Share

Kalian Gila!

06

Earlene terbangun karena merasa haus. Dia membuka mata dan seketika terkesiap menyaksikan Chyou berada di samping kiri. Earlene baru menyadari bila dirinya sedang berbaring beralaskan lengan kanan lelaki tersebut.

Selama beberapa saat Earlene mengamati Chyou. Kebersamaan mereka selama dua bulan terakhir menjadikan perempuan berambut panjang tidak menyadari betapa manisnya sang ajudan.

Tanpa sadar Earlene mengulurkan tangan kanan untuk mengusap wajah pria berusia tiga puluh dua tahun. Dia tertegun kala merasakan kulit Chyou yang cukup halus. Pertanda lelaki berambut cepak rajin merawat kulit.

Jemari Earlene bergerak pelan menyusuri rahang kokoh pria berkemeja putih. Janggut pendek tumbuh di dagu Chyou. Demikian pula dengan kumis yang menghiasi atas bibir tipis sang lelaki berhidung mancung.

Tiba-tiba Chyou membuka mata. Earlene terkejut dan segera menarik tangannya. Namun, gerakan Chyou lebih cepat. Dia memegangi pergelangan tangan Nona muda, lalu mengamati Earlene yang pipinya tengah merona.

Chyou mengarahkan tangan Earlene ke pipinya, seolah-olah meminta diusap. Dia memandangi perempuan berparas cantik dengan sorot mata sendu. Kemudian Chyou menggerakkan tangan Earlene dengan pelan.

Perempuan bermata sipit tidak kuasa menarik tangannya. Earlene perlahan benar-benar membelai pipi Chyou. Sementara lelaki tersebut balas mengusap rambutnya.

Keduanya saling menatap lekat-lekat selama beberapa saat. Earlene tidak bisa mengingat siapa yang lebih dulu maju hingga bibir mereka bertemu dan saling menyesap dengan lembut.

Earlene menikmati sentuhan hangat bibir Chyou yang menjelajahi area mulutnya dengan gerakan pelan. Earlene tidak menolak kala lidah mereka bertemu dan saling mengisap, sebelum sama-sama berhenti dan melanjutkan berpagutan.

Gumaman lolos dari bibir Earlene. Jiwanya seolah-olah melayang seiring dengan sentuhan bibir Chyou yang berpindah menyusuri rahang hingga lehernya.

Lidah panas Chyou mengalirkan sensasi aneh yang menggelitik area bawah perut sang nona. Tangan mereka bergerak menyusuri tubuh pasangan. Earlene mendesah kala kecupan Chyou bergeser ke pundak dan samping lehernya.

Nona muda benar-benar menikmati hal itu dan terkejut ketika Chyou memutus keintiman. Earlene membuka matanya untuk mengamati lelaki berambut cepak yang sedang mengatur napas. Keduanya saling memandangi, kemudian Chyou menjauh.

Earlene menahan sang ajudan dengan memegangi lengan kiri Chyou. Dia menarik pria tersebut hingga tubuh mereka menempel kembali.

Earlene menarik leher Chyou dan memulai kembali aktivitas bertukar ludah. Hasratnya kian memuncak dan tidak bisa ditahan lagi.

Satu per satu kain penutup tubuh terlepas dan dilemparkan ke sembarang arah. Keduanya saling menyentuh untuk meraba raga pasangan sembari memperdalam ciuman.

Seisi ruangan menjadi saksi penyatuan dua insan yang tengah mabuk kepayang. Keduanya saling memberi dan menerima kenikmatan. Bersama-sama mendaki bukit dengan mengerahkan semua kemampuan diri. Hingga keduanya melepaskan cinta sembari memekik tertahan.

Sekian menit terlewati, Chyou memandangi Earlene yang masih berbaring miring ke kiri. Dia mengusap peluh di dahi sang nona, kemudian mendaratkan kecupan yang membuat Earlene terharu.

Perempuan berbibir penuh menengadah. Dia memperhatikan Chyou yang balas menatapnya lekat-lekat. Earlene memegangi janggut lelaki berbadan tegap, lalu menggeser tangan untuk mengusap lengan Chyou.

"Kenapa denganmu, rasanya berbeda?" tanya Earlene.

"Maksudnya?" Chyou balik bertanya.

"Aku merasa benar-benar disayangi dan diinginkan. Selain itu, kamu seakan-akan memahami kemauanku."

Chyou tertegun sesaat, lalu menyahut, "Ya, mungkin memang begitu."

"Apakah kamu menyukaiku?"

"Tentu saja. Nona orang yang baik. Hanya orang buta hati yang tidak akan menyukai Nona."

"Bukan suka seperti itu. Maksudku, perasaan suka seorang laki-laki pada perempuan."

Chyou terdiam. Dia memaksa otak untuk berpikir cepat. Kemudian dia berkata, "Saya tidak bisa seperti itu, Nona."

