Share

Aset Berharga

Aset Berharga

Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore saat Ody melihat Amara adik El keluar dari lift khusus direksi.

"Hai Dy." Sapa Amara

"Sore Mbak." Jawab Ody yang langsung berdiri sambil tersenyum lebar.

"Big Boss didalam?"

"Ada Mbak, baru nemuin pak Bobby."

"Okey."

"Oya, Mbak Amara mau saya buatkan teh chamomile?"

"Nggak usah deh Dy, aku nggak lama juga kok."

"Ooo.. Kalau begitu Mbak langsung masuk aja, tadi udah ditunggu Pak El soalnya."

"Okey, thanks ya Dy."

"Pak, Mbak Amara sudah sampai." Ucap Ody melalui interkom.

"Ok." Jawab El singkat.

"Hai semua!" Sapa Amara pada Bobby dan El yang sedang duduk di sofa sambil ngobrol santai.

"Hai Ra.." Ucap El dan Bobby bersama sambil menoleh ke arah pintu masuk.

"Kamu mau meeting sama El, Ra?" Tanya Bobby saat Amara duduk di sampingnya.

"Bukan meeting kok, ngobrol aja. Udah lama nggak laporan. Jadi daripada aku ditodong mending aku yang menghampiri kan?"

"Bagus kalau punya inisiatif." Sahut El cepat dengan wajah datar

"Hiss... Statemennya nggak ada yang lebih smooth yah? Ketus amat, nggak enak tau didengernya." Ujar Rara jengkel.

"You know me Ra. Aku nggak terlalu suka basa - basi."

"Bohong banget, sama Chika bisa."

"Ya lo kan bukan Chika."

"Hiss... Jahat banget sih.."

"Kalian tu ya, kalau ketemu kenapa harus berantem sih?" Kata Bobby sambil menatap keributan kecil antara kakak beradik ini.

"Bawaan orok." Ucap El dan Amara bersama.

"Tuh kan kompak."gurau Bobby sambil tertawa lepas.

"Udahlah, apa report nya? Gue nggak banyak waktu soalnya. Malam ini ada dinner party sama Sunny. Lo tau kan partner kita yang baru ini agak kaku. Gue sukanya sekalipun kaku dia tu profesional banget."

"Gue setuju bagian kaku dan profesionalnya." Sahut Bobby

"Kalian ni ya, pantes soulmatean, udah macam pasangan yang seia sekata tau nggak." Canda Amara

"Jih, najis gue pasangan apa lagi soulmate sama ni bocah."

"Kok lo gitu sih bro. Padahal gue sayang loh sama lo." Ujar Bobby sambil membelai lutut El dan menyeringai menggoda El.

"Geli ih bob, jijik gue." Kata El memukul tangan Bobby yang langsung disambut tawa Bobby dan Amara.

"Jadi gimana laporannya, nggak beres-beres yang ada ngomong ma kalian berdua."

"Ok, lo tau perusahaan Inco Mobile kan?" Tanya Amara

" Iya, kenapa gitu?" ucap El

"Sebenarnya mereka yang akan jadi saingan kita buat dapat lisensi distributor dari Hansai Tech."

"Oya? Progres dari lobi terakhirnya gimana?"

"Masih condong ke kita sih, tapi tipis banget walaupun agak ketat. Hansai agak pemilih kali ini, tapi kalau kita bisa dapat proyek ini, kita akan aman sampai 5 tahun kedepan. Belum lagi nilai saham kita bakal naik, prediksi gue bisa sampai kisaran 150%"

"Bagus dong."

"Tapi ini nggak akan mudah El. Tau kan gimana liciknya tua bangka Rahmat Sutejo itu." Ucap Amara kesal mengingat orang yang baru disebutkannya.

"Iya sih, dia nggak bisa dianggap enteng. Bob, lo bantu handle deh dan backing Amara ya. Gue nggak mau ni bocah diapa-apain sama si tua bangka itu."

"Beres." Ucap Bobby cepat

"Papa tau masalah ini Ra?" Tanya El

"Gue belum bilang papa kok, karena gue pikir kalau bilang papa urusannya bisa lebih panjang. Tau sendiri si Rahmat musuh bebuyutan papa."

"Bagus, lebih baik papa nggak usah tau. Kita kerjain sendiri aja."

"Iya."

Tut tut..

"Ya Dy." Ucap El melalui interkom

"Pak, 30 menit lagi kita berangkat." Kata Ody.

"Okey." Jawab El lalu memutus sambungan interkom

"Eh, kalian ikut aja gabung. Lo nggak ada acara kan Ra?"

