"Ada apa, Bryan?" tanya Angel lagi.
"Ck! Gue dari tadi panggil lo. Tapi, lo enggak jawab sedikitpun. Lo mikirin apaan, sih?" tanya Bryan heran."Ah ... Enggak ada mikir apa-apaan, kok," jawab Angel lembut."Aku tadi enggak dengar, soalnya aku fokus buat balas semua DM Instagram fans aku," lanjutnya."Wah! Ternyata lo terkenal juga, yah? Sampai-sampai lo punya banyak fans," kata Bryan dengan penuh rasa kagum."Hahaha ... Enggak lah, Bry. Mana ada aku terkenal, sih? Aku cuma punya dikit fans, kok," kata Angel merendah."Katanya punya sedikit fans. Tapi, baru upload foto di Instagram sekitar lima menitan, udah dapat enam ratusan lebih like. Itu maksudnya apaan deh," kata Bryan geli sambil terkekeh kecil.Angel hanya menyengir saja sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Uhm ... Ngel ..." panggil Bryan."Ya?" jawab Angel."Lo punya pacar enggak, sih?" tanya Bryan penasaran."Memangnya, kenapa kamu nanya itu terus sama akAngel dan Bryan masih setia untuk saling berbincang mengenai masalah Sugar Daddy dan juga Sugar Baby satu sama lain. Ah ... Lebih tepatnya, hanya Bryan saja yang berbicara. Sedangkan Angel hanya diam saja di tempatnya."Jadi, di sini kesimpulan yang bisa kita dapat ... Semakin mainannya lama, maka semakin tinggi pula rasa bosannya dan juga rasa si Sugar Daddy itu untuk buang cewek itu," final Bryan santai.Angel mendengkus kesal saat mendengarkan kesimpulan yang diputuskan oleh Bryan. Benar-benar tak masuk akan menurutnya."Ck! Kamu kenapa enggak jelas banget, sih, Bry?! Ngapain kamu bahas hal yang kayak gitu?! Kayak enggak bagus aja status Sugar Daddy sama Sugar Baby itu!" tanya Angel kesal yang bercampur emosi kepada Bryan."Dan, kalau aku dengar-dengar dari penjelasan kamu. Kamu tahu banget masalah kayak gitu ..." Angel menjeda kalimatnya."Kamu pernah melakukan dan merasakan hal itu, yah?!" tuduh Angel. Dia menatap Bryan dengan memicing
- 11:26 AM - High School Canteen -Masih di hari dan tempat yang sama, Angel dan Evie sama-sama sedang beradu topik untuk pembahasan mereka berdua. Sebuah topik pembahasan yang akan mengisi waktu kosong mereka berdua. Topik pembahasan mereka yang dulunya kadang berganti-ganti tidak jelas, beralih menjadi satu topik pembahasan tanpa peralihan ke pembahasan yang lain."Sumpah, Ngel! Lo beneran mau belajar dan bersikap dewasa?" tanya Evie dengan nada mengejeknya.Angel mengerucutkan bibirnya, lalu memukul pelan pergelangan tangan Evie."Kamu jangan ngejek dong!" seru Angel dengan kesal.Evie tertawa deras karena tingkah sahabatnya itu. Evie benar-benar tidak percaya akan permintaan Angel.Angel si anak manja mau berubah menjadi dewasa?! Astaga! Mungkin, seabad baru bisa membuat Angel menjadi dewasa, karena anak itu memang bawaannya dan hakikatnya menjadi anak manja, sehingga permintaan dia yang ingin di ajarkan un
- 17:12 PM -Evie dan Angel kini tengah berada di dalam mobil. Lebih tepatnya, mereka menuju ke suatu tempat. Ah ... Jangan lupakan alunan lagu barat menemani perjalanan mereka berdua."Emangnya, kita mau ke mana, sih, Vie?" tanya Angel penasaran, pasalnya sebelum berangkat, Evie tidak memberitahu Angel, ke mana mereka akan pergi."Ke suatu tempat lah," jawab Evie santai."Iya, tahu. Enggak ada orang yang pergi gini tanpa tujuan, Vie. Kamu mau ke suatu tempat di mana?" tanya Angel."Enggak usah banyak tanya," kata Evie menjawab dengan malasnya."Tuh, kan!" kesal Angel."Ck! Gue mau bawa lo ke suatu tempat yang bisa buat Lo jadi wanita dewasa," kata Evie datar.Angel mengerucutkan bibirnya dengan begitu lucu."Kamu kenapa misterius banget, sih?" tanya Angel penasaran.Evie berdecak malas, lalu kemudian memutar kedua bola matanya dengan begitu malas."Hah! Habisnya kamu, sih! Ngapain pakai segala rahasiaan sama aku, sih
"Heh! Mana ada aku dekat sama Bryan?! Enggak ada, yah!" pekik Angel tak terima."Cih! Mana ada enggak dekat?! Lo tadi sama dia ngomong serius banget. Tadi pagi juga, gue lihat lo kontak fisik sama dia," kata Evie sinis.Angel membulatkan kedua bola matanya dengan lebar, kenapa bisa Evie tahu hal itu, padahal dia tak pernah sedikitpun membicarakan hal itu kepada Evie."Jangan dekat sama dia, Ngel. Nick tahu itu, mampus sendiri lo!" tegas Evie."Ih! Jangan bilang sama Nick dong!" kesal Angel sambil mengerucutkan bibirnya."Hum ... Yang penting janji sama gue. Jangan pernah dekat sama dia, dia itu orangnya enggak sebaik yang lo lihat, Ngel," kata Evie menjelaskan dengan seriusnya."Heh! Emangnya, kamu tahu darimana kalau dia itu enggak baik?!" tanya Angel tak terima."Gue tahu dari mana?" tanya Evie mengulangi dengan nada suara meledek."Ih! Kok, kamu.malah balik nanya, sih?!" tanya Angel kesal."Kita bisa lihat dari sifatnya," jaw
