Share

12

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-04-16 07:10:51

Lama menghabiskan waktu untuk menangis memeluk diri di balik pintu kamar sementara suamiku hanya terdiam di dalamnya. Dia tidak berinisiatif sama sekali untuk keluar dan menahan kepergianku.

Bisa kutebak, bahwa Ibunya sudah mengambil keputusan untuk menyuruhnya memilih antara aku atau calon wanita yang akan dinikahi.

Ah, aku tahu, aku berat melakukan semua yang tapi tidak ada pilihan lain selain pergi.

Sungguh malu untuk pulang ke rumah orang tua ketika aku sudah menjanjikan mereka bahwa kehidupanku akan langgeng dan tidak akan membebani mereka dengan berbagai masalah pribadiku.

Lagi pula, jarak rumah orangtua dan tempat ini sangat jauh, berbeda pulau aku terdampar dan bingung harus bagaimana.

Kubuka pintu gerbang, flat besi itu bergeser dan menimbulkan suara. Kubalikkan badan untuk sekali lagi melihat tempat yang dulu kusebut istana dan surga.

Rasa sayangku pada bangunan itu sama dengan cintaku pada suami, tapi, aku tak bertakdir untuk tetap bersama mereka.

Ketika kulangkahkan kak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
sulidarika
ngk enak blm dapat balasan tpi kok sudah selesai
goodnovel comment avatar
Michellyn
kenapa dibiar pasangan selingkuh itu,lapor biar mereka malu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    14

    Sudah kutebak kira kira kehebohan apa yang akan terjadi karena perbuatanku semalam, minimal aku akan dicari Mas Arya lalu dipukuli atau paling parah ditangkap polisi. Tap apa, setidaknya aku sudah melampiaskan sakit hati padanya.Tentang Irene yang juga kupikirkan, ia pasti syok jika tiba tiba di rumah tetangganya terjadi keramaian. Dia pasti curiga padaku, namun aku yakin ia tak akan membuka mulut sudah membawaku ke apartemennya karena itu sama saja mengundang kecurigaan polisi jika kami ternyata bersekongkol untuk menyakiti Bella.Kuganti baju dan mengubah potongan rambut ke sebuah salon, membeli kaca mata dannsetelah mewah khas istri orang kaya lalu memanggang dengan santainya. Pergi ke barat kota untuk mencari unit yang bisa disewa murah lalu melanjutkan hidup dengan menjadi guru les privat atau apa saja. Bisa juga jadi sales kosmetik atau bandar arisan Abal Abal. Aku tak takut dan entah mengapa rasa sakit memberiku energi lebih untuk berani dan melawan. Akan kutuntut dendamku

    Last Updated : 2025-04-20
  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    15

    Mungkin langkah ini berat, karena masih berstatus suami orang. Aku ingin mengakhiri tapi terlalu jengah diri ini untuk menghubungi Mas Arya dan mengatakan keinginanku untuk bercerai darinya. Aku muak mendengar suaranya, aku benci, aku rasanya ingin menghajar wajahmya yang selalu nampak tak berdosa.Dengan bermodal baju mahal, dan perhiasan KW, hari ini adalah hari pertama aku bergaul dengan klub sosialita elit yang suka membeli tas branded dan mengadakan arisan berlian, aku berencana akan membaur dan mungkin akan memanfaatkan kesempatan mengeruk uang dengan menjadi bandar, mereka akan terpengaruh dan percaya denganku yang bersikap sok kaya, pintar, dan profesional. Dngan begitu, Mas Arya akan kaget melihatku yang begitu cepat kaya dan sukses tanpa dirinya.Di momen dia terpana melihat perubahanku, maka di situlah aku akan menghujam harga dirinya ke dalam lumpur nista.Sudah seminggu, ya, seminggu yang menyakitkan dalam hidupku berjauhan dengan suami yang terpaksa akan kulupakan da

    Last Updated : 2025-04-20
  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    16

