Share

Mak Comblang

Mak Comblang

Hari ini adalah perjalanan yang melelahkan menuju ke Shanghai. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam waktu setempat ketika mereka tiba di Shanghai. Sebelumnya Ody dan El harus terbang dari Jakarta menuju ke Singapore terlebih dahulu selain untuk transit juga karena ada kontrak kerjasama dengan Roy rekan bisnis El yang harus mereka selesaikan.

Ody ingin melepas penatnya dengan mandi air hangat. Rasanya dia ingin segera membasuh tubuhnya yang terasa begitu lengket setelah beraktivitas seharian lalu berbaring karena esok hari dia harus bangun pagi dan mempersiapkan meeting penting dengan Mr. Choi. Dia mau kontrak kerjasama yang sudah dipersiapkannya dengan susah payah berjalan mulus.

Usai mandi dan berendam air hangat rasa kantuk mulai menghinggapi Ody, sayang tidak begitu dengan perutnya. Untung saja Ody selalu membawa persediaan mie cup dalam traveling bag nya. Saat Ody hendak menyeruput mie nya terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok..

"Siapa malam-malam begini mengetuk pintu kamarnya?" Pikir Ody.

"Who's there?" Teriak Ody.

"Saya Dy." Ujar El. Ody buru-buru membuka pintu kamarnya.

"Malam Pak. Ada yang perlu saya bantu?" Tanya Ody.

"Mau temani saya keluar? Saya lapar."

"Bapak mau makan apa?"

"Sesuatu yang hangat."

"Mie cup mau?"

"Boleh. Kamu ada?"

"Ada Pak. Mari silahkan masuk dulu, nanti saya buatkan." Ujar Ody mempersilahkan El masuk ke dalam kamarnya. 

"Thank you Dy.” ucap El lalu berjalan masuk menuju jendela besar yang menampilkan pemandangan Shanghai malam hari. 

“Kamar kamu nyaman Dy?" Tanya El sambil menatap ke luar jendela.

"Nyaman kok Pak." Sahut Ody sambil merebus air dalam teko pemanas.

El lalu duduk di sofa panjang yang ada di kamar Ody sambil sesekali memperhatikan asisten pribadinya yang sedang membuat mie cup. Tubuh Ody yang putih dengan tinggi semampai berbalut lingerie gown warna nude sekalipun ditutupi silk robes masih terlihat begitu seksi dimata El hingga membuat sesuatu di balik celananya menggeliat.

Rambut coklat Ody yang bergelombang seakan melambai pada El, mengundangnya untuk mendekat. Memang tak dapat dipungkiri Ody terlihat cantik dan sempurna. Misal El tak bersama Chika mungkin dia sudah mengencani Ody.

"Silahkan dimakan pak." Ucap Ody sambil menyerahkan mie cup dan secangkir teh diatas meja.

"Thank you ya Dy." Ujar El yang tanpa sengaja menatap ke arah belahan dada Ody yang terlihat jelas saat dirinya menunduk.

El menelan ludahnya sambil menahan gugup dan segera mengambil cangkir berisi teh panas.

"Ah.. Pak awa.."

"Auuu.. panas."

"Aduh, hati-hati Pak." Ujar Ody panik dan segera menyahut tisu yang ada di samping TV lalu membantu El membersihkan tumpahan teh di kemejanya.

Saat Ody membantu El membersihkan kemejanya, El sempat membuka beberapa kancing kemejanya dan menampilkan dada bidang El yang di tumbuhi bulu-bulu halus. Tercium juga aroma mint dari tubuh El yang memabukkan Ody. Hal itu membuat Ody tiba-tiba merasa gerah hingga wajah putihnya bersemu merah.

"Ehm.. Bapak mau saya ambilkan pakaian ganti?" Tawar Ody

"It's okey Dy. Basah sedikit aja kok, cuma tadi teh panasnya tumpah ke badan saya makanya agak kaget." Ujar El santai sambil mengibas-ngibaskan sisa teh di kemejanya. 

"Ah.. kalau begitu silahkan dimakan Pak nanti keburu dingin. Ehm.. Bapak mau saya buatkan teh lagi atau mau air mineral saja?"

"Air mineral aja Dy."

"Baik Pak." Ujar Ody langsung mengambilkan 1 botol air mineral dan meletakkannya di meja lalu duduk di samping El.

"Dy boleh nggak saya tanya?" Tanya El setelah menelan mie di mulutnya.

"Boleh Pak, Bapak mau tanya apa?" Tanya Ody balik sambil menyeruput mienya yang mulai dingin.

"Kamu sudah punya pacar?"

"Uhukkk.." Ody langsung tersedak mendengar pertanyaan El.

"Pelan-pelan Dy. Ini minum dulu." Kata El menyerahkan air mineral miliknya pada Ody sambil menepuk pelan punggung Ody. 

Tanpa disadari El sentuhan itu mengirimkan sinyal aneh ke sekujur tubuh Ody yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Ody segera menyahut botol itu dan menggak air minum itu, berusaha mengendalikan wajahnya yang bersemu merah.

