Share

MSB 8 - LIKE A MIRROR

EDER POV

Aku menghentikan langkahku saat melihat Anastasia berlari kecil kesana kemari ikut mengatur menata pesta makan malam antar keluarga nanti malam, sesekali dia berbicara pada pelayan seperti memberi intruksi.

Sesuatu yang tidak pernah bisa aku lakukan, bersandiwara untuk terlihat baik-baik saja.

Dengan gesitnya dia berlari kesana kemari, aku bisa melihat bahwa mendekorasi pesta ini membuatnya senang. Tapi entah kenapa aku kasihan melihatnya,

Tak henti-hentinya dia tersenyum, dan berlari hingga tiba-tiba langkahnya berhenti.

Anastasia mematung memeluk satu buket cukup besar berisi bunga Lily, membuatku mengerutkan kening karena keheran melihat keceriaannya menghilang persekian detik seperti tertiup angin. Aku berusaha mengikuti arah pandangnya, dan aku menangkap laki-laki bersama seorang perempuan berjalan bergandengan, berbincang ringan dan sesekali tertawa bersama.

Nathan, dan entah siapa perempuan yang ada disampingnya.

Aku kembali melihat kearah Anastasia, dia masih diposisi yang sama membeku disana.

Dugaanku benar,

Semalam aku sangat yakin, bahwa ada sesuatu antara Nathan dan Anastasia, ada cerita yang berkaitan dengan mereka berdua. Dan dugaanku benar melihat reaksi Anastasia yang mudah dibaca, ada luka di balik matanya.

Anastasia terlihat menyedihkan, berdiri diam disana melihat seseorang yang mungkin berharga untuknya bersama orang lain dan tidak memperdulikannya. Perasaan terbuang yang memuakkan,

"Mom, don't leave me alone."

Bayangan itu kembali, membuatku menghirup nafas dalam dan menelan liur sendiri. Perasaan ditinggalkan, yang bahkan tidak menghilang walaupun sudah bertahun-tahun yang lalu.

Entah apa yang membuatku melangkah kearah Anastasia dengan tidak sabaran, meraih bahunya cepat hingga dia berbalik kearahku, dan menatapku terkejut.

"Ka- kamu." Dia melirik tanganku yang masih berada di bahunya, "Kamu ngapain sih?" Tanyanya mundur beberapa langkah menjauh, terkejut dengan tingkahku yang spontan.

Well, bahkan akupun terkejut saat mendapati diriku sudah dihadapannya.

"Ada yang bilang, kalau ngelamun bisa kesurupan." Aku menatapnya lekat, "Lo gak mau kesurupan setan lautkan?" Apa yang baru kau katakan Ed?

"Emangnya ada setan laut?" Ketusnya, menatapku tak senang.

"Ada, nih dia lagi diri didepan gue." Senyuman jahil muncul begitu saja diwajahku saat melihat ekspresinya semakin kesal.

"Apa sih?!" Melirik kearah lain, mengacuhkanku.

Aku berdaham, "Soal yang dibandara bukan maksud gue untuk kasar."

Anastasia menoleh kembali kearahku, tatapannya berubah. Dan dari tatapan itupun aku tahu dia orang yang tulus, itu yang bisa aku tangkap saat mata hitam legam itu menatapku dengan seksama.

"Well, gue tinggal di negara yang kebudayaannya benar-benar beda jadi ya begitu, gue kebiasaan untuk ceplas-ceplos sama orang, tapi gue gak bermaksud jahat sama lo." Tambahku, agak sedikit ragu dengan kata-kataku.

"Iya, mungkin akunya yang baper." Dia menatapku lagi, "Jangan tersinggung, aku cuma mau mastiin, kamu tahu maksud baper kan?"

Aku tertawa renyah, "Gue bakal tanya kalau gue gak tahu, atau gue bisa search di g****e. Jadi lo gak perlu nanya gue paham atau gak."

Anastasia mengangguk, dia tidak tertawa tapi dia tersenyum cerah. Entah kenapa melihat senyuman itu kembali membuatku lega.

"Mau ikut bantu siapin pesta buat nanti malam?" Tanya Anastasia setelah beberapa saat sibuk dengan pikirannya,

"Sure, with pleasure." sahutku ringan,

Aku mengikuti setiap langkah Anastasia bergerak, mengekorinya seolah aku buntut yang tiba-tiba muncul disela bokongnya.

Sesekali memegangi piring, tempat lilin, lampu tumblr untuknya. Kami mulai berbincang beberapa hal, mengenai fashion, bisnis, musik, film bahkan masalah kampus yang pernah kami alami masing-masing.

