Kaila masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan lesu, ia duduk dilantai bersandar pada ranjangnya. Kaila tidak tahu ia harus bersikap seperti apa saat ini, ia harus merasa senang karena akan menikah dengan Raffa atau merasa sedih karena gagal untuk melupakan Raffa.
"Dia punya pacar, apa yang harus kulakukan?" gumam Kaila bingung.
Kaila tahu Raffa sangat mencintai Celine, mereka saling mencintai satu sama lain dan itulah yang membuat Kaila bingung mengapa Raffa mau menerima pernikahan ini sedangkan ia memiliki Celine disisinya.
Tanpa sadar air mata turun dari matanya, Kaila merasakan sesak didadanya saat memikirkannya, kehidupan seperti apa yang tengah ia jalani saat ini. Namun tiba-tiba saja sebuah pesan masuk di ponselnya.
Kaila mengambil ponselnya yang masih ada di dalam tas, ia membelalakkan matanya tak percaya saat mengetahui siapa yang mengiriminya pesan malam-malam begini, nomor yang ia simpan sejak lama namun tak berani untuk ia kirimin pesan barang sekalipun.
"Raffa?" gumamnya lirih.
Kaila membaca pesan tersebut, ia kembali membelalakkan matanya tak percaya.
'Kaila bisakah kita berbicara berdua besok? ada yang harus kubicarakan denganmu'
Dengan cepat Kaila membalas pesan tersebut, 'Tentu, dimana kita harus bertemu?' tanyanya.
'Akan aku beritahu besok, selamat malam.' ucap Raffa singkat.
'Selamat malam.' balas Kaila.
Tanpa memikirkan apapun lagi Kaila langsung tertidur, begitu pula dengan Raffa yang langsung merebahkan tubuhnya dikasur miliknya. Malam itu mereka berdua beristirahat dengan harapan akan menemukan jalan terbaik untuk kehidupan mereka.
💜💜💜
Elisa menatap Kaila yang baru saja masuk ke kelas dengan wajah penasaran penuh pertanyaan, saat Kaila duduk dibangkunya dengan cepat Elisa mendekatkan dirinya kepada Kaila.
"Gimana La? lo udah ketemu sama calon suami lo kan?" tanya Elisa.
Kaila melotot tajam kepada Elisa, ia membekap mulu temannya itu dengan tangannya, "Sttt... lo mau sekelas tau tentang ini Sa?" tanya Kaila.
Elisa tersenyum, terlihat deretan giginya yang tersusun rapi. "Sorry La, gue terlalu antusias tadi hehe."
"Jadi gimana? buruan gue kepo nih La." lanjut Elisa.
Kaila menghela nafasnya, "Orang yang mau dijodohin sama gue itu Raffa Sa." ucap Kaila.
"HAA? LO SERIUS LA?" Pekik Elisa membuat teman sekelas yang ada dikelas menatap sinis kepada mereka.
"Sorry sorry, gue gak nyangka La, lo gak ngibulin gue kan?" tanya Elisa.
Kaila menggelengkan kepalanya, untuk apa ia berbohong kepada Elisa tentang hal ini, ia sama sekali tak berniat untuk membohongi Elisa mengenai hal ini. "Gue gak bohong Sa, gue serius." ucap Kaila.
Elisa menatap Kaila dengan tatapan tak percaya, "Trus dia juga nerima perjodohan ini La?" tanya Elisa dan Kaila mengangguk membuat Elisa semakin tak percaya dengan ini semua.
"Jadi lo bakal gimana setelah ini La? lo tau sendiri kalo Raffa udah punya pacar." tanya Elisa.
Kaila menghela nafasnya pelan, "Gue juga bingung La, gue gak tau harus gimana sekarang." ucapnya.
"Lo udah bicara berdua sama Raffa tentang hal ini?" tanya Elisa dan Kaila menggelengkan kepalanya.
"Belum Sa, tapi Raffa udah ngajak gue buat bicara nanti." ucapnya.
