Home / Romansa / My Perfect Husband / Belajar Mencintai?

Share

Belajar Mencintai?

last update Last Updated: 2021-08-07 22:18:31

Kaila masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan lesu, ia duduk dilantai bersandar pada ranjangnya. Kaila tidak tahu ia harus bersikap seperti apa saat ini, ia harus merasa senang karena akan menikah dengan Raffa atau merasa sedih karena gagal untuk melupakan Raffa.

"Dia punya pacar, apa yang harus kulakukan?" gumam Kaila bingung.

Kaila tahu Raffa sangat mencintai Celine, mereka saling mencintai satu sama lain dan itulah yang membuat Kaila bingung mengapa Raffa mau menerima pernikahan ini sedangkan ia memiliki Celine disisinya. 

Tanpa sadar air mata turun dari matanya, Kaila merasakan sesak didadanya saat memikirkannya, kehidupan seperti apa yang tengah ia jalani saat ini. Namun tiba-tiba saja sebuah pesan masuk di ponselnya. 

Kaila mengambil ponselnya yang masih ada di dalam tas, ia membelalakkan matanya tak percaya saat mengetahui siapa yang mengiriminya pesan malam-malam begini, nomor yang ia simpan sejak lama namun tak berani untuk ia kirimin pesan barang sekalipun. 

"Raffa?" gumamnya lirih. 

Kaila membaca pesan tersebut, ia kembali membelalakkan matanya tak percaya. 

'Kaila bisakah kita berbicara berdua besok? ada yang harus kubicarakan denganmu' 

Dengan cepat Kaila membalas pesan tersebut, 'Tentu, dimana kita harus bertemu?' tanyanya. 

'Akan aku beritahu besok, selamat malam.'  ucap Raffa singkat.

'Selamat malam.' balas Kaila.

Tanpa memikirkan apapun lagi Kaila langsung tertidur, begitu pula dengan Raffa yang langsung merebahkan tubuhnya dikasur miliknya. Malam itu mereka berdua beristirahat dengan harapan akan menemukan jalan terbaik untuk kehidupan mereka. 

💜💜💜

Elisa menatap Kaila yang baru saja masuk ke kelas dengan wajah penasaran penuh pertanyaan, saat Kaila duduk dibangkunya dengan cepat Elisa mendekatkan dirinya kepada Kaila. 

"Gimana La? lo udah ketemu sama calon suami lo kan?" tanya Elisa.

Kaila melotot tajam kepada Elisa, ia membekap mulu temannya itu dengan tangannya, "Sttt... lo mau sekelas tau tentang ini Sa?" tanya Kaila.

Elisa tersenyum, terlihat deretan giginya yang tersusun rapi. "Sorry La, gue terlalu antusias tadi hehe." 

"Jadi gimana? buruan gue kepo nih La." lanjut Elisa.

Kaila menghela nafasnya, "Orang yang mau dijodohin sama gue itu Raffa Sa." ucap Kaila.

"HAA? LO SERIUS LA?" Pekik Elisa membuat teman sekelas yang ada dikelas menatap sinis kepada mereka. 

"Sorry sorry, gue gak nyangka La, lo gak ngibulin gue kan?"  tanya Elisa.

Kaila menggelengkan kepalanya, untuk apa ia berbohong kepada Elisa tentang hal ini, ia sama sekali tak berniat untuk membohongi Elisa mengenai hal ini. "Gue gak bohong Sa, gue serius." ucap Kaila.

Elisa menatap Kaila dengan tatapan tak percaya, "Trus dia juga nerima perjodohan ini La?" tanya Elisa dan Kaila mengangguk membuat Elisa semakin tak percaya dengan ini semua.

"Jadi lo bakal gimana setelah ini La? lo tau sendiri kalo Raffa udah punya pacar." tanya Elisa.

Kaila menghela nafasnya pelan, "Gue juga bingung La, gue gak tau harus gimana sekarang." ucapnya.

"Lo udah bicara berdua sama Raffa tentang hal ini?" tanya Elisa dan Kaila menggelengkan kepalanya.

"Belum Sa, tapi Raffa udah ngajak gue buat bicara nanti." ucapnya.

"Bagus deh La kalo gitu, lo emang harus bicarain sama dia apalagi tentang hubungannya dengan Celine" 

Kaila hanya diam tak menjawab perkataan Elisa, namun Elisa tetaplah Elisa ia gadis yang sangat-sangat kepo dengan segala sesuatu hal apalagi hal yang berhubungan dengan Kaila seperti sekarang.