"Kenapa?"

"Status kita berbeda. Saya pegawai Nona."

"Hmm, ya, kamu benar."

Chyou bangkit duduk. Dia memunguti kemeja dan mengenakan benda itu dengan cepat. Chyou meraih celananya, lalu berdiri dan jalan cepat ke toilet.

Kala pintu kamar mandi terbuka dan tertutup, Earlene menduga bila Chyou akan kembali ke ranjang. Namun, ternyata pria tersebut langsung keluar kamar dan meninggalkan Earlene yang tiba-tiba merasa kesepian.

***

Perjalanan panjang menuju Kota Guangzhou telah usai. Earlene memasuki mobil milik keluarganya yang dikemudikan sopir andalan sang mama. Chyou, Yuze, Miguel dan Steve, turut menaiki MPV hitam.

Sopir tua melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Dia bingung karena Earlene sama sekali tidak mengeluarkan suara. Padahal biasanya Nona muda akan mengoceh tentang berbagai hal.

Chyou yang mendampingi Earlene di kursi tengah, berulang kali melirik perempuan berjaket cokelat tebal. Dia tahu jika Earlene berpura-pura tidur, dan dia menebak perempuan tersebut hanya ingin mengabaikannya.

Chyou mengalihkan pandangan ke luar kaca. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Berharap hal itu bisa menenangkan kegelisahan hatinya.

Terbayang kembali percintaan mereka sore kemarin yang lebih panas daripada yang pertama. Chyou seolah-olah masih merasakan lembutnya kulit Earlene yang bersentuhan dengan tubuhnya.

Pria berkemeja marun menggeleng cepat. Dia harus melupakan semuanya dan kembali fokus pada misi. Chyou mengambil ponselnya dari saku dalam jas panjang yang dikenakan. Dia mencari grup pesan khusus yang hanya berisikan enam orang.

Chyou : Nanti malam, aku mau bertemu Parker.

Yuze : Apakah dia di sini?

Chyou : Ya. Pesawatnya baru tiba dua jam lalu.

Yuze : Oke.

Jianzhen : Pantas saja, aku cari dia di kantor, tidak ada.

Chyou : Kamu sudah masuk kerja?

Jianzhen : Ya, Ko.

To Mu : Dia dipaksa Kakek. Kata Kakek, itu hanya luka kecil.

Yuze : Setelah itu, Kakek pasti cerita peperangannya puluhan tahun lalu.

Jianzhen : Begitulah. Aku bosan.

Chyou : Manggut-manggut saja.

Miguel : Aku rindu Kakek Edward.

To Mu : Beliau mencarimu, @Miguel.

Miguel : Kenapa?

Steve : Pasti mau mendongeng kisah cinta beliau dengan mendiang Nenek.

Miguel : Kakek pria romantis.

Steve : Ya, tapi cucu-cucunya, tidak.

To Mu : Aku romantis, Bro.

Steve : Kalau benar begitu, kamu pasti sudah menikah.

To Mu : Aku akan menikah setelah Koko Chyou.

Miguel : Sepertinya sebentar lagi kokomu akan menikah.

To Mu : Oh, ya?

Miguel : Aku curiga bila dia dan Nona Yang punya hubungan khusus.

Yuze : Kupikir hanya aku saja, yang melihat mereka sejak tadi saling melirik.

Jianzhen : Itu sudah lama. Koko bahkan sering memandangi Nona. Begitu pula sebaliknya.

Chyou : Heh! Kalian gila!

Miguel, Steve dan Yuze, sama-sama terkekeh sambil memegangi ponsel masing-masing. Mereka segera menghentikan tawa kala dipelototi Chyou yang kesal dirinya digosipkan.

Setibanya di kediaman Graham Yang, Chyou bergegas turun. Dia memutari mobil untuk membukakan pintu buat Earlene. Chyou mengulurkan tangan kanan yang dipandangi sang nona sesaat, sebelum Earlene menggapainya dan menjadikan tangan pengawalnya sebagai pegangan.

Desir halus di hati keduanya saat kulit mereka bersentuhan, menyebabkan mereka saling menatap. Chyou lebih dulu memutus pandangan dan menutup pintu. Kemudian dia mendampingi Earlene jalan memasuki pintu depan rumah bergaya klasik bercat gading.

Chyou membungkuk untuk menghormati Diana yang menyambut kedatangan putrinya dengan pelukan hangat. Setelah menegakkan badan, Chyou kembali ke pekarangan, tanpa menyadari jika dirinya tengah diperhatikan Earlene.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Hadeeeuuuh klo napsu sudah membara gk peduli sama status kalian yang hanya sebagai nona dan ajudan
goodnovel comment avatar
Paulina Nurhadiati Petrus
wkwkwk ngakak parah kelakuan para pengawal anu amat random
goodnovel comment avatar
Olivia Yoyet
Earlene doyan. Buahajaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status