Ketika Alex kembali membuka kedua matanya, dia menemukan dirinya tengah terbaring di atas tempat tidur di sebuah rumah sakit. Pemandangan warna putih serta aroma khas alkohol rumah sakit pun tercium dengan jelas, ketika Alex melihat ke samping ia juga menemukan ada selang IV terpasang pada tangan kirinya.
Kondisi tubuh Alex tidaklah seburuk seperti kelihatannya, sehingga dia bisa menggerakkan tubuhnya dan kemudian beranjak dari posisi tidurannya menjadi duduk di sana.
Aku masih hidup? Tanya Alex pada dirinya sendiri, ada sedikit keraguan yang tercetak jelas pada kedua matanya.
Dia ingat sekali kalau ledakan besar waktu itu membunuhnya, tidak mungkin dia bisa selamat akibat ledakan pesawat apalagi keluar dari badai kosmik yang luar biasa tersebut. Namun, kenyataannya sekarang ini Alex masih bisa membuka kedua matanya. Dia selamat?
Secepat pemikiran mengenai dirinya yang selamat muncul dalam benaknya, Alex pun langsung menepis ide itu. Melihat pemandangan kota yang terlihat dari kaca jendela di luar sana serta kamar tempatnya dirawat, Alex sangat yakin dia tidak berada di Kerajaan Starlight, bahkan tempat ini juga bukan era interstellar yang sangat ia kenal.
Apabila Alex masih berada di era interstellar, dia tidak akan mencium aroma alkohol seperti sekarang, dan beberapa peralatan rumah sakit di tempat ini juga sangat asing dan dari informasi yang Alex ketahui sebelumnya adalah peralatan rumah sakit di era kuno. Di era interstellar, mereka yang berada dalam perawatan bisa langsung masuk ke dalam kabin perawatan yang terisi oleh cairan nutrisi serta pengobatan lainnya.
Saat Alex melihat kedua tangannya barulah dia menemukan sebuah perbedaan yang sangat besar di sana. Sebelumnya Alex tidak menyadari kalau situasi dimana dirinya berada benar-benar berubah 180 derajat, hal ini dikarenakan Alex baru saja tersadar setelah ledakan pesawat induknya yang merenggut nyawanya waktu itu. Karena itulah Alex pun tidak menanggapi ketika dua orang perempuan waktu itu memarahinya tanpa alasan, pun ketika salah satu dari mereka mendorongnya sampai terjatuh ke kolam renang dan mengakibatkan Alex harus dilarikan ke rumah sakit seperti sekarang ini.
Melihat ke arah tangannya yang terlihat begitu ramping dengan jari-jari yang lentik serta panjang membuatnya sadar kalau kedua tangan itu bukanlah tangan Alex. Tidak hanya kulit tangannya tidak kasar maupun kapalan akibat terlalu sering memegang senjata, bahkan kulitnya tersebut terkesan sangat halus seperti pemilik tangan itu tidak pernah melakukan pekerjaan kasar dalam hidupnya. Ketika Alex menunduk, rambut panjangnya pun jatuh pada dadanya dan detik berikutnya Alex pun hanya bisa memejamkan kedua matanya karena perasaan tidak berdaya benar-benar menyerang dirinya.
Kedua tangannya bergetar akibat perasaan ragu serta takut yang Alex rasakan, namun perlahan dia pun menyentuh dadanya. Dia menemukan dadanya yang seharusnya datar dan bidang kini terasa lembut dengan bongkahan daging besar di sana seperti milik seorang perempuan, tubuh yang ia miliki tersebut bukanlah tubuh Alex seperti sebelumnya.
Tubuh Alex yang tinggi dengan dada bidang dan paras yang tampan kini berganti menjadi tubuh seorang gadis berdada besar, bertubuh lembut, dan berkulit halus. Ketika dia menyentuh area bawah barulah Alex sadar kalau dia benar-benar berubah menjadi seorang perempuan seutuhnya.
Aku pernah melihat semua ini dari alur novel gila yang sering Renata baca, dimana tokoh dalam novel berubah menjadi perempuan. Namun, aku tidak pernah menyangka kalau kejadian yang tidak masuk akal itu akan terjadi padaku!! Teriak Alex di dalam hatinya.
Wajah Alex menjadi pucat pasi dengan kedua matanya terbelalak lebar akibat ketidakpercayaan besar yang menghantam jiwa dan raganya. Bagaimana mungkin seorang laki-laki berubah menjadi seorang perempuan?