"Oh iya La, jadi kapan pernikahan lo sama Raffa?" tanya Elisa, hal utama yang seharusnya ia tanyakan setelah mengetahui siapa calon pendamping teman baiknya ini.

"Minggu depan Sa."

"HAH!!!" Lagi-lagi Elisa terpekik kaget saat mendengar penuturan dari Kaila. 

"Lo yakin La? minggu depan bukannya itu terlalu terburu-buru ya La?" tanya Elisa tak yakin dengan keputusan ini.

"Orang tua kita yang mutusin untuk nikahin kita secepatnya Sa, gue dan Raffa gak bisa bilang apapun." 

Kaila menghela nafasnya pelan begitu pula dengan Elisa yang terdengar jauh lebih sedih dengan hal ini. Namun sebisa mungkin Elisa memberikan semangat untuk Kaila, ia tak ingin menjadi teman yang tidak berguna karena hanya menanyai masalahnya dan ikut bersedih tanpa memberikannya semangat. 

💜💜💜

'Cafe xxx pulang sekolah' 

Begitulah pesan yang dikirimkan oleh Raffa saat jam istirahat tadi, dan sekarang Kaila tengah berada di depan cafe yang diberitahu oleh Raffa. Kaila menaiki ojek online menuju ke cafe ini, jaraknya dengan sekolah juga cukup jauh entah alasan apa yang membuat Raffa mengajaknya bertemu disini. 

Tingg...

Bunyi bel saat pintu didorong oleh Kaila, ia mengedarkan pandangannya dan terpaku saat melihat Raffa tengah duduk di salah satu meja seorang diri sambil memainkan ponselnya. 

Kaila menarik nafas sejenak lalu berjalan mendekati Raffa, saat ia berada tepat dihadapan Raffa, Kaila hanya berdiam diri berdiri tanpa mengatakan apapun. Raffa melirik ke arahnya sejenak lalu mematikan ponselnya dan meletakkannya diatas meja.

"Duduk La." 

Kaila duduk dihadapan Raffa, Raffa menyodorkan segelas americano yang ia pesan beberapa menit  yang lalu untuk Kaila.

"Diminum, gue pesenin buat lo tapi sorry gue gak tau lo sukanya minum apa." kata Raffa.

"It's okay." Kaila meminum americano yang dipesan oleh Raffa walaupun sebenarnya ia tidak begitu bersahabat dengan minuman yang terbuat dari kopi.

"Sebenernya gue cuma mau ngomongin tentang rencana kita kedepannya La setelah menikah." ucap Raffa.

"Gue akan belajar buat mencintai elo nantinya, tapi gue gak bisa janjiin apapun ke elo La karena jujur Celine masih dan selalu ada dihati gue." ucap Raffa.

'Sebenernya apa sih maksud Raffa? dia buat gue melayang waktu bilang akan belajar mencintai gue tapi dia buat gue jatuh waktu bilang kalo dia masih cinta sama Celine.' gumam Kaila.

"Gue tau." ucap Kaila singkat.

"Gue mau lo jangan dulu naruh perasaan sama gue nantinya La, karena gue belum bisa pastiin kalau gue bisa putus sama Celine. Celine orang baik, dan gue gak tega buat nyakitin dia karena itu gue mau kita rahasiakan ini dulu sementara supaya Celine gak tau tentang hal ini." pinta Raffa. 

Kaila tersenyum kecut mendengarnya, hatinya terasa teremat sangat sakit. Kaila tidak tahu harus berkata apa kepada Raffa. Tanpa Raffa peringati Kaila sendiri sudah jatuh kedalam pesonanya, mencintai Raffa dengan segenap hatinya selama hampir 3 tahun ini.

"Gimana La? gue bakalan tetep jagain elo dan bakal ngelindungin elo. Gue juga akan berusaha untuk menjadi suami yang baik buat elo nantinya, tapi biarin gue ngejalanin hubungan gue dulu dengan Celine." pinta Raffa.

Kaila menggigit bibir bawahnya gemetar, bukan ini yang Kaila mau.. Kaila tidak ingin terlibat dengan pernikahan konyol dan harus diam saja saat tahu suaminya berhubungan dengan wanita lain nantinya. 

