Home / Romansa / My Boyfriend / Mengantarnya

Share

Mengantarnya

Author: Rhaniie
last update Last Updated: 2021-07-18 03:34:20

Tepat pukul 10:00, Gibran pamit untuk pulang. Ia sudah berjanji untuk pulang tidak terlalu larut malam.

"Hati-hati, ya!" seru Pasih dari ambang pintu masuk.

Gibran dan Alleta menoleh, lalu tersenyum menyapa.

Brmmm....

Gibran pulang berboncengan.

"Hunny! Kok kamu bisa dateng, sih! Bukannya Mamah, dan Papah mu tadi gak ngijinin?" tanya Gibran.

"Em," Alleta memeluk tubuh Gibran hangat, "Tadi siang, iya. Tapi, pas petang, setelah kepulanganmu, mereka kayaknya berpikir lagi, deh!" jawab Alleta.

"Kok kayaknya?" tanya Gibran.

"Kan aku gak tahu, Bunny!"

"Oh, iya, iya," jawabnya, "Terus, gimana?"

"Ya, Mamah samperin aku kekamar, bilang gini, 'Al! Kalo kamu mau nemenin Gibran, boleh! Asal jangan malem-malem pulangnya',  nah, gitu," jawab Alleta membuat Gibran gemas.

"Kayaknya, ada yang ngambek, nih?" ucap Gibran meledek.

"Ih, siapa yang ngambek?"

"Kamu lah, makannya Mamah berpikir kembali, lalu ijinin kamu buat nemenin aku," jawabnya so' tau.

"Bunny! Aku tuh enggak ngambek. Serius!"

"Terus, ngapain kamu ngamar?"

"Ya, lagi males aja keluar," kilahnya.

Kikkk....

Gibran menghentikkan kendaraannya di halaman rumah Alleta.

"Itu sama saja, Hunny!" kata Gibrab seraya membukakan helm untuk Alleta.

"Makasih!" 

"Sama-sama. Gih masuk, mungkin Mamah udah nungguin," suruh Gibran gak biasanya.

Alleta menatapnya lama.

"Kenapa?" tanya Gibran (menahan senyum).

"Enggak!" jawab Alleta ketus. Ia langsung membalikkan tubuhnya cepat.

Brukk...

Alleta terjatuh kedalam pangkuan Gibran. Sebab, Gibran yang menariknya.

Terjadilah saling tatap- menatap.

"Hunny! Kenapa kamu gak minta aja?"

"Minta apa?" tanya Alleta sok polos.

Eummmm....

Gibran langsung mencium bibir ranum Alleta, yang setiapnya ia tidak pernah lewatkan untuk merasakannya.

"Kamu pingin ini, kan?" tanya Gibran. Lalu, menciumnya lagi tidak membiarkan Alleta untuk menjawabnya terlebih dahulu.

Tapi, gak bisa Alleta pungkiri. Memang ini yang tadi membuatnya heran.

Setiap bertemu, (jika tidak mepet waktunya) Gibran selalu memberinya ciuman, apalagi kalo lagi gerogi (seperti kemarin ). Gibran tidak mengindahkan dimana posisinya, yang penting ia mendapatkan obatnya, dan juga, ketika berpisah. Mereka tidak akan pernah sedikitpun melewatkan ciuman perpisahan tersebut. Makannya, barusan Alleta sempat heran. Gak seperti biasanya Gibran seperti itu.

"Eum, Bunny!" seru Alleta sembari mendorong dadanya pelan.

"Hm."

"Apa maksud dari semua lagu-lagu yang kamu nyanyikan, tadi?" tanya Alleta menghentikan aksi mereka demi ke kepoan yang sedari tadi ia tahan.

Gibran melamun sebentar. Ia kemudian berjalan kearah kursi yang berada di teras rumah Alleta.

Alleta mengikutinya.

"Apa, ya? Entahlah, Hunny! Lagu itu melintas aja di ingatanku," jawab Gibran.

"Serius, Bunny! Apa itu untukku?" tanya Alleta sedih.

"Eh, bukan-bukan," jawab Gibran cepat, "Aku hanya menyanyikan lagu tersebut, gak ada unsur didalamnya," jelasnya.

"Aku takut, Bunny! Tapi, sepetinya kamu nyanyi tulus banget dari hati. Apa ada kenangan dalam lagu tersebut?"

Gibran menopangkan dagunya di atas kedua tangannya. Ia menatap lekat manik mata pacarnya yang juga ikut menatapnya.

"Apa kamu sedang cemburu?" tanya Gibran.

Alleta menunduk sedih, "Enggak. Aku hanya takut jika sesuatu terjadi pada hubungan kita," jawabnya.

"Hunny!" seru Gibran lembut. Diraihnya lembut kedua tangan Alleta, "Hubungan kita akan baik-baik saja. Aku dan kamu, forever!"

"Lagu tadi sangat ngena banget, Bunny!"

"Itu bagus, Hunny! Berarti, aku benar menyampaikan isi didalamnya. Yang aku juga belum paham apa maksud dari lagu tersebut, hihi...," jawabnya di akhiri dengan cengiran.

