Share

Pelukan Hangat

Kaila masuk kedalam walk in closet begitu ia selesai mandi, ia melihat lemari di sekelilingnya lalu membukanya satu per satu untuk melihat-lihat.

"Wahh..." Ucapnya tak sadar.

Kaila melihat ada banyak kaos dan kemeja milik Raffa di lemari sebelah kiri, saat ia membuka lemari disebelah kanan disana berjejer banyak sekali pakaian tidur dari berbagai model untuk dirinya, ada juga baju-baju casual dan gaun-gaun cantik disana.

Kaila berjalan ke lemari yang ada diujung, disana ada banyak peralatan make up, perhiasan, tas, sepatu dan aksesoris lainnya untuk dirinya dan juga Raffa.

Kaila mengambil salah satu anting emas berbentuk bulan dengan taburan berlian diatasnya.

"Wahh indah.." gumamnya.

Kaila mencoba memakainya, dan benar-benar cantik! Kaila sangat cocok memakai anting tersebut, ia tersenyum senang melihatnya.

Kemudian Kaila berjalan mengambil salah satu baju tidur untuk dipakainya.

Kaila berjalan keluar dari walk in closet begitu selesai menggunakan bajunya dan memilihkan pakaian untuk Raffa, ia berjalan ke dapur untuk menata barang belanjaan mereka tadi. Sedangkan Raffa sedang mandi.

Kaila mengikat rambut panjangnya, mencepolnya ke atas memperlihatkan leher jenjang miliknya.

Kaila mengambil satu plastik belanjaan, mulai menyusun bahan makanan tersebut ke dalam kulkas dan beberapa ia susun di dekat pantry.

Saat Kaila ingin mengeluarkan barang belanjaan yang lain tak sengaja matanya melihat ada rantang makanan di atas meja, ia mengambilnya dan membukanya karena penasaran.

"Makanan?" Gumamnya.

Dilihatnya ada sayur soto, ayam crispy dan juga tempe goreng. Saat Kaila tengah memikirkan dari siapa makanan ini tiba-tiba saja suara Raffa mengejutkannya.

"Kenapa?" Tanya Raffa.

Kaila melirik kebelakang, Raffa terlihat sangat tampan dengan rambutnya yang masih basah dan kaos polos berwarna putih serta celana pendek yang dipakainya.

Kenapa Raffa tampan sekali, gue memang gak salah jatuh cinta sama Raffa dan jadi istri sahnya dia, walaupun cuma sebatas perjodohan aja.

"Hei La! Kok bengong sih?" Tanya Raffa membuyarkan imajinasi Kaila.

"Eh iya?" Tanya Kaila.

"Lo kenapa? Ada sesuatu yang lupa kebeli?" Tanya Raffa memastikan.

Kaila menggelengkan kepalanya, "Enggak kok, ini ada makanan gue gak tau darimana. Tau-tau udah disini aja." Ucap Kaila sambil menunjuk deretan makanan diatas meja.

Raffa berjalan mendekat, kini ia berdiri tepat disamping Kaila untuk melihat makanan yang ditunjuk oleh istrinya itu.

Tinggi badan antara dirinya dan juga Kaila terlihat sangat timpang, Raffa begitu tinggi menjulang sedangkan tinggi Kaila hanya sebahu Raffa saja walaupun Kaila memiliki tinggi badan 160cm.

"Ck, ini pasti mama!" Ucap Raffa, ia sangat hafal dengan barang-barang milik mamanya termasuk rantang nasi yang dipakai oleh mamanya itu.

"Mama?" Tanya Kaila bingung.

Raffa mengangguk, "Iya mama gue, dia pasti tadi kesini buat ngasih makanan." Jelasnya.

Kaila terdiam, kalau tadi mama Anin datang pasti dia melihat Kaila dan juga Raffa yang tengah tertidur dikamar! Ah mengapa nasibku sangat memalukan sekali batinnya.

"Ayo beresin ini dulu abis itu kita makan." Ajak Raffa.

Kaila menganggukkan kepalanya, ia membantu Raffa menyusun barang-barang belanjaan mereka, Raffa mengatakan jika dirinya tidak pernah belanja sebanyak ini untuk di apartement karena dirinya hanya menginap sesekali di apartement miliknya ini.

Jadi karena Raffa tidak mengerti ia meminta Kaila untuk menyusunnya dan Raffa membantu Kaila menaruh beberapa barang yang lain sesuai dengan arahan dari Kaila.