Obrolan ringan yang menyenangkan, membuat kami sesekali tertawa karena cerita kami masing-masing.

Anastasia gadis yang cerdas, dia selalu tau topik apa yang kami perbincangkan sehingga tidak ada waktu yang terbuang dengan berdiam diri.

Selalu ada topik pembicaraan, dan aku mulai kagum dengan dirinya.

Pribadi yang ringan, tapi bisa memberikan kesan positif untuk orang yang ada disekitarnya. Mungkin itu juga alasannya dia disukai dan diterima oleh banyak orang,

"Aku punya rencana buat muter lagu-lagu romantis nanti malam, jadi ada dansa momentnya gitu." Katanya sambil merapikan rangkaian bunga.

"Ya bagus juga sih, biar gak awkward. Lo tahu daftar lagu apa aja yang mau diputar nanti malam?"

"Ada beberapa sih." Dia berdaham singkat, lalu bernyanyi, "What would I do without your smart mouth...

Drawing me in, and you kicking me out.."

Tanpa sadar aku tertawa melihat reflektifitas-nya. Membuat Anastasia menepuk bahuku kesal, "Kok malah ketawa!?" Protesnya.

"Ya lagian, Lo-kan gak perlu nyanyiin lagunya, tinggal bilang All of me by John Legend gitu aja, malah pakai dinyanyiin." ujarku masih cengengesan.

Anastasia mengerucutkan bibirnya, "Ih Nyebelin."

"Got my head spinning, no kidding, I can't pin you down..

What's going on in that beautiful mind.." Aku menyentuh dahinya dengan satu jari saat melanjutkan lirik yang ia nyanyikan sebelumnya, seakan matching dengan lirik lagu yang sedangku nyanyikan.

Anastasia tersenyum, " I'm on your magical mystery ride

And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright."

"My head's under water

But I'm breathing fine

You're crazy and I'm out of my mind.."

"Cause all of me

Loves all of you

Love your curves and all your edges

All your perfect imperfections

Give your all to me

I'll give my all to you

You're my end and my beginning

Even when I lose I'm winning

'Cause I give you all, all of me

And you give me all, all of you.."

Aku dan Anastasia tertawa bersamaan saat menyadari kami menyanyikan lagu itu seperti lagu duet. dan lagi-lagi aku terpaku saat melihat Anastasia tertawa, entah kenapa rasanya begitu damai saat membuat seseorang tertawa begitu lepas.

Apa ini yang dirasakan setelah berhasil membuat orang lain bahagia? perasaan damai, yang bahkan sulit untuk dijelaskan lebih dalam.

Aku tidak akan menerka-nerka apa yang terjadi pada Anastasia dan Pengacara keluarga ini, Nathan.

Aku hanya melihat Anastasia seperti pantulan diriku dulu, dan aku tahu bagaimana rasanya terjebak sendirian dalam perasaan yang sulit dijelaskan, dengan perasaan ditinggalkan yang tidak ada habisnya, dengan perasaan terbuang yang bahkan menatap setelah waktu berlalu cukup lama.

Jika dulu ada seseorang yang menjadi posisiku sekarang, membantuku untuk tertawa lepas seperti yang aku lakukan untuk Anastasia atau setidaknya menghibur diriku tanpa merasa kasihan dengan luka yang kuterima.

Mungkin, itu akan lebih baik.

Akan jauh lebih baik,

Karena saat ini, yang paling dia butuhkan hanya seorang teman tanpa bertanya kesedihan dan kesulitan apa yang ia lalui sekarang ataupun kemarin.

Teman, yang cukup membuatnya tertawa lepas tanpa merasa terbebani.

ā€”ā€”ā€”

ANASTASIA POV

Aku meraih iPhone-ku, sore tadi aku bertukar nomor telpon dengan Eder.

Gila bukan? Sebelumnya aku sempat kesal dengan sikap kasarnya, lalu beberapa jam kemudian kita sudah berteman.

Eder, bukan orang yang kasar seperti yang aku pikirkan sebelumnya. Dia memang jahil, dan sedikit menyebalkan tapi aku bisa merasakan Eder bukan orang yang jahat. Tidak ada rasa jaga jarak yang membuatku ingin menjauhnya,

Kehadirannya mudah untuk diterima,

Perasaan ringan yang ada setelah mengobrol dengannya,

Aku suka.

Sesekali dia bisa sebijak orang tua, semenyebalkan musuh, tapi bisa seasik saudara, Eder seperti paket lengkap dan aku semakin suka berbicara dengannya, setiap detik bersamanya.