"Feel, dan penghayatannya itu! Seperti kamu pernah mengalaminya."

Gibran mengendikkan bahunya, "Belum Hunny! Kamu juga tahu, kan? Kalo aku baru punya kamu?"

Alleta mengangguk dengan raut wajah masih murung.

Emmuah!

Gibran mencium keningnya sekilas, "Sudahlah, Hunny! Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan selamanya berada di dekatmu," katanya menyemangati.

"Amiiin!" 

Gibran tersenyum manis, "Sekarang kamu istirahat! Besok aku datang lagi, ok!" titah Gibran bersemangat.

Alleta tersenyum menimpali, "Iya, Bunny! Selamat bertemu besok."

"He'em. Gih kamu masuk dulu!" titah Gibran.

Alleta menurut. Ia langsung masuk kedalam rumahnya. Namun, ia tidak langsung menutup pintunya kembali.

"Bye!"

"Bye! Good night, Hunny! Sweet a dream!" tukasnya sembari melambaikan tamgannya.

"Night too!" jawab Alleta.

Brrmmmm....

Setelah Gibran benar-benar udah pergi, Alleta baru menutup pintunya, dan langsung masuk kedalam kamar miliknya.

Hari ini, cukup melelahkan baginya. Ia kemudian memejamkan matanya, dan tertidur pulas.

Kediaman Gibran,

Tidak perlu membutuhkan waktu lama. Karena jarak rumah mereka berdua tidak terlalu jauh.

Aahhhh....

Gibran terlebih dahulu bersantai di ruang tamu.

"Semoga ini awal buatku menjadi orang yang sukses," gumamnya.

Setelah merasa sedikit hilang rasa lelahnya, Gibran melangkah kedapur dan mengambil segelas besar air putih yang akan ia bawa ke kamar.

Gibran menaruh gelas tersebut terlebih dahulu di atas meja yang ada di kamarnya. Setelahnya, ia kemudian membaringkan tubuhnya dengan rileks.

"Semoga kita bisa cepat-cepat tunangan, Al!" gumamnya dengan menatap langit-langit kamar.

Selain ingin menjadi seorang penyanyi, Gibran sangat ingin cepat-cepat meminang sang pacar.

Mereka jadian sudah cukup lama. Sudah ada setahun. Oleh karna itu, Gibran dan Alleta sudah pada-pada paham sisi baik, dan buruknya watak mereka satu sama lain. Gibran sudah sangat yakin, Alleta adalah jodohnya. Dia ingin secepatnya mengikat Alleta dengan janji yang suci. Selain usianya yang sudah sama-sama matang, mereka juga takut jika suatu saat mereka lupa dan kebablasan.

"Hunny! Aku jadi merindukanmu," katanya sambil mengeluarkan Hp dari dalam saku celamanya.

Gibran menyalakan Hp miliknya. Ia membuka sebuah galery dimana terdapat banyak photo-photo mereka berdua.

"Baru juga beberapa menit, Hunny! Aku sudah sangat merindukanmu lagi," katanya dengan lama menatap sebuah photo Alleta.

"Hah," Gibran meletakkan Hp terdebut di dada bidangnya.

Satu lagu ia putar penghantar tidur untuknya.

Gibran mendengarkan lagu tersebut dengan baik. Supaya ia bisa menyanyikannya untuk besok malam.

Satu lagu belum selesai di putar, pemilik Hp tersebut sudah terlelap menuju alam mimpi indahnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Boyfriend   Jangan Benci Aku Gib

    Gibran menghentikan motornya di sebuah tempat sepi. Dia kemudian turun dan diikuti oleh Aletta di belakangnya."Bunny!" Aletta sedikit mempercepat langkahnya, menyusul Gibran yang tidak sedikitpun menghiraukan dirinya."Bunny!" panggilnya lagi saat sudah berada di dekat dengannya.Gibran menoleh, namun dengan raut wajah yang datar. Membuat hati Aletta sakit melihatnya."Maafkan aku, Honey. Aku lupa kalau kita masih pacaran. Belum melangkah jauh ke jenjang yang lebih serius," ucapnya datar.Aletta hanya diam mendengarkan."Entah apa yang tengah aku pikirkan… sampai-sampai aku meminta hal itu!

  • My Boyfriend   Aku Ingin Lebih Dari Ini

    Gibran melajukan motornya, membelalah jalan kota yang cukup lenggan, karena hari ini sudah begitu larut dan bukan weekend. Jadi, jalanan cukup sepi.Dipertengahan perjalanan pulang, dia menghentikan motornya tepat di tempat sepi.Membuat Aletta sedikit gelisah. Dia berdiam diri di atas motor tersebut dengan perasaan was-was.Walau ia tahu kalau Gibran tidak akan mungkin berbuat seperti itu, namun tetap ada rasa takut di dalam hatinya.Aletta menatap Gibran yang sudah membalikkan tubuhnya menghadap belakang.Bibir ranumnya berhasil menggoda Alwtta yang sama-sama merindukan ciuman tersebut.Gibran te

  • My Boyfriend   Gibran Semakin Tidak Tahan

    Gibran mendekatkan wajahnya pada Aletta, sampai dahi mereka menempel sempurna.Aletta tersenyum malu juga grogi. Dia menatap wajah Gibran yang sangat dekat dengannya.Gibran mengedipkan matanya memberi isyarat, dan Aletta memahaminya.Dia segera memejamkan mata, menyambut kedua bibir yang akan menempel pada bibirnya.Semua orang yang menonton adegan tersebut, menganga dengan perasaan yang tidak karuan.Mereka senyap, terdiam seakan seperti sebuah patung, danCup.Gibran mencium bibir Aletta sekilas.