Berbagai pertanyaan pun muncul di dalam benak Alex. Namun, mengingat kalau dirinya sudah tewas karena ledakan pesawat antariksa waktu itu membuat Alex menganalisa situasinya. Apa yang terjadi pada Alex tidak bisa dijelasan menggunakan sains atau ilmu pengetahuan lainnya. Meski demikian, sebagai seseorang yang pernah mengalahkan Ratu Bangsa Zerg serta memiliki kekuatan mental yang sukar dijelaskan dengan sains membuat Alex bisa menerima keadaannya dengan mudah. Dia memiliki kondisi mental yang bagus dan pikirannya pun terbuka, sehingga ketika dia dihadapkan fakta dirinya menjadi seorang perempuan pun tidak menjadi masalah besar bagi dirinya.
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan para ilmuwan mengenai badai kosmik, fenomena tersebut dapat menciptakan lubang cacing yang bisa menghubungkan ruang dan waktu dengan dunia lainnya. Apakah kecelakaan yang aku alami waktu itu membuatku masuk ke dalam lubang cacing? Tapi, kalaupun aku masuk ke dalam lubang cacing maka tidak mungkin aku berubah menjadi perempuan seperti sekarang. Meskipun sukar untuk dipercaya, tapi aku hanya bisa memikirkan perpindahan untuk menjelaskan situasiku saat ini. Pikir Alex yang menganalisa situasinya dengan seksama.
Alex tidak terlalu bersedih hati maupun merasa terlarut dalam perasaan karena jenis kelaminnya yang tiba-tiba saja berubah dari laki-laki menjadi perempuan. Dia adalah seorang prajurit dan pangeran dari Kerajaan Starlight, dia tidak akan sesukses itu kalau Alex terlalu larut dalam perasaannya di semua hal. Untuk itu menjadi seorang perempuan maupun muncul di dunia ini bisa Alex terima dengan mudah.
Sebelum Alex menganalisa lebih jauh lagi, perhatiannya teralihkan ketika Alex merasakan ada seseorang yang datang mendekat ke arah ruang tempat dirinya dirawat. Firasat tersebut terbukti ketika setengah menit kemudian pintu kamar rawat Alex dibuka dari luar, seorang wanita berparas oriental yang berusia sekitar 40an tahun pun masuk ke dalam.
Melihat Alex yang sudah terbangun dari komanya dan balik menatapnya membuat ekspresi wanita itu terlihat sangat buruk, seperti Alex adalah musuhnya sendiri.
“Kau sudah siuman rupanya,” ujar wanita itu dengan datar seraya datang mendekat ke arah Alex.
Wanita yang datang tersebut terlihat sangat cantik dengan paras orientalnya yang begitu kental, kemungkinan besar dia berasal dari Asia, Huaxia lebih tepatnya. Meski Alex bisa menebak usia wanita itu sekitar 40an tahun, tapi wajah dan tubuhnya sama sekali tidak mencerminkan usianya yang sebenarnya. Bisa dikatakan perawatan tubuh dan wajah yang wanita ini lakukan berada dalam kelas atas, dia bukan orang sembarangan.
“Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya wanita itu lagi.
Wanita itu mencoba untuk bertanya selembut mungkin, namun karena ada rasa ketidakpuasan yang wanita itu miliki maka emosinya pun mempengaruhi nada bicara yang dia gunakan sebelumnya. Baik Alex dan wanita itu menghiraukannya, sementara Alex sendiri masih mencoba mencari ingatan mengenai siapa wanita ini dan apa hubungannya dengan pemilik tubuh yang Alex gunakan, wanita itu pun sudah mengambil tempat duduk di samping tempat tidur Alex.
Dalam otak Alex tidak terdapat ingatan apapun mengenai kehidupan dari pemilik tubuh yang Alex gunakan tersebut, bahkan nama gadis itu pun sama sekali tidak terlintas dalam ingatannya. Semuanya bersih dan tidak ada informasi barang sedikit pun untuk Alex gunakan, apa yang dikatakan dalam novel transmigrasi mengenai ingatan asli dari tubuh yang digunaan oleh protagonis semuanya adalah bohong.
Alex tidak mendapatkan ingatan ataupun informasi berguna mengenai siapa dirinya sekarang ini, sehingga identitas wanita yang ada di hadapannya tersebut sama sekali tidak Alex ketahui. Namun, untuk membuat wanita itu tidak curiga kalau jiwa yang mengenakan tubuh di hadapannya bukanlah orang yang sama, Alex pun berusaha setenang mungkin menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.
“Aku baik-baik saja,” jawab Alex dengan kalem.