"Tapi gue punya permintaan Raf." ucap Kaila.

"Bilang aja La, gue bakal wujudin permintaan lo." 

"Gue mau tetap ngejar mimpi-mimpiku selama ini Raf, aku mau kuliah dan kerja." 

Raffa tersenyum, "Kalau itu tanpa lo minta gue juga akan izinin lo, gue gak akan ngekang lo La apalagi pernikahan ini bukan karena kemauan kita berdua kan, gue gak akan menghalangi apapun keinginan lo." ucap Raffa. 

Kaila menangis dalam hatinya, pernikahan yang bukan karena kemauan mereka berdua katanya dan ini sangat menyiksa bagi Kaila. Kaila meremat jemarinya sendiri di bawah meja menyalurkan rasa sedihnya karena tak bisa menangis sekarang. 

"Kita bisa jalanin kehidupan kita masing-masing nanti La, gue gak akan ngekang elo." ucap Raffa lagi.

Berpikir sejenak, Kaila meminum americano miliknya. Bahkan baru dua kali sedotan saja perut Kaila sudah terasa panas sekarang.

"Gue bakal berusaha untuk lupain Celine La tapi gak akan semudah itu karena pernikahan kita juga mendadak, tapi karna gue tau pernikahan suci dan itu sekali seumur hidup. Jadi bantu gue ya La?" Pinta Raffa.

Kaila menatap Raffa tak percaya, namun Kaila hanya menganggukkan kepalanya saja. Biarlah, kita lihat sejauh apa usaha Raffa nantinya untuk melupakan Celine dan belajar mencintai istrinya.

"Aku bakal bantuin kamu kok." Ucap Kaila dan itu membuat Raffa senang.

"Ya udah gue anterin pulang ya La?" Tawar Raffa.

Kaila mengangguk, Raffa mengantarnya pulang hingga ke depan rumahnya membuat Devi yang melihatnya langsung tersenyum senang karena anak dan calon menaantunya ternyata sangat dekat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Perfect Husband   Mengatakannya

    "Hai? boleh gue duduk disini?" tanya seseorang dihadapan Kaila.Kaila mendongakkan kepalanya menatap siapa laki-laki yang menghalangi pandangannya itu dan ia melihat seorang laki-laki tampan dengan senyum manis didepannya.Lupakan, Kaila tidak tergoda. Senyum Raffa lebih indah dari senyum siapapun baginya."Kenapa lo mau duduk disini?" tanya Kaila balik.Laki-laki itu tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan dari Kaila, "Karena gue pengen kenalan sama lo?" ucapnya.Kaila mengernyitkan dahinya hingga berkerut, "Gue gak berminat kenalan sama siapapun." jawabnya ketus.Bukannya marah, laki-laki itu malah memilih duduk di depan Kaila dan meletakkan segelas frappe miliknya."Siapa yang nyuruh lo buat duduk?" tanya Kaila."Gue sendiri!" jawabnya.Kaila berdecak sebal, ia tipe orang yang tidak suka diusik dan senang menyendiri karena itu Kaila merasa sebal jika ada orang yang tidak ia kenal dengan gampangnya mengajaknya bicara seperti yang dilakukan oleh laki-laki didepannya sekarang."Ke

  • My Perfect Husband   Cafe

    "Sorry, gue takut ada yang liat." jawab Kaila pelan.Raffa menghela nafasnya kasar, setelah itu ia langsung menjalankan mobilnya keluar dari area sekolah.Saat diperjalanan Raffa fokus menyetir dan Kaila sibuk dengan ponsel miliknya sendiri, membaca novel dengan tenang. Namun tiba-tiba saja, ada telepon masuk dari mamanya.Buru-buru Kaila menjawabnya, "Halo bun...""Assalamualaikum...." salam Devi.Kaila menepuk jidatnya pelan, saking tak sabarnya ia sampai lupa untuk mengucapkan salam kepada bundanya."Waalaikumsalam, bun.." jawab Kaila.Raffa yang tadinya sibuk dengan jalanan yang ada didepannya ikut melirik ke arah Kaila yang tengah menerima telepon dari bundanya.Kaila menatap kearah Raffa saat tahu Raffa seakan bertanya kepadanya."Bunda Devi." jawab Kaila dan Raffa menganggukkan kepalanya."Kalian dimana sayang?" tanya bundanya."Lagi dijalan mah, baru pulang dari sekolah." jawab Kaila.Devi menganggukkan kepalanya mengerti, ia tengah membuat sebuah kue di dapur miliknya karena