  • My Boyfriend   Aku Mencintaimu, Al

    Gibran berdiri di atas sebuah panggung persegi, lengkap dengan alat-alat musik yang nanti akan ia mainkan.Sebuah mic yang berdiri tegak di depannya, ia raih sembari menarik nafas dalam-dalam.…...By: Kangen BandJudul: Yakin Cintamu KudapatLirik:Langkah kakiku semakin sesatSaat dirimu hakimi hatikuNamun kucoba selalu mengalahKulakukan demi cintaAku menunggu dan terus berharap

  • My Boyfriend   Tidak Salah Memilih

    Gibran memarkirkan motornya di depan sebuah halaman cafe. Kemudian mereka berdua turun dan melangkah masuk ke dalam cafe tersebut."Eh, Gibran!" Seorang Pria berperawakan tinggi berisi menyapanyaGibran tersenyum. Begitupun dengan Aletta."Kebetulan sekali kamu kesini, Gib. Ada acara disini." ucapnya seraya membawa mereka berdua untuk duduk di salah satu kursi yang ada disana."Terimakasih." Mereka duduk berhadapan dengan asistennya Pak Pendra."Bagaimana kabarmu, Gib? Mm … audisinya gimana? Lancar?" tanyanya dengan berpangku tangan diatas meja.Gibran tersenyum manis. "Alhamduli

  • My Boyfriend   Lelaki Sejati

    Gibran termenung di atas motornya. Sudah hampir 20 menit dia disana menunggu kedua orang tuanya, tapi mereka belum juga kelihatan."Aku berangkat aja kali, ya?" gumamnya seraya melirik jam yang melingkar di tangannya."Ah, iya. Aku berangkat aja." Gibran menghela nafas. Kemudian mengirim sebuah pesan pada Aletta, bahwa dia akan berangkat kesana sekarang.Sebelum pergi, Gibran menitip salam terlebih dahulu pada tetangganya, buat ngabarin kedua orang tuanya kalau dia sudah berangkat.Setelah itu, dia baru berangkat menuju rumah Aletta.Sepanjang perjalanan dia terus beriring, menyanyikan sebuah lagu yang akan ia nyanyikan nanti di cafe.

  • My Boyfriend   Panggilan Video

    Setelah selesai, mereka membawanya ke dalam, disimpan ditempat yang lembab, biar tidak layu besok pas dijual."Kamu makan duluan. Bapak mau bersihkan badan dulu," ucapnya seraya menyampirkan sebuah handuk di pundaknya.Gibran mengangguk. Dia berjalan menuju dapur, yang dimana ibunya tengah menata semua makanan disana."Bapak mana?" tanyanya sambil menuangkan satu gelas air putih, lalu diberikan pada Gibran."Bapak katanya mau mandi." Gibran menerima gelas tersebut, dan dia teguk sampai tandas isinya."Oo. Kamu makan dulu aja. Ibu mau beresin dulu perabotan," ucapnya seraya berlalu dari sana.Gibran

  • My Boyfriend   Menikmati Momen

    Gibran membawa Aletta masuk ke dalam resort tersebut. Disana ia memesan beberapa jenis makanan spesial untuk pacarnya.Hampir setengah jam lamanya mereka menunggu, akhirnya makanan tersebut pun tiba dan menaruhnya di atas meja mereka."Waw. Kamu pesan ini semua, Bunny?" Aletta sampe ngiler melihat semua makanan yang menggiurkan di depannya.Gibran mengangguk."Gak sia-sia kita menunggu, Bunny. Selain tatanannya cantik … ini juga sangat lezat," ucapnya setelah mencoba satu potong beef barbeque.Gibran membentangkan bibibrnya menjadi sebuah senyuman. Kemudian meraih satu garpu yang ada di atas meja.

  • My Boyfriend   Jangan Tinggalkan Aku

    Gibran tersenyum sangat bahagia bisa mendapatkan banyak dukungan dari semua orang-orang yang dekat dengannya. "Terima kasih, ya Allah," batinnya dengan kedua tangan membasuh muka. Aletta melipat kedua tangannya di dada, dan melangkah mendekati Gibran yang tengah berbahagia. "Selamat, ya, Honey. Banyak orang yang berharap padamu," ucapnya seraya mengelus bahu sang pacar ikut berbahagia. Gibran menoleh dan tersenyum padanya. "Semoga aku bisa membanggakan semua orang yang sudah mendukungku." "Amin." Gibran membentangkan senyumannya, lalu mendekap tubuh Aletta, memeluknya sangat erat.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status