Share

Chapter 7

Tepat pukul 7 malam Kenzo sampai dirumah terlihat Valle sedang menunggunya sambil melihat televisi di ruang tengah, saat Valle mendengar suara deru mobil Kenzo ia pun segera keluar dan menyambut kedatangan Kenzo.

Kenzo turun dari mobil berjalan menghampiri Vallery, Vallery tersenyum tipis dan meraih tangan ken serta mencium tangan suaminya itu, Ken yang diperlukan seperti itu pun tentu saja sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Valle, namun ia segera menutupi keterkejutannya dengan bersikap biasa saja.

"Kenapa kau diluar? ayo masuk, tidak perlu menunggu ku lagi lain kali," ucap ken lalu ia masuk ke dalam rumah dan disusul oleh Valle.

Valle berlari kecil menyusul langkah besar Ken, ia segera menghampiri ken mengambil tas yang dipegang oleh kenzo, Kenzo melepaskan jasnya dan memberikannya kepada Valle, valle tersenyum tipis dan menerima tas itu, ia pun segera menyimpan tas kerja milik kenzo di dalam ruang kerja, sedangkan Ken mendudukkan tubuhnya di sofa dan menyandarkan kepalanya sambil memejamkan mata, ntah apa yang ia pikirkan saat ini.

"Ken segera lah mandi setelah itu kita makan

malam," ujar Valle tak berapa lama setelah menyiapkan air hangat untuk Ken.

"hm," jawab Ken singkat.

Ken pun berlalu menuju ke kamar untuk membersihkan diri, setelah selesai dia turun ke meja makan menghampiri Vallery yang tengah menunggu nya di meja makan.

Valle mengambilkan makan untuk kenzo dan mereka pun makan dalam keadaan diam, setelah selesai ken kembali ke kamar dan valle membereskan peralatan makan yang tadi, setelah itu ia pun menyusul kenzo ke kamar.

Ceklek

Terdengar suara pintu di buka, di lihatnya kenzo sedang duduk menghadap laptop, Kenzo melirik sekilas ke arah Vallery dan kembali melanjutkan pekerjaannya, Valle berjalan menuju ruang ganti mengambil piyama dan berganti pakaian di kamar mandi, setelah selesai ia duduk di sisi ranjang dan melihat Kenzo seperti ada yang ingin ia katakan.

Ken yang menyadari itu menghentikan pekerjaannya dan menatap Vallery.

"Ada yang ingin kau katakan?" tanya Kenzo.

"Tidak," jawabnya.

"Lalu kenapa kau dari tadi menatap ku seperti itu?" tanya Kenzo sambil menatap Valle penuh selidik.

"Eh-emm," Valle menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena ketauan melihat Kenzo sejak tadi.

"Aku akui aku ini tampan, apa kau menyadarinya sekarang, hm?" goda Ken.

"Ck, percaya diri sekali," Valle memalingkan wajahnya dia pun bangun dan mengambil laptop untuk memperbaiki tesis miliknya agar ia cepat menyelesaikan pendidikan nya saat ini.

"Em- Ken," panggil Valle sedikit ragu untuk menyampaikan apa yang ingin ia katakan sejak tadi.

Ken mendongakkan kepalanya menatap Vallery.

"Akhir-akhir ini mungkin aku akan sibuk mengerjakan tesis ku dan akupun mendapat tawaran pekerjaan , jadi mungkin aku akan sering telat pulang," ujar Valle.

"Hm, tidak masalah," jawab Kenzo kembali fokus pada laptopnya.

"Baiklah, terima kasih telah mengerti," ucap Valle.

"Ya, kitakan sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing," saut Ken tanpa mengalihkan pandangannya.

***

Cukup lama Vallery mengerjakan tesis miliknya, karena sudah merasa lelah Valle pun menutup laptop dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, sekilas ia melirik Ken yang duduk bersandar dipan memangku laptop di sebelahnya tampak fokus sekali menyelesaikan pekerjaannya, tak lama ia pun memejamkan mata dan tertidur di samping Kenzo.

Pukul 12 malam Ken selesai dengan pekerjaannya, Kenzo meletakan laptopnya di atas nakas, di lihatnya Valle sudah tertidur pulas, Ken menaikan selimut Valle dan ia pun segera tidur di samping istrinya itu.

