Share

Businnes Trip

Penulis: Mommy Audy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-28 00:48:09

Business Trip

Pekerjaan Ody bertambah tiap kali harus melakukan perjalanan bisnis bersama El. Awalnya ini menjadi siksaan berat bagi Ody. Namun berkat latihan ketat akhirnya dia berhasil mengatasi situasi itu dan menjadikan semua persiapan menjadi mudah untuk dilakukan. Semalam sebelum pulang ke apartemennya, Ody menyempatkan untuk kerumah El dan mempersiapkan segala keperluan selama 3 hari ke Singapore. 

Dan pagi ini ketika jam menunjukkan pukul 4.30 Ody telah tiba di rumah El dengan membawa traveling bag ukuran sedang. Sebagai asisten pribadi El, Ody harus standby lebih awal. Semua barang sudah masuk ke dalam mobil tinggal menunggu El siap lalu mereka bisa berangkat.

"Bi, sudah siap sarapannya." Tanya Ody pada bi Pur yang berkutat di dapur.

"Bentar lagi Non."

"Okey, soalnya waktunya agak mepet dan harus ngejar penerbangan pagi."

"Nih udah siap."

"Good, Bi Pur memang andalanku."

"Bisa aja Non Ody. Eh Non, Bibi belum cerita yah."

"Cerita tentang apa nih?"  Tanya Ody sambil menggigit sandwich buatan Bi Pur.

"2 hari lalu Pak El sama Mbak Chika ribut gede loh Non." Ujar Bi Pur agak berbisik.

"Oya, aku pikir mereka baik-baik aja Bi."

"Nggak Non, mereka tu sering berantem belakangan ini. Pernah loh sampai teriak-teriak." Kata bi Pur semakin semangat bergosip pagi-pagi.

"Ih Bibi. Udah ah jangan suka ngomongin Pak El. Nanti di potong gaji loh." Goda Ody sambil tersenyum.

"Jangan dong Non. Kasiani Bi Pur ini." Ucap Bi Pur memelas

"Bercanda Bi. Abis bibi hobi kok gibahin orang."

"Ih, lain gibah atuh Non, ini ma pakta."

"Fakta Bi."

"Iya, pakta."

"Hisss.. Sekalipun fakta nggak baik lagi Bi ngomongin kesusahan orang, lagian dosa tau Bi. Nanti kalau kuburannya sempit gimana, cuma ukuran 2x1. Ih kalau aku sih nggak mau ya." Ujar Ody sambil menyeruput cappucino di cangkirnya.

"Iya ya Non. Eh, tapi bukannya ukuran kuburan emang 2x1 ya Non. Non Ody ngerjain saya yah?" Ujar Bi Pur yang disambut tawa Ody.

"Pagi." Sapa El yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ah pagi Pak.." jawab Ody segera membersihkan mulutnya dan langsung mendekati El.

"Sudah siap semuanya Dy?"

"Sudah Pak. Permisi pak." Ucap Ody meminta izin untuk memasangkan dasi ke leher El. El segera menundukkan sedikit kepalanya.

"Sarapan saya apa Bi?"

"Sandwich tuna Pak." Jawab bi Pur

"Enak kelihatannya. Tolong di masukin box aja ya, nanti biar saya makan di jalan." Kata El

"Baik Pak." Ucap Bi Pur yang langsung bergegas membawa piring berisi sandwich milik El ke dapur untuk mengemasnya.

"Dy.." panggil El saat Ody masih membuat simpul dasinya.

"Ya Pak?"

"Lipstiknya baru ya?"

"Ah iya pak, agak terang yah?" Ujar Ody panik, pipinya langsung bersemu merah.

"It's okey. Bagus kok."

"Terus Ini bau parfum yang saya kasih kan?"

"Ah iya pak." Kata Ody terbata tak dapat menutupi kegugupannya.

"Nice." Ujar El sambil tersenyum manis membuat Ody berdebar hebat.

"Selesai pak." Ucap Ody lalu segera memundurkan tubuhnya dari El. Terlalu dengan El dalam waktu lama dapat membuat kesehatan jantungnya terganggu, maka tips terbaik adalah dengan menjaga jarak aman dengan El.