    Jangan mencariku ....Sebuah ketukan di pintu menyadarkan aku Yang nyaris terlelap dia sofa ruang tamu. Kuintip dari lubang pintu dan ternyata yabh datang adalah Mas Arya dan kekasihnya.Ah, malas aku menemui mereka."Permisi, Ariska ... Aku tahu kamu di dalam," ujar Mas Arya.Kuperhatikan sekali lagi, pelak-pelan, tidak ada orang lain di sana. Kurasa, bisa jadi mereka mendapatkan alamatku setelah menelusuri begitu lama, memeriksa kamera cctv dan aku tahu mereka murka terkait isi saldo yang terkuras habis. Biar saja."Ariska, jangan jadi pengecut kamu!"Karena gerah mendengar mereka terus memanggil dan menggedor. Akhirnya aku muak dan pergi membukakan pintu."Ada apa?""Ariska aku tahu, apa yang sudah kamu lakukan, aku ingin datang dan bicara baik baik padamu," ujar Mas Arya padaku."Buat apa, aku tidak punya urusan apa- apa lagi dengan kalian berdua," jawabku acuh."Aku tahu kau telah mengambil kartu ATM-ku.""Tidak masalah, uang itu juga sebagian adalah tabunganku," jawaku melipat t

    Last Updated : 2025-04-21
  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    17

    Mendapati bahwa kenyataan atau sedang hamil membuat perasaanku galau tidak terkira. Aku memang bahagia mendapatkan sesuatu yang tidak pernah kusangka sebelumnya, di samping itu aku bisa membuktikan bahwa selama ini sebutan mereka yang menganggap mandul ternyata tidak benar adanya."Apa yang akan Mbak Riska lakukan?""Irene, tolong jangan beritahu siapapun tentang ini, aku mohon sekali padamu. Kamu akan meletakkan nyawaku dan bayiku di ujung tanduk jika kamu memberitahu seseorang," pintaku sambil menggenggam tangan Irene."Tapi kenapa kita harus merahasiakannya Mbak?""Aku khawatir Bella akan merencanakan sesuatu dan membuatku kehilangan bayiku sementara dia berambisi untuk menjadi satu-satunya orang yang bisa memenangkan Mas Arya dan hartanya," jawabku."Apa itu artinya Mbak Riska masih berharap agar Mas Arya kembali kepada Mbak Riska?""Kupikir Tuhan membiarkan aku hamil, karena Dia sedang merencanakan sesuatu atas hidupku," jawabku."Aku sendiri nggak ngerti Mbak," jawabnya mengan

    Last Updated : 2025-04-24
  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    18

    Hari itu setelah kepergiannya kuputuskan untuk segera pindah. Kupikir Lebih baik menjauh daripada terus berada dalam dilema diombang-ambing ketidakpastian yang pada akhirnya pasti akan mengecewakan.Memang aku mencintai Mas Arya, tapi, Bella kini telah bersamanya. Aku ingin menyudahi episode kelam pernikahan ini sehingga kini, di sinilah aku, di depan kantor pengadilan agamaSetelah selesai pindah rumah, dibantu oleh Irene, aku memutuskan untuk menjual berlian yang kubeli dari uang Mas Arya untuk memulai usaha baru, setelah itu, uang yang tersisa kugunakan untuk menggugat cerai Mas Arya.Sesaat di depan kantor itu, hatiku sedih, bimbang tak terkira, hancur karena harus sampai di titik tenyata kita harus saling melepaskan, ternyata kita harus berpisah untuk selamanya, dan ternyata janji suci yang kita ikrarkan hanya sampai di sini saja. Ya, kecewa memang, tapi apa boleh buat.Kudaftarkan gugatan, lalu setelah proses registrasi selesai aku segera pulang, untuk kembali menjajakan sec

    Last Updated : 2025-04-26
  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    19

    Seolah flashback pada kisah sinetron Rahasia Ilahi yang kerap kusaksikan di masa kecil, akhirnya manusia durhaka itu mendapatkan musibah setelah baru saja menyakiti perasaanku.Sekali lagi aku ingin mengkonfirmasi yang terjadi kepada pria itu dan bertanya padanya,"Hmm, apa Bapak yakin bahwa wanita berbaju merah yang baru turun dari flat saya adalah orangnya?""Iya, Bu. Wanita itu baru saja bertengkar dengan petugas keamanan lain karena ditegur sudah membuat keributan, dia berteriak dan langsung oleng terjatuh ke dalam selokan besar."Mendengar jawaban petugas keamanan itu, Irene langsung tertawa terbahak-bahak, dia terlihat buah sampai-sampai tidak mampu mengendalikan suara tawanya."Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" "Pingsan di dalam kubangan comberan," jawabnya.Siapa yang tidak geli sekaligus miris mendengarnya, wanita yang baru saja angkuh dan mengacak-ngacak barang dagangan kami, tiba-tiba sudah dihinakan Allah dengan menjatuhkan dia dan menjadikan dia bahan tertawaan oran

    Last Updated : 2025-04-26
  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    20

