Beranda / Romansa / My Brilliant Doctor / Chapter 4: Joey Engagement

Share

Chapter 4: Joey Engagement

Penulis: Luna Lupin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-14 17:12:39

"Bagaimana keadaan mu Dadd?" tanya Vin mulai mendekat saat kedua dokter tersebut melangkah pergi dari kamar sang ayah.

"Simpan semua omong kosong mu anak nakal!" kesal Mr Kiel membuang wajahnya kearah lain. Ia malas melihat anak laki-laki satu satunya yang sulit diatur bahkan masih terlihat mementingkan dirinya sendiri.

"Maafkan aku, aku sedang memikirkan keinginanmu," jelas Vin sabar dan duduk tepat dibelakang punggung sang ayah yang tengah merajuk layaknya anak balita.

"Ayahmu sudah tua! Aku sudah meminta mu untuk segera menikah berulang kali tapi kau..?" 

"Aku sedang memikirkan nya Dadd tolong bersabar lah," Vin mulai merangkul bahu sang ayah mencoba menetralkan amarah yang bersarang dihati pria paruh baya tersebut.

"Semua wanita berlomba untuk mendapatkan mu, apa salahnya kau pilih salah satu diantaranya. Itu bukan hal yang sulit," ujarnya lagi dengan kerutan alis yang semakin dalam.

"Dadd... Kau tau? Aku sedang mempersiapkan semuanya. Aku ingin mendapatkan wanita yang benar benar mencintai ku bukan karena harta. Lagipula apa para wanita itu akan menerima ku jika mereka tau siapa aku yang sebenarnya?"

"Maka dari itu tinggal kan Bratva!"

"Maaf aku tak bisa melakukan itu." Vin mengurai rangkulan pada sang ayah dan merubah posisi duduknya hingga berhadapan dengan pria yang ia sayangi seumur hidup.

"Dan kau tau apa yang terjadi jika aku meninggalkan Bratva, aku akan memikirkan semua keinginan Daddy tapi tidak dengan Bratva."

Bagaimana bisa ia harus meninggalkan Bratva jika seluruh kuasa ada padanya. Bratva yang merupakan kelompok Mafia paling kejam setelah Cosa Nostra (Mafia Italia) sangat berbeda dengan Italia karena lingkungannya.

Tingkat korupsi politik dan penjualan senjata di Rusia pasca-Soviet memungkinkan ekspansi besar-besaran dan penggabungan banyak pejabat pemerintah ke dalam sindikat kejahatan. Saat ini Bratva sedang mencoba perdagangan uranium yang didapat dari program nuklir Soviet dan telah menghapus perdagangan manusia dimulai saat Vin menjabat sebagi boss Bratva.

"Baiklah kau akan aku kenalkan pada seorang wanita yang sudah Daddy tentukan. Tak ada negosiasi lagi,"

"Jika itu maumu." jawab Vin pasrah lalu mengecup punggung tangan sang ayah dengan lembut. Matt hanya memperhatikan mereka dan sesekali menggeleng samar dengan setiap perdebatan yang terus membahas mengenai pernikahan dan cucu.

Ya setiap orang tua tentu ingin anaknya bahagia dan menjalani hidup yang layak seperti membangun keluarga yang bahagia.

Namun, tidak semua orang pula memiliki kenangan yang indah untuk ia bagi dengan pasangan hidup. Ada sebagian orang yang memang memiliki kenangan pahit dan getir sehingga kepercayaan untuk membangun keluarga sangatlah jauh dan mustahil.

Bukan tidak ingin, namun memori menyedihkan itulah yang terus menerus merenggut paksa jiwa seseorang hingga tanpa sadar ia terpenjara selama memori keji itu terus menerus bersarang diingatan nya.

"Ahh Daddy kau jangan memikirkan hal itu, aku akan membantu Vin memilihkan wanita yang sempurna untukmu," Matt tersenyum riang namun terhenti saat tatapan tajam Vin dilayangkan padanya.

"Ahhh baiklah, bagaimana jika nanti malam kau ikut aku ke pesta adik sepupuku?"

"Pergilah, bertemu lah dengan beberapa wanita disana," jawab sang ayah antusias dengan seringai menggoda. Vin menghela nafas panjang sebelum mengangguk menyetujui ajakan sahabat nya.