"Permisi, ini Non Ody bekalnya Pak El." Kata Bi Pur sambil menyerahkan kotak makan berisi sandwich dan tumbler berisi hot coffee untuk El.

"Makasih Bi."

"Okey, kita berangkat sekarang. Bi saya titip rumah ya." Ucap El.

"Baik Pak." Jawab bi Pur

"Tinggal dulu ya Bi." Kata Ody sambil menepuk bahu Bi Pur.

"Ati-ati ya Non." Ucap Bi Pur sambil melambaikan tangan yang hanya di balas senyuman manis dari Ody.

Saat dalam perjalanan menuju bandara El banyak tersenyum sambil sesekali melirik ke arah Ody. Ody tau bahwa dalam diamnya El sedang memperhatikannya. Rasanya tidak ada yang salah dengan penampilannya hari ini, Sheath dress pink yang dipadukan dengan cape blazer warna putih. 

"Maaf Pak, apa ada yang salah dengan penampilan saya?" Tanya Ody mencoba mengkonfirmasi perasaannya.

"Nggak ada Dy. Hari ini kamu kelihatan cantik, dan terima kasih karena sudah mau pakai hadiah dari saya."

"Ah.. iya Pak." Ujar Ody agak salah tingkah. El jelas menangkap gerak gerik tersebut. Ody memang tak pernah dapat menyembunyikan ketika dia sedang malu karena pipinya selalu memerah.

"Oya, semua dokumen sudah kamu bawa kan?" Tanya El mencoba mengalihkan topik pembahasan.

"Sudah lengkap Pak. Oya Pak ini passport dan tiketnya."

"Oya terima kasih." Ucap El menerima pasport dan tiket yang diserahkan Ody. Tanpa sengaja tangan El menyentuh tangan Ody. Ody agak terkejut namun berusaha menutupinya dengan seakan -akan sedang mencari sesuatu di dalam hand bagnya.

Melihat hal tersebut membuat El semakin gemas. Asisten pribadinya ini memang manis. Sepanjang perjalanan, Ody lebih banyak diam dan menghindari kontak mata dengan El. Dia hanya bicara ketika El bertanya, selain itu Ody seperti sedang berkutat dengan pikirannya sendiri hingga waktu makan siang tiba.

"Dy, kamu kenapa?" Tanya El sambil menyerahkan piring dengan daging steak yang telah dipotong-potong olehnya untuk Ody lalu mengambil piring di hadapan Ody yang belum sempat disentuhnya.

"Ah, nggak ada apa-apa Pak." Ujar Ody agak gugup menerima perlakuan manis dari El.

"Saya tau kamu sedang memikirkan sesuatu."

"Nggak papa Pak, saya hanya.. Hanya rindu rumah." Jawab Ody mencari alasan yang masuk akal.

"Ooo.. Kapan ya kamu terakhir kali ambil cuti?"

"Ehm.. Hampir 1 tahun lalu Pak."

"Wah udah lama yah."

"Iya Pak." Jawab Ody sambil tersenyum.

"Okay deh, nanti setelah perjalanan bisnis kita yang terakhir ke Macau kamu boleh ambil cuti."

"Betulan Pak? Saya dikasih ijin cuti?"

"Iya, saya izinkan kamu cuti. 1 minggu aja ya, jangan lama-lama bisa pusing saya nanti."

"Wah terima kasih ya Pak."

"Sama-sama. Sudah jangan ngelamun lagi, cepat habiskan steaknya keburu dingin. Setelah ini kita ke hotel dulu, nanti malam kamu bebas kalau mau jalan sendiri kebetulan saya ada urusan."

"Baik Pak."

*****

Namanya perjalan bisnis bersama El artinya jadwal padat. Jika kemarin Ody bebas tugas, hari ini jadwal padat merayap bagaikan si komo lewat.

"Excuse me.” Kata Ody menyela obrolan El dan Roy salah satu partner bisnis mereka asal singapura 

“Pak maaf mengganggu, kita sudah di tunggu untuk meeting dengan Mr. Chan dari Fastcomm." Ucap Ody agak berbisik mengingatkan El.

"Thank you ya Dy." Ucap El setengah berbisik sambil tersenyum yang membuat jantung Ody berdegup tak karuan.

"Ya Pak."

"Okey Roy, thanks for today. I will call you soon."