  • My Perfect Husband   Kantin

    Kaila menatap punggung lebar Raffa yang berlalu di depannya, ketiga teman Raffa yang lain ikut berlalu. Kaila hanya menghedikkan bahunya bingung, ia masuk ke dalan kantin juga dan menghampiri Elisa yang tengah menyantap somay dan juga minuman dingin miliknya."Lo gak nungguin gue sih!" protes Kaila, ia duduk di depan Elisa dengan wajah kesal."Eh gue lupa La! hehe.. sorry ya, lo mau makan apa? biar gue aja yang pesenin." ucap Elisa."Serius lo?" tanya Kaila.Elisa menganggukkan kepalanya, "Serius! tapi pake duit lo ya!" katanya sambil tersenyum lebar.Kaila mencebikkan bibirnya namun ia tetap mengeluarkan uang dari dalan dompet miliknya dan memberikannya kepada Elisa."Somay aja kek elo." ucap Kaila.Saat Elisa pergi, Kaila menunggunya sambil bermain ponsel miliknya, saat ia membuka ponselnya ada satu pesan dari Raffa untuknya langsung saja Kaila membacanya."Pulang tunggu diparkiran, jangan kemana-mana "Kaila mengedarkan pandangannya mencari Raffa dan ia menemukan Raffa yang tengah

  • My Perfect Husband   Memperhatikan

    Kaila masuk ke dalam kelas dengan langkah tertatih, Elisa yang tadinya sibuk dengan liptint miliknya langsung berlari menghampiri Kaila dan tersirat kekhawatiran di wajah cantiknya."Astaga La, elo kenapa?" tanya Elisa khawatir.Elisa membantu Kaila duduk dengan perlahan, padahal Kaila sendiri merasa tidak apa-apa dan tidak merasa sakit."Jawab La, ini dengkul lo trus siku elo dan ini-astaga... bibir lo ini kenapa La?" tanya Elisa, ia memegang sudut bibir Kaila perlahan, masih terlihat bekas luka diujung bibirnya."Gue gak papa Sa, gak papa kok.." jawab Kaila sambil tersenyum manis."La... segini doang kadar persahabatan kita? lo ngerahasiain ini dari gue..." Elisa menatap sendu ke arah Kaila.Kaila menelan salivanya dengan susah payah, ah ayolah Elisa pandai sekali membuat Kaila diam tak berkutik dan akhirnya akan mengatakan segalanya."Elisa..." lirihnya."Kasih tau gue La, kenapa elo bisa kaya gini?" tanya Elisa sekali lagi, rasa khawatirnya tidak surut walau Kaila mengatakan ia ti

  • My Perfect Husband   Cari Tahu

    Selesai makan, Raffa langsung meminta Kaila untuk masuk ke dalam kamar lebih dulu sedangkan Raffa mencuci piring dan gelas yang mereka pakai untuk makan tadi.Begitu selesai Raffa langsung menyusul Kaila masuk ke dalam kamarnya, begitu ia membuka pintu kamar terlihat Kaila yang tengah memainkan ponselnya di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang."Kenapa belum tidur?" tanya Raffa.Kaila mendongakkan kepalanya dan langsung meletakkan ponsel miliknya diatas nakas, Raffa melihat Kaila cukup terkejut dengam suaranya yang tiba-tiba bertanya kepadanya."Belum ngantuk." jawab Kaila."Gak ada tugas?" tanya Raffa lagi, karena setaunya Kaila adalah murid yang pintar dan rajin.Kaila menggelengkan kepalanya, "Enggak, tugas gue udah selesai semua. Lo sendiri emangnya gak ada tugas?" tanya Kaila balik.Raffa mengangkat bahuny acuh, lalu menjatuhkan tubuhnya ke