***

Pagi hari Valle bangun untuk mandi dan setelah selesai ia keluar dari kamar ke dapur menyiapkan sarapan untuk suaminya, walaupun ada perdebatan kecil dengan pelayan karena dia sendiri yang ingin menyiapkan sarapan tapi dilarang oleh bik Lastri namun Valle tetap bersikeras untuk menyiapkan sarapan, karena ia merasa itu adalah tugasnya sebagai seorang istri, setelah selesai ia ke kamar membangunkan Kenzo.

"Ken bangun," ujarnya sedikit mengguncang lengan Kenzo.

"Hm," Kenzo menggeliat sedikit membuka matanya melihat Valle sudah berada di hadapannya, tak lama ia pun segera duduk di tepi ranjang dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri,

Sedangkan Valle berjalan menuju ruang ganti untuk menyiapkan pakaian yang akan digunakan Kenzo ke kantor dan meletakkannya di atas tempat tidur.

ceklek

Suara pintu kamar mandi terbuka, Seketika membuat Valle menoleh dari aktivitas nya dan ia pun sangat terkejut melihat Kenzo yang keluar hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya menampilkan tubuh atletis yang ia miliki, seketika Valle menutup mata dengan kedua tangannya, Ken merasa geli melihat tingkah Valle yang seperti itu, namun ia tidak berkata apapun, ia segera memakai baju yang sudah disiapkan oleh Valle.

"Buka matamu aku sudah berpakaian," ucap Kenzo.

Perlahan Valle membuka matanya dan melihat Kenzo yang akan mengenakan dasi namun sedikit kesulitan.

"Bolehkah aku yang melakukannya?" ucap Vallery, Kenzo mengalihkan pandangannya melihat Valle, tanpa berkata apapun ia menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Valle.

Valle tersenyum dan mengambil dasi dari tangan Kenzo.

"Bisakah aku yang melakukan ini setiap hari?" tanya Valle.

Kenzo hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun, setelah selesai mereka pun berjalan keluar dari kamar untuk sarapan, Valle mengambilkan makan untuk Kenzo.

Kenzo menyuapkan makanan ke mulutnya dan berhenti sambil berpikir.

'hm enak sekali, aku tidak pernah makan makanan se-enak ini, ini tidak seperti masakan bik Lastri,' ucap Ken dalam hati.

"Bik, bik Lastri," teriak ken memanggil bi Lastri.

Valle yang saat itu juga sedang sarapan pun terbatuk karna terkejut akan teriakan Ken.

"Hei, ada apa dengan mu, pelan-pelan lah saat makan, tidak ada yang akan mengambil makanan mu," omel Ken sambil memberikan segelas air putih pada Valle.

"Ini karna kau yang berteriak seperti itu," saut Valle sambil menerima minum dari tangan Kenzo.

"Ada apa? kenapa berteriak seperti itu, kalau kau membutuhkan sesuatu katakan saja pada ku, aku akan mengambilnya," ujar Valle kemudian.

Sebelum Kenenjawab terlihat bi Lastri berjalan tergopoh-gopoh dari dapur ketika mendengar teriakan tuan mudanya itu.

"Iya tuan muda," ucap bi Lastri sambil menundukkan kepala karena takut ia melakukan kesalahan.

"Siapa yang masak semua ini?" tanya Ken sambil menatap ni Lastri dengan tatapan yang sulit di artikan.

Bi Lastri yang saat itu ketakutan melirik ke arah Valle, namun Valle hanya tersenyum tipis dan mengangguk kepalanya, seakan ia memberi kode pada bi Lastri untuk berkata jujur, bi Lastri yang mengerti itu pun memberanikan diri untuk bicara pada tuannya.

"E-anu tu-tuan, yang memasak i-itu," bi Lastri berbicara terbata-bata Karena takut jika kenzo akan mengamuk.

"Katakan, siapa yang memasaknya, aku ingin dia yang selalu menyiapkan makanan untuk ku," ucap Ken kemudian karena tidak tega melihat bi Lastri yang ketakutan padanya.

"Eh," bik Lastri seketika mendongak melihat Kenzo yang terlihat mengulas senyum tipis, namun sangat tipis.

"Tuan itu yang memasak nona Valle," ucap bi Lastri akhirnya, Kenzo menoleh ke arah Valle tidak percaya, yang dia kira Valle adalah gadis manja dari keluarga kaya yang hanya senang berfoya foya dan ternyata ia bisa melakukan pekerjaan yang sangat jarang anak perempuan keluarga kaya mau melakukan nya.

"Aku akan selalu menyiapkan makanan untuk mu, karena itu memang sudah menjadi tugasku sebagai istri," ujar Valle kemudian.