    "Tunggu, Ariska, Maaf, tadi aku hanya bertanya," ungkapnya menahan lenganku."Menuduh dalam pertanyaan, kan, Mas?""Mungkin pemilihan kata yang salah," ujarnya pelan."Mungkin iya, dan maaf aku terlanjur tersinggung, lepaskan lenganku," jawabku sembari menyapu air mata untuk terakhir kalinya.Aku naik ke lantai tiga, menutup pintu dan sekali lagi mengemas tangis yang masih tersisa. Irene yang melihatku datang dengan air mata, hanya menatap miris dan mendekat."Aku udah cegah, makanya mbak gak usah turun," ujarnya datang dan menepuk bahuku pelan."Aku hanya ...." Aku mendongak padanya dengan deraian air mata."Ya, aku paham, masih ada nilai kasih sayang yang tertinggal dalam hati Mbak terhadap Mbak Bella, tapi, kini semuanya udah beda," jawabnya lirih.Kutatap wajah Irene yang iba, uang yang sudah dipungut dan diletakkan di atas meja, juga sisa baju yang masih berserakan, hatiku makin tak karuan rasanya."Aku saat ini sungguh hancur, Rin, aku sedih, hanya butuh didengarkan dan dirangk

    Last Updated : 2025-04-28
  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    21

    Setelah seminggu berlalu Aku sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi kepada Bella dan kandungannya, tidak ada kabar saama sekali, hanya Irene yang sesekali menelpon dan memberi tahu bahwa akhir akhir ini tugas kantornya sangat menumpuk dan cukup menyita waktu, aku bisa maklum, sehingga kukatakan padanya agar dia tak perlu terlalu mengkhawatirkanku.Ketukan di pintu ketika aku hendak berangkat kerja, mengangetkan sekali. Perlahan kubuka dan ibu mertua berdiri di sana.Aku enggan pengen sekali untuk berurusan dengan wanita ini karena dia pasti akan selalu menyudutkanku, namun tak sopan rasanya jika aku harus mengusirnya."Tidak perlu khawatir, aku datang untuk terakhir kalinya menjumpaimu," desisnya dengan tatapan mata kejam."A-ada apa, Bu?" Aku takut dan galau khawatir dia telah mengetahui kehamilanku dan berencana untuk merebut bayiku."Ini ambillah," ungkapnya sambil melempar kertas ke wajahku.Kupungut kertas-kertas yang jatuh dan entah kenapa dadaku semakin bergemuruh karen

    Last Updated : 2025-04-28

Latest chapter

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    29

    Setelah Mas Arya pergi aku langsung melepaskan pelukan dari Roni dan entah mengapa, terjadi kecanggungan di antara kami untuk beberapa saat."Ma-maaf aku sudah memelukmu," ucapku malu."Tidak masalah, aku juga senang dipeluk," jawabnya sambil mengulum senyum dan menatapku dengan jahil."Apa kau berharap bahwa adegan tadi terjadi sedikit lama?" ucapku berkacak pinggang sambil menerka arti dibalik senyumnya."Ya, siapa yang tidak mau, kau sangat cantik dan menatap wajahmu membuat hatiku meleleh," jawabnya dengan pandangan mata lebih lama, tanpa berkedip dan makin gugup diri ini di buatnya, entah kenapa juga di saat bersamaan hatiku berdesir, konyol sekali."Hei, jangan tatap aku seperti itu," kataku mendekat dan berusaha mengalihkan wajahnya, namun ia menangkap tanganku dan membuat tubuh semakin dekat padanya."Yang aku katakan tadi adalah kejujuran," ucapnya sambil mendekatkan wajah, tatapannya serius, aku memundurkan diri dan karena tidak seimbang badan ini hampir terjatuh, dia denga

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    28

    "Jadi selama ini kau menipuku, dan memanfaatkan kelemahanku?""Aku tidak menipumu, apa yang kulakukan adalah bentuk kepedulian, aku tulus melakukannya," jawabnya di tangga.Kususul dia karena merasa gemas dan masih penasaran."Tapi ... siapa yang memintanya, apakah aku terlihat sangat menyedihkan, sehingga kau mengasihani aku sebegitu besarnya?" Mungkin pertanyaanku akan menyinggungnya. Tapi entahlah, aku ingin sekali mengatakannya."Aku tak bermaksud menyinggungmu. Aku tak mengungkap identitasku agar kau tak merasa canggung, tolonglah, aku tak punya niat buruk."'"Lalu niatmu apa? Apa karena kasihan saja melihatku tersakiti, kau ingin menikahiku, kenapa?""Karena aku sudah bosan mencari calon istri dan selalu berakhir disakiti, kuputuskan untuk menikahi wanita yang cukup menyentuh hati ketika pertama kali melihatnya, kuputuskan untuk menikahi wanita secara random dan spontan saja, kemana Tuhan mengarahkan penglihatan dan hatiku.""Tidakkah itu aneh, aku bukan orang yang tepat.""Y

