Share

TERLALU SAYANG

  "Apa itu nyonya? Aku sering melihatnya di televisi tetangga," ujar Ayu.

   "Ini ponsel, masa kamu tidak tahu?" tanya Michelle.

   "Yang dia tahu adalah tungku," ucap Dirga yang berdiri menyandar pada pilar yang tadi Ayu mengintip.

   Michelle langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Dirga.

   "Hahaha"

   Michelle mengahampiri Dirga dan memegangi kedua pipinya.

    "Kamu itu, kasih tahu dong kalau kita tidak punya tungku adanya kompor," seloroh Michelle yang mencolek hidung Dirga.

   Ayu hanya tersenyum di paksakan, karena tak enak melihat kemesraan di depan matanya.

   "Saya permisi, mau membersihkan atas ualahku," ucap Ayu yang gugup.

    Moch dan Dirga menuju kamarnya, tingkah Ayu masih ada dalam pikiran Michelle.

   "Kenapa kamu tertawa terus sayang?" tanya Dirga.

   "Tidak apa-apa Mas," jawab Michelle santai.

   Michelle yang duduk menghadap ke arah meja rias, terlihat sudah rapi. Dirga yang memeluk dari belakang mengecup  tengkuknya sekilas.

   "Kamu sudah siap?" tanya Dirga.

  "Iya, aku sudah siap. Ayo, kita berangkat," jawab Michelle.

   Menggandeng tangan Dirga terlihat begitu serasi bagi yang melihatnya. Ayu yang melihatnya begitu kagum pada mereka.

    Senyum manis di berikan Ayu pada mereka dan Michelle pun membalasnya tapi tidak bagi Dirga, dia hanya membuang mukanya.

   "Ayo kamu sudah siap, ayo kita berangkat."

   Dirga langsung diam saat Michelle mengajak Ayu. Bagai bunga yang layu saat sedang mekar.

   "Ngapain sih kamu ajak asisten itu?" kesal Dirga terlihat kedua alisnya menyatu.

   Michelle hanya tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa hari pertama dia kerja kita ajak dia jalan-jalan biar kerjanya semangat. Lagian kalau di ajak juga gk malu-maluin," celetuk Michelle.

   Dirga hanya mengangkat bibirnya sebelah, lalu dia berjalan lebih dulu.

   "Apa, tidak malu-maluin. Lihatlah rambutnya yang keriting," gerutu Dirga dalam langkahnya.

   Michelle mengahampiri Ayu. "Kamu sudah siap?" 

   "Siap Nyonya," jawab Ayu.

    Mereka berjalan bersama menuju mobil Dirga yang sudah terparkir.

   "Kamu duduk di belakang ya, saya di depan tidak enak sama suamiku."

     "I-ya Nyah," jawab Ayu seraya menganggukkan kepala.

    Michelle yang sudah masuk lebih dulu namun Ayu belum masuk mobil.

    Dirga membungkukkan tubuhnya dia melihat ke arah luar,  terlihat Ayu masih kebingungan.

   "Si udik tidak jadi ikut?"

   Michelle yang mengerutkan dahi lalu bertanya.

    "Siapa?"

    "Lama-lama aku bisa gila karena mereka," cicit Dirga.

   "Itu yang di luar," jawabnya ketus.

   Michelle langsung menjawab, "Oh Ayu, kenapa dia masih di luar?" 

      Trrrt trrt trrrt

    Terdengar suara ponsel milik Michelle bergetar.

    "Sayang, tolong bukakan pintu buat Ayu," pinta Michelle.

    Dirga begitu kesal, mau makan malam saja banyak drama terlebih harus mengajak Ayu.

   "Menyusahkan sekali," gerutu Dirga.

   Dirga membanting pintu mobil, Michelle yang mendengarnya hanya mengusap dada dan melanjutkan obrolannya dibalik ponsel.

   Di luar sana Dirga menghampiri Ayu.

   "Heh, kamu mau ikut atau tidak?"

   "M-mau tuan," jawab Ayu gugup.

    Dengan wajah yang ketus, kemudian dia membukakan pintu mobilnya. Ayu pun masuk ke dalam mobil dia tersenyum pada Michelle.

    "Kenapa kamu tidak masuk langsung?"

     "Maaf Nyonya, saya takut membuat pintu mobilnya rusak," jawab Ayu.

    Michelle hanya menahan tawanya, Dirga yang baru saja masuk lalu mengerutkan dahinya.

   "Ada apa?" tanya Dirga.

   "Tidak Mas, kenapa coba Ayu tidak mau membuka pintu?"

   "Kenapa?" Dirga balik tanya lalu pandangannya berpindah ke arah Ayu.

    "Kenapa?"

    Ayu tersenyum dan menggigit bibir bawahnya dan menjawab. "Karena aku takut membuat rusak pintunya, terakhir kali kompor Nyonya macet knopnya."

    Michelle semakin terbahak-bahak mendengar jawaban Ayu namun Dirga diam, dalam hati ingin tertawa namun terlalu gengsi untuk menanggapi Ayu yang selalu membuatnya kesal.

    "Ini semua gara-gara asisten itu, Istriku saja tidak memperhatikan aku," gerutu Dirga dalam hati.

    Ayu baru pertama kali naik mobil mewah, matanya melihat ke sekeliling mobil itu dia melihat keluar jendela, namun dia tak sengaja memencet tombol untuk membuka jendelanya.

    "Uwaaah"

    Ayu merasa kagum, dia kemudian mengeluarkan kepalanya.

    "Ckiit"

     Tiba-tiba Dirga menginjak rem secara tiba-tiba membuat kepalanya terpentok jendela.

    "Ya Tuhan. Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya Dirga.

    Memegangi rasa sakit di kepalanya, Michelle lalu melihat ke arah Ayu.

    "Kamu tidak apa-apa Yu?" tanya Michelle.

    Dirga benar-benar di buat kesal oleh Ayu, rasanya ingin mengeluarkan dari mobilnya. Tapi kemauan Michelle tidak bisa dia tolak, terlalu sayang Dirga pada Michelle.

   

    

     

   

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status