"Nggak sih, tadinya memang mau pulang awal. Mampir dulu ke rumah kangen Mama. Tapi next ajalah, belum siap ditanyain macem-macem sama Mama." Kata Amara

"Dasar. Lo ikut juga Bob!"

"Saya patuh perintah Boss."

"Sial."

Tok tok tok..

"Permisi pak, ini baju gantinya sudah saya siapkan." Kata Ody masuk ke ruangan El sambil membawakan 1 set pakaian ganti untuk El dan meletakkannya di ruang ganti dalam ruangan kerja El.

"Okey, thanks Dy."

"Permisi." Ujar Ody pamit lalu meninggalkan ruang kantor El.

"El, Ody tambah lama tambah sigap ya." Ucap Bobby

"Iya, gue beruntung banget punya asisten macem dia."

"Perasaan Ody jadi tambah glowing ya El, udah punya pacar belum sih?" Tanya Bobby penasaran

"Setau gue belum."

"Iyalah belum, gimana mau pacaran Bob, hidup dia cuma seputaran kantor, bisnis trip, sama El. Lo harus tanggung jawab cariin dia jodoh loh El." Ujar Amara

"Kok gue sih Ra? Apa urusannya coba?"

"Ya siapa lagi dong kalau bukan lo. Dia asisten pribadi lo kan? Lo yang mempekerjakan dia sampai nggak punya waktu buat cari pacar."

"Emang iya ya?" Tanya El pura-pura bodo

"Wah, bener-bener deh. Terangin lo deh Bob."

"Bro, lo tu teganya kebangetan yah. Sebelum lo bangun pagi aja, tu cewek udah nongol dirumah lo siapin semua keperluan lo. Lo balik kerja dan udah merem, kadang dia masih kerja buat lo. Sekalipun lo udah kasih fasilitas plus buat dia tapi gue rasa memang agak kurang manusiawi sih bro." Kata Bobby panjang lebar

"Tuh dengerin." Seru Amara

"Okey deh, abis trip akhir bulan depan gue kasih dia cuti."

"Kasih cuti tapi jangan dicariin bro. Kalau lo cariin dia nggak akan jadi cuti." kata Bobby lagi

"Iya bawel. Bentar gue ganti dulu." Ujar El, lalu bergegas ke ruang ganti.

Tok tok tok..

"Permisi." Ucap Ody yang sudah berganti pakaian menggunakan Midi dress kombinasi warna peach dan midnight green dengan potongan off shoulder, dia terlihat cantik dan anggun.

"Ya Dy.” Ucap Amara

“Maaf, kita harus berangkat sekarang."

"Loh katanya 30 menit tadi. Ini baru 10 menit lho Dy?" Ucap Bobby

"Iya Pak, maaf. Tadi saya baru dapat info ada kecelakaan di jalan menuju tempat acara. Kalau memaksakan naik mobil kita akan terlambat sekali. Saya sudah siapkan Heli, 10 menit lagi sampai."

"Wow... Sigap ya kamu." Seru Amara cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Ody

"Kenapa Dy?" Tanya El yang baru keluar dari ruang ganti sambil masih mengancingkan kemejanya.

"Kita berangkat lebih awal Pak, saya sudah siapkan Heli dan 10 menit lagi akan sampai."

"Ada kendala di jalan?"

"Traffic Jam Pak. Saya nggak mau Bapak terlambat, jadi saya langsung inisiatif panggil Heli.” Ujar Ody mencoba menjelaskan situasinya

“Permisi Pak, biar saya bantu pasangkan." lanjut Ody yang mendekati El dengan cekatan membantunya merapikan simpul dasi yang terlihat agak asal.

"Good job Dy." Puji El.

"Minta naik gaji sama minta cuti Dy." Ujar Amara sambil tersenyum lebar menatap bagaimana Ody begitu memperhatikan El.

"Kalau itu saya nurut saja Mbak. Pak El lebih tau kalau urusan itu." Jawab Ody diplomatis. Amara dan Bobby langsung melirik El yang tampak kebingungan menerima tatapan dari sahabat dan adiknya.

"Selesai." Ucap Ody

"Thanks Dy. Oya, Bobby dan Amara ikut kita ya." Ucap El tersenyum simpul pada Ody.

"Ah, baik Pak. Kalau begitu saya keluar dulu."

"Okey."

"Gila ya Ody. Segitunya sama lo El, udah ngelebihin Chika pacar lo caresnya. gue rasa Chika aja nggak akan sampai gitu kali bro." Kata Bobby saat Ody sudah keluar dari kantor El.

"Memang, gue nggak kebayang aja kalau pekerjaan dan urusan gue tanpa dia. Selama 4 tahun ini dia sudah berkembang banget. Sekarang malah rasanya kaya gue yang bergantung sama dia ya. Dia tu aset berharga tau nggak, belum tentu gue bisa dapat pegawai yang kaya dia."