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    27

    Mengetahui kenyataan bahwa pria ini adalah sosok yang penting, aku merasa takut untuk dekat dengannya, khawatir pada sikap lembut yang akan membuatku terbawa perasaan hingga merasa nyaman, lalu pada akhirnya perasanku dikecewakan, ya, aku merasa harus menjaga jarak saat ini juga."Maaf, aku tak bisa lama-lama, aku harus pulang," ucapku menjauh dari ruangan itu."Lho bukannya kita baru sampai?""Maaf, aku tak bisa lama di sini, aku merasa tidak sehat," jawabku membuka pintu, namun gerakan pemuda itu juga tak kalah sigapnya.Dia menahan tanganku yang memegang lengan pintu lalu menatapkpu dengan tatapan lembut, lalu mengarahkan punggung tangannya di keningku untuk memeriksa bahwa aku sakit atau tidak."Tapi, suhu tubuhmu normal, kau kenapa?""Aku hanya merasa tidak nyaman, aku pulang ya," ucapku menjauh dengan langkah cepat.Roni mengejarku sampai ke pintu lift, namun segera kupencet tombol ketika aku telah berhasil masuk ke dalamnya, sehingga ia tak bisa menyusul masuk ke dalam lift.Ke

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    26

    Pemuda itu pergi, meninggalkan aku dan Irene dengan sejuta kegamangan yang sulit kami pahami. Entah kenapa meski kusebut ia malaikat penyelamat, tapi aku juga penasaran, tertarik kepada latar belakang dan alasan kenapa dia mau melakukan ini untukku."Masak, baru kenal mau nikahin Mbak, kan aneh?""Mungkin itu hanya cara dia untuk menenangkan kita, tidak mungkin juga ada orang yang ujug-ujug datang lalu menikahi tanpa mengenal atau menjajaki.""Tapi bisa saja dia sudah lama melihat Mbak dan menaksir, dan di saat dia sudah mendapatkan kesempatan, dia lalu menunjukkan dirinya.""Ah, analisamu terlalu jauh, dia hanya kebetulan bertemu dengan kedua kali dan mungkin merasa kasihan."Airin yang daritadi berguling di tempat tidur langsung bangkit dan mendekat padaku lalu menyentuh bahuku."Bagaimana kalau ungkapan dia tentang rencana ingin menikahi Mbak, ternyata sungguh dilakukannya?""Yah, aku bukan anak kecil yang mau saja diarahkan ke mana kehendak orang lain. Aku juga berpikir Irene,"

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    25

    Dia memelukku, berkali kali mencium bahuku mengatakan kalimat 'maaf. Berulang ulang tanpa henti."Apakah sungguh hamil, sungguh kau hamil?" Pria itu terlihat menangis namun juga dia tersenyum bahagia. Aku berusaha melepas pelukannya dan menepisnya mundur dariku."Siapa yang mengatakan itu, itu tidak benar, aku tidak hamil, aku mandul," jawabku dengan tatapan nanar."Jangan berbohong," ujarnya meraih jemariku."Ini kenyataan, aku tidak mengandung!" jelasku tegas."Teman kamu sudah memberi tahuku," ungkap Mas Arya berusaha memeluk lagi.Tiba-tiba dari balik pintu, Irene muncul dan menatapku dengan Iba sekaligus memberi isyarat minta maaf."Irene apa maksudmu?""Mbak, katakan aja yang sebenarnya, mbakngak bisa begini, tersiksa sendiri," ujar Irene pelan."Ya, ampun, aku baik baik aja, aku gak hamil! Jangan beritahu apa apa lagi, dia bukan suamiku lagi, aku tidak punya hubungan apa apa dengannya," jawabku."Mas Arya .. Mbak Bella dan ibunya Mas datang kemari dan mengintimidasi Mbak Risk

