Home / Romansa / My Brilliant Doctor / Chapter 10: Tselovat'sya

Share

Chapter 10: Tselovat'sya

Author: Luna Lupin
last update Last Updated: 2021-04-23 08:28:20

Happy reading :)

------------------

"Hallo Mr Kiel," sapa Tara tersenyum ramah saat melihat wajah pria tua yang berbinar karena kedatangannya. Ia harus memakan waktu lama berdebat dengan Nick hingga berakhir disini tanpa diikuti pria brengsek itu. Segala usaha ia lakukan agar dapat terhindar dari pria yang sudah berhianat padanya, namun pada akhirnya semesta bercanda dengan mempertemukannya kembali ditempat ini.

"Kau menepati janjimu nona," pria tua itu terkekeh pelan meraih gelas diatas nakas lalu meneguknya perlahan.

Sesaat manik legam Tara menangkap pria bermanik coklat tengah duduk disamping Mr Kiel dengan santai. Pria yang sempat membuat nya merona ditengah keberanian untuk mendekapnya. Tara ingat, betapa halus dan keras surai chestnut blonde itu yang sempat ia usap dengan telapak tangannya, bahu dan punggung kokoh itu sempat ia peluk mampu menggetarkan seluruh syaraf ditubuhnya, manik cokelat yang tampak berkilau selalu menyembunyikan segala laranya dengan sempurna. Vin benar benar menyita seluruh waktu yang ia miliki tanpa disadari.

"Sepertinya kalian tampak saling mengenal," Mr Kiel mampu menebak pandangan dari kedua orang dihadapan nya.

"Aku mengenalnya di pesta semalam." jawab Tara mencoba menepis segala rambatan halus pada tubuhnya.

"Good, aku tak perlu memperkenalkan nya lagi bukan?" Mr Kiel tersenyum menggoda. Vin mengernyitkan dahi menatap ayahnya curiga. Ia tak heran dengan perubahan sang ayah dari sejak mengidap penyakit jantung beberapa bulan lalu, namun haruskah ia mengatur segala pertemuan dirinya dengan Tara? Wanita asing yang baru saja ia kenal?

"Excuse me Sir, hari ini anda akan dilakukan pemeriksaan foto Rontgen," dua orang pria yang merupakan petugas radiologi masuk dengan alat X-ray lalu menyarankan Vin dan Tara keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Tara mengisi kekosongan diantara mereka yang saat ini tengah menunggu diluar dengan bersandar pada dinding putih khas rumah sakit.

"Seperti yang kau lihat," jawab Vin melipat tangan didada, pandangan nya lurus tanpa menoleh sedikitpun pada Tara.

"Sepertinya kau harus ....."

"Aku tau apa yang harus ku lakukan nona." potong Vin jengah, ia tak suka jika ada orang lain ikut campur dalam urusan pribadinya. Terlebih itu seorang wanita, seorang wanita yang telah membuat getaran halus dan sesuatu asing bersarang dalam dirinya.

"Aku hanya memberi saran,"

"Aku tak meminta saranmu dokter Tara."

Tara membulat kan mata tak percaya, ia bahkan mengacuhkan dirinya setelah kejadian tadi malam yang mereka alami? Ini gila! Ia menyadari pria disampingnya kini terasa menyebalkan dari yang ia temui semalam. Suasana hening sesaat hingga pintu kamar Mr Kiel terbuka perlahan.

"Apa kau bisa berikan aku gambarnya?" Tara menghampiri kedua petugas radiologi yang telah menyelesaikan tugasnya.

"Baik dokter," salah satu pria itu memberikan hasil foto rontgen yang baru saja mereka ambil.

"Bagaimana hasilnya?" Vin mendekat pada Tara yang tengah mengarahkan foto tersebut keatas agar mendapat sorot lampu untuk melihat lebih jelas.

"Tak ada yang perlu dikhawatirkan semuanya jauh lebih baik," manik legam Tara masih terpusat pada foto rontgen yang ia tengadahkan. Vin terpaku saat ia sadari posisi nya begitu dekat hingga aroma tubuh yang menguar dari Tara menggelitik indra penciuman dan berhasil membuat irama jantungnya kembali acak.

