Share

Chapter 10: Tselovat'sya

Happy reading :)

------------------

"Hallo Mr Kiel," sapa Tara tersenyum ramah saat melihat wajah pria tua yang berbinar karena kedatangannya. Ia harus memakan waktu lama berdebat dengan Nick hingga berakhir disini tanpa diikuti pria brengsek itu. Segala usaha ia lakukan agar dapat terhindar dari pria yang sudah berhianat padanya, namun pada akhirnya semesta bercanda dengan mempertemukannya kembali ditempat ini.

"Kau menepati janjimu nona," pria tua itu terkekeh pelan meraih gelas diatas nakas lalu meneguknya perlahan.

Sesaat manik legam Tara menangkap pria bermanik coklat tengah duduk disamping Mr Kiel dengan santai. Pria yang sempat membuat nya merona ditengah keberanian untuk mendekapnya. Tara ingat, betapa halus dan keras surai chestnut blonde itu yang sempat ia usap dengan telapak tangannya, bahu dan punggung kokoh itu sempat ia peluk mampu menggetarkan seluruh syaraf ditubuhnya, manik cokelat yang tampak berkilau selalu menyembunyikan segala laranya dengan sempurna. Vin benar benar menyita seluruh waktu yang ia miliki tanpa disadari.

"Sepertinya kalian tampak saling mengenal," Mr Kiel mampu menebak pandangan dari kedua orang dihadapan nya.

"Aku mengenalnya di pesta semalam." jawab Tara mencoba menepis segala rambatan halus pada tubuhnya.

"Good, aku tak perlu memperkenalkan nya lagi bukan?" Mr Kiel tersenyum menggoda. Vin mengernyitkan dahi menatap ayahnya curiga. Ia tak heran dengan perubahan sang ayah dari sejak mengidap penyakit jantung beberapa bulan lalu, namun haruskah ia mengatur segala pertemuan dirinya dengan Tara? Wanita asing yang baru saja ia kenal?

"Excuse me Sir, hari ini anda akan dilakukan pemeriksaan foto Rontgen," dua orang pria yang merupakan petugas radiologi masuk dengan alat X-ray lalu menyarankan Vin dan Tara keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Tara mengisi kekosongan diantara mereka yang saat ini tengah menunggu diluar dengan bersandar pada dinding putih khas rumah sakit.

"Seperti yang kau lihat," jawab Vin melipat tangan didada, pandangan nya lurus tanpa menoleh sedikitpun pada Tara.

"Sepertinya kau harus ....."

"Aku tau apa yang harus ku lakukan nona." potong Vin jengah, ia tak suka jika ada orang lain ikut campur dalam urusan pribadinya. Terlebih itu seorang wanita, seorang wanita yang telah membuat getaran halus dan sesuatu asing bersarang dalam dirinya.

"Aku hanya memberi saran,"

"Aku tak meminta saranmu dokter Tara."

Tara membulat kan mata tak percaya, ia bahkan mengacuhkan dirinya setelah kejadian tadi malam yang mereka alami? Ini gila! Ia menyadari pria disampingnya kini terasa menyebalkan dari yang ia temui semalam. Suasana hening sesaat hingga pintu kamar Mr Kiel terbuka perlahan.

"Apa kau bisa berikan aku gambarnya?" Tara menghampiri kedua petugas radiologi yang telah menyelesaikan tugasnya.

"Baik dokter," salah satu pria itu memberikan hasil foto rontgen yang baru saja mereka ambil.

"Bagaimana hasilnya?" Vin mendekat pada Tara yang tengah mengarahkan foto tersebut keatas agar mendapat sorot lampu untuk melihat lebih jelas.

"Tak ada yang perlu dikhawatirkan semuanya jauh lebih baik," manik legam Tara masih terpusat pada foto rontgen yang ia tengadahkan. Vin terpaku saat ia sadari posisi nya begitu dekat hingga aroma tubuh yang menguar dari Tara menggelitik indra penciuman dan berhasil membuat irama jantungnya kembali acak.

"Paru paru juga tak ada masalah, Hmm baiknya aku pastikan dengan pemeriksaan elektrokardiografi," Tara memalingkan wajah kearah Vin.

Deg!

