Share

Hari Pernikahan

Hari ini Raffa dan Kaila akan mengikat janji suci pernikahan, semua persiapan pernikahan dilakukan oleh orang tua mereka.

Kaila mengenakan gaun berwarna putih sederhana yang dipadupadankan dengan mahkota kecil diatas kepalanya dan juga makeup natural yang membuatnya semakin menawan bak seorang putri.

Begitu pula dengan Raffa, ia mengenakan tuxedo berwarna putih, dan duduk bersampingan dengan Kaila serta berhadapan langsung dengan ayah Kaila, Bram. 

Pernikahan mereka diadakan di sebuah ballroom hotel dan sangat private. Bahkan yang hadir diacara ini hanya keluarga inti dari pihak Kaila dan juga Raffa, tidak ada tamu undangan lain seperti kolega bisnis ayah ataupun teman-teman mereka, kecuali Elisa yang mendapatkan undangan khusus dari Kaila.

Awalnya pernikahan ini diusulkan untuk diadakan saja di rumah keluarga Bram, namun mengingat mereka tinggal di perumahan dan mempunyai beberapa tetangga membuat Bram menolak usulan tersebut. Tahu sendirikan bagaimana tingkat kekepoan tetangga, apalagi hal seperti ini. Bisa-bisa Kaila akan mendapatkan banyak cacian dan rumor tidak pantas dari orang sekitarnya.

Kaila hanya bisa tersenyum sepanjang acara, menyembunyikan rasa sedih dihatinya karena ia tahu pernikahan ini sendiri tidak dilandasi rasa cinta dari dua pihak, hanya Kaila yang mencintai disini dalam diamnya, sedangkan Raffa hanya memasang wajah santai dan sesekali tersenyum saat mengobrol dengan keluarga mereka.

Elisa juga tidak bisa berlama-lama menghadiri acara pernikahan teman karibnya itu, akan sangat canggung baginya karena berada di tengah-tengah keluarga Raffa dan juga Kaila yang tidak ia kenal sama sekali.

"Selamat atas pernikahan lo ya La, gue berharap lo bisa bahagia dan Raffa bisa mencintai lo dengan tulus nantinya. Gue berharap yang terbaik buat elo dan juga Raffa, lo juga harus belajar dewasa mulai sekarang Ra, apapun masalah rumah tangga yang akan hadir nantinya lo harus bisa hadapi dengan baik ya La, lo harus sekuat baja supaya bisa bertahan dengan semuanya, oke?" wejangan dari Elisa yang sama sekali belum pernah merasakan pernikahan.

Namun Kaila tetap menganggukkan kepalanya dan menangis terharu karena Elisa selalu mendukungnya dan membantunya dalam menghadapi setiap permasalahan yang hadir dihidupnya. 

"Gue bakal selalu inget nasihat lo Sa, makasih ya udah jadi teman terbaik gue." 

"Gue yang seharusnya berterima kasih karena diberikan temen sebaik elo La." balas Elisa, ia memeluk erat tubuh Kaila menyalurkan rasa sayangnya. 

Raffa datang menghampiri setelah dirinya selesai bicara dengan pamannya, Raffa yang ada disamping Kaila hanya menatap datar kedua perempuan yang tengah berpelukan itu, sampai akhirnya Elisa menyadari jika Raffa tengah menatap kearah mereka berdua. 

"Ehh.." 

Kaila mengikuti arah tatap Elisa, sama terkejutnya ketika mendapati Raffa tengah menatap ke arahnya, "Udah selesai?" tanya Raffa dan dibalas anggukan oleh Kaila dan juga Elisa.

"Udah dicariin sama suami lo nih, gue pulang dulu ya La, jangan lupa nanti malem siap-siap, bye!"  Elisa melambaikan tangannya dan dibalas oleh Kaila.

Elisa pergi, kini Kaila hanya berdiri disamping Raffa tanpa tahu harus berbuat apa. Begitu pula dengan Raffa, ia bingung harus mengatakan dan melakukan apa untuk mencairkan suasana diantara mereka berdua.

"Ehmm... Capek?"

Kaila mendongak menatap Raffa dengan dahi mengkerut. Namun ragu-ragu ia menganggukkan kepalanya.

"Kalau capek istirahat aja."

Kaila menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia istirahat di dalam kamar dan meninggalkan keluarga mereka yang masih berkumpul disini? Pikirnya.

"Kenapa? Kan capek, istirahat aja La."

"Enggak Raf, kan masih banyak keluarga disini." Ucap Kaila.

Raffa mengerti, "Ya udah sini duduk sama gue aja, kasian kaki lo kalau berdiri terus."

Raffa menarik tangan Kaila dan mendudukkannya di salah satu kursi dan Raffa ikut duduk disampingnya.