Wanita itu menghela nafas lega.
“Kalau kau memang baik-baik saja dan tidak ada yang salah dengan tubuhmu, Mama merasa senang,” ujar wanita itu dengan senyum kecil mengembang pada bibirnya. Dia pun melanjutkan lagi, “Sebagai orang tuamu Mama turut senang mendengar kabar itu, tapi aku sama sekali tidak mengerti mengapa kau harus mencari masalah dengan mereka sampai bertengkar hanya karena seorang laki-laki yang bukan tunanganmu, Alexandra? Apa kau ingin membuat malu Papamu di depan teman bisnisnya?”
Identitas dari wanita itu rupanya adalah Madam Klein, ibu kandung dari pemilik tubuh yang Alex gunakan tersebut, berarti sekarang ini wanita itu adalah ibunya. Namun, mendengar perkataan yang Madam Klein berikan kepadanya tersebut entah kenapa Alex merasa wanita itu seperti menuduhnya dan meminta penjelasan mengenai kejadian semalam kepada Alex. Sama sekali tidak terlihat seperti seorang ibu kandung kepada putrinya.
Karena Alex masih belum paham mengenai duduk permasalahan yang tengah terjadi serta hubungan yang dia miliki, langkah bijak yang bisa dia ambil adalah diam dan mendengarkan apa yang Madam Klein katakan tanpa perlu menyelanya.
“Meskipun William berasal dari keluarga kelas atas di San Forcio, kau harus sadar kalau kau sudah bertunangan dengan Master Dietritch. Melihat tindakanmu yang membuat kacau pesta pertunangan kalian kemarin malam, mau tidak mau baik Mama dan Papa harus memberikan penjelasan kepada Master Dietritch dan beberapa orang yang terkait,” tegur Madam Klein lagi. Kali ini nada menyalahkan benar-benar terdengar dengan jelas dalam perkataannya.
Tunggu, apa maksudnya dengan tunangan yang Madam Klein katakan itu?
Otak Alex serasa gagal bekerja untuk pertama kalinya karena bom besar yang Madam Klein jatuhkan kepadanya tersebut. Dari perkataan Madam Klein, dia memberitahu Alex kalau dirinya memiliki seorang tunangan yang statusnya jauh lebih tinggi dari status Keluarga Klein saat ini. Baik Master Klein maupun beberapa orang di luar sana tidak berani menyinggung orang itu apalagi membuat masalah dengannya.
Ketika Alex datang ke dunia ini semalam, rupanya dia tengah berada dalam pesta pertunangannya sendiri bersama dengan tunangan misteriusnya. Namun, entah karena alasan apa tiba-tiba saja Alex berada dalam pertengkaran dengan dua orang nona muda yang mengakibatkannya terjatuh ke dalam kolam renang. Karena semalam jiwa Alex belum beradaptasi dengan tubuhnya secara sempurna dan dia juga belum terbangun sepenuhnya, Alex tidak bisa mengelak ketika tragedi itu terjadi.
Madam Klein tidak melihat ekspresi penuh keterkejutan yang tergambar di wajah Alex, gadis itu masih menundukkan kepalanya sementara Madam Klein masih terus ‘menasehati’ Alex karena kejadian memalukan yang terjadi kemarin malam.
“Meskipun Mama tidak pernah bersamamu sejak kau masih kecil, Mama harap kau ingat kalau kau adalah bagian dari Keluarga Klein, Alexandra. Pernikahanmu dengan Master Dietritch tersebut akan sangat membantu Papamu dalam mengembangkan perusahaan keluarga kita, Mama tidak ingin Master Dietritch merasa kecewa dengan keluarga kita sampai dia ingin membatalkan pernikahan kalian kelak,” kata Madam Klein lagi.
Master Dietritch yang dimaksud oleh Madam Klein adalah tunangan Alex dan dia memiliki pengaruh yang sangat besar di San Forcio. Tidak hanya San Forcio saja, tapi di negeri A ini Master Dietritch memiliki pengaruh yang sangat besar, tidak heran kalau Keluarga Klein tidak ingin membuat orang ini tersinggung dan Madam Klein terus mengingatkan Alex untuk menjaga sikapnya karena status Alex sebagai tunangan Master Dietritch.
Selama satu jam kedepannya dalam kunjungan Madam Klein di rumah sakit, wanita itu terus-terusan memperingatkan Alex untuk tidak membuat masalah apalagi memberikan kesan negatif yang mampu mencoreng nama Keluarga Klein. Madam Klein sama sekali tidak mengatakan kalau kejadian semalam Alex adalah korbannya, secara tidak langsung Madam Klein mengatakan apa yang terjadi kemarin malam adalah salah Alex dan bukannya dua orang gadis yang mencari masalah dengannya.
