Share

Bab 2

Erika menghela nafas lega, ia menatap punggung orang itu yang sudah berjalan menuju ke kamarnya. "Tumben mas Jimmy pulang kemari?" gumam Erika penuh tanya. "Semoga saja ini bukan pertanda buruk untukku."

Bagi Erika bisa melihat lelaki itu di apartemen ini sungguh kejadian yang sangat langka. Saat baru saja ingin melangkah keluar dari kamar, Erika kembali mencium aroma pewangi yang membuatnya merasa mual. Ia berlari masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Perutnya terasa campur aduk tak karuan, bahkan karena hal itu semua isi di dalam perutnya terkuras habis keluar.

Ia menyiram bekas muntahannya di dalam closet, kemudian Erika berjalan menuju ke wastafel untuk membasuh wajahnya. "Kenapa sih ini? Nggak biasanya aku kayak gini." gumam Erika yang merasa aneh dengan dirinya sendiri. Ia pun membuka sebuah laci yang memang biasa ia pakai untuk menyimpan masker dan benda kecil lainnya, seperti kaos kaki dan lain-lain.

Setelah mengenakan masker, ia keluar kamar membuatkan makanan untuk Jimmy. Kelebihan Erika yang lain adalah, ia sangat pandai memasak. Bahkan masakannya bisa di sandingkan dengan masakan koki restoran mewah sekalipun.

Beberapa hidangan sudah siap di meja makan. Capcay, ikan saus pedas, cumi goreng tepung, dan tak lupa kerupuk sebagai pelengkap. Erika membersihkan dapur yang sedikit berantakan. Setelah selesai ia berniat untuk kembali ke kamarnya melanjutkan ketikan bab novelnya.

"Kamu mau kemana? Temani aku makan!" ucap Jimmy tiba-tiba yang sudah terlihat fresh setelah keluar dari kamarnya dengan nada memerintah.

Erika melihat ke sumber suara. "Iya." jawabnya singkat. Lalu ia kembali berjalan menuju ke meja makan.

"Kamu sakit?" tanya Jimmy yang kini sudah duduk di kursi.

"Eng-enggak,"

"Kenapa pakai masker?"

"Tadi bersin-bersin terus, jadi aku memakai masker, mas. Mungkin ini gejala flu." jawab Erika yang tangannya cekatan mengambilkan nasi dan lauk untuk Jimmy. Sebenarnya ia tak bermaksud berbohong, tapi hubungan antara dirinya dan Jimmy yang seperti ada sekat pembatas. Membuat Erika lebih memilih untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Karena Erika sendiri juga tidak tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya.

"Oh, kalau sakit pergilah berobat. Jangan sampai Mama menceramahiku karena hal kecil seperti ini." ucap Jimmy seolah tak peduli dan tidak ingin di salahkan jika sesuatu terjadi pada Erika nantinya. Ia selalu memakai alasan 'Mama' jika ingin menunjukkan perhatian kepada Erika.

"I-iya." jawab Erika singkat.

Jimmy mulai memakan makanannya, sedangkan Erika hanya duduk diam menemani Jimmy. 'Sudah lama mas Jimmy tidak pernah kemari semenjak kejadian itu. Tapi kenapa hari ini dia datang? Apa ada hal penting yang ingin ia bicarakan denganku?' batin Erika sambil menatap Jimmy tak berkedip.

"Ehem ... Jangan menatapku seperti itu, aku tak akan tergoda lagi olehmu." ucap Jimmy memberi peringatan.

Erika segera mengalihkan pandangan matanya ke arah lain. Wajahnya terlihat malu karena kepergok memandangi Jimmy. Padahal bukan niatnya untuk menggoda Jimmy, namun perkataan Jimmy membuatnya tersadar. Jika ia tak boleh terlalu banyak berharap pada lelaki di hadapannya itu. Tidak boleh memiliki perasaan yang lebih pada lelaki itu, begitulah arti dari perkataan Jimmy yang sebenarnya.

"Kenapa kamu tidak makan?" tanya Jimmy.

"Tadi sudah makan, mas." jawab Erika.

Tak ada lagi percakapan selanjutnya yang terjadi. Saat ini mereka lebih asik dengan pikirannya sendiri-sendiri. Setelah selesai makan, Jimmy beranjak dari kursi dan meninggalkan Erika yang bersiap untuk mengemasi meja makan.

"Huft, wajah dinginnya sungguh sangat menakutkan." gumam Erika sambil mencuci piring kotor di depan wastafel yang ada di dapur.

Erika kembali masuk ke dalam kamarnya setelah menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia sudah tak sabar melanjutkan ketikannya untuk update novelnya malam ini. "Semangat Erika! Semangat!" ucap Erika sambil mengepalkan tangannya ke atas, menyemangati dirinya sendiri.

Sebenarnya dulu Jimmy adalah pribadi yang hangat dan sangat perhatian kepada Erika. Tapi setelah peristiwa dua bulan lalu membuatnya berubah. Sikapnya menjadi dingin saat bersama Erika.

