Share

Part 14

Author: AR_Merry
last update Last Updated: 2021-07-16 09:00:00

>>Mas Rendy

Selamat tidur calon istri

Semoga mimpi indah

Jangan lupa mimpiin aku ya, Sayang

Mmuaachh

Melissa mendekap ponselnya dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Ia kembali teringat saat Rendy dengan percaya diri melamar, lebih tepatnya memaksa gadis itu untuk menikah dengannya.

Flashback

“Sudah puas?” Tanya Rendy dengan nada jahil.

Melissa memukul dada Rendy gemas, saat cowok itu menggodanya.

“Kok mukul sih, Sayang? Kalau belum puas aku bisa kasih yang lebih lama” goda Rendy.

Blushh ...

Kedua pipi Melissa merah merona. Ini bukan pertama kalinya cowok itu memanggilnya dengan panggilan ‘sayang’. Tapi tetap saja, itu membuatnya tersipu malu.

Setelah ciuman kedua yang begitu menggebu, bibir keduanya tampak mengkilap basah dan sedikit membengkak. Melissa mengikuti instingnya untuk mengecup bibir Rendy selama mungkin. Dan Rendy dengan gejolak nafsu yang menguasai merasa ingin menghabiskan waktunya hanya untuk mencium gadis itu.

“Ayo kita pulang. Kata Ayah sebelum jam lima sore kamu harus pulang ke rumah.”Ucap Rendy.

Melissa membelalakkan matanya, ia  tak percaya tunangannya akan melakukannya. “M-Mas Re-Rendy bilang ke Ayah?”

Rendy mengangguk. Menuntaskan dalam sederet kalimat yang membuat gadis itu tertegun. “Tentu dong. Sejak awal Ayah sudah berpesan sama Mas, kalau mau ngajak kamu kemana-mana harus ijin. Kalau nggak bisa ijin langsung bisa ijin lewat telepon atau pesan. Mas tadi Cuma kirim pesan ke Ayah, karena pas tadi Mas telepon gak diangkat.”

“A-ayah tahu kalau hari ini Lissa gak masuk kuliah?” ada nada gusar pada pertanyaannya.

Rendy mengangguk. “Iya, Ayah tahu. Mau tahu balasan pesan dari Ayah?”

Melissa tampak ragu, namun karena didera rasa penasaran ia pun mengangguk. Rendy merogoh ponsel di saku celananya, dan memberikan kepada Melissa.

Gadis itu menerima ponsel ponsel Rendy. Saat menyalakan ponsel itu, ia tertegun mendapati fotonya menjadi tampilan lock screen di sana. Ditambah lagi dengan password yang menggunakan tanggal lahirnya. Membuatnya semakin tak percaya bahwa cowok yang di hadapannya benar-benar menginginkannya. Mendapati reaksi gadis itu membuat Rendy menyeringai.

Dan ia kembali dikejutkan dengan foto tampilan depan ponsel. Itu adalah foto yang diambil kemaren malam. Tampak dirinya dan cowok itu memperlihatkan kedua tangan yang terdapat sebuah cincin yang melingkar. Keduanya tampak saling pandang dengan tatapan penuh kebahagiaan.

Sebahagiakah itu aku semalam? Gumam Melissa dalam hati.

Mengabaikan keterkejutannya ia membuka salah satu aplikasi pesan online berwarna hijau. Ia melihat satu percakapan dengan nama kontak ‘Ayah Mertua’, dan sukses membuat kedua pipi Melissa bersemu merah.

Rendy hanya diam, membiarkan Melissa mengotak-atik ponselnya. Melissa pun membuka percakapan di sana. Ia sungguh tak percaya dengan apa yang ia lihat. Mengetuk nama kontak itu, untuk benar-benar membuktikan bahwa itu benar-benar Ayahnya. Walaupun dari tulisan sudah bisa ditebak, ia tetap memastikan satu langkah lagi. Tidak salah lagi. Itu benar-benar nomer ponsel Ayahnya.

//Me

Selamat pagi Ayah,

Maaf, Rendy mengganggu waktu Ayah

Pagi ini keadaan hati Lissa lagi kurang baik, Yah

Rendy mau izin untuk membawa Lissa ke pantai

Agar perasaannya bisa menjadi lebih baik

Bagaimana menurut Ayah?

