Share

Permainan Takdir

Gadis itu hanya terdiam, cukup lama. Memandang satu-persatu setiap wajah yang melihatnya, yang menunjukkan berbagai ekspresi dengan seksama sembari berpikir. Sudut pikiran yang masih berputar, membuatnya sedikit kesusahan untuk memaksa kinerja otaknya, untuk berpikir lebih keras.

“Kamu … siapa?” tanyanya pada Tara dengan kerjaban pelan seraya memegangi kepala bagian belakangnya yang terasa berat.

Kedua alis Tara hampir menyatu. Matanya pun sedikit memicing, menatap curiga. Tara masih ingat, saat ia memeriksa keadaan Aya di rumah sakit kapan lalu, dokter jaga sempat merujuk gadis itu untuk melakukan CT scan pada kepalanya. Hanya saja, Tara menolak dengan alasan Aya tengah mengandung. Ia akhirnya menyarankan, agar Aya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungannya.

“Aku Tara? Teman suamimu? Kamu gak ingat?” kalau dugaannya benar, gadis itu pasti memiliki masalah pada otaknya.

“Suami?” Aya mengeleng skepti

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status