Share

Bahagia yang Sederhana

Sesaat setelah sang perias selesai memoles wajahku, aku melihat bayangan yang terpantul di cermin. Seorang gadis yang begitu mempesona menatapku balik. Aku hampir tak mengenal gadis yang menatap dari pantulan cermin itu. Namun, wajah cantik gadis itu terlihat begitu suram. Tak ada jejak kebahagiaan yang tercetak di sana. Sorot matanya penuh beban.

"Senyum, dong, Say. Nggak guna hasil make up teteh kalau kamu cemberut gitu," komentar Teteh yang meriasku.

Aku mencoba mengulas senyum. Dua lengkung di ujung bibir kutarik sedemikian rupa. Dari sana, aku menyadari bahwa ternyata selama ini aku yang memilih untuk membawa beban atas segala pikiran-pikiran buruk dari ungkapan kekecewaan Papa dan Mama di dalam hati. Aku yang memilih membiarkan mereka membuatku terpuruk. Padahal jika aku mau, bisa saja semua perkataan mereka kuanggap sebagai angin lalu, yang mampu membawaku terbang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status