>>Ayah Mertua

Pagi juga menantu Ayah

Baiklah, Ayah izinkan kamu membawa Lissa ke pantai

Nanti biar Ayah yang minta izin ke kampus

Jaga Lissa baik-baik ya Nak

Dan berhati-hatilah saat mengemudi

Jangan lupa jam lima harus pulang ke rumah ya

//Me

Baik Ayah,

Terima kasih telah memberi izin kepada Rendy

Rendy janji akan menjaga Lissa sebaik-baiknya

Karena Rendy tidak mau kehilangan Lissa

Nanti akan Rendy usahakan sebelum jam lima ya Yah.

Maaf Rendy sudah mengganggu waktu Ayah bekerja

Wajah Melissa memanas. Ia merasakan kedekatan Rendy dan Ayahnya begitu kuat. Dan Ayahnya tampak memasrahkan dirinya untuk dijaga cowok itu.

“Sudah lihat sendiri kan?” suara Rendy menarik Melissa dari lamunannya.

Gadis itu mengangguk. “Ya sudah, ayo pulang!”

Jika biasanya Rendy yang menarik tangan Melissa, saat ini gadis itulah yang melakukannya. Mengulurkan tangan, meraih jari-jari tangan Rendy untuk ditautkan dengan jarinya. Membuat Rendy menyunggingkan senyum manis di bibirnya.

Setelah masuk ke dalam mobilnya, Rendy mencari sesuatu di tas ranselnya. Ia mengambil satu kotak bludru berwarna biru. Membuka kotak itu di depan Melissa.  Membuat gadis itu terkesiap untuk beberapa detik.

“Menikahlah denganku Sayang. Biarkan aku yang menjagamu dan menjadi sandaran hatimu hari ini dan selamanya.”

Lamaran bernada perintah itu, membuat Melissa berkaca-kaca. Ia tak mampu menahan kebahagiaan yang membuncah dalam hatinya. Tanpa berfikir lama, gadis itu mengangguk beberapa kali dan menghambur ke pelukan Rendy. Membuat hati cowok itu bahagia. Bulir-bulir air mata kebahagiaan menjadi saksi dua hati yang saling bertaut.

“I Love You LissaKu.”

Keduanya saling mengeratkan pelukan. Saling meresapi perasaan masing-masing.

“Sini jari tangan kamu yang kiri.”

 Rendy memasangkan cincin itu pada tangan kiri Melissa, dan mengecup beberapa detik kedua tangannya. Gadis itu merasakan desiran halus saat Rendy melakukannya. Hanya satu yang ia pikirkan dalam otak cantiknya.

Apakah ini cinta? Gumamnya dalam hati.

Tepat pukul enam belas lewat tiga puluh lima menit, mobil Rendy masuk ke halaman rumah Melissa. Setelah keduanya melepas seatbelt, mereka bergegas turun.

“Putri Ayah sudah pulang?” sambut Hasan.

Melissa segera mencium tangan Ayahnya dan memeluk erat tubuh pria paruh baya itu. Gadis itu membisikkan sesuatu ke telinga Ayahnya.

“Terima kasih Ayah.”

 Hasan menepuk-nepuk pelan punggung putrinya, sedangkan matanya bertatapan dengan Rendy. Mereka seolah berbicara melalui tatapan mata.

Setelah Melissa mengurai pelukannya, gantian Rendy mendekat ke arah Hasan dan mencium tangan pria itu. Lalu mereka bertiga berbincang-bincang singkat, membicarakan tentang persiapan pernikahan.

Melissa menggelayut di lengan Ayahnya, mendengarkan dengan seksama perbincangan antara Ayahnya dan tunangannya itu.

Flashback off

Tring ...

 >>Mas Rendy

Kok belum tidur?

Hayo, mikirin apa?

Kangen Mas ya?

Melissa semakin tak bisa mengendalikan detak jantungnya yang berdebar kencang. Ia pun mengetikkan beberapa pesan untuk tunangannya yang narsis.

//Me

Mas Rendy narsis kayak Kak Riko

Ini Lissa mau tidur kok

Besok Mas Rendy jemput Lissa kan?

Menyadari ada yang salah dengan pesan ketiga, Melissa berniat menghapusnya. Tapi, pesan itu sudah terlanjur dibaca oleh Rendy. Membuat gadis itu malu.

Tring

>>Mas Rendy

Pasti dong Sayang

Oh iya, besok pulang kuliah harus mampir ke rumah Mas ya

Tadi Mama kangen, mau ketemu kamu

Sampai jumpa besok ya,

Muach

Setelah membaca pesan-pesan itu Melissa meletakkan ponselnya di nakas. Menghubungkan dengan pengisi daya, agar besok pagi baterai terisi penuh. Ia pun beranjak menuju kamar mandi. Menyelesaikan ritual malamnya sebelum tidur.

