Share

Galau

Galau

Beberapa jam sebelumnya.

Seharian ini El dan Chika berjalan-jalan mengelilingi Makau, menghabiskan waktu berdua untuk merayakan anniversary mereka yang ke 3. Bahagia bagi El karena setelah sekian lama El bisa mengajak Chika untuk jalan-jalan tanpa gangguan pekerjaan. Ya ini berkat Ody dan Bobby yang dengan sigapnya menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan untuknya.

Saat ini El dan Chika sedang duduk di salah satu restoran yang merupakan tempat pertama kali mereka bertemu. Brasserie yang ada di Parisian. Restoran ini cukup ramai, namun lagi-lagi berkat Ody mereka bisa mendapat tempat yang cukup spesial.

"Happy anniversary yah babe." Ucap El usai memasangkan sebuah kalung dengan liontin berlian yang berkilauan.

"Happy anniversary juga Ben. Ini buat kamu." Balas Chika sambil menyerahkan sebuah kotak.

"Apa ini?"

"Bukalah." Ujar Chika sambil tersenyum

"Wow, Patek Philippe. Keren banget Babe."

"Sini aku yang pakaiin."

"Thank you yah Babe."

"Suka?"

"Sukalah. Aku memang belum punya yang ini diantara koleksi jam aku."

"Syukur deh kalau kamu suka."

"Kamu seneng nggak ngabisin waktu berdua sama aku dua hari ini?" Tanya El 

"I'm happy. Kamu sendiri?"

"Me too."

"Aku harap ini bisa jadi kenangan indah buat kamu ya." Ujar Chika

"Pasti."

"Permisi, ini dessertnya. Sudah keluar semua ya pesanannya?" tanya pelayan sambil meletakkan menu terakhir ke hadapan El dan Chika.

"Ya, Terima kasih." Kata El pada pelayan yang membawakan makanan untuk mereka

"Babe, kamu cantik hari ini." Ucap El sebelum menikmati dessertnya

"Emang biasanya nggak?"

"Biasanya cantik, tapi hari ini lebih cantik aja."

"Gombal. Nggak bosen apa bilang gitu terus? Seharian ini aja udah lebih dari 10 kali mungkin kamu bilang gitu."

"Ya karena memang kenyataannya kamu cantik Babe."

Saat Chika menyendok dessertnya tiba-tiba dia berhenti. Dia melihat sesuatu didalam dessert itu yang diyakininya itu sebuah cincin tanpa harus membongkar seluruh isi dessert itu. Tampaknya El memang sudah berencana untuk melamarnya malam ini. Namun perasaan Chika berkata bahwa ini saat yang tepat untuk mengungkapkan isi hati yang selama ini dipendamnya.

"Ben." Ucap Chika memanggil El dengan panggilan sayangnya. Tidak ada orang lain yang memanggil El dengan panggilan itu kecuali Chika.

"Hemm.." gumam El yang sedang menyuapkan dessertnya kedalam mulut.

"Boleh aku ngomong sesuatu?"

"Boleh dong."

"Kamu ngerasa nggak sih, kalau hubungan kita nggak berkembang?" ujar Chika dengan wajah serius, El langsung meletakkan sendok dessertnya.

"Maksudnya?"

"Sejujurnya selama ini aku cuma ngejalanin hubungan kita begitu aja. Aku lelah Ben, kita sering kali berdebat untuk sesuatu yang sesungguhnya nggak membuat hubungan ini jadi lebih baik. Aku merasa hubungan kita hambar Ben. Do you feel that?"

"Babe, kita baik-baik aja kok."

"Ben, please.. Kamu tau kenyataannya. Kita sudah sama-sama lelah Ben. I don't feel anything."

"Babe, ayo kita coba lagi. Kita udah bisa jalanin 3 tahun ini kan, dan kita bisa." Ucap El sambil menggenggam tangan Chika.

"Bukan bisa Ben. Kamu sadar nggak sih bahwa kita tu saling menyakiti. Kamu tau hubungan ini nggak akan berakhir baik jika kita terus memaksakan diri untuk bersama. Aku rasa akan ada pribadi lain yang lebih bisa mengisi dan mengerti kamu dibanding aku. Aku nggak sanggup terus ada disamping kamu, Ben."