Apakah ini adalah sikap seorang ibu? Alex ragu kalau Madam Klein memiliki perasaan sebagai seorang ibu kepada Alex.
“Kau harus ingat kalau statusmu sekarang adalah tunangan dari Master Dietritch, Mama tidak ingin kejadian memalukan seperti kemarin malam terulang lagi. Jaga sikapmu dan kalau bisa kau harus meminta maaf pada Master Dietritch secepatnya, katakan kalau semua ini adalah salahmu untuk melunakkan hatinya.”
Madam Klein beranjak dari tempat duduknya. Sebelum meninggalkan ruang tempat Alex dirawat, wanita itu masih sempat memberi peringatan kepada Alex untuk tidak membuat kesalahan lagi.
“Papamu akan mengirim asistennya untuk membantumu mengurus administrasi rumah sakit, dia akan menjemputmu pulang nanti. Sekarang Mama pergi dulu,” kata Madam Klein lagi.
Dia menatap sosok gadis yang masih duduk termenung di atas tempat tidur, ekspresinya mengisyaratkan ketidaksukaan, tapi ekspresi itu langsung menghilang sesaat kemudian.
“Jangan lupa dengan pesan Mama. Kau harus ingat itu!” perintah Madam Klein sebelum dia pergi dari kamar Alex.
Alex menghela nafas panjang setelah kepergian Madam Klein. Dia tidak terlalu menganggap perkataan Madam Klein secara serius. Mengenai informasi tentang Master Dietritch yang merupakan tunangannya, Alex hanya bisa menyentuh keningnya yang kini terasa sedikit sakit.
Bagaimana bisa status single Alex selama 40 tahun lebih langsung terpatahkan ketika dia datang ke dunia ini? Kesempatan kedua untuk hidup yang Alex terima tidak hanya membuatnya sebagai seorang perempuan, kesempatan itu juga sepaket dengan tunangan misterius yang mengikat identitas Alex di dunia ini.
Ketika Alex dan Sophie tiba di ruang depan, di sana sudah ada Marius, Olivia, Louis, dan juga Vincent yang tiba lebih dahulu dari mereka. Suasana di ruangan tersebut sangat kelam, ketegangan yang diakibatkan oleh kemarahan Marius akibat apa yang terjadi saat itu sama sekali tidak bisa dibendung. Meskipun Marius tidak berteriak untuk mengungkapkan kemarahan yang dia miliki, ekspresi diam serta nada dingin yang dia gunakan untuk berbicara jauh lebih ampuh untuk mengekspresikan kemarahannya. Situasi macam apa yang bisa membuat laki-laki ini kehilangan ketenangannya? Melihat Vincent yang tengah duduk sedikit lebih jauh dari tempat Keluarga Klein, Alex berjalan menghampiri suaminya dan duduk di sampingnya pada salah satu sofa panjang tidak jauh dari Keluarga Klein dengan tamunya. “Apa yang terjadi?” tanya Alex, dia setengah berbisik di telinga Vincent. Sebuah tanda tanya besar menghiasi ekspresi wajah Alex, dia ingin tahu drama macam apa yang akan dia tonton di ruang tamu ini. Vincent t
Setelah Louis pulang dari kantor, makan malam bersama di vila Keluarga Klein pun pada akhirnya dimulai. Acara makan malam tersebut bisa dikatakan sebagai acara formal di mana Alex pulang ke rumah bersama Vincent setelah pernikahan mereka berdua digelar dua minggu lalu.Dengan status Alex dalam Keluarga Klein sebelum dia menikah, acara seperti ini sebenarnya tidak perlu diadakan. Namun karena suami Alex adalah Vincent Dietritch, tentunya acara makan bersama seperti ini perlu diagendakan oleh Keluarga Klein. Tidak hanya status Vincent yang tinggi di mata banyak orang, Keluarga Klein yang kini bergantung pada pohon raksasa seperti Keluarga Dietritch harus berusaha menjalin hubungan yang baik dengan Vincent demi keuntungan yang besar di masa depan.Di atas meja makan sudah tersaji beberapa makanan yang terlihat sangat lezat, mulai dari makanan pembuka sampai makanan penutup ada di atas meja. Meskipun situasi di keluarga ini sering membuat Alex jengkel, gadis itu tidak akan memungkiri kala
