Kuharap kalian menyukai jalan ceritanya^^
Author POV Keesokan harinya Lylia bersama dengan Kai menjemput Sheena di rumahnya lalu bersama sama-sama mereka menuju ke kawasan perkantoran padat yang berada di ibu kota. Kai membawa kedua gadis itu menuju salah satu gedung pencakar langit yang sangat megah lalu segera memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk utama. Para penjaga keamanan yang bertugas dengan sigap segera membukakan pintu dan terheran-heran sebab yang keluar dari mobil tersebut bukanlah orang yang mereka kenal malah dua orang gadis belia yang tampak masih menganga melihat kemewahan gedung tersebut. Kai berjalan mendekati kedua gadis tersebut seraya menaikkan tangannya untuk membiarkan para penjaga keamanan itu memundurkan diri mereka dari hadapan gadis-gadis tersebut. "Tuan Dante berada di lantai atas." Ucap Kai memandu Lylia dan Sheena yang tampak masih seperti orang kebingungan. Para pegawai disekitaran Lobby perusahaan memperhatikan mereka berdua yang berjalan saling menyembunyikan diri satu
Author POV Siangnya setelah mereka mengunjungi kafe tempat Sheena dan Lylia bekerja, mereka kembali menuju kampus Lylia untuk menyerahkan surat balasan perusahaan ke bagian administrasi kampus. Lylia bersama Nico sampai lebih cepat ketimbang Kai dan Sheena yang berangkat dengan mobil lainnya. Lylia lalu segera berjalan bersama Nico menuju ruang administrasi dan berniat menunggu Sheena di sana. "Hai Nicholas." Sapa Marie tiba tiba. Nico menghentikan langkahnya dan menatap Marie bingung. "Ini gue Marie Nic, lupa ya.. Hehe." Cengir Marie. "Oh sorry. Gue cuma inget muka doang tapi lupa nama lo." Nico membalas sapaan Marie. "Oh... Iya nggak apa. Hehe. Oh iya. Kamu ngapain di sini?" Tanyanya mulai merapikan anakan rambutnya yang terus tersapu angin sambil berbasa-basi."Oh, ini lagi nganterin Lyli buat kumpulin surat magangnya nanti. Lo sendiri kenapa bisa di sini?" "Mmh... Kak. Anu. Aku duluan ya. Takut orang administasinya pulang duluan." Sela
Author POV Dante dan Nico turun dari mobil diikuti oleh Eugene dan Kai serta beberapa pengawal Dante yang lainnya setelah mereka tiba di salah satu gedung pencakar langit lainnya yang terletak sedikit lebih jauh dari gedung pencakar langit milik Dante. Mereka semua melenggang masuk tanpa izin ke lobby utama dan langsung menaiki lift menuju ke lantai atas perusahaan Ronan. Sama halnya saat Ronan berjalan masuk tanpa izin ke ruangan pribadi Dante, dia juga melakukan hal yang sama persis dengan yang Ronan lakukan waktu itu. Mendobrak pintu ruangan Ronan dan masuk dengan langkah dan tatapan yang penuh emosi."Katakan dimana gadis itu!" Ucap Dante tanpa basa-basi."KAU?! Lancang sekali kau Dante!" Marah Ronan."JANGAN PERNAH MENGINAKU! DAN JANGAN PERNAH BERMAIN-MAIN DENGANKU, RONAN! AKU TIDAK PERLU MEMINTA IZIN DARIMU! KUPERINTAHKAN KAU, KEMBALIKAN GADISKU SEKARANG JUGA!!" Marah Dante.Nico sedikit terkejut atas pernyataan Daddy-nya barusan. Tapi Nico lebih kage
Author POV Sekumpulan mobiloff road berwarna hitam melaju kencang beriringan melintasi jalan tol menuju ke suatu tempat yang telah diarahkan oleh salah satu anggota rahasia mereka. Dante duduk melihat ke arah luar jendela, sedangkan Nico sesekali memperhatikan ekspresi datar Ayahnya sambil memikirkan kata-kata yang mungkin secara tidak sadar sudah Daddy-nya keluarkan tadi. Gadisku. Iya. Dante mulai mengakui Lylia sebagai gadisnya. Tapi apa maksudnya? Nico hanya bisa menerka nerka tanpa berani bertanya pada Daddynya yang terlihat sedang berpikir keras saat ini. Setibanya di lokasi yang sangat sepi, bahkan lebih tepatnya di puncak bukit terpencil, tampak sebuah rumah yang cukup mewah berdiri sendiri disertai dengan kondisi lingkungan yang sangat sepi dengan penerangan seadanya. Mobil mereka parkirkan tepat di depan pintu gerbang. Dante melepaskan dasinya terlebih dahulu lalu keluar dari mobil itu diikuti oleh Nic
Author POVSatu tembakan dari Mark berhasil mengenai kaki Nico yang membuatnya jatuh tersungkur dan menjerit kesakitan. Mark tertawa melihat respon tersebut. Tiba-tiba saja Lylia tersadar dan mulai bergerak memberontak kecil di bahu Mark membuat Mark kehilangan keseimbangannya lalu terjatuh. Merasa lawannya sedang lengah, Dante kemudian melepaskan tembakannya. Namun karena perlawanan Lylia barusan, Mark berhasil lolos dari tembakan mematikan Dante. Lylia yang melihat tubuhnya polos tanpa busana lalu berusaha untuk menutupinya dengan kedua tangannya. Ia tampak panik sembari melihat ke sekelilingnya dengan tatapan bingung. Hingga matanya bertemu dengan Dante sedikit kelegaan terasa di hatinya. Namun apa daya, kakinya tampak masih lemas karena efek obat tidur yang Mark berikan membuat Mark dengan mudahnya menyeret kembali tubuh Lylia untuk berjalan mundur bersamanya. Mark memposisikan tubuh Lylia agar menutupi badannya. "JANGAN LIHAT!!