*

Di salah satu kelab malam yang terkenal di Ibu Kota, seorang pria dengan wajah kusut, duduk di depan meja bartender dengan segelas minuman beralkohol. Wajah laki-laki itu terlihat kacau dan penampilannya begitu berantakan. Berkali-kali ia menggumamkan kata maaf untuk seorang gadis yang pernah ditinggalkan tanpa kepastian darinya.

Tampak dari kejauhan, seorang wanita mendekati laki-laki itu. Tapi, laki-laki itu langsung mengusirnya. Melontarkan kata-kata kasar dan sarkas. Membuat wanita dengan pakaian terbuka itu pergi, dengan emosi dan kebencian yang ditujukan kepada seorang wanita, yang namanya berkali-kali disebutkan oleh laki-laki yang baru saja di dekatinya.

Sampai saat ini pun kau masih belum enyah dari hatinya

Dasar wanita jalang

Aku tak akan membiarkan kau memilikinya

Kalau aku tak bisa memilikinya, maka kaupun harus lenyap

Gumam wanita itu dalam hati

Dengan langkah tergesa-gesa ia menuju di mana mobilnya berada. Setelah masuk ke dalam mobil, lalu ia mengambil ponselnya. Mendial satu nomer yang akan membantunya melancarkan keinginannya.

“Pastikan dia mati dan lakukan dengan bersih. Aku akan memberikan satu milyar rupiah jika kalian berhasil membereskan tikus kecil itu. Jangan membuatku kecewa atau kalian akan tahu akibatnya.”

Sambungan telepon itu terputus. Wanita itu menyeringai,

“Kau pikir mengusirku akan membuatku mundur? Ckckck, kau belum kenal aku sepertinya. Aku bahkan lebih hebat dari wanita jalang itu. Tak pernah aku biarkan siapapun memilikimu, kecuali aku.”

Wanita itu meninggalkan parkiran kelab malam itu. Ia pun mengemudikan mobil sportnya dengan kecepatan tinggi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Destiny    Extra Part 2

    “Mas, Lissa udah kebelet nih,” rengek Melissa yang sejak tadi tak dihiraukan oleh Rendy. Beberapa hari ini Rendy mendadak manja kepada Melissa.“Jangan lama-lama, ya?” Melissa mengangguk dengan cepat karena sudah tak tahan. Rendy mengurai pelukannya dan membiarkan Melissa turun dari tempat tidur mereka.“Hati-hati, Sayang,” pesan Rendy yang hanya dibalas gumaman oleh Sang istri.Beberapa hari ini, Rendy merasakan hal-hal aneh yang belum pernah ia rasakan pada kehamilan pertama Melissa. Jika dulu Melissa yang selalu ingin ditemani dan dipeluk, kali ini sebaliknya. Rendy akan uring-uringan jika Melissa sibuk dengan aktivitas hariannya. Termasuk mengurus putra pertama mereka.Rendy bak bayi besar yang suka merajuk tanpa alasan dan jelas. Bahkan makan pun ia minta disuapi, kalau tidak ia akan mogok makan seharian.Perubahan sikap Rendy tentu saja membuat Melissa pusing sekaligus geli. Bagaimana tidak! Rendy yang biasanya tampak cool dan berwibawa tiba-tiba berubah l

  • My Destiny    Extra Part 1

    Seorang wanita dengan wajah merengut, membawa tiga buah alat tes kehamilan dengan dua garis merah yang terlihat jelas, menuju ruang kerja sang suami di sebelah kamarnya di lantai dasar.Laki-laki yang tadinya sibuk dengan dokumen yang berada di tangannya, tersenyum dan memundurkan kursi kerjanya, untuk menyambut wanita dengan bibir merengut yang baru saja masuk ke sana.Wanita yang tak lain adalah Melissa meletakkan tiga tes kehamilan itu di meja kerja sang suami.Rendy meraih tangan Melissa, dan membuat wanita itu jatuh di pangkuannya.“Mas?!” seru Melissa dengan mata membulat.Rendy terkekeh seraya melirik tes kehamilan yang berada di mejanya. Tangannya terulur meraih ketiga benda itu, dan dalam beberapa detik kemudian kedua matanya membulat dan berkaca-kaca.“S-sayang .... ini?” Rendy menatap Melissa yang masih merengut.Melissa mengangguk. “Lissa hamil, Mas.”Rendy langsung menarik teku

