Share

My Psychopath Husband
My Psychopath Husband
Author: Ayjune

Prolog

Malam semakin larut dan angin kencang berembus menerbangkan partikel-partikel debu ke udara. Menggesek rerumputan dan menggoyangkan dahan-dahan pepohonanmenciptakan harmonisasi bertemankan sunyi yang mencekam. Pria mengenakan mantel hujan berwarna hitam itu menginjak-injak gundukan tanah yang terdapat di sebuah lahan kosong penuh ilalangberada di pinggir sebuah jalanan sepi. 

Karena tempatnya tertutupi oleh ilalang, tak ada yang akan melihat apa yang dilakukannya di sana. Terlebih karena sudah larut dan kondisi jalanan memang selalu sepi dan sunyi, karena daerah itu adalah tempat terpencil yang jarang dilalui oleh kendaraan. Pria bernama Regan itu terus menginjak-injakkan kakinya di gundukan tersebut guna memadatkannya supaya tak begitu kentara. Diambilnya bebatuan yang sudah disiapkannya, pun rumput-rumput guna menutupi gundukan tersebut. Setelah selesai, diambilnya sekop yang digunakannya untuk menggali kemudian berjalan ke mobil yang terparkir di pinggir jalan. Memasukkan sekop ke bagasi, melepaskan mantelnya. Menampilkan kemeja biru yang pas di tubuh proporsionalnya, meskipun ada setitik noda darah di kemejanya.

Regan berubah lagi menjadi pria tampan yang memesona. Setelah menyimpan kembali peralatannya, dan menutupnya bagasi mobilnya, ia pun pergi dan menganggap bahwa hari ini tidak terjadi apapun seperti sebelum-sebelumnya.  

Dipacunya kendaraan roda empatnya menuju perkotaan. Berhenti sebentar di pinggir sebuah sungai  untuk merenung di sana selama setengah jam. Hingga tepat pukul satu, Regan memutuskan untuk kembali. 

Regan melaju perlahan di pinggir trotoar jalanan Fleet Street yang telah sunyi. Sampai kemudian ia melihat sosok wanita mabuk. Dirinya tampak menyedihkan, menangis dan berteriak, menjadikan dirinya sebagai objek perhatian bagi mereka yang berpapasan dengannya. 

Maskaranya telah luntur karena menangis hebat. Sampai ia terduduk berulangkali namun bangkit dan berjalan kembali. 

Dia berteriak, “HIDUP INI TIDAK ADIL! DI MANA AKU BISA MENDAPATKAN PRIA KAYA DAN BISA MENGUBAH HIDUPKU?! dia menangis. Terhuyung ke depan dan ditertawai. Dia berteriak lagi dengan sangat pilu, HIDUP INI TIDAK ADIL! AKU BOSAN! AKU INGIN MATI SAJA! AKU TIDAK MAU HIDUP!”

Mulanya, Regan tidak tertarik sama sekali. tetapi ketika ia jatuh tersungkur di tanah. Sebagian besar dirinya memberontak untuk berhenti karena melihat adanya bahaya yang mengancam si wanita. 

Regan melihat ada sekumpulan pria yang telah menantinya di pinggir terowongan di depan sana. Wanita itu akan berjalan ke sana dan sudah pasti Regan berfirasat tak baik tentang ini.

 Sekumpulan orang itu adalah pengganggu, begundal yang biasa terlihat mengusik wanita-wanita saat sedang sendiri. Belum lagi akhir-akhir ini tingkat pemerkosaan dan penculikan sedang marak-maraknya terjadi. 

Maka Regan turun dari mobil. Dirinya menghampiri sang wanita, menangkap tubuhnya yang akan tersungkur. 

Tanpa basa-basi, Regan membawa tubuhnya masuk ke dalam mobil meski wanita tersebut sangat bingung. Regan meletakkannya di kursi penumpang, dan dirinya duduk di kursi kemudi. 

Dilihatnya wanita tersebut dari kaca spion. 

Pak supir, ingin mengantarkanku ya? terima kasih, ucap wanita itu dengan nada teler.

“Beritahu alamatmu,” pinta Regan. 

Baik. Oh! wanita itu melihat Regan. Dia tersenyum lebar. Anda tampan sekali. lalu dia tertawa. 

“Aku akan mengantarmu pulang, beritahu alamatmu. ”

Wanita tersebut memainkan telunjuknya sembari berkata, “Aku akan membisikkanmu, kemarilah,” katanya dengan suara beratnya. 

Regan mendengkus. Sedikit keberatan, namun entah mengapa ia menurut saja. 

Didekatkannya wajahnya pada wanita itu, sampai Regan melihat bagaimana cantiknya sang wanita meski hanya mengenakan make up seadanya. 

Meski mata indahnya sedikit kacau oleh lunturan maskara, namun Regan masih melihat bentuk matanya bulat cantik, alisnya terbentuk indah alami, bibir cantiknya tak begitu tebal pun tak begitu tipis dipoles lipstik warna cherry. 

Tanpa disadari ia dan wanita tersebut berada sangat dekat. 

“Tuan, mau tidak jadi kekasihku?” bisiknya. 

Regan menghela. “Anda mabuk, Nona.”

Wanita tersebut menggeleng. “Eum,” gumamnya dengan bibir merengut.

“Anda sangat tampan. Apakah aku sedang bermimpi? Aku pasti bermimpi, kan? lalu dia menampar kecil pipinya, berikutnya dia tertawa. Aku tidak bermimpi. Tuan memang tampan. Jadi kekasihku, ya? ya ya ya? kau tau rasanya sangat menyebalkan jika diremehkan terus menerus. Kalau Tuan mau menikahiku, aku akan menjadi wanita yang akan memenuhi semua inginmu.”

Regan hendak menjauhkan wajah karena omongan wanita ini sudah kemana-mana. Namun dia tak sempat melakukannya karena tangan lembut wanita itu menangkup pipinya lalu menariknya menciumnya. 

Dirasakannya bibir lembut itu, lamat-lamat. 

“Hehehe...” wanita itu tertawa di depan wajahnya seusai menjauhkan jarak. Namaku Mayra. Mayra. Mohon diingat, mengerti? mulai detik ini, Tuan tampan adalah kekasihku.” Lalu dia tertawa. Sampai sebuah dompet terjatuh ke bawah. Regan mengambilnya untuk melihat kartu identitas wanita itu. dilihatnya nama Mayra.  Mayra berikut alamatnya. 

Maka, Regan pun melajukan mobilnya. Mengantarkan wanita itu untuk pulang. 

Meskipun sepanjang perjalanan, ia tak berhenti menatap sang wanita dari spion.  

Bahkan ketika ia sudah mengantarkannya pulang, ia selalu memikirkannya. Siang dan malam tanpa henti. Merasuk seperti racun, mengubahnya menjadi perasaan yang cukup mengganggu. Hingga pada akhirnya ia mengambil sebuah keputusan yang terbilang gila. Regan tak pernah seyakin ini ketika ia menginginkan sesuatu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status