Share

Mencari Siregar

     Setelah perkuliahan hari ini berakhir, seperti janjiku akan bertemu Regar. Aku menunggunya di salah satu Cafe dekat kampus. 30 menit menunggu akhirnya Regar muncul.

     "Darimana aja huh? gue lama nungguin lu, tau." Aku terus saja mengomel sambil mengaduk-aduk minumanku yang daritadi tidak aku sentuh setegukpun.

    "Sorry... gue ada keperluan, lagi itu minuman jangan dimainin gitu, kasihan minumannya ntar oleng" sindir Regar padaku 

"Lu harus secepatnya umumin ke ortu lu kalo lu udah punya pasangan!" Ujarku masih dengan wajah serius

"Tapi siapa ?"

"Idih nanya gue, yah serah Lu dah ,pokoknya pointnya mah Lu harus batalin perjodohan itu TITIK. Gue gak mau denger alesan apapun."

Setelah memberi peringatan pada Regar, gue memilih untuk langsung pergi dari cafe itu, tak perduli apa kata Regar, aku yang memaksanya datang lalu meninggalkannya begitu saja. Aku yakin dan percaya bahwa Regar akan mengutukku untuk hal ini. 

****

Kini tiba waktu aku akan sangat merasa terbebani, dan aku terpaksa harus mengikuti semua ritual perjodohan ini, mulai dari aku yang akan lebih sering mengirim makanan dan beberapa paket bunga ke rumah tante Jennie, serta aku yang harus mulai ikut pertemuan pertemuan yang aku sendiri tidak mengerti untuk apa itu di adakan, hanya akan membuat bosan dan buang buang waktu menurutku. . ah ini semua karena makan malam yang kacau itu, kenapa juga Regar malah memilih untuk tidak ikut, padahal jelas itu bukan pilihan. Aku sudah mencoba memperingatinya dan sepertinya dia ingin bermain main denganku. Tunggu saja akan aku buat dia menyesal. Sampai dia sendiri yang akan merengek untuk perjodohan ini dibatalkan.

****

Seperti biasanya aku akan menuju kampus, mengikuti semua rutinitas yang anak kuliahan harusnya lakukan. Ada Kelas dan beberapa kegiatan pilihan lainnya seperti tiap harinya, oh iyah aku juga harus selalu ikut bimbingan untuk beberapa perlombaan yang aku ikuti, demi kelangsungan beasiswa yang ku peroleh dikampus ini, itu juga salah satu alasan untuk aku keluar negeri dengan mudah.

Hari ini aku sengaja menggunakan transportasi umum (bus) untuk ke Kampus. Aku ingin sesuatu yang berbeda. Tohh tidak enak bila aku menggunakan kendaraan pribadi sementara aku pemegang beasiswa full. Apa kata dosen dan anak anak lainnya. Aku dikutuk karena keserakahanku nanti. 

Pukul. 09 lewat 10 menit, aku sudah tiba di halte pemberhentian. Dan aku masih harus berjalan lagi menuju kampus yang jaraknya dari halte sekitar 100 meter, dan baru beberapa langkah tiba tiba ada panggilan atas namaku.

" Va..." Sapa seseorang yang suaranya begitu aku kenali. Yah itu Reina. Reina yang duduk di jok belakang membonceng pada seorang pria, dan sepertinya wajah pria itu tidak asing. Aku pernah bertemu ahh atau melihatnya. Dimana kira kira. Lalu lamunanku terhenti oleh teriakan Reina. 

"Lu jalan Va ?"

"Ohh iya nih rei , gue tadi naik bus ke Kampus." Aku menjawab Reina namun pandanganku terus kearah pria yang memboncengnya.

"Ehh bentar bentar dehh." Ujar Reina meminta pria itu memberhentikan motornya. Lalu Reina turun dari motor.

"Emm det, gue jalan aja sama Valerya oh maksudku Canva.. Lu duluan aja masuk." Pinta Reina pada Pria itu

"Oh temen lu ??" Tanya pria itu sambil sesekali memerhatikan gue. 

"Iya sekelas. Udah sana nanti aja gue kenalin. Bye det."

"Yawdah gue cabut." Balas pria itu sambil menghidupkan kembali mesin motornya lalu melaju meninggalkan kami berdua.

Setelah pria yang mungkin itu kekasih Reina menghilang dari kerumunan pejalan kali. Gue akhirnya memutuskan untuk bertanya sesuatu pada Reina.