***

Gaun hitam berkilau dengan model mermaid dan potongan dada sweet heart membuat tampilan Tara elegan ditambah anting berlian hitam dengan model matahari semakin membuat wanita 26 tahun itu tampak dewasa.

Semua pasang mata mulai menatap Tara saat ia turun dari mobil Bugatti Veyron merah metalik miliknya. Sepatu high heels hitam bertabur berlian dengan tinggi 13cm kian menawan membalut kaki putih jenjang seorang Tara Clarke.

Ia mengacuhkan beberapa pria yang ingin mencoba mendekat dan sekedar berbasa basi dengannya. Ayolah ia bahkan malas untuk hadir di pesta seperti ini jika bukan sahabat nya yang bertunangan.

"Tara!" Seru wanita bersurai golden brown tengah mengacungkan tangannya yang berisikan whiskey. Dengan langkah anggun Tara menghampiri wanita yang tak lain adalah Gabriella sahabat nya.

"Kau begitu cantik Tara! Tak seharusnya kau tak memiliki pasangan." ujar Gabriella meneguk whiskey hingga tandas. Tara hanya menghela nafas panjang dan menunggu acara yang tak lama lagi akan dimulai.

Ia ingin melihat si bodoh Joey menggunakan jas mewah dan penampilan yang ia katakan akan memukau setiap kali orang melihatnya.

'haha percaya diri sekali si bodoh itu' kekeh Tara dalam hati.

"Kau lanjutkan saja dengan kekasih barumu yang tampak seperti patung itu," bisik Tara melirik pada kekasih Gabriella yang berkepala botak dan tersenyum manis sebelum meninggalkan mereka.

"Sialan kau Tara!" umpat Gabriella mendelik tajam sebelum akhirnya melirik kekasihnya yang tampan dan mempesona. Menurutnya.

Suasana yang begitu gaduh membuat perhatian Tara pada hidangan yang tersaji rapi menjadi teralih.

"Vin??! Ohh Vin.. dia tampan sekali!" bisik wanita bersurai dark brown yang berdiri tepat disamping Tara. Mata legam Tara ikut menyusuri arah pandang wanita tersebut dan mengerutkan kening saat matanya kian tertuju pada wajah pria yang tampak familiar.

'Matt Labiance?' pikir Tara spontan, selain cerdas seorang dokter haruslah memiliki daya ingat yang kuat mengingat ia memiliki ratusan bahkan ribuan pasien yang ia tangani di rumah sakit dengan berbagai penyakit dan beberapa macam tindakan.

Namun mata legam tersebut mengamati pria yang lebih tinggi dan berwibawa disamping Matt yang kemungkinan besar bernama 'Vin', seperti wanita yang disamping nya katakan.

Stelan Shirts for suit yang ia kenakan tampak santai namun terkesan formal, mata cokelat yang terang sangatlah indah namun tajam dan dingin, sepatu hitam mengkilat begitu sempurna menemani langkahnya yang gentle, rambut chestnut blonde yang ia miliki teramat rapi dan berkilau, wajah tampan dengan alis tebal serta bulu halus dirahang yang kokoh menambah kesempurnaan ditengah sorot lampu malam ini.

'Tampaknya mereka populer sekali' gumam Tara dan lebih memilih kembali menyantap beberapa hidangan pembuka disana kemudian mengambil air mineral yang telah ia ambil dari maid yang melewatinya.

"Dokter Tara??" tanya seorang pria berdiri disamping Tara yang sedang meneguk air mineral dalam genggamannya.

"Uhuk uhuk uhuk!" Tara tercekat saat mendapati kedua pria populer menurut nya telah berdiri dan tersenyum padanya. Berbeda dengan pria tampan disebelah Matt yang menatapnya tajam dan dingin.

"Sorry," ujar Tara menutup mulut dengan telapak tangannya sebelum memberikan senyum basa basi pada kedua pria didepannya kini. 

"Kau berada disini? Jangan katakan bahwa kau kerabat dari pihak laki-laki?" tanya Matt menerka nerka.

"Yaaa Joey sahabatku," jawab Tara memaksakan tersenyum namun ditangkap baik oleh Vin. Vin tau ia tak nyaman dengan keberadaan mereka di dekat nya. Menarik, ternyata tak semua wanita ingin berdekatan dengannya. Senyum Vin mengembang samar ditengah mata cokelat nya yang terus memandang lekat wanita yang merupakan dokter bedah dari sang ayah.

