lagi kalau bukan Liam.Dengan kode pria itu melirik ke arah lantai di mana kertas yang dia lempar jatuh. Meminta agar Putri membuka isinya. Gadis itu pun memungut kertas dan membukanya dengan kesal.Dan kini mata besarnya membulat sempurna, pasalnya Liam menulis hal menyebalkan di sana."❤️Hai gendut ❤️"Plus dengan bentuk love yang digambar dengan buruk bagi Putri. Putri pun meremas kertas itu dengan kesal dan membuangnya ke tong sampah. Baru kali ini ada yang terang-terangan mengatakan dia gendut.Pluk...Lagi-lagi lemparan kertas membuatnya kembali
Liam menatap wajah gadis cantik berpipi chubby di sampingnya memerah. Mungkin karena teriknya matahari yang membakar. Atau mungkin karena malu mengetahui warna underware yang dia gunakan diketahui olehnya. Liam pun tersenyum membayangkan betapa malunya gadis itu.Namun sesaat kemudian Liam terdiam menatap wajah Putri yang terus mengerucutkan bibirnya. Sungguh Liam tak bermaksud membuat gadis itu marah. Tapi apalah daya semua yang dia lakukan hari ini berujung kesialan bagi Putri. Liam sadar Putri adalah cewek nerd yang pastinya enggan berurusan dengan hukuman guru seperti ini."Put, aku minta maaf." Liam mengatakannya dengan lembut. Seperti semilir angin yang menyejukkan telinga Putri. Sayangnya Putri benar-benar marah membuat gadis itu enggan menjawab."Put, maafin aku. Aku benar-benar engga bermaksud membuat kamu ikut dihukum seperti ini," ucap Liam menyesali sikapnya tadi di kelas.Putri yang awalnya diam akhirnya menoleh ke arah Liam. Netra coklat gad
"Put, bayarin dong. Aku engga bawa uang. Nanti kalau udah nikah kan aku yang nafkahin kamu," ucap Liam dengan wajah tak berdosa membuat Putri semakin geram.🌸🌸🌸Merasa geram Putri segera meninggalkan Liam. Tak peduli rengekan Liam, yang meminta agar Putri mau membayar angkutan umum untuknya. Alhasil mereka diteriaki para penumpang yang kesal karena angkutan umum mereka tak kunjung jalan."Neng, udah bayarin aja dulu pacarnya. Nih angkot biar jalan," ucap salah satu penumpang membuat Putri semakin kesal pada Liam."Iya dong, My Beautiful FAT Girl. Bayarin aku dulu. Aku janji akan jadi suami yang baik buat kamu kelak," ucap Liam membuat Putri membulatkan matanya."Bang, tunggu bentar ya, Bang. Saya merayu calon istri dulu," ucap Liam