Semua terasa ringan,

Tidak ada kekhawatiran.

Intinya, Eder orang yang menyenangkan dibalik sifat jahilnya.

Aku mengirim pesan singkat padanya,

Anastasianugroho:

Hoy, nanti kumpul dipestanya bareng aku aja ya? Biar kamu gak awkward, kan kamu gak ada yang dikenal.

Aku masih menatap layar iPhone-ku, bahkan ketika ceklis yang belum berubah warna.

2 menit berlalu tapi belum ada balasan, aku menaikan bahuku mungkin Eder masih mandi, lalu melanjutkan merias wajahku.

Namun tiba-tiba,

Ting.

Pesan singkat masuk, dan itu Eder.

Eder Von:

Ih, masa Cewek duluan yang ajak kencan, lo agresif juga ya ;D

"Apa-apaan sih dia?" gerutuku, sedikit tertawa karena balasan pesan singkat darinya.

Dengan gerakan cepat aku mengetik beberapa kata, membalas pesannya.

Anastasianugroho:

Mulai deh gilanya.

Mau gak?

Kalau gak mau ya aku tinggal!

Aku tersenyum membaca kembali balasan pesanku untuknya.

Edervon:

Dandannya jangan lama

Kalau lama lo yang gue tinggal!

Dengan gerakkan cepat aku meraih dompet hitam Swarovski-ku, memasukkan lipgloss-ku kedalam dompet itu, dan aku sudah siap!

Anastasianugroho:

Aku udah siap sih!

Sudah mau keluar, kamu dimana?

Aku membuka pintu kamarku, masih fokus dengan iPhone-ku, lalu menutup pintu kamarku kembali.

Ting!

Edervon:

Lihat kebelakang!

Secara impulsif aku mengikuti perintahnya, menengok kearah belakang, dan menemukannya berdiri dengan setelan serba hitam bersama dengan cengiran jahil yang sudah bertengkreng di wajah bulenya.

Seperti biasanya, Eder terlihat sempurna.

Ting!

Aku beralih pada ponselku, membuka pesan masuk dari orang yang berdiri tidak jauh dihadapanku.

Edervon:

Mingkem! ;D

Aku tersenyum lebar, kembali melihat kearahnya sambil menggeleng-gelangkan kepala.

Lagi-lagi, orang ini benar-benar!

Menyebalkan!

Dengan cara yang menyenangkan.

ā€”ā€”ā€”

EDER POV

Aku tersenyum dalam diam saat melihat Anastasia menunduk fokus pada iPhone-nya. Dengan gesit tanganku mengetik beberapa kata, dengan mata yang sesekali melihat kearahnya.

Persekian detik, Anastasia menoleh serelah membaca pesan yang aku kirim.

Dia cantik, seperti biasanya.

Melihat ekspresinya tidak berubah, berdiri melongo didepan pintu kamarnya, membuatku mengetik beberapa kata agi lalu mengirim pesan padanya, Masih dengan mata yang memperhatikan gerak-geriknya.

Anastasia cengegesan, berjalan menghampiriku lalu berkata, "Rese!"

"You look perfect." Pujiku, menyodorkan ponselku kesaku celana sambil memandanginya dari bawah keatas.

Aku harus akui, dia punya daya tarik yang terkadang membuatku lupa diri.

"And you don't deserve it." Sahutnya.

"Perfect by Ed Sheeran." Kataku dan Anastasia bersamaan, membuat kami tertawa karena kekompakkan tidak sengaja itu.

Aku juga harus mengakui, bahkan mengetahui selera musik kita sama, aku merasa bahagia,

"So, are you ready?" Anastasia menyalurkan tangannya, membuatku mengernyit sekilas lalu berkata, "Harusnya gue yang ngomong begitu-" Aku menunjuk tangannya yang masih mengatung ditengah-tengah kami, "Dan ini, harusnya tangan gue, dasar cewek agresif."

Anastasia menarik kembali tangannya, "Ya sudah sih, aku cuma bersikap baik."

"Jangan ngendumel, nanti cantiknya hilang." Aku meraih tangannya, mengenggamnya lalu menuntun Anastasia menuju ke pesta.

Aku tahu bagaimana memperlakukan seorang tuan Putri, dan Anastasia dia memang seorang Putri dalam keluarga Nugroho.

Dengan fakta yang ironis, bahwa dia benar seorang Putri yang kesepian dan mungkin sedang patah hati sekarang.

I'm just be gantleman.

Aku tidak berusaha menhilangkan lukanya, aku hanya berusaha membuatnya melupakan hal yang membuatnya lelah walaupun hanya sebentar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status