Paman Raffa datang menghampiri keduanya, refleks Raffa memeluk Kaila dari samping dan melingkarkan tangannya di pinggang gadis yang berstatus sebagai istrinya itu.

"Wah.. wah.. udah lengket aja nih, om ucapin selamat ya Raf atas pernikahannya." Ucap om Gunawan.

Kaila menundukkan wajahnya malu sedangkan Raffa hanya tersenyum simpul menanggapi candaan pamannya itu.

"Makasih ya om."

"Om gak nyangka kamu bakalan ngelangkahin om dengan menikah duluan, doain om cepet nyusul ya!" Ucap om Gunawan, ya Gunawan sudah berkepala tiga dengan profesi dokter spesialis namun saking sibuknya Gunawan belum juga mendapatkan jodohnya.

"Iya om, Raffa doain om cepet ketemu sama pujaan hatinya ya om, biar bisa ehem.. ehemm.." canda Raffa dan dibalas kekehan oleh Gunawan.

"Kamu ya Raf, mentang-mentang udah bisa ehem.. ehem.. liat aja nanti om bakalan segera nyusul kamu."

"Iya om."

"Ya udah om mau pamit balik ke rs, ada operasi yang harus om tanganin dua jam lagi, sekali lagi happy wedding buat kalian berdua. Kaila hati-hati ya nanti malam."

"Om...."

Gunawan terkekeh, Kaila hanya tersenyum saja menanggapi ucapan dari pamannya Raffa itu, menurutnya mereka berdua cukup dekat.

Saat tidak ada yang memperhatikan mereka, Raffa melepaskan tangannya yang tadi merangkul Kaila di pinggangnya. Entahlah, Kaila merasa sedih saat Raffa melepaskan tangannya.

"Sayang, bunda cariin ternyata kalian berdua disini." Ucap Devi.

"Ada apa bun?" Tanya Kaila.

"Kalian berdua berfoto dulu yuk." Ajak Anin, ia menggenggam tangan Kaila dan mengajak putra serta menantunya itu naik ke atas pelaminan untuk mengambil foto bersama.

Ternyata ayah Bram dan juga papa Riki sudah berada disana dan tengah berbincang dengan fotographer nya.

"Ayo mari kita abadikan moment bersejarah ini." Ucap Riki.

Raffa dan Kaila berdiri ditengah pelaminan diapit oleh kedua orang tua mereka di kanan dan kiri. Raffa memberikan kode kepada Kaila untuk menggenggam lengannya dan tersenyum lebar.

Ragu-ragu Kaila melingkarkan tangannya di lengan Raffa, mereka mengambil beberapa foto bersama. Bahkan Raffa dan juga Kaila mengambil banyak foto mereka berdua dan itu juga atas permintaan dari mama Anin dan juga bunda Devi yang terlihat sangat antusias.

Di pose terakhir, Raffa dan Kaila diminta untuk saling merangkul satu sama lain, tentu saja Kaila dan Raffa terlihat ragu untuk melakukannya.

Namun Raffa tetap berusaha bersikap biasa saja, ia menarik Kaila hingga membentur dada bidangnya dan melingkarkan tangannya di pinggang Kaila mengikis jarak diantara keduanya.

"Letakin tangan kamu di leher aku La." Ucap Raffa, sedikit bimbang namun Kaila tetap merangkulkan tangannya di leher Raffa.

"Aduh sayang, deketan lagi dong.. gak mesra kalau jauhan gitu." Protes Anin.

Raffa mendekatkan wajahnya dengan wajah Kaila, hidung mancung keduanya pun bersentuhan bahkan Kaila bisa merasakan helaan nafas dari suaminya itu.

Jantung Kaila berdetak dua kali lebih cepat, ia merasa sangat gugup karena bisa melihat Raffa dari jarak sedekat ini apalagi kini tangan Raffa benar-benar mendekapnya dengan erat.

Cekrek.

Foto terakhir selesai diambil dengan baik oleh fotographer tersebut, ia tersenyum puas melihatnya.

Raffa buru-buru menjauhkan wajahnya dan melepaskan tangannya di pinggang Kaila, mereka semakin terlihat canggung satu sama lain karena hal itu.

Kedua orang tua mereka hanya bisa cekikian melihat interaksi diantara keduanya, sangat terlihat dengan jelas jika mereka menikah karena perjodohan namun bukankah itu yang membuatnya menjadi semakin menggemaskan?

Dua insan yang tak saling dekat kini harus saling belajar mencintai satu sama lain karena adanya ikatan pernikahan diantara keduanya.

Dan disaat itulah, interaksi apapun diantara mereka berdua akan terasa sangat menggemaskan

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status