Angel dan Nick masih setia untuk terus berdebat. Lebih tepatnya, Angel yang selalu mencari celah untuk mengundang perkara."Ck! Bisa dewasa dikit enggak, sih, Ngel?!" tanya Nick dengan nada suara yang sedikit meninggi."Kamu-"Angel menghentikan ucapannya, lalu kemudian menjauhkan tangannya yang tadinya menunjuk Nick. Dia memalingkan wajahnya dari Nick."Kenapa?" tanya Nick dengan sebelah alis yang terangkat.Angel menghela napas panjang, dia berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum kepada Nick."Okey! Aku akan belajar dewasa, asalkan kamu jangan seperti ini. Aku enggak suka kalau kamu punya sikap dingin kayak gini sama aku, Nick. Aku enggak suka dan enggak mau," kata Angel lembut. Lebih tepatnya, berusaha untuk tetap bersabar untuk menghadapi Nick."Gue hanya santai, Ngel. Enggak ada yang berbeda!" kata Nick tegas."Kamu berbeda!" pekik Angel."Enggak ada yang beda! Sama aja! Jangan naikkan suara lo sama gue!!"
Angel dan Evie duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang tamu apartemen Angel. Tak lupa banyak makanan ringan yang terletak di atas meja yang tersedia di depan mereka. Tangan Angel maupun tangan Evie tak lupa untuk silih berganti mengambil cemilan yang tersedia di atas meja itu."Ngel, seketika gue kangen sama Hilde, padahal dia baru pergi beberapa jam dan belum cukup dua puluh empat jam," ujar Evie dengan sorot mata yang fokus pada televisi pintar yang ada di depannya."Kamu mah baru kangen sama dia, lah aku?! Pas Nick berhenti buat nginjak apartemen aku beberapa jam yang lalu langsung kangen aja," jelas Angel dengan nada sedihnya lalu mengerucutkan bibirnya.Evie yang tadinya fokus menonton televisi pintar langsung mengalihkan pandangannya dan menatap datar ke arah sahabatnya itu."Ck! Kenapa lo bucin banget, sih?!" tanya Evie dengan nada malasnya kepada Angel.Angel mengangkat kedua bahunya dengan acuh dan tidak menjawab pertanyaan Evie.Evie lalu k
- Apartemen Angel, 06:12 AM -Suasana di apartemen Angel tiba-tiba menjadi sangat ricuh di pagi hari itu.Suara pecahan, suara jeritan, suara tangisan, dan bahkan suara teriakan terdengar begitu kencang di dalam sana. Evie yang tengah santai menggunakan make up-nya langsung kaget dan turun dengan cepat ke ruang tamu.Kedua bola mata Evie membulat dengan begitu lebar saat melihat kalau ruang tamu itu bagaikan kapal pecah saja.Tak lupa dengan tiga orang yang tengah menatap satu sama lain sambil memasang ekspresi seriusnya.Angel yang terus menerus melempar banyak barang di atas lantai, bahkan menangis menjerit dengan begitu keras.Nick yang hanya diam mematung.Hilde yang berusaha untuk menenangkan Angel yang tengah menangis dan memberontak."Angel!" seru Evie keras sambil berlari menghampiri sahabatnya itu."Aaaaa! Kenapa kamu giniin aku?! Kenapa tiba-tiba datang kayak gini?! HA?!" tanya Angel emosi sambil men
Saat Nick menghentikan langkahnya, Angel langsung berlari dengan cepat untuk menghampiri Nick."Terima kasih karena sudah menerbangkanku, lalu menjatuhkan serta menghempaskan tubuhku dengan begitu keras dan sadis. Terima kasih, aku sangat amat berterima kasih sama kamu, Nick Brechtje yang terhormat," kata Angel datar.Nick bergeming."Nick ... Aku kira kamu yang terakhir, tetapi ternyata kamu berengsek. Tapi, semuanya hanya ekspektasi, hanya ekspektasi belaka. Ya, ekspektasi," kata Angel lagi sambil terkekeh pelan dan menghapus air matanya dengan kasar.Angel menarik napasnya dalam-dalam."Okey, kalau emang kamu mau pisah sama aku, aku terima. Aku juga udah muak sama kamu yang punya sifat yang begitu toksik," kata Angel."Dengarkan kalimatku!" kata Angel tegas, lalu memaksa Nick untuk berbalik dan menghadap dirinya.Angel menghela napas panjang, lalu kemudian menggenggam kedua tangan Nick dengan erat."Bilang sama