"Babe, please. Maafin aku. Mungkin aku yang kurang berusaha dalam hubungan ini. Aku akan berubah Babe. Please kasih aku kesempatan Babe. Aku janji akan berusaha lebih keras." Ujar El memohon

"Ben, sudah cukup kamu berusaha untuk hubungan ini. Mungkin memang bukan aku yang seharusnya ada disamping kamu. Sekarang please lepasin aku ya Ben. Aku mau kamu mencari bahagiamu dan biarkan aku mencari bahagiaku."

"No, Chika. Kamu bahagia itu aku."

"Ben, jangan keras kepala. Kita udah nggak bisa sama-sama lagi Ben. Kamu juga tau itu, cuma kamu belum rela aja ngelepasin aku."

"Babe, please Babe. Jangan tinggalin aku. Gimana aku kalau nggak ada kamu?"

"Kamu akan baik-baik saja Ben. Kamu akan tetap jadi Ben yang aku kenal. Thanks buat semua waktu kebersamaan kita selama 3 tahun ini. Thanks sudah jagain aku juga selama ini. Aku sayang kamu sungguh, tapi maaf kita nggak bisa sama-sama lagi." Ujar Chika mengucapkan kata perpisahan

"Aku harap kita sama-sama dewasa yah menerima ini. Kita sama-sama tau ini bukan karena salah kamu atau aku. Kita yang memutuskan untuk tidak bersama lagi sebagai pasangan tapi kita masih bisa berteman kan?" Lanjut Chika

“Aku belum memutuskan apapun Chika!”

“Ben, please jangan keras kepala.”

"Apa kamu yakin Babe?"

"Aku yakin. It is done Ben." Ucap Chika menahan air matanya dan memaksakan senyumnya sambil mendorong piring berisi dessert miliknya yang berisi cincin itu ke hadapan El.

El sudah tak dapat berkata apapun badannya terasa begitu lemas, kepalanya tertunduk dalam. Ingin rasanya dia berteriak keras, rasanya begitu sakit hatinya. Tanpa terasa air matanya mulai menetes. Chika yang juga sudah mulai tak sanggup menahan air matanya segera berdiri lalu berpamitan.

"I’m sorry Ben. Aku pergi ya Ben, kamu jaga diri baik-baik." Ucap Chika lagi sambil mengecup pucuk kepala El lalu bergegas pergi meninggalkan El sendirian.

*****

"Ayo angkat Chika, kamu dimana sih?" Gumam Bobby sambil setengah berlari. Kepalanya menengok ke kanan kiri mencari- cari dimana Chika berada, tangannya menggenggam ponsel yang ditempelkan ke telinganya berusaha menghubungi Chika.

Dari kejauhan Bobby melihat sosok yang dicarinya sedang berdiri dengan tangan bersandar papan reklame. Bobby mempercepat jalannya mendekati sosok itu.

"Hei, kenapa pergi sendirian?" Ucap Bobby sambil menepuk bahu Chika yang membuat Chika agak terkejut. Namun seketika itu juga dia langsung menghambur dalam pelukan Bobby dan menangis sejadi-jadinya hingga beberapa orang yang ada disekitar mereka menatap ke arah mereka berdua. Bobby dengan sigap menutupi tubuh Chika dengan tubuhnya yang lebih besar

"It's okey, you will be fine. Aku disini buat nemenin kamu. Kamu nggak sendirian." Ujar Bobby sambil membelai punggung Chika lembut, Chika masih saja menangis tersedu-sedu tanpa dapat berkata sepatah katapun, hingga 30 menit kemudian tangis Chika mulai mereda.

"Sudah lebih tenang?" Tanya Bobby yang diangguki Chika.

"Okey sekarang duduk dulu disini. Pakai topi aku supaya orang nggak lihat wajah cantik kamu yang berubah jelek karena kebanyakan nangis." Ucap Bobby lagi sedikit menunduk dan memasangkan topi yang dipakainya ke kepala Chika.

"Mana boarding pass kamu? Aku pinjam sebentar. Tunggu disini, jangan kemana-mana. Okey?" Ujar Bobby lalu menerima tiket yang di sodorkan Chika, membelai kepala Chika lembut dan beranjak pergi kearah check-in counter.

Bobby datang ke counter mencoba untuk mengatur kursinya di pesawat agar ada disamping Chika. Sambil menunggu permintaannya di proses, Bobby menghubungi Ody yang tadi ditinggalkannya dengan terburu-buru. Bersyukurnya memang El sudah ditemukan walau dalam keadaan mabuk. Bobby sungguh bersyukur ada Ody yang bisa mengatasi semuanya. Ody memang selalu dapat diandalkan dalam banyak hal.