Author POVNico tersadar dari tidurnya. Rasa nyeri yang hebat mendadak melanda kakinya. Ia melihat ke sekitarannya dan menyadari dirinya berada dalam ruang perawatan VVIP khusus milik keluarganya. Tampak Alicia sedang terduduk di sofa tamu dengan wajah yang kusut dan penampilan berantakan."Mommy..." Suara parau Nicholas terdengar saat ia mencoba untuk duduk di kasur perawatannya."Honey,istirahatlah. Mommy di sini." Ucap Alicia yang terbangun dari duduknya lalu mendekat ke arah kasur Nicholas."Are you okay, Mom?"Tanya Nico."Bagaimana Mom bisa baik-baik saja kalau Mom melihat kondisimu seperti ini?" Alicia mengelus pipi Nico sambil menahan air matanya."I'm sorry, Mom.""Sorry for what?"Tanya Alicia mencoba mencari tau maksud anaknya."Mommy akan terus melihatku seperti ini. Aku anak satu-satunya keluarga ini, ingat? Kekuasaan Prime sepenuhnya men
Lylia POV Kubuka mataku saat kurasakan seseorang baru saja menyentuh kulitku dengan tangan dinginnya. Samar-samar kulihat Daddy tengah menyeka keringatku dengan senyuman yang terpoles sedikit di wajahnya. "Dadd-" Seketika dahiku mengernyit kesakitan saat kurasakan sensasi terbakar di daerah sekitar bahuku. Daddy mengelus rambutku. Membuatku teringat kembali situasi di malam dingin yang sangat menakutkan dan juga memalukan itu. Bagaimana tidak, semua orang bisa melihat tubuh polosku!Seketika tangan Daddy mencekik leherku. Aku terperanjak kaget melihat seseorang yang penyayang seperti Daddy kini berniat menyakitiku. Meskipun perawakannya sangat mengerikan dengan tubuh besar berototnya itu, dia sama sekali tidak akan pernah mau menyakitiku! Tapi sekarang?Tangan dinginnya itu berada di leherku dan sedang menghalangi udara masuk ke paru-paruku. "Ugh!! DAD-DY?!!" Nafasku tercekat tidak bisa berkata-kata. Tubuhku menggelinjang hebat mencari udar
Dante POV Aku mulai kembali membuka lembar demi lembar berkas yang harus kutanda tangani. Meskipun lelah dan sedikit tidak fokus, tapi karena ini permintaan khusus dari Sugar Baby-ku maka sedikit kupaksakan diriku untuk mulai berkutat kembali dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya ini. Padahal sesungguhnya yang kuinginkan hanya menghabiskan waktu berhargaku bersamanya. Semenjak tidur satu ranjang dengannya aku baru bisa merasakan betapa nikmatnya tidur di samping seseorang. Berpelukan dan bercerita tentang berbagai macam hal hingga rasa kantuk menjelang. Matahari belum juga di atas kepala dan kini aku malah merindukannya. Kuraih ponselku dan kuhubungi Kai yang kutugaskan untuk menjaganya hari ini. Ya. Ponsel baru gadisku kembali hilang saat ia diculik waktu itu. Besok aku harus membelikannya ponsel baru yang sudah di sadap! Akan kupastikan dia tidak akan hilang dari jangkauanku untuk yang ke-2 kalinya. Tidak akan pernah!Aku sangat membutuh