"Okey El. I'm waiting for your call bro."

"Sure. Bye Roy." Ucap El lalu meninggalkan Roy diikuti Ody.

Seperti yang diketahui bahwa tugas Ody adalah mempermudah pekerjaan El. Rapat yang seharusnya berjalan alot jadi terasa begitu mudah, ringan, dan cepat. Kesepakatan dibuat oleh kedua belah pihak tanpa ada banyak perubahan, semua urusan selesai dengan cepat dan tenang. El benar-benar puas dengan hasil kerja Ody. Tak salah menempatkannya sebagai asisten pribadinya.

"Dy, ini buat kamu."

"Apa ini Pak?"

"Buka saja, semoga kamu suka dan mau memakainya."

"Pak ini..." Kata Ody terhenti karena termangu menatap sebuah jam tangan role* yang begitu indah ada di hadapannya.

"Ini sepadan dengan semua kerja keras kamu untuk saya. Saya sungguh menghargainya, jadi saya rasa apa yang saya berikan untuk kamu sudah sepantasnya."

"Apa ini tidak berlebihan Pak?" Tanya Ody yang tau harga jam itu tidaklah murah.

"Tidak jika itu untuk asisten saya. Sini saya pakaikan."

"Biar saya pakai sendiri Pak. Terima kasih banyak Pak."

El memang boss yang mengagumkan. Menurut Ody bekerja untuk El adalah kesempatan langka yang tak akan pernah disia-siakan nya. El merupakan boss tampan dengan sejuta pesona dengan perhatian-perhatian kecil yang tak terduga.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Romantic Boss   Kimora Angelica Rivera

    Kimora Angelica Rivera Gadis kecil kesayangan El kini telah bertumbuh jadi gadis super cantik dengan perpaduan wajah bule dan oriental. Kimora bertumbuh dengan sehat dan kuat, apa yang dulu mereka khawatirkan bahwa Kim tidak akan bertumbuh sehat nyatanya terbantahkan. Meskipun perjalanan hidupnya tidak mudah, namun gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu kini bertumbuh jadi kuat dan pemberani yang cenderung nekat. "Dad, please.. ijinkan aku sekolah ke Singapura," bujuk Kim entah untuk yang ke berapa puluh kali. Pembahasan ini sudah berjalan begitu lama, sejak kasus bully yang dialami Kim 1 tahun lalu. Kim memang tak mau membahas hal itu karena takut membuat kedua orang tuanya cemas namun tak dapat di pungkiri bahwa salah satu alasan Kim memutuskan untuk meninggalkan Indonesia adalah karena hal itu. "Kim, apa nggak bisa ya cari sekolah di Indonesia aja? Di Indonesia juga banyak sekolah bagus kok," ucap El berusaha mengubah keinginan Kim. "Dad, aku ingin berkembang. Jadi tolong i

  • My Romantic Boss   Pelangi Sehabis Hujan

    Pelangi Sehabis Hujan Kepergian Victor 6 bulan lalu memang begitu menyesakkan bagi seluruh keluarga Harrison. Bahkan sebelum kepergiannya itu, dia menitipkan pesan yang sama pada Riana, Erina, dan Ody. Pesan yang meminta mereka untuk memaafkan dirinya yang egois dan berbahagia setelah dia meninggalkan dunia ini. Dia juga berharap agar kepergiannya dapat menebus segala kesalahannya pada mereka selama ini. Situasi jadi jauh lebih baik saat ini. Riana dan Erina belakangan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Mereka sepakat untuk memulai segalanya dengan lebih baik sebagai seorang sahabat sekaligus besan. El sendiri mulai dapat bernafas lega. Kasus Rahmat Sutedjo berjalan dengan sangat lancar, ada begitu banyak bantuan yang tak terduga datang silih berganti. Hingga satu demi satu masalahnya pun perlahan dapat diselesaikan. Sekarang, semua orang sedang menikmati buah dari perjuangan mereka. Karena badai tak akan selalu bertahan dan sang surya pasti akan kembali bersinar. Setelah mela