Tok tok tok..

"Permisi Pak, Helinya sebentar lagi tiba." Ucap Ody yang berdiri di depan pintu ruangan El.

"Okey, yuk jalan."

"Terbang El." Goda Amara

"Iya, terbang."

Mereka berempat menuju ke rooftop. El tampak rapi dan gagah dalam balutan suit berwarna camel pilihan Ody. Penampilannya tampak begitu sempurna, ini salah satu alasan kenapa klien dan rekan bisnis El begitu segan pada El yaitu karena penampilannya yang selalu sempurna.

Mereka tiba di rooftop dan heli telah tiba. Baling-baling masih dalam keadaan menyala dan siap tinggal landas. Saat diatas, terlihat kemacetan yang luar biasa parah hampir diseluruh jalanan ibu kota. Jam pulang kantor jelas membuat situasi itu jadi semakin parah.

"Untung kamu cepet ambil keputusan buat panggil Heli ya Dy." Ujar Amara.

"Iya, diem-diem Ody ni kaya CCTV jalanan ibu kota tau Ra. Cepet banget updatenya, ngalahin GM sama WES." kata Bobby

"Ya karena kebutuhan Pak Bobby. Kita butuh cepat, jadi saya harus update situasi luar dengan cepat juga. Seperti moto perusahaan kita, Fastest and Foremost."

"Wah, kelihatannya kamu lebih cocok jadi brand ambassador kita deh Dy dibanding jadi asisten El." lanjut Bobby menggoda.

"Saya kan bukan artis Pak, mana bisa jadi BA."

"Tapi kamu cocok juga loh Dy, kalau mau jadi model atau artis." tambah Bobby

"Saya loyal lho Pak." Ujar Ody yang di sambut tawa semua orang.

"Mati lo. Sorry to say ya bro, jadi asisten gue itu nggak ketengan dan nggak semua orang bisa."

"Widih sombong bener, kesel gue lihatnya. Kamu kok betah sih Dy jadi asistennya?" Ungkap Amara

"Pak El baik kok Mbak."Ujar Ody sopan

"See, dia loyal banget. Udah lah jangan pada jadi kompor kenapa sih?"

"2 menit lagi kita mendarat." Ucap pilot heli menghentikan obrolan mereka.

2 menit kemudian mereka telah tiba di kawasan BSD City. Malam ini mereka akan Dinner party bersama dengan partner bisnis El. Tak hanya Mr. Sunny tetapi ada juga partner bisnis El yang lain. Karena dengan bergabungnya perusahaan Mr. Sunny, maka semakin memperluas jangkauan perusahaan El.

"Hello Mr. Sunny." Sapa El

"Hello, Mr. El. Saya tak menyangka acaranya akan seramai dan semeriah ini."

"Ini hanya acara kecil Mr. Sunny. Saya harap anda menikmati acara malam hari ini."

"Ah.. Tentu. Hallo, Nona Claudia. Senang bertemu anda lagi, setelah ini kita akan banyak berkomunikasi ya." Ucap Sunny menjabat tangan Ody.

"Malam Mr. Sunny. Semoga saya dapat membantu kelancaran kerja Mr. Sunny dengan perusahaan kami." Jawab Ody sopan dengan senyum manisnya.

"Hahaha.. Tentu. Mr. El, saya kagum dengan kesigapan asisten anda. Cerdas, cantik, dan cekatan. Apakah anda memiliki karyawan lain seperti Nona Claudia, saya sangat tertarik untuk memiliki karyawan sepertinya."

"Wah sayang Mr. Sunny, Nona Claudia ini limited edition. Dia seperti aset berharga bagi perusahaan kami." Kata El membanggakan Ody.

"Wah luar biasanya. Beruntung sekali anda Mr. El bisa mendapatkan karyawan yang terampil dan sehebat Nona Claudia."

“Terima kasih Mr. Sunny.”

Ini bukanlah kali pertama bagi Ody mendapatkan banyak pujian dari partner bisnis El. Bahkan pernah ada yang dengan terang-terangan mendekati Ody agar dirinya mau berpindah ke perusahaan partner El. Bagi Ody, loyalitasnya pada El sudah menjadi harga mati. Bukan hanya semata karena loyalitas, namun lebih karena kenyamanan. Ody merasa nyaman ketika berada disisi El, walaupun dia tau terlalu muluk-muluk jika dia ingin memiliki cinta El. Namun bukan masalah asalkan dia bisa selalu ada disekitar El, menolongnya setiap saat, dan menjaganya dari dekat.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! bakal lanjut baca setelah ini~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status