"Alex …." Desah Jose saat merasakan sentuhan sensual di pangkal pahanya lalu beralih ke kejantanannya."Alex, jangan bermain-main denganku." protes Jose saat merasakan Lexa hanya mengelus kejantanannya dan bermain-main dengan benda yang sudah mengeras itu."Kau selalu tidak sabar." cibir Lexa."Alex ayolah, aku sudah tidak tahan." protes Jose.Lexa hanya tertawa kecil melihat reaksi suaminya yang terlihat sangat tersiksa."Alex, a …." Jose terkesiap saat lidah basah istrinya sudah berputar di ujung kejantanannya. Tangannya mencengkram seprai seperti seorang pemuda yang akan kehilangan keperjakaannya. Ia sekarang paham, kenapa istrinya bisa sangat mahir dan mempunyai tenaga lebih untuk urusan menyenangkannya di atas ranjang.Jose menengadahkan wajahnya ke atas ketika merasakan kedua bola kejantanannya sudah berada di mulut istrinya. Terasa hangat dan nikmat. Lidah basah Lexa sudah menari-nari menyusuri bulatan daging itu secara bergantian.Napas Jose terengah, merasakan seluruh kejanta
"Siapa sih?!" keluh Jose yang merasa terganggu dengan suara ketukan pintu. Saat gairahnya sudah berada di ubun-ubun. Ada seseorang yang mengganggunya."Tunggu dulu, aku lihat siapa yang berani menganggu kita." ucap Lexa tersenyum geli melihat wajah jutek suaminya yang sedang menahan nafsu. "Huh …," Jose mendesah sebal, lalu menggulingkan tubuhnya yang semula mengungkung tubuh istrinya."Tutup tubuhmu, kau ingin orang lain melihat milikmu yang super mini itu?" ejek Lexa."Alex!" panggil Jose gemas karena ejekkan istrinya. Punggung mulus istrinya terlihat menggoda. Untuk sesaat gadis itu memakai kimono handuk sebelum membuka pintu."Ukuran mini?" desis Jose yang sekilas memandang kejantanannya yang masih tegak mengacung karena belum puas melabuhkan hasrat biologisnya kepada istri cantiknya."Sabar, Bung." Jose menutup tubuh polosnya dengan selimut bludru."Ada apa?!" tanya Lexa setelah melihat seorang omega dari klannya berdiri di depan pintu. "Ada segerombolan serigala liar yang seda
Setelah ketua pemimpin kerusuhan itu berhasil dilumpuhkan Lexa, semua mata memandang Lexa dengan tajam. Antara benci dan takut bercampur dalam hati segerombolan manusia serigala liar yang sedang mengacaukan bagian wilayah pinggiran klan Bulan Merah.Manusia-manusia serigala itu saling berpandangan, seolah sedang bermusyawarah. Mereka sedikit ragu dan takut karena pimpinan mereka bisa dikalahkan oleh Lexa dengan mudah. Sesuai rumor jika pimpinan klan Bulan Merah sangat kuat dengan kekuatan misterius yang tersembunyi. Kekuatan pemberian dari Dewi Bulan karena ia terpilih menjadi pemimpin di masa depan. Darah keturunan Xaviera, pemimpin terdahulu yang merupakan pendiri klan Bulan Merah."Ayo, tunggu apalagi?!" Lexa maju ke depan, memangkas jarak dengan serigala-serigala liar itu. Ia tidak akan mengakhiri pertempuran ini begitu saja jika mereka masih dalam mode siaga bertarung. Mereka masih dalam wujud serigala dan belum mau mengaku kalah."Aku hitung dalam hitungan angka tiga. Jika kalian
"Aku …." Jose berpikir sejenak.Wanita itu tiba-tiba gelisah, matanya menatap ke arah jalan di bawah bukit. Ia tahu waktunya telah habis. Lexa sedang berada di jalan yang menuju mansion. Namun ia juga tidak ingin misinya kali ini gagal. Tidak ada kesempatan bagus lagi di lain waktu."Kalau kau tidak ingin, aku tidak akan memaksamu." ucap wanita itu seolah tidak menginginkan Jose untuk menerima tawarannya.Suara lolongan anjing husky semakin dekat, tapi Jose masih bingung dengan keputusannya.'Sial, Lexa hampir sampai tapi kenapa si bodoh ini belum juga menyetujui tawaranku.' keluh wanita itu dalam hati."Ambil ini," wanita itu memberikan sebuah lonceng kecil kepada Jose."Apa ini?"Wanita itu memaksa Jose untuk menerimanya. "Jika kau berubah pikiran dan ingin menerima tawaranku. Kau bisa memanggilku lewat benda ini. Goyangkan lonceng tersebut sebanyak tiga kali dan aku pasti akan datang.""Bagaimana mungkin? Kau seperti penyihir saja." ucap Jose sambil membolak-balikkan lonceng tersebu
