Share

31. Gundah

Nasi Berkat 31

"Mak...," panggil Pak Kasno pelan.

Mak Siti mengusap air matanya kasar, dan mendongak. Menatap wajah Pak Kasno dengan tatapan yang entah, sulit diartikan.

"Kenapa?" Pak Kasno bertanya sembari menggelar sajadahnya.

"Gak apa, Pak!" Mak Siti menjawab sambil menundukkan wajah, tak berani menatap wajah sang suami.

"Ora ilok ngapusi karo bojo!" Pak Kasno menatap lekat istrinya.

Mak Siti mendongak, memberanikan diri menatap suaminya dengan senyum yang dipaksakan. "Salat dulu, Pak. Mak mau bangunin Erna, udah sore."

Pak Kasno hanya menghembuskan nafas berat melihat sikap istrinya. Biarlah nanti malam tanya lagi. Berusaha khusuk dalam salat walaupun pikiran sebenarnya kemana-mana.

***

Semilir angin sore berhembus dari jendela kamar Erna yang masih terbuka. Membawa hawa dingin karena hari memang sudah senja. Ia meringkuk lebih dalam, memeluk guling usangnya dengan erat.

Pekerjaan Mak Siti yang terpaksa ditinggalkan karena harus melayat kerumah Bu Jaya sudah rapi semua.

Badan keci
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status