"Paru paru juga tak ada masalah, Hmm baiknya aku pastikan dengan pemeriksaan elektrokardiografi," Tara memalingkan wajah kearah Vin.

Deg!

Detak jantung Tara seakan terhenti saat ujung hidung mereka bersentuhan saling mengisi celah dengan nafas hangat yang menggetarkan, Vin dapat melihat dengan jelas manik legam wanita ini terasa mendebarkan sekaligus menenangkan, wajahnya yang mungil dengan kulit putih alami dan balutan makeup tipis membuat kecantikan alami dari seorang Tara Clarke tampak sempurna. Nafas hangat yang menggelitik membuat degupan jantung mereka berpacu dengan cepat.

Tara sekali lagi menatap manik cokelat Vin yang indah namun terasa menyakitkan seakan jeritan keputus asaan dan kekecewaan disana memberontak mencoba menjelaskan apa yang ia sembunyikan sejak lama. Tara tak berani menyentuh lebih dalam secara lancang ditengah pria ini begitu keras dan kuat akan pertahanan diri. Alis tebal yang mempertajam manik cokelat Vin seakan menjelaskan bahwa sang pemilik keindahan itu melarang dirinya untuk tak melewati batas bahkan jatuh kedalam rasa sakit yang selama ini ia tutup dengan rapi.

Rahang tegas yang ditumbuhi bulu halus begitu mempesona melengkapi wajah rupawan yang ia yakini bahwa Vin murni berdarah Russia. Nafas hangat Vin dengan aroma mint seakan mampu meruntuhkan dirinya yang rapuh oleh pesona pria dihadapannya yang dingin sekaligus berbahaya. Bibir yang terbelah seksi telah menjelaskan bahwa ia adalah pria yang panas.

Tanpa mereka sadari, kedekatan mereka lebih intens dan saling menarik ke dalam pesona yang mereka yakini bahwa ini adalah sesuatu yang indah namun misterius. Vin mengikis jarak diantara mereka, Tara berhasil mendobrak pertahanan Vin dengan cara yang unik dan mendebarkan.

Vin memiringkan wajahnya untuk meraih bibir merona Tara secara perlahan, Tara memejamkan mata berharap dapat mengisi sekaligus menyembuhkan segala luka yang pria ini rasakan. Sesungguhnya ia ingin kembali mendekap pria bersurai chestnut blonde ini dengan segala kehangatan dan kenyamanan dirinya. Ia yakin Vin merasakan hal yang sama.

"Tara!" Seru seorang pria membuat kedekatan mereka meregang namun masih tetap saling mengisi celah diantara tubuh mereka yang sama sama saling menginginkan. Vin mengerutkan kening melihat pria yang saat ia temui di malam pesta pertunangan adik sepupu Matt.

"Aku menemukan mu, bukankah ini sudah waktunya kita visite semua pasien?"

Pandangan Vin jatuh pada Tara dan menangkap jelas raut wajah tak suka pada wanita bermanik legam ini. Ia dapat menebak apa yang terjadi diantara mereka walau masih ragu. Tanpa menjawab pertanyaan Nick, Tara mendelik malas lalu melangkah masuk kedalam ruangan untuk bertemu dengan Mr Kiel.

"Aku sudah melihat foto rontgen mu, semuanya baik tak perlu khawatir kau hanya satu kali lagi pemeriksaan elektrokardiografi untuk menilai aktivitas listrik jantungmu."

"Lalu, kapan aku pulang?" Mr Kiel kembali duduk ditepi ranjang dan bersandar dikepala ranjang dengan perlahan.

"Setalah ku pastikan hasil elektrokardiografi yang kau jalani," Mr Kiel mengangguk mengerti.