"Sentuh aku Xander, aku adalah milikmu." Anya menurunkan tangan Xander ke kewanitaannya. Dan tangannya Anya mengelus kejantanannya Xander. Jari lentiknya dengan perlahan meraba kejantanannya Alexander yang sudah mengeras."Anya," Alexander ingin menolak tapi jiwa liarnya keluar begitu saja. Apalagi mengingat Lexa yang sudah disentuh oleh Jose. Egonya terluka, harga dirinya seperti terinjak-injak. Alexander mencengkram dagu Anya, bibir Anya yang dipoles dengan lipstick warna merah terlihat sangat menggoda. Beberapa tahun ini, Alexander menahan nafsunya demi Lexa. Cintanya yang dalam kepada Natasha membentengi dirinya dari godaan wanita-wanita di luar sana. Sudah banyak wanita yang menggodanya, baik dari kalangan manusia serigala ataupun manusia biasa yang menjadi pasiennya. Namun dengan kenyataan penolakan dari Lexa dan pernikahan Lexa dengan Jose yang tiba-tiba membuat Alexander frustasi. Lalu kenapa ia sekarang harus menahan hawa nafsunya? Alexander tidak ingin menahan lagi. Malam i
Anya segera memakai pakaiannya lalu segera keluar dari kamar rawatnya Alexander. Ia melihat Alexander sedang berbincang dengan seorang pasien wanita. Pasien itu tertawa lalu mengelus tangannya Alexander. Sepertinya wanita itu sedang merayu Alexander dengan memberikan tanda-tanda bahwa wanita itu tertarik kepada laki-laki itu dan menginginkan hubungan lebih lanjut, hubungan lebih dari sekadar dokter dan pasien. Hal ini membuat hati Anya sakit karena Alexander meresponnya dengan memberikan kartu nama kepada wanita itu lalu tersenyum lembut. Dan wanita itu mengedipkan sebelah matanya dengan nakal sebelum wanita itu meninggalkan Alexander.Saat Alexander berbalik, ia tidak berekspresi apa pun ketika melihat keberadaan Anya. Alexander melewati Anya seperti tidak pernah mengenalnya. Padahal semalam Alexander telah merenggut keperawanannya."Hei, kau panggil petugas kebersihan untuk membersihkan kamar saya sekarang juga." titah Alexander kepada salah satu penjaga keamanan yang sedang lewat."
"Kalian berdua berhenti, pergi dari sini! Kembali ke kamar kalian." Bastian langsung berbalik dan menyuruh kedua anak buah yang mengikutinya untuk pergi."Baik,Tuan."Bastian mengembuskan napasnya kasar lalu menjauhi ruangan terbuka di mana Jose dan Lexa sedang bercinta. "Dasar mèsum," gerutu Bastian."Jo, tadi aku mendengar suara seseorang." Lexa berusaha mendorong tubuh Jose yang berada di atasnya."Biarkan saja, Alex." Jose tidak menghiraukan suara seorang laki-laki yang ia kenali dengan suaranya Bastian karena saat ini ia hampir mencapai klimaks."Jo, tapi ….""Aku tidak peduli, cepat kita selesaikan sebelum terganggu oleh orang lain." Jose mengecup puncak kepalanya Lexa lalu kembali meneruskan percintaan mereka."Baiklah, cepat kau selesaikan.""Dengan senang hati, sayang." Jose tersenyum lalu semakin mempercepat gerakannya. Dengan sekuat tenaga memompa kejantanannya ke dalam kewanitaannya Lexa. "Alex ….""Jo …."Keduanya tertawa kecil setelah sama-sama mencapai klimaks dengan ke
Orang bercadar itu ingin menyentuh Lexa, tapi mengurungkan niatnya karena Victor dan pengikutnya datang."Hei, siapa kau?! Jangan sentuh dia!" teriak Victor.Orang bercadar itu segera melarikan diri karena melihat kedatangan Victor dan yang lain."Nona, Nona Xaviera!" Victor mengguncang-guncangkan tubuh Lexa."Siapkan mobil dan panggil Hunter untuk mencari jejak orang bercadar tadi." titah Victor kepada anak buahnya."Baik, Tuan.""Siapa sebenarnya orang tadi? Apa tujuannya meracuni Nona Xaviera?" gumam Victor yang langsung mengangkat tubuh Lexa untuk segera dibawa ke rumah sakit khusus untuk menanganinya. Victor curiga jika Lexa terkena racun karena Lexa tidak akan mudah dikalahkan begitu saja.Ponsel Jose berbunyi ketika ia sibuk melakukan zoom dengan kliennya melalui laptop. "Nomor tidak dikenal? Siapa, ya?" ucap Jose yang segera mengangkat panggilan ponselnya. Bastian yang berada di hadapannya ikut memperhatikan Jose."Ya, halo.""Apa?! Istriku dibawa ke rumah sakit!""Ya, halo, s