"Bagus deh La kalo gitu, lo emang harus bicarain sama dia apalagi tentang hubungannya dengan Celine"
Kaila hanya diam tak menjawab perkataan Elisa, namun Elisa tetaplah Elisa ia gadis yang sangat-sangat kepo dengan segala sesuatu hal apalagi hal yang berhubungan dengan Kaila seperti sekarang.
"Oh iya La, jadi kapan pernikahan lo sama Raffa?" tanya Elisa, hal utama yang seharusnya ia tanyakan setelah mengetahui siapa calon pendamping teman baiknya ini.
"Minggu depan Sa."
"HAH!!!" Lagi-lagi Elisa terpekik kaget saat mendengar penuturan dari Kaila.
"Lo yakin La? minggu depan bukannya itu terlalu terburu-buru ya La?" tanya Elisa tak yakin dengan keputusan ini.
"Orang tua kita yang mutusin untuk nikahin kita secepatnya Sa, gue dan Raffa gak bisa bilang apapun."
Kaila menghela nafasnya pelan begitu pula dengan Elisa yang terdengar jauh lebih sedih dengan hal ini. Namun sebisa mungkin Elisa memberikan semangat untuk Kaila, ia tak ingin menjadi teman yang tidak berguna karena hanya menanyai masalahnya dan ikut bersedih tanpa memberikannya semangat.
💜💜💜
'Cafe xxx pulang sekolah'
Begitulah pesan yang dikirimkan oleh Raffa saat jam istirahat tadi, dan sekarang Kaila tengah berada di depan cafe yang diberitahu oleh Raffa. Kaila menaiki ojek online menuju ke cafe ini, jaraknya dengan sekolah juga cukup jauh entah alasan apa yang membuat Raffa mengajaknya bertemu disini.
Tingg...
Bunyi bel saat pintu didorong oleh Kaila, ia mengedarkan pandangannya dan terpaku saat melihat Raffa tengah duduk di salah satu meja seorang diri sambil memainkan ponselnya.
Kaila menarik nafas sejenak lalu berjalan mendekati Raffa, saat ia berada tepat dihadapan Raffa, Kaila hanya berdiam diri berdiri tanpa mengatakan apapun. Raffa melirik ke arahnya sejenak lalu mematikan ponselnya dan meletakkannya diatas meja.
"Duduk La."
Kaila duduk dihadapan Raffa, Raffa menyodorkan segelas americano yang ia pesan beberapa menit yang lalu untuk Kaila.
"Diminum, gue pesenin buat lo tapi sorry gue gak tau lo sukanya minum apa." kata Raffa.
"It's okay." Kaila meminum americano yang dipesan oleh Raffa walaupun sebenarnya ia tidak begitu bersahabat dengan minuman yang terbuat dari kopi.
"Sebenernya gue cuma mau ngomongin tentang rencana kita kedepannya La setelah menikah." ucap Raffa.
"Gue akan belajar buat mencintai elo nantinya, tapi gue gak bisa janjiin apapun ke elo La karena jujur Celine masih dan selalu ada dihati gue." ucap Raffa.
'Sebenernya apa sih maksud Raffa? dia buat gue melayang waktu bilang akan belajar mencintai gue tapi dia buat gue jatuh waktu bilang kalo dia masih cinta sama Celine.' gumam Kaila.
"Gue tau." ucap Kaila singkat.
"Gue mau lo jangan dulu naruh perasaan sama gue nantinya La, karena gue belum bisa pastiin kalau gue bisa putus sama Celine. Celine orang baik, dan gue gak tega buat nyakitin dia karena itu gue mau kita rahasiakan ini dulu sementara supaya Celine gak tau tentang hal ini." pinta Raffa.
Kaila tersenyum kecut mendengarnya, hatinya terasa teremat sangat sakit. Kaila tidak tahu harus berkata apa kepada Raffa. Tanpa Raffa peringati Kaila sendiri sudah jatuh kedalam pesonanya, mencintai Raffa dengan segenap hatinya selama hampir 3 tahun ini.
