Share

Ospek terakhir

     Masih ospek terakhir untuk kami para mahasiswa baru dikampus ini. Dan juga hari ini Pengumuman untuk hasil test beasiswa yang ku ikuti. Aku memutuskan untuk menuju ke papan buletin kampus. Dan alhasil Namaku tertera dengan jelas sebagai pemegang no.1 untuk beasiswa prestasi. "Wah legah." Bisikku. Tentu ini meyelamatkan aku dari absen ospek dan kemungkinan akan ketahuan siapa aku sebenarnya. Yah walopun bukan aku yang mengumumkan diriku senior mereka sendiri yang seenaknya menfonisku demikian. 

***

     Kabar gembira ini lalu sampai kepada kedua orangtuaku. Ayah dan Bunda tentu sangat bahagia. Akhirnya aku bisa membuktikan sekali lagi aku adalah the winner untuk urusan study. Mereka pula menjanjikan S2 ke luar negeri untukku. Dimana itu terserah aku. Soal biaya jelas orangtuaku tidak masalah. Ditambah lagi sekarang aku Resmi Kuliah gratis.

"Sayang. Kau diam diam sudah membuat Ayah dan Bunda bangga. Bunda yakin pulang nanti Ayah akan mengajak kita Dinner bareng." Itu yang dikatakan bunda saat aku baru pulang kuliah dan bertemu dengannya di meja makan.

"Yah Bunda wherever . Canva akan ikut" jawabku sambil menyendok beberapa lauk untuk kupindahkan kepiringku.

"Thankyu sayang." Bisik bunda dan memelukku erat dari belakang.

***

Kring 

kring 

kring

Suara telpon rumahku berdering, membuatku terganggu. Namun aku enggan untuk menjawabnya. Terlalu jauh untukku meraih gagang telponnya sementara aku sedang asyik menyantap makan siangku. Sampai akhirnya aku juga yang harus mengambil alih untuk menjawab telpon dari sebrang sana. Sesuai perintah bunda.

"Sayang, Ada telpon boleh jawab untuk Bunda." 

"Iyah Bunda." Aku yang masih duduk anteng dibartender bergegas turun dan menuju ruang tamu lalu mengambil gagang telpon untuk menjawab panggilan dari seberang sana, beberapa menit pembicaraan berlangsung kemudian aku mengakhirinya. Kuletakan kembali gagang telpon itu ketempatnya semula. Dan aku kembali ke ruang makan. 

"Siapa sayang? "

"Itu tante Jenni katanya mau ngajak keluarga kita makan malam. Dia minta Bunda hubungi dia kembali." Begitu aku menjelaskan maksud dari telpon tante jennie sembari melanjutkan my breakfast yang tadi sempat tertunda.

"Ohh baiklah sepertinya besok malam cukup tepat. Ayah sudah kembali dari Singapore." Bunda menyetujui dengan penuh antusias, dan sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu.

"Terserah." Aku menyelesaikan acara breakfastku dan Aku baru saja mau melangkah lalu terbesik sesuatu dalam benakku. Hingga ku urungkan niatku untuk pergi, lalu kembali menghadap Bunda. " Ehh Bun. Bundaa, Tante Jennie itu siapa??" Tanyaku pada Bunda, sebab nama itu seperti familiar dalam benakku.

"Ohh itu Ibunya Siregar! Sudah Bunda mau siap ke Toko. Kamu jangan lupa kosongkan jadwal kamu besok malam. Ok !" Lalu Bunda melenggang meninggalkanku sendiri di ruang makan.

    Seketika otakku merespon sesuatu. " Ohh aku mengerti maksud ajakan makan malam ini. Oh astaga aku hanya ingin menjitak menonjok dan menghantam Regar bukan untuk menyayanginya apalagi sampe menjadikannya kekasih, hah dia sungguh tidak pantas untuk menjadi sosok ksatria yang akan menjagaku. Aku tau betul dia bagaimana. Aku hampir gila memikirkan hal ini. Bagaimanapun caranya aku harus bisa menolak perjodohan ini. Aku baru memulai kuliahku. Bagaimana bisa aku dirisaukan dengan hal seperti ini. Ada ada saja." Batinku terus menentang kemungkinan itu.

****

Saat tiba di kampus aku memutuskan untuk segera menemui si Regar, aku ingin membahas sesuatu yang sangat penting dan itu menyangkut masa depanku.

Mrs. VC : Lu dimana ?

SiRegar send

Semoga Regar secepatnya membaca whatsaappku. Aku bisa gila. Batin Canva

*w******p SiRegar

ONYET : gue dirumah gimana ?

Saat membaca w******p dari regar aku secepatnya membalas.

Mrs. Vc : Ayok ketemuan gue

sharelok!

SiRegar Send

*w******p SiRegar

ONYET : ok.

Akhirnya aku bisa bertemu monyet satu itu sekarang. Baru ingin menutup semua aplikasi yang sudah kubuka namun tiba-tiba aplikasi i*******m milikku terbuka.

Ada 3 DM dari akun baru. "Siapa dia." Lalu kubuka isi Dm tersebut.

Mr. Brew : cantik

Mr. Brew : Hi

Mr. Brew : love you anak baru.

"Aneh." Siapa pula ini cowok. Ku klik profilnya dan ku schrol kebawah. Wahh ini akun bodong. Tidak ada 1pun foto manusia didalamnya hanya ada pemandangan. "Sudahlah." Orang iseng pikirku.

****

Seminggu kemudian. Aku kembali kerutinitasku sekarang. Perkuliahan. Ini hari pertama aku resmi mengikuti kelas. Aku sudah berada dikelas matakuliah umum. Semua anak sudah duduk dengan tenang hingga akhirnya mereka dihebohkan oleh kedatanganku.

"Wah sepertinya Gadis itu tidak ada waktu ospek."

"Iya benar aku tidak melihatnya."

Seisi ruangan benar benar mempermasalahkan hal tersebut. Dan sepertinya dandanan aku hari ini membuat mereka tidak mengenaliku. huh untunglah aku sudah terbebas dari praduga kalo aku ini senior.

"Ohh iya Gue emang gak ikut ospek karena gue harus ikut test Dan gue udah ada surat resmi dari Rektor untuk hal itu." Jawabku Lalu aku menunjukkan selembar kertas pada mereka. Dan mereka semua hanya melongoh. Tapi aku gak perduli. Seenggaknya aku tidak akan dihukum.

"Lu boleh duduk disini bareng kita." Salah satu cewek berpenampilan casual bersuara dan mencoba akrab denganku. Aku tidak ada alasan untuk menolak. Aku menerima tawaran itu. Kulihat dua anak disebelahnya sepertinya mereka anak hits dari SMAnya duluh.

"Hi. Gue Reina" (si casual)

"Gue fifian " (si Mrs. Ribet)

"And gue sandra" (si sexy)

Mereka bertiga memberi senyum padaku, aku membalasnya sambil menyebutkan namaku. (Canva)

"Gue Canva. Thanks bdw untuk bangkunya."

"Bukan masalah. Kami emang menyimpannya untuk 1 orang yang beruntung." Sahut Reina

"Dan gue gak nyangka kalo itu Lo. Tambah Sandra."

"Bener banget. Lu mengagumkan." Fifian memberi pujian yang begitu transparan.

"Ah terimakasih. Gue kira bakal susah dapet teman setelah gue masuk telat atau melewati ospek."

to be continued. . .

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status