"Aku harus mengerjakan satu hal, maafkan aku tak bisa menemanimu,"

"Yaa tak apa, seperti nya kau sibuk My Angel," Tara memberikan seulas senyum sebelum pergi meninggalkan Mr Kiel. Saat keluar dari kamar ia terkesiap, lengannya ditarik oleh pria bermanik coklat itu dan Vin meraih pinggang Tara, mendekapnya erat.

"Kau akan pergi? Berhati-hatilah." Vin mengecup lembut pipi Tara yang merona akibat perlakuan Vin tiba-tiba dan itu memuakkan bagi Nick Scotti. Tara menatap Vin tak percaya, namun sekali lagi Vin membuat nya terpaku dan rapuh bersamaan saat ia justru meraih bibir Tara lembut dan melebur dalam kehangatan yang ia ciptakan.

***

-To Be Continued-

Untuk visual book follow I*******m @_lunalupin :)

Karya Luna Lupin yang lain ---> My Wife is Bodyguard {On Going}

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Brilliant Doctor   Chapter 115: Svad'ba

    Waaah ini adalah part endingnya yaa temen temen, terimakasih banyak udah setia membaca novelku sampai akhir ya huhu terharuu akutuuu :')Yuk ah lanjuuuuutttt ;*Have you fun enjoy it!------------Pink Sands Beach, Bahama.Nyatanya Vin benar benar berdebar karena pembahasan di ruang meeting bersama beberapa rekan dan kerabatnya kini menjadi kenyataan. Sepagi ini ia bahkan terjun sendiri untuk melihat dekorasi pernikahan yang sesuai dengan keinginan Tara.Vin tahu, Tara akan kesal karena hal ini begitu mendadak. Pria itu hanya merasa tak sabar dan tak ingin jauh dari wanitanya. Mengingat kecelakaan yang kemarin terjadi justru semakin kuat baginya untuk cepat melangsungkan pernikahan mereka. Agar seluruh dunia tahu bahwa Tara adalah istrinya. Maka dari itu tak akan ada yang berani menyentuh nya sedikitpun.Garis pantai unik dengan pasir merah muda muda yang ia pijaki membuat Vin kagum terpesona. Warna yang tidak biasa dan pemandangan ya

  • My Brilliant Doctor   Chapter 114: Mobilization

    Happy reading ;)-------------Tara benar benar menikmati hari harinya disana. Ia bahkan sempat terkejut dan gemetar saat Vin menjelaskan bahwa kecelakaan yang ia alami bukan sekedar kecelakaan tak di sengaja melainkan rencana pembunuhan yang di lakukan oleh temannya sendiri Luke Richard.Dan yang lebih mengejutkan bahwa Vin sudah membunuh pria itu. Namun Tara tak mungkin marah padanya saat ia membuktikan bahwa Vin mampu melindungi dan membalas rasa sakit yang ia alami.Lagipula Vin selalu terus menemaninya dan melatih dirinya mobilisasi serta ia bahkan tak pernah memberikan tubuhnya kepada perawat untuk sekedar di bersihkan. Awalnya ia malu dan tak menyangka pria yang begitu di segani dan di hormati melakukan hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.Saat ini, ia selalu mengajak berkeliling hingga berhenti di sebuah balkon yang menghadap menatap taman kecil yang memang di sediakan seperti di mansion Kiel. "Taman ini, untuk ayahku jika datang berk

  • My Brilliant Doctor   Chapter 113: Back to Russia

    Happy reading ;)-------------Reeves terdiam mendengar penjelasan Vin barusan di telepon. Ia harusnya tahu bahwa pria itu memang akan selalu keji pada siapapun yang menyakiti keluarga bahkan orang orang terkasih.Jadi, hal semacam ini sudah tak asing bagi mereka. Dengan membunuh perlahan si pelaku adalah balas dendam terbesar dan setimpal dari apa yang sudah Tara alami. Namun ia juga tak menutup mata bahwa tindakan tersebut melanggar hukum negara.Reeves mencengkram railing besi di atas balkon menengadah pada langit yang mulai terang dengan kehadiran matahari. Di waktu bersamaan Tara mengerjap menolak cahaya yang menembus melewati celah jendela.Ia berbalik dan langsung meringis merasakan sakit yang teramat. Vin terbangun mendengar suara samar dan bergegas menghampiri Tara begitu menangkap raut wajah nyeri pada kekasihnya."Ada apa? Kau ingin apa? Katakan padaku," cecar pria itu proteksi."Ah, maaf aku membangunkan mu," lirih T

