Share

38

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-05-13 07:47:13

"Assalamualaikum ...." Bunyi sapaan di pintu membuyarkan lamunan yang sejak tadi bergelayut di jendela bersamaku.

"Mbak, itu Mas Roninya udah datang," ucap Irene.

"Izinkan dia masuk," jawabku yang langsung menyongsong ke depan untuk menemuinya.

"Wah, kamu cantik sekali dengan kebaya pastel itu," puji Roni memelukku. Teman dan Irene bersorak menggoda kami.

"Terima kasih."

"Bagaimana dengan bayi, apa dia 'anteng' hari ini?" tanyanya sambil mengelusi perutku.

"Alhamdulillah, Mas."

"Syukurlah. Persiapan bagaiamana?"

"Lancar, tidak perlu ada yang dikhawatirkan," timpal Irene.

"Alhamdulillah. Sebentar lagi rombongan datang, aku harap kamu tidak deg degan," ucapnya menggenggam tangan.

"Ah, tidak, aku sudah biasa," jawabku tertawa kecil.

Tak lama kemudian Irene datang dan memanggilku untuk mengajakku bicara.

Dia mengajak ke kamar seolah ingin memberi tahu peristiwa penting.

"Mbak, saya dengar dari orang yang cukup mengenal keluarga Mas Arya, saat ini hubungan Mas Arya dan Bella sedang re
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    39

    Sinar mentari menyembul dari balik celah pohon, angin bertiup lembut sementara tetesan embun terakhir di kelopak bunga mawar mulai mengering, aku tersenyum menyaksikan dari balik jendela kamarku yang luas.Pukul tujuh pagi, pelayan datang membawakan baju hadiah dari Nyonya rumah, calon mertuaku."Silakan Nyonya Muda, ini baju gantinya, dibelikan Nyonya dari Prancis, semoga Nyonya Muda suka.""Oh, terima kasih Mbak," jawabku."Nyonya menyuruh Anda turun jika anda telah selesai mengganti baju dan berhias rapi," balasnya."Baik, terima kasih, Mbak," jawabku lagi."Panggil aja saya Bu Lita, saya sudah melayani keluarga ini selama hampir dua puluh tahun," jawab wanita berblazer biru itu."Iya, Bu."Tapi, kuperhatikan, pelayan-pelayan di sini tidak ada yang pakaiannya tidak rapi seperti pembantu rumah tangga pada umumnya, mereka menggunakan rok dan blazer layaknya pekerja kantoran. Ibu lita dan tukang masak, serta beberapa orang petugas pembersih adalah satu tim yang disediakan tempat

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    38

    "Assalamualaikum ...." Bunyi sapaan di pintu membuyarkan lamunan yang sejak tadi bergelayut di jendela bersamaku."Mbak, itu Mas Roninya udah datang," ucap Irene."Izinkan dia masuk," jawabku yang langsung menyongsong ke depan untuk menemuinya."Wah, kamu cantik sekali dengan kebaya pastel itu," puji Roni memelukku. Teman dan Irene bersorak menggoda kami."Terima kasih.""Bagaimana dengan bayi, apa dia 'anteng' hari ini?" tanyanya sambil mengelusi perutku."Alhamdulillah, Mas.""Syukurlah. Persiapan bagaiamana?""Lancar, tidak perlu ada yang dikhawatirkan," timpal Irene."Alhamdulillah. Sebentar lagi rombongan datang, aku harap kamu tidak deg degan," ucapnya menggenggam tangan."Ah, tidak, aku sudah biasa," jawabku tertawa kecil.Tak lama kemudian Irene datang dan memanggilku untuk mengajakku bicara. Dia mengajak ke kamar seolah ingin memberi tahu peristiwa penting."Mbak, saya dengar dari orang yang cukup mengenal keluarga Mas Arya, saat ini hubungan Mas Arya dan Bella sedang re

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    37

    "Tunggu, Ariska, tolong katakan dengan jujur bahwa kamu tidak mencintaiku lagi, tolong katakan sekali saja.""Kamu ingin aku jujur?" tanyaku."Iya, tanpa memperdulikan pemuda yang sedang berdiri dan menggenggam tanganmu."Dia nampak ingin mendekat tapi menahan langkahnya."Sebenarnya aku masih mencintaimu tapi karena kau sudah begitu menyakitiku dan ditambah kau juga milik orang lain. Aku kemudian memutuskan untuk mengalah dan berdamai dengan perasaanku sendiri.""Bisakah kita ...?""Tidak, tidak ada kesempatan kedua."Aku langsung menjauh pergi tanpa mau banyak bicara lagi.Roni mengikuti dari belakang dan masuk bersamaku ke dalam unit.Aku yang duduk di sisi tempat tidur hanya menghela napas pelan tanpa mau banyak bicara lagi."Apa benar apa yang kamu katakan, kamu bilang bahwa aku mencintai suamimu?""Entahlah aku harus menjawab apa ....""Apa hubunganmu denganku hanya untuk membalas dendam dengannya," tanya Roni yang membungkuk duduk di hadapanku."Tidak sepenuhnya.""Lalu aku a