"Ehem.. Terima kasih Pak. Ehm.. Untuk pertanyaan Bapak tadi maksudnya?" 

"Nggak ada maksud apa-apa. Saya cuma tanya aja. Apa kamu udah punya pacar?"

"Ehm.. Saya nggak punya pacar Pak. Sehari-hari kan saya terlalu sibuk di kantor jadi nggak sempat memikirkan urusan itu Pak." Ujar Ody bersungguh- sungguh.

"Tapi kamu pernah pacaran kan?"

"Ehm.. pernah Pak, tapi sudah cukup lama jaman saya masih kuliah. Itu pacar pertama saya."

"Oya? Ganteng nggak?"

"Ya kalau menurut saya sih ganteng Pak."

"Kalau di banding sama saya?"

"Ah.. Jauh ya Pak."

"Jauh gimana?"

"Iyaa... Bapak itu kan diatas rata-rata ya. Jadi bisa disimpulkan lah Pak."ujar Ody tersipu.

"Hahaha.. Ody, Ody. Tinggal bilang saya lebih ganteng aja susah ya." Ucap El yang membuat wajah Ody semakin merah tampak menggemaskan.

"Cari pacar Dy. Saya rasa akan ada banyak pria yang tertarik sama kamu deh. Kamu itu cantik,cerdas, dan cekatan. Kamu juga pandai membawa diri, pasti gampanglah untuk cari pacar." Lanjut El.

"Diusia saya yang sekarang, saya sih nggak berharap menemukan pacar Pak, saya carinya suami." Ujar Ody malu-malu.

"Bagus itu. Kamu ingin suami yang seperti apa? Siapa tau saya bisa jadi mak comblang buat kamu."

"Ah... Mana berani saya Pak."

"Sudah jawab saja."

"Ehm, saya suka pria romantis dan pekerja keras Pak."

"Kaya saya dong?"

"Ah.. Bapak.."

"Bercanda Dy. Okey, nanti kalau saya ada kandidat yang cocok untuk kamu saya kenalin ke kamu yah."

"Nggak usah repot-repot Pak."

"Nggak papa, saya dengan senang hati kok melakukannya."

Malam ini menjadi obrolan paling santai yang pernah dilakukan Ody dan El. Selama ini obrolan diantara mereka hanya seputar pekerjaan dan bisnis. Hubungan diantara mereka pun hanya sebatas profesional kerja. Tapi malam ini mereka bisa saling terbuka membicarakan hal yang ringan tentang pribadi masing-masing.

Dari obrolan itu El baru tahu bahwa Ody dan kakaknya sedang bekerja keras menutup hutang almarhum ayahnya yang bisnisnya bangkrut akibat ditipu oleh kliennya. Kakak Ody merupakan pengusaha empang dan punya perkebunan hidroponik, sedangkan ibunya hanya seorang guru SMA.

Ini alasan kenapa Ody jarang mengambil cuti dan lebih memilih lembur dibanding berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Ody butuh banyak uang untuk melunasi semua hutangnya. 

"Bapak mau saya buatkan minuman hangat?" 

"Boleh deh, buat ngangetin badan saya."

"Okey, sebentar ya Pak." Ujar Ody bangkit berdiri hendak membuatkan minuman untuk El.

Namun karena terlalu cepat berdiri membuat Ody agak limbung. El yang melihat tubuh Ody goyang segera menangkap tubuh Ody dan akhirnya jatuh di pangkuan El.

Mata El dan Ody saling menatap. Entah setan apa yang merasuki El hingga tiba-tiba dia menarik tubuh Ody mendekat, mengikis jarak diantara mereka dan dengan cepat El mendaratkan ciuman ke bibir Ody yang terasa agak memaksa.

Ody yang agak terkejut dengan sergapan El yang tiba-tiba, sempat mengerjapkan mata beberapa kali mencerna apa sedang terjadi kemudian dengan cepat mendorong tubuh El menjauh. Ody segera berdiri dari pangkuan El lalu membuat jarak yang agak jauh dari El. 

"Dy, maaf." ujar El langsung bangkit berdiri, dia juga kaget dengan tindakan gila yang baru saja dilakukannya.

"Maaf juga Pak, ini sudah malam dan mungkin Bapak terlalu lelah. Sebaiknya bapak istirahat sekarang, lagi pula besok pagi kita harus meeting dengan Mr.Choi." usir Ody halus

"Ah.. iya. Kalau begitu saya kembali ke kamar saya. Sampai ketemu besok." El berjalan menuju pintu keluar diikuti Ody.

"Iya Pak,selamat malam." Ujar Ody lalu segera menutup pintu setelah El keluar dari kamarnya.

Tubuhnya bersandar di pintu lalu luruh ke lantai. Ody meringkuk memeluk lututnya. Dia bingung dengan perasaannya sendiri dan kejadian barusan. Perasaan yang selama ini dipendamnya pada El kembali muncul ke permukaan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abdul Rifai
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status