Share

BAB 91

Mas Sofyan dan Teh Niar segera berdiri di samping ranjangku. Teh Niar dengan cekatan segera mencuci tangannya kemudian menggendong bayi yang masih berada di atas tubuhku. Sedangkan Mas Sofyan menatap tajam padaku, seolah memastikan bahwa aku baik-baik saja.

“Bayinya belum diazani, Mas,” ucapku.

Air mata haru kembali menetes di pipiku ketika Mas Sofyan dengan khidmat melantunkan azan di dekat kuping bayiku. Bayi di dalam gendongan Teh Niar itu pun menggeliat ketika mendengar lantunan azan dari pamannya.

Perawat kemudian membawa bayi yang belum kuberi nama itu kembali ke ruang bayi. Kelahirannya yang maju dari tanggal perkiraan membuat bayiku masih harus ditempatkan di dalam inkubator untuk mematangkan beberapa organ-organ pentingnya. Inge sendiri sudah berpamitan padaku dan juga pada Mas Sofyan dan Teh Niar setelah berbincang sebentar dengan mereka, Mas Sofyan benar-benar mengucapkan terima kasih pada wanita itu karena telah menemaniku melewati proses persalinan dk saat orang-orang te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status