  • My Brilliant Doctor   Chapter 112: The Real Angel

    Happy reading :)-----------"Am..pu..ni a..ku," lirih Luke lemah di atas sana. Ia menatap tubuhnya yang sudah tidak memiliki kaki. Ia bahkan menangis melihat singa itu dengan lahap memakan kedua kaki tersebut."To..long lepas..kan aku," gumamnya kemudian. Ia bahkan tak kuasa menahan sakit yang teramat ketika singa itu kembali melompat menggigit perutnya.Luke sudah tak dapat lagi berteriak karena nyeri itu begitu menghujam dirinya. Usus dan seluruh isi perutnya telah menjadi santapan liar di bawah sana.Sementara Vin tersenyum puas dan kembali meraih cerutu. Matt hanya bergidik dan sempat membuang muka ketika pria itu bahkan hanya tersisa bagian dada dan kepala. Vin tahu bahwa pria itu masih hidup."Lempar ia saat nadi dan nafasnya terhenti." Vin kemudian beranjak meninggalkan lokasi. Ia membersihkan diri setelah itu kembali ke rumah sakit. Operasi Tara sudah selesai, Pedro dan Dominika setia menunggu juga beberapa rekan Tara yang berada di

  • My Brilliant Doctor   Chapter 111: Lion King

    Happy reading ;)---------------"Vin?" Reeves segera menghampiri Vin kala pria itu terduduk di lantai sembari memijat kepalanya. Pria itu menoleh mendapati kecemasan di raut wajah tua Reeves."Maafkan aku," lirih Vin tak tahu lagi harus berkata apa saat semua itu seakan merenggut jiwanya. Semua terlalu cepat. Bahkan bodyguard yang menjaga Tara pun kini telah mati di tangan Fyodor."It's okay, tapi kau yakin ini hanya kecelakaan?" tanya Reeves sedikit menyindir."Tidak, orangku sedang melacaknya.""Haruskah ia mendapat hukuman mati di penjara?" Reeves melipat kedua tangannya di dada dengan bersandar pada dinding rumah sakit."Tidak, ia tak akan mati dengan mudah." Tepat saat itu juga Pedro dan Dominika menghampiri Vin."Vin? Bagaimana keadaan Tara?" Dominika membantu Vin berdiri dan menatap iba pada kakaknya."Ia masih di dalam sana." Pandangan Vin tertuju pada ruang operasi. Sementara Reeves berpamit untuk melihat berja

  • My Brilliant Doctor   Chapter 110: Open Reduction Internal Fixation

    Happy reading :)----------------Jantung Vin seolah berhenti. Ia segera meraih Tara dalam dekapannya. Vin berlari menabrak beberapa orang yang berlalu lalang disana. Sementara Gabriella yang hendak masuk ke dalam taxi terhenti saat Vin berteriak sembari menggendong Tara masuk ke dalam ruang UGD."Astaga, Tara!" Wanita itu ikut berlari di belakang Vin. Matanya berlarian mencari Tara di beberapa ruang pasien. Hingga ia menemukan Vin yang keluar sembari meremas keras rambut nya sendiri."Vin? Ada apa?" Gabriella menatap baju pria itu yang telah berubah warna merah oleh darah Tara. Vin kemudian terduduk seolah tulang dan syarafnya patah.Sedangkan Laura segera melakukan pemeriksaan survei primer yang dilakukan penanganan pada keadaan yang mengancam nyawa, seperti sumbatan jalan napas, henti napas, atau henti jantung.Gabriella segera masuk ke dalam begitu tak mendapatkan jawaban dari Vin. Mata Gabriella membulat mendapati Tara yang sedang di be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status