"Dy, besok waktu check out tolong sekalian bawakan barang-barang saya ya." Tulis Bobby melalui chat kepada Ody lalu segera menerima boarding pass dan bergegas kembali ke tempat Chika menunggu. Sebelumnya Bobby sempat berhenti membelikan sebotol air mineral untuk Chika.

"Nih, minum dulu." Ucap Bobby menyerahkan botol air mineral lalu duduk di samping Chika.

"Thank you Mas."

"Kamu kenapa sih? Coba cerita sama Mas."

"Aku memutuskan buat menyudahi hubunganku dengan Ben, Mas. Aku lelah dengan hubungan kami yang terkesan hanya sebagai sebuah status tanpa rasa."

"Bukannya kamu baik-baik aja sama dia?"

"Kami saling nyimpen aja Mas. Kami sering berseberangan, bertengkar tiap kali bertemu. Kami nggak pernah sejalan Mas."

"Kamu udah yakin mau ngelepas dia? Kalian udah lama loh bareng-bareng."

"Aku yakin Mas, bahkan malam ini aku sudah menolak lamarannya."

"Hah? Dia ngelamar kamu?"

"Dia belum minta secara langsung, tapi aku sudah lihat cincin yang dia mau kasih di piring dessert aku tadi."

"Astaga Chika. Pantes El ancur banget."

"Hancur gimana?"

"Dia ditemukan Ody dalam kondisi mabuk parah di club."

"Aku tu bener-benar nggak ngerasa kenal Ben Mas selama ini."

"Maksudnya?"

"Semua yang aku kasih ke dia, atau apapun yang aku buat itu karena Ody. Ody yang bantu aku mengenali Ben."

"Ody? Maksudnya?"

"Ody yang selalu kasih tau aku apa yang lagi diinginkan Ben, dia ingetin aku sama jadwal ketemu aku sama Ben bahkan sampai hari spesial kita berdua. Lucunya beberapa kali hadiah yang aku kasih buat Ben itu pilihan Ody. Aku benar-benar nggak kenal Ben. Aku sebenernya udah lama banget nggak ada feel jalan sama dia, aku cuma bertahan karena dia nggak mau lepasin aku Mas."

"Terus kalau kamu memang nggak ada rasa sama dia kenapa tadi nangis dan sekarang kamu malah memilih pergi?"

"Keputusan pisah ini nggak gampang Mas. Aku... Aku nggak bisa bilang bahwa nggak ada rasa sayang sama sekali ke Ben. Tapi sayang kami beda Mas. Sayangku ke dia kaya sayang ke temen. Dan aku memilih buat pergi karena aku tau kalau aku masih di sini dia akan kejar aku dan minta supaya aku balik ke dia." Ujar Chika menjelaskan alasannya yang justru membuat Bobby menghela nafas panjang.

"Jadi setelah ini kamu mau gimana?"

"Aku akan meninggalkan Jakarta dan stay di Singapore."

"Pekerjaan kamu?"

"Bentar lagi aku bakal ada tour mode ke beberapa negara di Eropa. Otomatis aku nggak akan ada di Indonesia dalam beberapa waktu kedepan. Beberapa kontrak aku di Indo juga sudah selesai."

"Okey, kalau itu sudah jadi keputusan kamu. Mas juga nggak bisa paksain kamu buat ubah pikiran kamu kan? Mas juga mau kamu bahagia." Ucap Bobby sambil membelai kepala Chika.

"Thanks yah Mas sudah ada di sampingku saat ini. Aku juga mohon Mas jangan bilang dimana keberadaan aku sama Ben." Kata Chika sambil memeluk Bobby dan menelusupkan kepalanya di dada Bobby. Lagi-lagi Bobby hanya bisa menghela nafas panjang.

"Okey."

Bobby yang memang diam-diam mencintai Chika. Dia sadar bahwa mungkin dia telah mengkhianati El. Namun hati dan logikanya tak berjalan selaras. Hatinya menginginkan Chika, apalagi setelah mengetahui kenyataan bahwa Chika tak memiliki rasa cinta pada El. Sekalipun demikian logikanya memintanya untuk berhenti, karena mungkin ini akan mencederai persahabatannya dengan El. Ini benar-benar berat juga bagi Bobby.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ar_ga
wah....wah....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status