Share

42. Nyatanya Ibu, Rapuh

27. Nyatanya, Ibu rapuh.

POV Anyelir

Ibu sudah bersiap mengantar aku ke rumah sakit untuk kontrol. Mbak Mayang sudah mendaftar hari ini, namun tidak bisa mengantar karena suatu hal.

Seperti biasa, Ibu membawa satu kotak dengan berbagai macam kue di dalamnya.

"Bu, jangan bawa kue seperti ini terus. Anye nggak enak," tegurku pada Ibu yang sudah siap membawa serta Nizam dalam gendongan dengan kue yang sudah diletakkan di atas meja.

"Kenapa? Dokter Megan suka sama kue buatan Ibu, kok."

"Iya, Anye tau, Bu. Tapi nanti kita dikira nyogok kalau setiap ketemu bawa kue."

"Nyogok itu kalau belum terjadi, kalau menolongmu sudah terjadi namanya tahu diri."

Aku mendesah lelah, Ibu selalu bisa mematahkan segala pendapatku.

"Yasudah lah, Bu. Terserah Ibu saja." Aku mengalah, kami pun berangkat menggunakan taksi online. Pak Tarjo tidak bisa mengantar karena harus mengantar banyak pesanan.

***

Terlihat sudah ada beberapa orang yang mengantri, aku dan Ibu duduk di bangku paling tepi. Tampaknya dokt
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status