Share

41. Penyesalan tanpa arti 2

"Apa maksud Mas Bian? Aku nggak suka, ya. Kita membahas Anyelir lagi."

"Jawab saja, pernah atau tidak?" tanyaku masih dengan nada lembut.

"Kenapa membahasnya lagi? Kita sudah sepakat untuk tidak membahas orang lain dalam rumah tangga kita, Mas!"

"Luna! Apa susahnya menjawab, pernah atau tidak!" tegasku, kalau ini nadaku meninggi seiring meningginya sesak yang memenuhi dada. matanya mengerjap kaget. Ini adalah kali pertamanya aku meninggikan suara padanya.

"Pernah, di mini market tidak sengaja bertemu," jawabnya dengan sorot mata marah.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Nggak penting."

"Jawab saja sebelum aku habis kesabaran."

"Mas!"

"Jawab!"

"Hanya bertanya kabar."

"Luna!" bentakku.Rupanya berbicara dengan Luna tak bisa jika hanya dengan nada lembut lagi.

"Tentang anak itu? Apa yang kamu katakan pada Anyelir?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Anak apa?"

Brak!

Habis sudah kesabaran, akhirnya terpaksa aku menggebrak meja yang ada di hadapanku. Luna tampak dengan spontan menaikkan bahunya kaget,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
halah nggak usai lebai bian ,kamu sudah selingkuh mengkhianati ,pingin hidup bahagia sama selingkuhanmu
goodnovel comment avatar
Nur meini
Merasa kehilangan dan merindukan serta membandingkan seseorang kalau sudah tak bersama lagi...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status