"Gimana La? gue bakalan tetep jagain elo dan bakal ngelindungin elo. Gue juga akan berusaha untuk menjadi suami yang baik buat elo nantinya, tapi biarin gue ngejalanin hubungan gue dulu dengan Celine." pinta Raffa.
Kaila menggigit bibir bawahnya gemetar, bukan ini yang Kaila mau.. Kaila tidak ingin terlibat dengan pernikahan konyol dan harus diam saja saat tahu suaminya berhubungan dengan wanita lain nantinya.
"Tapi gue punya permintaan Raf." ucap Kaila.
"Bilang aja La, gue bakal wujudin permintaan lo."
"Gue mau tetap ngejar mimpi-mimpiku selama ini Raf, aku mau kuliah dan kerja."
Raffa tersenyum, "Kalau itu tanpa lo minta gue juga akan izinin lo, gue gak akan ngekang lo La apalagi pernikahan ini bukan karena kemauan kita berdua kan, gue gak akan menghalangi apapun keinginan lo." ucap Raffa.
Kaila menangis dalam hatinya, pernikahan yang bukan karena kemauan mereka berdua katanya dan ini sangat menyiksa bagi Kaila. Kaila meremat jemarinya sendiri di bawah meja menyalurkan rasa sedihnya karena tak bisa menangis sekarang.
"Kita bisa jalanin kehidupan kita masing-masing nanti La, gue gak akan ngekang elo." ucap Raffa lagi.
Berpikir sejenak, Kaila meminum americano miliknya. Bahkan baru dua kali sedotan saja perut Kaila sudah terasa panas sekarang.
"Gue bakal berusaha untuk lupain Celine La tapi gak akan semudah itu karena pernikahan kita juga mendadak, tapi karna gue tau pernikahan suci dan itu sekali seumur hidup. Jadi bantu gue ya La?" Pinta Raffa.
Kaila menatap Raffa tak percaya, namun Kaila hanya menganggukkan kepalanya saja. Biarlah, kita lihat sejauh apa usaha Raffa nantinya untuk melupakan Celine dan belajar mencintai istrinya.
"Aku bakal bantuin kamu kok." Ucap Kaila dan itu membuat Raffa senang.
"Ya udah gue anterin pulang ya La?" Tawar Raffa.
Kaila mengangguk, Raffa mengantarnya pulang hingga ke depan rumahnya membuat Devi yang melihatnya langsung tersenyum senang karena anak dan calon menaantunya ternyata sangat dekat.
Hari ini Raffa dan Kaila akan mengikat janji suci pernikahan, semua persiapan pernikahan dilakukan oleh orang tua mereka.Kaila mengenakan gaun berwarna putih sederhana yang dipadupadankan dengan mahkota kecil diatas kepalanya dan juga makeup natural yang membuatnya semakin menawan bak seorang putri.Begitu pula dengan Raffa, ia mengenakan tuxedo berwarna putih, dan duduk bersampingan dengan Kaila serta berhadapan langsung dengan ayah Kaila, Bram.Pernikahan mereka diadakan di sebuah ballroom hotel dan sangat private. Bahkan yang hadir diacara ini hanya keluarga inti dari pihak Kaila dan juga Raffa, tidak ada tamu undangan lain seperti kolega bisnis ayah ataupun teman-teman mereka, kecuali Elisa yang mendapatkan undangan khusus dari Kaila.Awalnya pernikahan ini diusulkan untuk diadakan saja di rumah keluarga Bram, namun mengingat mereka tinggal di perumahan dan mempunyai beberapa tetangga membuat Bram menolak usulan tersebut. Tahu sendirikan bagaim