Karena mereka bekerja sama dengan baik akhirnya semuanya selesai dalam waktu setengah jam, Kaila menghembuskan nafasnya lega begitu pula dengan Raffa. Mereka berdua duduk di kursi saing berhadapan.

Dengan cekatan Kaila mengambil nasi yang sempat dimasaknya dulu tadi lalu menyendok nya ke piring milik Raffa dan menaruh lauk pauknya barulah Kaila mengambil untuk dirinya sendiri.

Raffa tersenyum, ternyata ada untungnya juga dengan ia menikah batinnya. Dengan adanya Kaila sekarang ada yang mengurusnya dengan sangat baik, menyiapkan pakaiannya, mengambilkan makanannya dan menemaninya saat tidur, bahkan Raffa sangat menyukai pelukan hangat Kaila.

Kaila makan dengan lahap, tadi siang Kaila tidak sempat untuk mengisi perutnya karena terlanjur tertidur begitu pula dengan Raffa.

Begitu selesai dengan makan malamnya, Raffa berjalan ke arah sofa dan menyalakan televisi. Ia bermain ps sebentar sedangkan Kaila langsung mencuci piring yang mereka gunakan untuk makan tadi.

Selesai mencuci piring Kaila hendak masuk ke kamar namun ia menghentikan langkahnya saat melihat Raffa yang tengah asik bermain ps.

"Raf, lo gak ngerjain tugas?" Tanya Kaila mengingatkan.

"Gak ada!" Jawab Raffa dengan cepat.

Kaila hanya menganggukkan kepalanya saja, ia berjalan masuk ke dalam kamar dan duduk di depan meja belajar.

"Kok gue udah ngantuk aja sih." Keluh Kaila sambil menguap.

Ia membuka pesan W******p di ponselnya, menanyakan kepada Elisa ada tugas apa hari ini dan dengan cepat temannya itu memberi tahunya tugas yang harus segera ia kerjakan.

"Eh gimana malam pertama lo La? Are you still virgin?" Tanya Elisa to the point membuat Kaila membelalakkan matanya kaget.

"Gila lo Sa, iyalah, gue masih virgin gila aja lo kita kan masih sekolah." Balas Kaila.

Dan Elisa hanya membalasnya dengan mengirimi stiker tawa. Kaila memilih untuk tak membalas pesan temannya itu, ia mulai mengerjakan beberapa tugas yang harus ia selesaikan agar tidak menumpuk nantinya.

Namun mata Kaila seakan tidak mau berkompromi, ia terus menguap sedari tadi, matanya sangat lelah dan terasa berat ingin terpejam.

"Kok gue ngantuk banget sih padahal kan tadi udah tidur.. hoamm.. pliss tahan 2 soal lagi selesai!"

Kaila menepuk-nepuk pipinya berulang kali mengembalikan kesadarannya agar tidak mengantuk, hanya 2 soal saja namun sialnya soal tersebut beranak pinak membuat Kaila mengeram kesal.

Tuk

Kaila tertidur dimeja belajar, kepalanya jatuh ke atas meja, Kaila sudah tidak kuat menahan kantuknya lagi baru saja ia menyelesaikan satu soal dab tersisa satu soal lagi.

Raffa terus asik bermain ps, ia mengambil beberapa camilan di kulkas dan memakannya sembari bermain, ia seru-seruan sendiri di ruang tengah.

Bagi Raffa ia sangat senang bisa bebas seperti ini, jika Raffa berada dirumah maka mama Anin akan langsung menjewer telinganya jika bermain ps apalagi sampai larut malam namun saat di apartement seperti sekarang sungguh Raffa sangat bebas!

Bahkan Raffa bermain ps sampai jam menunjukkan pukul 12 malam dan merasa lumayan mengantuk, disaat itulah Raffa baru mematikan ps nya dan berjalan masuk ke dalam kamar.

Ia melihat Kaila yang sudah tertidur pulas diatas meja belajar, karena takut Kaila merasa tidak nyaman dan akan terbangun dengan leher yang terasa pegal akhirnya Raffa membopong Kaila dengan perlahan menuju ke ranjang.

Raffa menjatuhkan tubuh Kaila diatas ranjang dengan hati-hati lalu ikut mensejajarkan tubuhnya dengan Kaila.

Satu hal yang tidak akan Raffa lupakan mulai sekarang, memeluk Kaila saat tertidur!

Pelukan hangat Kaila terasa sangat candu untuk Raffa dan Raffa sangat menyukainya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status