  • My Perfect Husband   Makan Bersama

    Raffa berjalan keluar dari kamar, ia mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah sembari bermain game di ponselnya.Saat Raffa asik bermain tiba-tiba saja Celine mengirimkannya pesan yang mengatakan jika is merindukan Raffa dan itu membuat Raffa senang bukan main.Langsung saja Raffa membalas pesan yang dikirimkan oleh kekasih tercintanya itu, menyunggingkan senyuman bahagia di wajah tampannya.Saat Raffa tengah asik berbalas pesan dengan Celine, bel apartementnya berbunyi beberapa kali."Ah itu pasti makanannya udah dateng." gumamnya.Raffa membuka pintu apartementnya, terlihat seorang pria berjaket hijau tengah menenteng plastik berisi makanan di tangannya.Raffa mengambil pesanannya dan memberikan beberapa lembar uang kepada bapak yang membawakan makanan yang ia order.Bapak itu itu langsung terkejut dengan uang yang diberikan oleh Raffa, "Maaf mas uangnya berlebih." ucapnya, ia hendak mengembalikan sisa uang Raffa namun Raffa langsu

  • My Perfect Husband   Merasa Bersalah

    Kaila masuk ke dalam apartementnya, melepaskan dan meletakkan sepatunya di rak dengan hati-hati. Saat Kaila masuk ke ruang tengah, ia merasakan kesunyian dari apartement itu."Raffa belum pulang?" gumamnya.Kaila berjalan agak tertatih menahan rasa nyeri di lututnya, ia masuk ke dalam kamar dan meletakkan tas sekolahnya lalu duduk di sofa kamar."Udah jam segini, Raffa kemana sih sebenernya?" gumam Kaila lagi, ia merasa agak khawatir karena tidak ada kabar apapun dari Raffa, saat pulang juga Raffa sama sekali tidak menemuinya menemuinya untuk mengatakan sesuatu."Apa Raffa pergi ke cafe lagi?" tebaknya."Oh iya ponsel aku!" Kaila baru teringat jika ponsel miliknya mati kehabisan baterai.Kaila bangkit, mengeluarkan ponselnya dari dalam roknya dan mengisi daya ponselnya. Dan disaat yang bersamaan pintu kamar terbuka, Raffa masuk dengan wajah agak kelelahan."Raffa!" pekiknya.Raffa mendongakkan kepalanya menatap Kail

  • My Perfect Husband   Rumah Sakit

    Raffa dan Celine menghabiskan waktu mereka berdua, mereka pergi ke mall untuk bermain di timezone dan setelahnya mereka pergi untuk menonton bioskop berdua.Sungguh Celine terlihat sangat bahagia, senyuman terus terpantri diwajah cantiknya membuat Raffa lupa akan Kaila dan hanya fokus dengan Celine yang tengah berada disampingnya.Saat pintu teather dibuka, Raffa dan Celine langsung masuk ke dalam dengan Raffa yang memegang secup minuman dingin dan juga popcorn ukuran jumbo sedangkan Celine mencari tempat duduk mereka sesuai dengan yang tertulis di tiket yang mereka beli.Celine dan Raffa terlihat sangat romantis, mereka seperti dua pasangan baru yang masih dimabuk cinta, menonton film dengan senyum merekah dan perlakuan-perlakuan mesra seperti sekarang, Raffa tengah merangkulkan tangannya dibahu Celine, sedangkan Celine menyandarkan kepalanya dibahu Raffa.Sesekali Celine menyuapi Raffa dengan popcorn milik mereka, menonton film dengan wajah serius dan s

  • My Perfect Husband   Preman

    Sampai satu jam lamanya Kaila menunggu, berulang kali ia melirik kearah arloji miliknya bergantian menatap ke arah sekolah, menunggu Raffa yang tak kunjung terlihat.Kaila duduk sendirian, tidak ada lagi siswa yang terlihat disana bahkan sangat jarang ada warga ataupun masyarakat yang hanya sekesar melintas di depannya, hanya ada dirinya dan hembusan semilir angin yang menerpa tubuhnya."Raff, lo dimana sih." gumam Kaila.Menghentak-hentakkan kakinya, menunggu sambil menghitung menit hingga menit namun nihil, penantiannya tak kunjung membuahkan hasil hingga Kaila jenuh dengan sendirinya."Raffa lo kemana sih kenapa belum muncul juga?" tanyanya."Apa jangan-jangan Raffa lagi sama Celine?" tebaknya dalam hati.Terlihat wajah Kaila yang langsung terlihat murung, mungkin benar jika Raffa tengah bersama dengan Celine dan melupakan dirinya yang hanya berstatus sebagai istrinya diatas kertas bukan istri yang dicintainya."Eh ada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status