"Ah yaa.. perkenalkan ini sahabat ku Vin, ia anak dari Mr Kiel." saat mata legam Tara bersitatap dengan Vin ia bahkan tertarik masuk ke dalam manik coklat indah yang berkilau dan mampu menjeratnya lebih dalam, namun terasa dingin penuh luka, getaran dan keterpurukan pria ini begitu jelas tergambar seperti kejadian yang berusaha ia kubur dalam namun terasa membekas pilu.

Mengapa? Mengapa ia dapat memahami pria asing ini hanya dengan menyelam manik cokelatnya yang tampak indah dari luar?

***

-To Be Continued-

Terimakasih banyak udah baca sampai chapter ini ;) tinggalkan jejak cintamu di kolom komentar ya ;) dan dukung Luna Lupin dengan VOTE menggunakan GEM, thank you!

Novel karya Luna Lupin yang lain :

- My Wife is Bodyguard (Emily Blunt & Mike Delwyn - Romance Action 21+)

- BEATRIX ADELINE: (Beatrix Adeline & David Mills - Romance Erotic 21+) : Novel ini eksklusif hanya ada di HotBuku

Visual book follow Instagr*m : @_lunalupin

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
KILLER ACTION
Akan timbul benih2 cinta 😍😍 Tara tertarik sama Vin, semoga Vin bisa lepas dari masa lalunya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • My Brilliant Doctor   Chapter 115: Svad'ba

    Waaah ini adalah part endingnya yaa temen temen, terimakasih banyak udah setia membaca novelku sampai akhir ya huhu terharuu akutuuu :')Yuk ah lanjuuuuutttt ;*Have you fun enjoy it!------------Pink Sands Beach, Bahama.Nyatanya Vin benar benar berdebar karena pembahasan di ruang meeting bersama beberapa rekan dan kerabatnya kini menjadi kenyataan. Sepagi ini ia bahkan terjun sendiri untuk melihat dekorasi pernikahan yang sesuai dengan keinginan Tara.Vin tahu, Tara akan kesal karena hal ini begitu mendadak. Pria itu hanya merasa tak sabar dan tak ingin jauh dari wanitanya. Mengingat kecelakaan yang kemarin terjadi justru semakin kuat baginya untuk cepat melangsungkan pernikahan mereka. Agar seluruh dunia tahu bahwa Tara adalah istrinya. Maka dari itu tak akan ada yang berani menyentuh nya sedikitpun.Garis pantai unik dengan pasir merah muda muda yang ia pijaki membuat Vin kagum terpesona. Warna yang tidak biasa dan pemandangan ya

  • My Brilliant Doctor   Chapter 114: Mobilization

    Happy reading ;)-------------Tara benar benar menikmati hari harinya disana. Ia bahkan sempat terkejut dan gemetar saat Vin menjelaskan bahwa kecelakaan yang ia alami bukan sekedar kecelakaan tak di sengaja melainkan rencana pembunuhan yang di lakukan oleh temannya sendiri Luke Richard.Dan yang lebih mengejutkan bahwa Vin sudah membunuh pria itu. Namun Tara tak mungkin marah padanya saat ia membuktikan bahwa Vin mampu melindungi dan membalas rasa sakit yang ia alami.Lagipula Vin selalu terus menemaninya dan melatih dirinya mobilisasi serta ia bahkan tak pernah memberikan tubuhnya kepada perawat untuk sekedar di bersihkan. Awalnya ia malu dan tak menyangka pria yang begitu di segani dan di hormati melakukan hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.Saat ini, ia selalu mengajak berkeliling hingga berhenti di sebuah balkon yang menghadap menatap taman kecil yang memang di sediakan seperti di mansion Kiel. "Taman ini, untuk ayahku jika datang berk