Perjalanan untuk menuju kediaman Keluarga Klein yang ada di area Bravery Hills membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit pada kondisi biasa dan ditempuh menggunakan kendaraan bermotor atau mobil, apabila pada kondisi macet sedang terjadi maka perjalanan untuk menuju ke sana akan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam lamanya. Dalam melakukan perjalanan menuju area Bravery Hills kendaraan yang membawa Alex dan Vincent cukup beruntung karena kondisi jalanan saat itu tidak sedang pada kondisi padat, sehingga mereka tidak terjebak macet dan menunggu waktu lama untuk tiba di Bravery Hills. Kendatipun demikian, Alex yang menjadi penumpang dalam mobil itu berpikir andaikata mereka terjebak macet di saat-saat sekarang ini, dia tidak akan merasa marah ataupun kesal. Alex berpikir demikian karena sebenarnya dia merasa sedikit malas untuk segera tiba di Bravery Hills dan berhadapan langsung dengan Keluarga Klein. Alex bukanlah orang naif yang berpikir kalau Marius dan yang lainnya akan m
Beberapa hari berlalu setelah Alex menikah dengan Vincent. Tidak ada yang berubah secara signifikan dalam kehidupan Alex, dia masih bisa melakukan kegiatannya sehari-hari tanpa ada gangguan dari pihak manapun. Bagi Alex, menikah maupun belum menikah sama-sama tidak memiliki pengaruh besar untuknya. Cuma di sini ada sedikit tambahan dalam hidup Alex, yaitu keberadaan seseorang yang tinggal bersama dengan dirinya. Meskipun Alex dan Vincent pada dasarnya bertemu setiap hari dan juga tidur dalam satu ranjang, perubahan kecil itu masih bisa Alex hiraukan. Vincent adalah orang yang sangat sibuk, dia berangkat ke kantor di pagi hari dan pulang di sore hari. Walaupun Vincent berusaha untuk tidak pulang telat dan menemani Alex makan malam setelah pulang dari kantor, kegiatan dan juga jadwal yang mereka berdua miliki memiliki perbedaan yang sangat besar, bisa dikatakan keduanya hampir tidak bertemu kecuali di malam hari. Tidak heran kalau Alex merasa kehidupannya tidak ada yang berubah (minus
Suara tawa kecil dari Alex membuat situasi semakin dingin dan juga kelam, di seberang sana Sara yang mendengarkan suara tawa itu merasakan bulu kuduknya berdiri, seperti sesuatu yang begitu menakutkan menghantam dirinya. Ada rasa was-was dan juga kekhawatiran, Sara bersiap untuk menoreh wajahnya dengan Alex kalau gadis itu meminta penjelasan darinya nanti. Meskipun persiapan hatinya belum matang serta kekhawatiran Sara akan balas dendam dari Keluarga Dietritch nanti, dalam hati Sara tidak ingin terus terkurung di bawah bayang-bayang Alex. Bagi Sara gadis itu dulunya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan dirinya, bagaimana mungkin Sara rela menjilat kaki orang yang dulu pernah dia anggap rendah? “Sara, aku hanya bercanda dan mengerjaimu tadi. Aku percaya dengan kata-katamu.” Perkataan Alex yang tiba-tiba saja dilontarkan tersebut membuat Sara membatu di tempat. Apakah benar Alex bercanda dengannya tadi? Suasana dingin dan juga penuh tekanan yang tadi menyelimuti Alex kini me
Alex merasa tubuhnya remuk seperti baru saja dihantam oleh truk bermuatan besar berkali-kali, terutama bagian pinggang yang sekarang ini begitu kebas dan sedikit sulit untuk digerakkan. Bagian bawah tubuhnya begitu kaku dengan rasa nyeri yang menjalar ke mana-mana, bahkan menggerakkan jari tangan saja membuatnya harus bekerja keras yang membuat Alex ingin menyerah begitu saja. Semua ini adalah salah Vincent, Alex menyalahkan pemuda itu karena dialah sumber dari rasa sakit yang harus Alex rasakan sekarang ini. Apabila Alex teringat akan apa yang terjadi semalam, wajah gadis itu langsung diselimuti oleh aura kelam layaknya langit mendung, Alex ingin memberikan sumpah serapah kepada Vincent. Sayangnya keinginan itu langsung sirna karena dia berjengit sakit setelah tanpa sadar bergerak sedikit saja. Tidak ada yang menyangka kalau orang yang selalu terlihat tenang, memiliki kontrol diri yang kuat, dan juga begitu dingin sampai orang lain meragukan apakah dia memiliki nafsu adalah seorang