Flashback ...

Jimmy yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya mengakuisisi sebuah hotel bernama hotel Winston, ia memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama dengan Erika untuk beberapa hari. Anggap saja ini liburan panjang dari rutinitasnya mengelola perusahaan. Apalagi Mamanya sangat antusias dengan kabar honeymoon yang akan mereka jalani.

"Apa kamu suka?" tanya Jimmy saat mereka memilih Bali sebagai tujuan untuk berbulan madu setelah sebulan usia pernikahan mereka. Karena kesibukan Jimmy yang sangat padat, membuat acara honeymoon itu tertunda. Bukan hanya honeymoon, tapi resepsi pernikahan mereka yang telah di jadwalkan, juga di tunda sementara waktu. Sampai masalah akuisisi hotel Winston selesai.

"Suka mas, sangat suka." jawab Erika menganggukkan kepalanya, dengan wajah terlihat bahagia.

Jimmy memeluk Erika dari belakang, menempelkan kepalanya di pundak Erika. "Syukurlah jika kamu menyukainya, sayang." ucap Jimmy. Lalu ia memberikan kecupan kecil di sekitar leher jenjang Erika, membuat tubuh Erika seketika meremang dan tegang di saat bersamaan.

Jimmy melihat sekilas ekspresi sang istri yang sudah memerah akibat ulahnya. Dengan perlahan Jimmy memutar tubuh Erika supaya bisa berhadapan dengannya. Tangannya membelai pipi Erika, kemudian menyelipkan anak rambut yang menempel di pipi Erika ke belakang telinganya.

"Kamu hari ini terlihat begitu cantik, sayang." ucap Jimmy berbisik di telinga Erika. Dengan tersenyum malu Erika menoleh ke arah Jimmy yang begitu dekat dengannya.

"Sejak kapan mas pandai merayu seperti ini?" tanya Erika yang tidak percaya dengan pendengarannya itu.

Jimmy hanya tersenyum menanggapi ucapan Erika, lalu ia mendekatkan wajahnya ke arah Erika. Ia mengecup sekilas bibir berwarna merah muda itu dengan lembut. Kecupan sekilas itu justru membuat Erika semakin malu dan juga semakin membuat jantungnya berdetak kencang.

Jimmy mengeratkan pelukannya, "Mulai hari ini, kamu akan terbiasa dengan itu semua, sayang." ucap Jimmy yang semakin mengikis jarak di antara keduanya. Ia mulai menelusupkan wajahnya di antara ceruk leher Erika. Memberikan kecupan-kecupan kecil di sana.

Mendapat serangan dadakan dari suaminya membuat Erika merasakan suatu sensasi berbeda. Perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tubuhnya panas dingin disaat bersamaan, menimbulkan hasrat terpendam dalam dirinya seperti tak dapat ia kendalikan.

Kecupan kecil yang Jimmy berikan semakin liar dan menuntut, tangannya juga tak kalah aktif dengan bibirnya yang sudah memberikan tanda merah di sekitar leher jenjang Erika. Sehingga membuat Erika melenguh tanpa sadar.

Mendengar lenguhan Erika, membuat Jimmy semakin liar. Ia mencium bibir Erika dengan rakus, menuntut balasan yang memang sudah semestinya ia dapatkan. Saling mencecap, saling menghisap bahkan saling melumat satu sama lain itulah yang saat ini sedang terjadi. Keduanya larut dalam kabut gairah yang seakan tak bertepi.

Nikmat? Sudah jelas. Menginginkan lebih? Pasti. Itulah yang keduanya inginkan di saat seperti ini. Dan entah sejak kapan kini keduanya sudah tak lagi memakai pakaian sehelai benangpun. Keduanya seperti sedang mencari kenikmatan yang tiada duanya di dunia ini.

"Apakah kamu sudah siap, sayang?" tanya Jimmy yang telah berada di atas tubuh Erika. Dan sudah memposisikan dirinya untuk puncak dari pertempurannya kali ini.

Tak ada jawaban dari bibir Erika, hanya senyuman diiringi anggukan yang ia berikan. Jimmy yang sudah di liputi kabut gairah menyambut isyarat dari Erika dengan perasaan bahagia.

'Ini?' Batin Jimmy saat penyatuan itu terjadi. Wajah bahagianya tiba-tiba saja menguap. Sorot matanya tiba-tiba gelap seperti menahan rasa amarah dan kecewa.

Setelah menyelesaikan pergulatan panasnya, Jimmy menatap tajam ke arah Erika yang masih terkulai lemas di bawah tubuhnya. Ia kemudian beranjak dari kasur menuju ke kamar mandi dan meninggalkan Erika tanpa sepatah katapun. Dan tentu saja hal itu membuat Erika bingung. Ada apa sebenarnya dengan suaminya? Kenapa sepertinya Jimmy sedang marah padanya?

Bersambung ...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Reifan A
bacanya klau uda komplit aja thor, aku gak kuat baca ini pasti menyakitkan mebls karna slh paham.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status