Share

Janin yang tak diharap

Wajah khawatir Ares terlihat begitu kentara kala dia menemuiku di kamar sepulang kerja.

"Kata Buk Rom seharian kamu nggak makan. Muntah-muntahnya makin parah?" tanyanya lirih.

Aku mengangguk lemah.

"Aku bantu siap-siap, ya. Kita ke dokter sekarang." Nada Ares lebih seperti titah yang tak bisa dibantah. Dia menyibakkan selimut dan membantuku untuk bangun. Setelah memastikan aku duduk dengan posisi nyaman dengan bersandar, Ares beranjak ke meja rias di sisi lain tempat tidur, mengambil sisir dan menyibakkan rambut yang menutupi bagian keningku.

"Biar aku yang nyisir rambut sendiri," tepisku mengambil alih sisir dari tangan Ares.

Tanpa membantah, dia menyerahkan sisir kemudian beralih ke walking closet. Membuka sisi lemari tempat pakaianku tersimpan dan mengambil salah satu pakaian yang terdapat di bagian atas.

"Ganti baju dulu. Sepertinya bajumu juga sudah basah karena kerin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status