  • My Romantic Boss   Awal Sebuah Akhir

    Awal Sebuah AkhirEl menatap punggung Riana yang sedang duduk di taman sendirian. Dari kejauhan El dapat melihat tubuh Riana sedikit berguncang karena tangisnya yang tersedu-sedu. Perlahan El coba mendekati Riana lalu duduk di sampingnya tanpa bicara sepatah katapun.Rasanya dada Riana begitu sesak, dia sungguh tersiksa mengetahui semua fakta yang baru saja didengarnya dari Victor dan Erina. Lelah menangis Riana hanya bisa menyandarkan kepalanya di bahu El. Beban di hatinya terlalu berat untuk ditanggungnya sendiri.El tetap setia menemani Riana hingga hari semakin malam. Ketika Riana sudah cukup tenang, El berusaha menemukan kata-kata penghiburan yang tepat agar dapat meringankan beban hati Riana."Kalau terlalu berat jangan di tahan Ma, lepasin aja," ucap El merangkul bahu Riana erat. "Mama, nggak pernah sangka bahwa akan jadi seperti ini," ujar Riana menghapus sisa air matanya."El paham, Ma. El juga nggak sangka waktu dengar semuanya dari mulut Mami dan Papa." Sontak mata Riana m

  • My Romantic Boss   Ketika Semua Jelas

    Ketika Semua JelasSituasi dalam ruang ICU terasa begitu memberatkan hati Riana. Melihat pria yang sudah puluhan tahun menemani hari-harinya sedang terbaring lemah tak berdaya. Meski sakit membelenggunya hatinya karena berulang kali Victor telah menorehkan luka hingga hampir membuatnya menceraikan cintanya itu. Menurut dokter Lio yang menangani jantungnya, kondisi tubuh Victor melemah. Andai dilakukan operasi saat ini resikonya kematian di atas mejanya akan sangat tinggi. Upaya yang dapat dilakukan disementara waktu adalah mempertahankannya hingga kondisinya lebih stabil dan dapat dilakukan tindakan pembedahan.Victor menatap Riana yang berada di sisi kirinya, tangannya menggenggam erat tangan Riana sambil tersenyum tipis. Lalu dia menoleh ke sisi kanannya dimana Erina berdiri. "Rin," sapa Victor pelan."Hai, Vic," balas Erina ramah. "Akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu," ucapnya dengan suara bergetar. Victor menatap lekat wajah Erina yang masih terlihat cantik seperti puluhan

  • My Romantic Boss   Obrolan Ringan

    Obrolan RinganHari menjelang malam saat kondisi Victor terlihat mulai membaik dan dia meminta bertemu semua anggota keluarga. Walaupun kondisi Ody dan Kim saat ini sudah sangat baik, bahkan Ody juga kembali ceria seperti sebelumnya, namun tak dapat dipungkiri bahwa perasaan tak nyaman jelas muncul di hati mereka. Seakan Victor meminta mereka semua berkumpul untuk berpamitan.Seperti sekarang, Victor sedang bertemu dengan Riana dan Erina secara pribadi, sedang yang lain menunggu di luar. El hanya bisa mengawasi keadaan yang ada tanpa mau menjelaskan apapun pada Amara, Aryo, maupun Ody. Dia tahu niatan Victor untuk menemui semua orang hari ini."Bao, apa mereka akan baik-baik saja di dalam?" bisik Ody yang duduk di kursi ruang tunggu ICU.

  • My Romantic Boss   Pengakuan Erina

    Pengakuan Erina5 hari telah berlalu, El mulai bisa sedikit lega dan jadi lebih banyak bersyukur. Tekanan yang dialaminya sedikit demi sedikit mulai berkurang. Setelah tim legal menyelesaikan seluruh berkas kasus Rahmat Sutedjo, kini kondisi Kim juga semakin kuat dan sudah mulai lepas dari alat bantu nafasnya. Perbaikan kondisi Kim membuat keadaan Ody pun ikut jadi lebih baik. Ody kembali seperti Ody yang dikenalnya. Perempuan itu memang diakui El sangat tangguh. Namun berbeda dengan yang dialami Victor, kondisinya masih belum ada perbaikan.El sudah kembali berkantor walaupun tak penuh waktu. Seperti pagi ini, ketika mobil El baru saja berhenti di depan lobi kantor Intel tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nama Amara. El segera menekan tombol hijau di layar ponselnya dan panggilan langsung terhubung.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status