"Rei,, gue mau nanya nih" 

"Apa Va ??"

"Emmm. Dia tadi cowok lu kan...?"

"Iya, gue manggil dia det. sooo"

"Dia senior yah ?"

"Umhum. Why ?" Balas Reina dengan tatapan penasaran maksud dari pertanyaanku.

"Ahh gak ada kok, soalnya gue seneng aja lihat yunior jadian ama senior gitu. Asyik aja menurut gue." Jawabku asal 

"Ohyah. Terus lu mau juga gitu punya senior ?"

"Ahh gaklah. Gue mah males."

"Lah terus tadi pernyataan lu maksudnya apaan neng..."

"Yah seneng lihatnya doang. Ada yunior ada senior terus ada masa masa dimana bakalan aman kalau ada apa apa sama senior cewek." Hehe , aku tertawa kecil

Haha. Dibalas Reina dengan tawa yang lebih besar dan semangat. "Dasar Lu. Bisa aja. Gue sama doi udah pacaran 3 tahun."

"What ??? Lama banget. Dari lu SMA, terus dia ?"

"Gue LDR an Va, selama ini dia tinggalnya di Kalimantan, nah baru sekarang dia tuhh integ di Kampus kita, jadi itung itung baru berapa hari lah gue ketemu dia."

"Are u seriously Ree ?"

"Of course Va. Thats Reall. And true Story."

"Wow, amazing"

"Apaansihh,"

"Seriusan, itu wow bangett. "

"Gaklahh, dia juga pindah kesini bukan karena gue juga alasannya."

"Huh ?"

"Iya Va, dia tuh udah semester 5 sekarang, mana mungkin dia integ di usia semeter yang tinggal sedikit lagi cuman gara gara gue."

"Terus ?"

"Yah. Itu karena akhirnya bokapnya dipindahin ke Jakarta. Dan dia anak Tunggal jadi mau gak mau harus ikut. Yahhh itu dehh alasannya. Akhirnya dia ke jakarta dan sekampus sama gue."

"Tapi lu senengkan.. "

" Yah seneng gak seneng sih."

" Idih. Kok gitu Rei. Why, tell me ?"

"Emmm... sebenernya, gue sama dia itu jadian sekedar jadian doang. "

"Huh ??? "

"Iyaa. Kita kenalan waktu pentas seni. Kebetulan. Dia ikut salah satu ekskul dan gue juga. Dia ke jakarta dan gue ikut pentas seni yang sama. Kenalan. Tukeran alamat i*******m, after gue folow dan di flbk, DM. Yaudah jalan beberapa bulan kami memutuskan untuk jadian. Dan sekarang ketemu gue hampah sebenarnya. Gue lebih milih dia jauh aja ketimbang deket gini."

"Lohhh kenapa Rei, lu aneh ihh...."

"Gue sepertinya nyaman saat chatt , by phone, vcall and something like that. Just sosmedd. Dan bukan untuk dunia nyata gini. "

"Sakit Lu Reiii..... "

"Tapi ini beneran Va...."

Dan akhirnya Percakapan kami yang semakin berat harus terhentih, karena ternyata kami sudah berada di depan gerbang kampus. Dan pria yang tadi bersama Reina sudah menunggu di depan gerbang. 

"det, kok Lu gak duluan masuk ajasih." Ujar Reina sembari mendekat pada kekasihnya yang berdiri depan gerbang kampus

"Yah gak apa. Ayuk. " ajak pria itu pada Reina sambil memberi senyum singkat padaku sebagai tanda untuk mengambil Reina. Lalu aku membalas dengan anggukan.

"Ummm Va, gue duluan yah. Inget itu rahasia kita berdua." Reina membisikkan itu padaku. Berdua. Lantas dua sahabatnya kemarin tidak ia beritahu kah??? Batinku

Aku yang melihat sepasang kekasih itu jadi kepikiran dengan bagaimana nanti aku sama Regar. Menjalin hubungan tanpa rasa. Ini harus dihentikan. Mendadak aku menjadi semakin panas dan meledak ledak.

Regar.. mana Regar

.. aku terus saja mencari cari sosok Regar. Di kelasnya dan beberapa tempat yang biasa ia kunjungi. Namun nihil tidak aku temukan. Dimana keberadaannya saat ini. Sudah ku telpon dan ku W******p namun sama. Tetap tidak ada jawaban darinya. Aku semakin geram.

Ingin menjambaknya.

to be continued. . . 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status