Share

Chapter 23 Pesta

“Kenapa lo? Muka lo lecek banget.”

Aku hanya melirik sekilas ke arah Gamma sembari melemparkan tatapan setajam katana, kemudian mendengus keras. Kuangkat gelas berisi angur ke bibirku, kemudian menghabiskannya dalam sekali tegukan. Ketika ada pelayan yang lewat, aku menyambar gelas yang baru, kemudian mengembalikan gelas yang sudah kosong.

Aku bersandar pada kursi di sudut ruangan, sebisa mungkin berusaha menjauhi kerumunan dan melebur bersama bayang-bayang. Sudah hampir pukul sebelas malam dan aku dengan gigih menjauh dari semua orang. Yang kuinginkan hanyalah ketenangan dan waktu untuk menata pikiranku. Hal terakhir yang kubutuhkan ialah orang-orang yang berusaha menarik perhatianku, bersikap sok akrab, dan sering kali berlebihan dalam mencari muka.

Entah sudah berapa banyak anak-anak rekan bisnis ayah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status