Setelah selesai melaksanakan resepsinya, kini Raffa dan juga Kaila tengah beristirahat di dalam kamar hotel milik mereka.Rencananya besok pagi baik Kaila maupun Raffa akan mulai menempati apartement milik Raffa untuk kedepannya karena Raffa tidak ingin orang tuanya ataupun orang tua Kaila mengawasi mereka terus-menerus.Kaila berdiri tak bergeming, apa yang akan terjadi setelah ini pikirnya. Apa mereka akan melakukan malam pertamanya? Ah Kaila tidak siap untuk itu.Raffa yang lebih dulu merebahkan dirinya di atas ranjang menatap Kaila keheranan."Kenapa masih berdiri?" Tanyanya.Kaila tersentak, "Ah gak ada, em.. gue mau bersihin badan duluan ya."Kaila masuk ke dalam kamar mandi, Raffa kembali merebahkan dirinya. Didalam kamar mandi, Kaila memegang dadanya yang terasa bergemuruh, jantungnya berdetak sangat cepat."Aduh kenapa gue gugup begini?" Gumamnya."Apa Raffa bakalan ngelakuin itu ke gue?" Gumamnya lagi, kini tersirat r
Tak mau pusing, Kaila keluar dari kamar mandi masih memakai pakaiannya tadi malam. Dilihatnya Raffa masih tertidur ddengan pulas, selimut menutupi sampai ke lehernya sepertinya Raffa kedinginan pikirnya.Kaila menatap Raffa yang tertidur dengan tenang, ia tak menyangka akan bisa melihat wajah Raffa dari sedekat ini bahkan sekarang dirinya bisa berstatus sebagai istri dari orang yang selama ini ia kagumi itu.Kaila selalu merasa bahwa dirinya tidak akan mungkin bisa mendapatkan Raffa ataupun cintanya, karena sebesar apapun usaha Kaila selama ini cinta Raffa kepada Celine tidak goyah sedikitpun.Apa mungkin Kaila juga akan mendapatkan cinta Raffa nantinya dengan pernikahan ini? tidak Raffa sudah memperingatinya waktu itu agar tidak jatuh cinta kepada dirinya nanti sebelum semuanya jelas.Kaila tersentak saat bel kamar hotelnya berbunyi, ia berjalan ke arah pintu namun baru beberapa langkah ia kembali membalikkan tubuhnya dan mengambi
"Iya sayang tapi udah gak papa kok, nih kaki aku udah bisa dibuat jalan hehe." Jawab Celine, ia tersenyum dengan cerah.Raffa tersenyum lega, ia asik menemani Celine berbelanja sampai lupa jika ia tadi datang bersama dengan Kaila.Kaila yang tadinya sibuk memilih buah, kini sibuk mencari Raffa kesana kemari, tadi Raffa hanya mengatakan jika ia akan mengambil beberapa kotak susu namun saat Kaila ingin menghampirinya Raffa tidak ada disana."Raffa kemana?" Gumamnya.Langkah kaki Kaila terhenti saat ia melihat dua insan di depan matanya tengah bersama dengan seorang wanita tua."Raffa? Jadi dia sama Celine?" Gumam Kaila, matanya mulai berkaca-kaca melihatnya apalagi saat Raffa sibuk bercengkrama dengan wanita yang Kaila duga adalah mama Celine.Buru-buru Kaila pergi dari sana, ia membayar makanan yang dibelinya di kasir dengan menggunakan kartu atm miliknya.Dan begitu selesai Kaila langsung memesan taksi online dan pergi dari supe
Kaila masuk kedalam walk in closet begitu ia selesai mandi, ia melihat lemari di sekelilingnya lalu membukanya satu per satu untuk melihat-lihat."Wahh..." Ucapnya tak sadar.Kaila melihat ada banyak kaos dan kemeja milik Raffa di lemari sebelah kiri, saat ia membuka lemari disebelah kanan disana berjejer banyak sekali pakaian tidur dari berbagai model untuk dirinya, ada juga baju-baju casual dan gaun-gaun cantik disana.Kaila berjalan ke lemari yang ada diujung, disana ada banyak peralatan make up, perhiasan, tas, sepatu dan aksesoris lainnya untuk dirinya dan juga Raffa.Kaila mengambil salah satu anting emas berbentuk bulan dengan taburan berlian diatasnya."Wahh indah.." gumamnya.Kaila mencoba memakainya, dan benar-benar cantik! Kaila sangat cocok memakai anting tersebut, ia tersenyum senang melihatnya.Kemudian Kaila berjalan mengambil salah satu baju tidur untuk dipakainya.Kaila berjalan keluar dari walk in closet begit