Detak jantung Tara seakan terhenti saat ujung hidung mereka bersentuhan saling mengisi celah dengan nafas hangat yang menggetarkan, Vin dapat melihat dengan jelas manik legam wanita ini terasa mendebarkan sekaligus menenangkan, wajahnya yang mungil dengan kulit putih alami dan balutan makeup tipis membuat kecantikan alami dari seorang Tara Clarke tampak sempurna. Nafas hangat yang menggelitik membuat degupan jantung mereka berpacu dengan cepat.

Tara sekali lagi menatap manik cokelat Vin yang indah namun terasa menyakitkan seakan jeritan keputus asaan dan kekecewaan disana memberontak mencoba menjelaskan apa yang ia sembunyikan sejak lama. Tara tak berani menyentuh lebih dalam secara lancang ditengah pria ini begitu keras dan kuat akan pertahanan diri. Alis tebal yang mempertajam manik cokelat Vin seakan menjelaskan bahwa sang pemilik keindahan itu melarang dirinya untuk tak melewati batas bahkan jatuh kedalam rasa sakit yang selama ini ia tutup dengan rapi.

Rahang tegas yang ditumbuhi bulu halus begitu mempesona melengkapi wajah rupawan yang ia yakini bahwa Vin murni berdarah Russia. Nafas hangat Vin dengan aroma mint seakan mampu meruntuhkan dirinya yang rapuh oleh pesona pria dihadapannya yang dingin sekaligus berbahaya. Bibir yang terbelah seksi telah menjelaskan bahwa ia adalah pria yang panas.

Tanpa mereka sadari, kedekatan mereka lebih intens dan saling menarik ke dalam pesona yang mereka yakini bahwa ini adalah sesuatu yang indah namun misterius. Vin mengikis jarak diantara mereka, Tara berhasil mendobrak pertahanan Vin dengan cara yang unik dan mendebarkan.

Vin memiringkan wajahnya untuk meraih bibir merona Tara secara perlahan, Tara memejamkan mata berharap dapat mengisi sekaligus menyembuhkan segala luka yang pria ini rasakan. Sesungguhnya ia ingin kembali mendekap pria bersurai chestnut blonde ini dengan segala kehangatan dan kenyamanan dirinya. Ia yakin Vin merasakan hal yang sama.

"Tara!" Seru seorang pria membuat kedekatan mereka meregang namun masih tetap saling mengisi celah diantara tubuh mereka yang sama sama saling menginginkan. Vin mengerutkan kening melihat pria yang saat ia temui di malam pesta pertunangan adik sepupu Matt.

"Aku menemukan mu, bukankah ini sudah waktunya kita visite semua pasien?"

Pandangan Vin jatuh pada Tara dan menangkap jelas raut wajah tak suka pada wanita bermanik legam ini. Ia dapat menebak apa yang terjadi diantara mereka walau masih ragu. Tanpa menjawab pertanyaan Nick, Tara mendelik malas lalu melangkah masuk kedalam ruangan untuk bertemu dengan Mr Kiel.

"Aku sudah melihat foto rontgen mu, semuanya baik tak perlu khawatir kau hanya satu kali lagi pemeriksaan elektrokardiografi untuk menilai aktivitas listrik jantungmu."

"Lalu, kapan aku pulang?" Mr Kiel kembali duduk ditepi ranjang dan bersandar dikepala ranjang dengan perlahan.

"Setalah ku pastikan hasil elektrokardiografi yang kau jalani," Mr Kiel mengangguk mengerti.

"Aku harus mengerjakan satu hal, maafkan aku tak bisa menemanimu,"

"Yaa tak apa, seperti nya kau sibuk My Angel," Tara memberikan seulas senyum sebelum pergi meninggalkan Mr Kiel. Saat keluar dari kamar ia terkesiap, lengannya ditarik oleh pria bermanik coklat itu dan Vin meraih pinggang Tara, mendekapnya erat.

"Kau akan pergi? Berhati-hatilah." Vin mengecup lembut pipi Tara yang merona akibat perlakuan Vin tiba-tiba dan itu memuakkan bagi Nick Scotti. Tara menatap Vin tak percaya, namun sekali lagi Vin membuat nya terpaku dan rapuh bersamaan saat ia justru meraih bibir Tara lembut dan melebur dalam kehangatan yang ia ciptakan.

***

-To Be Continued-

Untuk visual book follow I*******m @_lunalupin :)

Karya Luna Lupin yang lain ---> My Wife is Bodyguard {On Going}

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status