  • My Destiny    Part 54

    Rendy menyusuri lorong salah satu Rumah Sakit dengan terburu-buru dan mengumpat sesekali. Meeting yang ia perkirakan hanya sebentar, ternyata memakan waktu tiga kali lipat dari seharusnya. Membuatnya harus berlari agar segera tiba di ruang Dokter Kandungan, tempat Sang istri melakukan USG.Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat seorang wanita dengan perut yang membesar, memakai kemeja panjang berwarna biru dan celana bahan hitam khas ibu hamil, baru saja keluar dari ruangan dokter membawa buku pemeriksaan kehamilan.Rendy dengan dada berdebar kencang berjalan menghampiri wanita yang sudah menjadi istrinya sejak sembilan bulan yang lalu.“Hai Sayang?” Rendy meraih buku pemeriksaan dan tas kecil yang dibawa Melissa. “Maaf ya, Mas telat lagi,” ucap Rendy dengan sedikit gugup.“Hm, Lissa mau pulang. Capek!” ucapnya dengan nada ketus dan raut muka tak bersahabat.Rendy hanya mendesah pasrah. Bagaimanapun juga ini

  • My Destiny    Part 53

    Dua bulan kemudian ....Seorang laki-laki berpakaian formal, kemeja biru dengan jas dan celana bahan senada, sabuk hitam dan dasi biru polkadot, disempurnakan oleh sepatu pantofel dan jam tangan mewah di pergelangan tangan kanannya, telah siap untuk pergi ke kantor. Menjalankan rutinitas yang telah berjalan dalam satu minggu ini.Namun sebelum benar-benar berangkat, ia harus memastikan istrinya untuk bangun dan sarapan. Laki-laki itu tak ingin Sang istri kembali merajuk seperti dua hari yang lalu, dan mengakibatkan dirinya tidak bisa pergi ke mana-mana.“Ayo Sayang, bangun dulu. Mas udah siap mau ke kantor loh,” ucap Rendy dengan nada selembut mungkin sambil merapikan anak rambut Melissa yang berantakan.Melissa mengerjapkan kedua bola matanya untuk melihat ke arah Rendy yang benar-benar sudah rapi. Tiba-tiba perut Melissa bergejolak mencium aroma parfum Rendy yang menguar tajam

  • My Destiny    Part 52

    “Selamat pagi, Baby.”Laki-laki yang kini telah siap dengan kemeja putih panjang dan celana bahan berwarna hitam, dengan rambut yang tertata rapi dan sepatu pantofel hitam yang membalut kedua kakinya, menghampiri wanita yang masih terlelap dengan tubuh polos, di atas tempat tidur yang berada di kamarnya.Wanita yang lelah akibat percintaan panas dengannya semalam, menggeliat pelan ketika ia merasakan sentuhan lembut di punggungnya.“Mas Rendy sudah mau berangkat?” tanya Melissa dengan parau.“Iya. Hari ini Mas ada bimbingan untuk menyelesaikan skripsi. Mungkin sampai jam tiga sore Mas baru bisa pulang.”Melissa mengerjapkan kedua matanya, ia tersenyum melihat penampilan Rendy yang tampak begitu tampan. “Lissa mau tidur aja hari ini. Mas Rendy hati-hati.”Rendy tersenyum. Laki-laki itu melabuhkan kecupan di bibir Melissa sebelum benar-benar beranjak dari sana. Tak lupa ia menarik selimut untuk m

  • My Destiny    Part 51

    Warning 21++Melissa menggerakkan kedua bola matanya. Mengerjap berulang kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang menerangi seluruh sudut kamar hotel yang ditempatinya.Setelah percintaan panasnya siang tadi, Melissa langsung terlelap. Mengingat betapa kuatnya Rendy menerobos pertahanannya.Mendapati dirinya masih dalam keadaan polos, Melissa melirik ke kanan kirinya. Berharap ada pakaian yang bisa dipakai. Namun hingga ia duduk terbangun pun tak ada selembar pakaian yang berada di sekitarnya. Begitu juga dengan Sang suami.Melissa memutuskan untuk melilitkan selimut di tubuhnya dari pada berjalan dengan tubuh polos. Ia berniat ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi kandung kemihnya.Tapi saat ia menginjakkan kaki di lantai, ada rasa mengganjal di kewanitaannya. Ingatannya kembali pada kegiatannya dan Rendy siang tadi. Sesuatu yang membuat mereka bermandikan keringat dan bisa terlelap setelahnya. Kedua pipi Melissa meme

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status