"Terima kasih," jawab Ken dan langsung melanjutkan sarapan nya.

Bi lastri pun segera pamit kembali ke belakang, setelah selesai ken bergegas ke kantor dan Valle mengantar suaminya sampai ke depan rumah, ia meraih tangan ken dan mencuimnya, sebelum itu Valle berpamitan pada Ken jika ia nanti akan keluar.

"Ken, nanti aku akan keluar ada pekerjaan yang harus aku urus," ucap Valle. 

Mendengar itu Ken sedikit mengerutkan keningnya namun tanpa berkata apapun Ken mengangguk mengiyakan perkataan Valle.

Ken segera masuk ke dalam mobil, setelah mobil Ken tak terlihat dari jangkauan matanya, Valle segera masuk kedalam rumah dan bersiap ke kantor, karena dia hanya ada jadwal ketemu dosen pembimbing dan itupun siang hari, jadi ia memutuskan untuk pergi ke kantor miliknya, selesai dengan pakaian formal nya ia segera pergi menuju kantor.

Sesampainya di kantor para karyawan memberi sapaan kepada Valle, dan Valle pun membalas dengan senyuman ramah pada mereka, dia pun berlalu menuju ruangan pribadi nya.

Valle memencet telepon memanggil asisten pribadi sekaligus sahabatnya Kiara untuk datang keruangannya, tak lama kiara pun datang.

"Ra gimana perusahaan yang ada di London, apa ada masalah?" tanya Valle.

"Tidak ada masalah semuanya berjalan dengan baik nona, bahkan saham kita naik dengan pesat," jawab Kiara.

"Sudah berapa kali ku bilang jangan berbicara formal kepadaku," saut Valle sambil mendengus kesal.

Kiara tersenyum geli melihat Valle kesal padanya, "baiklah sayangku," jawab Kiara kemudian.

"Kau jangan mengkhawatirkan perusahaan disana valle, sudah ada Aditya yang mengurus semuanya," ucap Kiara.

"Iya aku tidak khawatir, aku yakin dia akan mengurusnya dengan baik, nanti suruh dia kirim perkembangannya ke email ku ya," ucap Valle.

"Oke," jawab Kiara.

Aditya dan Kiara adalah orang kepercayaan sekaligus sahabatnya sama seperti Arjuna mereka ber 4 sahabat saat kuliah di London, setelah selesai S1 Kiara dipercayakan Valle untuk mengurus perusahaan yang ada di negara ini,

Sedangkan Raditya di percaya mengurus perusahaan yang ada di London, sedangkan Arjuna dia sudah bekerja sebagai model bersama valle dan melanjutkan S2 di negara x sekaligus membantu mengurus perusahaan papanya.

Bersama dengan Kiara dia belajar berbagai seni beladiri dan belajar menggunakan berbagai jenis senjata pada seseorang pria paru baya yang pernah menolong nya saat dia pernah akan dilecehkan dulu, dan ternyata orang itu adalah ketua gank mafia.

Valle belajar dengan cepat karena memang dia seorang gadis yang jenius dan cepat tanggap, bahkan Paman Mike sangat takjub dengan Vallery, dia sudah di anggap sebagai putri nya sendiri karena memang Paman Mike tidak mempunyai anak, dia pernah menikah tetapi istrinya meninggal di tangan musuh saat mengandung, sejak saat itu paman Mike tidak pernah menikah lagi sampai bertemu dengan Valle yang sudah seperti putrinya sendiri.

Tidak ada yang tau valle mempunyai kemampuan bela diri yang menakjubkan kecuali Ara yang belajar bersamanya, tadinya mereka ingin belajar hanya untuk melindungi diri sendiri tapi siapa sangka Paman Mike meminta dirinya unruk menjadi pewaris dari seluruh kekayaan nya dan memintanya memimpin Darkness saat iya sudah tidak bisa memimpin lagi nanti.

Awalnya Valle tidak mau, dan menolak keras, ia tidak ingin terjun ke dunia hitam apalagi dia seorang wanita, tapi dengan bujukan dari Paman Mike dan mengetahui jika darkness bukanlah gank mafia ilegal, akhirnya Valle pun menyetujui permintaan paman Mike, Darkness dibentuk hanya untuk menghadapi musuh yang akan menghancurkan perusahaan mereka.

Valle menyetujui hal itu tentu saja dengan sebuah syarat, tidak akan ada yang mengetahui identitas nya sebagai pemimpin kecuali orang-orang terdekat nya saja, dan ia hanya akan keluar saat keadaan genting saja.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status