Pagi harinya Kaila bangun sebelum subuh, ia menatap Raffa yang masih terlelap tidur, sebenarnya ia ingin membangunkan Raffa dan mengajaknya untuk melaksanakan sholat berjamaah namun ia ragu untuk membangunkannya."Kalo gue bangunin dia bakalan marah gak ya?" Gumam Kaila."Tapi kalo gak gue bangunin ntar dosa karna gak sholat." Pikirnya lagi.Akhirnya Kaila memutuskan untuk membangunkan Raffa, ia menggoyangkan tubuh Raffa perlahan sembari memanggil namanya."Raff.. bangun Raff..." Kaila menepuk-nepuk pipi Raffa."Raffa bangun udah subuh.."Raffa menggeliatkan tubuhnya pelan, disaat itulah Kaila langsung berdiri dipinggir ranjang sambil memperhatikannya."Kenapa La?" Tanya Raffa dengan suara serak khas bangun tidur."Astaga suara Raffa jadi makin ehemm.. kalo baru bangun gini." Gumam Kaila pelan."Udah mau subuh Raf, ayo sholat berjamaah." Ajak Kaila.Raffa mengeryitkan dahinya, ia sedikit terenyuh karena Kaila memb
Begitu sampai di sekolah Kaila berjalan menuju ke kelasnya tak lama Raffa juga sampai di sekolah dan mengendarai motornya melintas di depan Kaila. Kaila dan Raffa sempat saling berpandangan namun Kaila langsung memalingkan wajahnya yang bersemu merah dan berjalan dengan cepat ke ruang kelasnya.Selama di sekolah keduanya saling tak bertegur sapa, mereka seperti tidak saling mengenal satu sama lain. Raffa terus bersama dengan ketiga temannya atau terkadang ia bersama dengan kekasih tercintanya Celine. Sedangkan Kaila ia hanya bersama dengan Elisa teman baiknya itu.Seperti sekarang Kaila dan Elisa tengah makan berdua di kantin sekolah, mereka duduk tepat bersebrangan dengan Raffa dkk dan juga Celine yang ada disamping kanannya. Elisa terus melirik kearah Kaila berulang kali, terpantri rasa kesal di wajah cantik Kaila walaupun ia berusaha menyembunyikannya dengan baik.Hell, ayolah mana ada teman baik yang tidak mengetahui h
Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Kaila langsung turun ke bawah bersama dengan Elisa."Jadi gimana La? Udah ehem ehem belum?" Tanya Elisa berbisik di telinga Kaila.Kaila menundukkan wajahnya malu sambil memukul lengan Elisa yang tertawa karena berhasil menjahili temannya itu."Apaan sih Sa, masih sekolah gak ada begituan." Ucapnya."Oh my! Jadi lo masih suci La?" Tanya Elisa pura-pura kaget.Kaila menganggukkan kepalanya, "Ya iyalah emang gue kaya elo, nih otak lo perlu dicuci deh kebanyakan baca cerita begitu."Elisa terkekeh, "Lo tau aja.."Elisa memang sering membaca cerita bertema dewasa di ponselnya yang seharusnya tidak dibaca oleh anak dibawah 18 tahun, jika Kaila memperingatinya maka Elisa akan berkata, "Tahun depan kita udah legal jadi gak masalah La, sama aja.""Oh iya lo pulang sama siapa La? Naik angkot?" Tanya Elisa."Enggak Sa, Raffa ngajakin pulang bareng dia nunggu di halte bis deket sini sih katanya."