  • My Brilliant Doctor   Chapter 113: Back to Russia

    Happy reading ;)-------------Reeves terdiam mendengar penjelasan Vin barusan di telepon. Ia harusnya tahu bahwa pria itu memang akan selalu keji pada siapapun yang menyakiti keluarga bahkan orang orang terkasih.Jadi, hal semacam ini sudah tak asing bagi mereka. Dengan membunuh perlahan si pelaku adalah balas dendam terbesar dan setimpal dari apa yang sudah Tara alami. Namun ia juga tak menutup mata bahwa tindakan tersebut melanggar hukum negara.Reeves mencengkram railing besi di atas balkon menengadah pada langit yang mulai terang dengan kehadiran matahari. Di waktu bersamaan Tara mengerjap menolak cahaya yang menembus melewati celah jendela.Ia berbalik dan langsung meringis merasakan sakit yang teramat. Vin terbangun mendengar suara samar dan bergegas menghampiri Tara begitu menangkap raut wajah nyeri pada kekasihnya."Ada apa? Kau ingin apa? Katakan padaku," cecar pria itu proteksi."Ah, maaf aku membangunkan mu," lirih T

  • My Brilliant Doctor   Chapter 112: The Real Angel

    Happy reading :)-----------"Am..pu..ni a..ku," lirih Luke lemah di atas sana. Ia menatap tubuhnya yang sudah tidak memiliki kaki. Ia bahkan menangis melihat singa itu dengan lahap memakan kedua kaki tersebut."To..long lepas..kan aku," gumamnya kemudian. Ia bahkan tak kuasa menahan sakit yang teramat ketika singa itu kembali melompat menggigit perutnya.Luke sudah tak dapat lagi berteriak karena nyeri itu begitu menghujam dirinya. Usus dan seluruh isi perutnya telah menjadi santapan liar di bawah sana.Sementara Vin tersenyum puas dan kembali meraih cerutu. Matt hanya bergidik dan sempat membuang muka ketika pria itu bahkan hanya tersisa bagian dada dan kepala. Vin tahu bahwa pria itu masih hidup."Lempar ia saat nadi dan nafasnya terhenti." Vin kemudian beranjak meninggalkan lokasi. Ia membersihkan diri setelah itu kembali ke rumah sakit. Operasi Tara sudah selesai, Pedro dan Dominika setia menunggu juga beberapa rekan Tara yang berada di

  • My Brilliant Doctor   Chapter 111: Lion King

    Happy reading ;)---------------"Vin?" Reeves segera menghampiri Vin kala pria itu terduduk di lantai sembari memijat kepalanya. Pria itu menoleh mendapati kecemasan di raut wajah tua Reeves."Maafkan aku," lirih Vin tak tahu lagi harus berkata apa saat semua itu seakan merenggut jiwanya. Semua terlalu cepat. Bahkan bodyguard yang menjaga Tara pun kini telah mati di tangan Fyodor."It's okay, tapi kau yakin ini hanya kecelakaan?" tanya Reeves sedikit menyindir."Tidak, orangku sedang melacaknya.""Haruskah ia mendapat hukuman mati di penjara?" Reeves melipat kedua tangannya di dada dengan bersandar pada dinding rumah sakit."Tidak, ia tak akan mati dengan mudah." Tepat saat itu juga Pedro dan Dominika menghampiri Vin."Vin? Bagaimana keadaan Tara?" Dominika membantu Vin berdiri dan menatap iba pada kakaknya."Ia masih di dalam sana." Pandangan Vin tertuju pada ruang operasi. Sementara Reeves berpamit untuk melihat berja

  • My Brilliant Doctor   Chapter 110: Open Reduction Internal Fixation

    Happy reading :)----------------Jantung Vin seolah berhenti. Ia segera meraih Tara dalam dekapannya. Vin berlari menabrak beberapa orang yang berlalu lalang disana. Sementara Gabriella yang hendak masuk ke dalam taxi terhenti saat Vin berteriak sembari menggendong Tara masuk ke dalam ruang UGD."Astaga, Tara!" Wanita itu ikut berlari di belakang Vin. Matanya berlarian mencari Tara di beberapa ruang pasien. Hingga ia menemukan Vin yang keluar sembari meremas keras rambut nya sendiri."Vin? Ada apa?" Gabriella menatap baju pria itu yang telah berubah warna merah oleh darah Tara. Vin kemudian terduduk seolah tulang dan syarafnya patah.Sedangkan Laura segera melakukan pemeriksaan survei primer yang dilakukan penanganan pada keadaan yang mengancam nyawa, seperti sumbatan jalan napas, henti napas, atau henti jantung.Gabriella segera masuk ke dalam begitu tak mendapatkan jawaban dari Vin. Mata Gabriella membulat mendapati Tara yang sedang di be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status