Share

23. Dugaan yang Meleset

Aku sedang membantu ibuku berjualan di toko kelontongnya. Alhamdulilah, meski masih kecil tapi sudah lumayan isinya dan pelanggan ibu juga sudah lumayan banyak. Aku bersyukur setelah beberapa tahun lalu keluarga kami didera cobaan berat, akhirnya kini kehidupan kami sekeluarga mulai tertata. Meski jauh dari kata berlebih tapi cukup.

"Ini, Bu. Kembaliannya."

"Makasih Mbak Nia."

"Sama-sama."

"Permisi."

"Monggo."

Itu adalah pelanggan kesekian yang belanja di toko Ibu. Setelah pelanggan itu pergi, toko Ibu terlihat sepi pun toko-toko di sekitar toko kami. Maklumlah. Ibu kan jualan di pasar desa yang hanya buka dari jam enam pagi sampai mentok jam sepuluh. Meski pasar desa tapi pasar Suka Manja ini termasuk ramai. Soalnya, harga sayur mayur di pasar ini sangat murah. Rata-rata penjualnya adalah petani asli. Makanya kadang ada pembeli dari kota yang sengaja membeli dalam jumlah banyak untuk dijual lagi di pasar lain yang lebih besar.

"Nanti malam jadi pulang?"

"Jadi dong."

"Naik travel lagi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status