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    24

    "Sungguhkah kau pernah melihat saya?" Pertanyaan itu hanya pertanyaan pura-pura saja, karena aku tidak tahu harus menjawab apa. "Iya, Mbaknya lupa, kenalkan saya Bima, Mbaknya namanya, siapa?" "Saya Ariska." "Kalau mau, saya berniat mengantarkan Mbak Ariska pulang, karena hari mulai mendung dan khawatir jam operasional bis kota sudah berakhir," ucapnya. Kupikir benar saja omongannya, waktu memang sudah menunjukkan pukul 5 sore dan itu artinya aku tidak perlu mengharapkan bis lagi. "Saya akan menumpang taksi online saja," ucapku pelan. "Hmm, kenapa harus membayar kalo ada yang gratis, saya bukan orang jahat kok, kalo misalnya Mbak Ariska ragu, mbak bisa duduk di belakang," jawabnya. Aku sesaat ragu, namun kembali pria itu meyakinkanku. "Ayo, hari sudah mulai hujan," ajaknya sembari menunjuk rintik-rintik hujan yang mulai berjatuhan. "Baiklah jika kau memaksa, tapi izinkan saya membayarnya," jawabku pelan. "Ya, terserah Mbak saja," jawab Pria itu yang kemudian mmbangkit, menyer

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    23

    Setelah jam kerja berakhir, aku menaiki taksi menuju komplek rumah Mas Arya yang merupakan rumahku dulu.Kuhentukan taksi dan menyuruhnya menunggu, lalu menelpon Mas Arya dan memintanya menurunkan perhiasanku."Kamu ambil sendiri aja, aku lagi sakit, pusing," ucapnya."Aku udah bilang, aku enggan ketemu Bella," jawabku."Bella gak ada, aku sendirian di rumah.""Apa mungkin setelah pernikahan kalian wanita itu tidak tinggal di rumah?""Dia memang tinggal di rumah dan sedang keluar bersama Mama," jawab Mas Arya dengan datar."Oh ya ...." Nada bicaraku tercekat karena tadinya ingin menanyakan dimana wanita itu tidur, apakah dia tidur juga di ranjang yang sama dengan panjang yang pernah kami pakai atau di tempat lain? Tapi, satu saja aku sudah tahu jawabannya."Aku akan masuk ke dalam dan segera pergi," jawabku, mematikan ponsel lalu masuk ke dalam.Ketika pintu terbuka Mas Arya yang baru turun dari lantai 2 langsung berpapasan denganku. Tatapan mata kami beradu dan aku langsung membuang

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    22

    Mobil ambulans mendengungkan sirine yang tak kalah kalapnya dengan perasaanku sekarang, sakit diperut, luka di hati, tubuh yang lemah, semua adalah paduan sempurna yang akan membunuhku, lalu aku sadar bahwa semuanya sudah terlambat untuk diperbaiki. Akhirnya diri ini jatuh dalam kesendirian, dan habis sudah.Kubuka mata perlahan, mencoba memindai dan menyesuaikan pandangan mata terhadap cahaya ruang rawat yang terang.Pakaianku susah diganti dengan baju rumah sakit, di tangan tertancap selang infus. Aku berusaha ingin bangkit namun kepalaku pusing, mendadak berputar dan tidak ada yang bisa kulakukan selain pasrah diranjang.*Matahari beranjak naik, meninggi menimbulkan kesilauan yang memantul dari balik jendela kaca, aku terbangun.Ketika kubuka mata, seorang perawat sedang memeriksa selang infus dan menggantinya dengan botol baru."Suster apa saya boleh pulang hari ini?""Oh, maaf Bu, belum boleh karena kondisi ibu dan calon bayi Ibu sedang lemah.""Apa yang terjadi pada saya?""Ane

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    21

    Setelah seminggu berlalu Aku sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi kepada Bella dan kandungannya, tidak ada kabar saama sekali, hanya Irene yang sesekali menelpon dan memberi tahu bahwa akhir akhir ini tugas kantornya sangat menumpuk dan cukup menyita waktu, aku bisa maklum, sehingga kukatakan padanya agar dia tak perlu terlalu mengkhawatirkanku.Ketukan di pintu ketika aku hendak berangkat kerja, mengangetkan sekali. Perlahan kubuka dan ibu mertua berdiri di sana.Aku enggan pengen sekali untuk berurusan dengan wanita ini karena dia pasti akan selalu menyudutkanku, namun tak sopan rasanya jika aku harus mengusirnya."Tidak perlu khawatir, aku datang untuk terakhir kalinya menjumpaimu," desisnya dengan tatapan mata kejam."A-ada apa, Bu?" Aku takut dan galau khawatir dia telah mengetahui kehamilanku dan berencana untuk merebut bayiku."Ini ambillah," ungkapnya sambil melempar kertas ke wajahku.Kupungut kertas-kertas yang jatuh dan entah kenapa dadaku semakin bergemuruh karen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status