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    36

    "Wah, beberapa hari ini aku terus terkejut dengan kalian semua, seolah diberi plot twist, aku hampir tak percaya," ucapku sambil melipat tangan di dada."Hah, apa maksud kamu?""Jangan khawatir, semua kejadian tadi sudah kutayangkan secara langsung, kuyakin Mas Arya sudah melihatnya," ucapku tertawa."Picik sekali kamu, Ariska!""Alih-alih marah padaku, lebih baik,. Kamu pulang dan jelaskan duduk persoalannya pada suamimu, jangan playing victim dan bilang itu hanya settingan yang kuatur, aku tak mau kau campur adukkan dalam masalah hidupmu lagi," ucapku melangkahkan kaki pergi "Argrggg ... jahat sekali kamu!" geramnya sambil berlari panik.Tak lama setelah Bella meninggalkanku dengan panik, tiba tiba ponsel berdering. Dari seberang sana, Mas Arya terdengar mamanggil."Ariska ....""Iya.""Aku minta maaf ...." Mas Arya kemudian menangis, terdengar sedih dan pilu, ia tergugu. Lama jeda waktu yang dia gunukan untuk hanya mengatakan itu namun kuyakin sesak di dadanya sedang menggumpal

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    35

    Dua hari, Roni kembali tak memberiku kabar, aku bingung terhadap sikapnya yang kemarin masih manis dan kini berubah lagi. Aku mulai tersadar bahwa mungkin tidak seharusnya diri ini berdekatan dengan pria kaya itu.Mungkin iya, aku harus menjaga jarak, mencari orang yang sepadan untuk kucintai dan kuharapkan menemani sisa hidup ini. Ya, begitu ... Aku mendesah pelan dan menatap tampilan diri di kaca, sedih karena Kemabli terkenang dengan Mas Arya yang dulu menguasai segenap jiwa dna perasaanku. Mengapa kami harus berpisah? Ah, Tuhan."Wajahku tidak demikian buruk, tapi kenapa takdirku tak henti-hentinya dihampiri kemalangan, kenapa ini?" Aku menggumam sambil mengusap pipi dan membenahi posisi rambutku."Haruskah aku menulis takdir sendiri, haruskah aku ...."Ketukan di pintu yang kemudian membuyarkan lamunan dan kesedihan ini.Kubuka pintu dengan perlahan."Mbak, apa kabar," ucap Irene dari balik pintu."Ya, ampun, kamu, apa kabar?" Kupeluk dia dengan penuh haru. " Apa kabar kamu?"

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    34

    Dua hari, Roni kembali tak memberiku kabar, aku bingung terhadap sikapnya yang kemarin masih manis dan kini berubah lagi. Aku mulai tersadar bahwa mungkin tidak seharusnya diri ini berdekatan dengan pria kaya itu.Mungkin iya, aku harus menjaga jarak, mencari orang yang sepadan untuk kucintai dan kuharapkan menemani sisa hidup ini. Ya, begitu ... Aku mendesah pelan dan menatap tampilan diri di kaca, sedih karena Kemabli terkenang dengan Mas Arya yang dulu menguasai segenap jiwa dna perasaanku. Mengapa kami harus berpisah? Ah, Tuhan."Wajahku tidak demikian buruk, tapi kenapa takdirku tak henti-hentinya dihampiri kemalangan, kenapa ini?" Aku menggumam sambil mengusap pipi dan membenahi posisi rambutku."Haruskah aku menulis takdir sendiri, haruskah aku ...."Ketukan di pintu yang kemudian membuyarkan lamunan dan kesedihan ini.Kubuka pintu dengan perlahan."Mbak, apa kabar," ucap Irene dari balik pintu."Ya, ampun, kamu, apa kabar?" Kupeluk dia dengan penuh haru. " Apa kabar kamu?"

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    33

    __❤️❤️__Seminggu berikutnya, setelah pertemuan dengan nyonya kaya itu.Kupikir tadinya Bella dan Mama Mas Arya akan mencariku dan menyalahkanku atas ditahannya Mas Arya yang entah sudah bebas atau belum sekarang ini. Namun, ternyata tidak sama sekali, aku aman aman saja hingga detik ini. Mungkin, mereka khawatir dengan menggangguku, maka aib mereka pun akan muncul ke permukaan.Hari hari berganti menjadi sore, hingga senja, gelap menjelang dan beranjak larut, tadinya aku biasa biasa saja, tapi seiring berjalan waktu, diam dalam kesendirian tanpa teman atau kabar dari orang orang terdekat, membuatku merasa sepi dan seorang diri di dunia ini. Berjam-jam kuhabiskan pandangan malam dari balkon rumah, menatap cakrawala yang luas, lalu beralih ke lampu-lampu kota yang berkelipan semarak, terdengar suasana cafe di seberang jaran yang ramai dan penuh canda, kontras sekali dengan keadaanku yang memeluk sepi dan merana sendiri di apartemen ini.Kututup pintu, lalu duduk di kasur, mengedark

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    32

    seperti yang kuduga Bella pasti menyalahkanku atas Mas Arya yang kini ditahan di kantor polisi.Berkali-kali dia menelpon dan mengirimkan pesan dengan nada kemarahan dan ancaman bahwa karena aku Mas Arya mendapat masalah.[Karena pukulan pacarmu, Mas Arya harus babak belur dan kini ditahan, kalian sungguh tak berperasaan][Bukan urusanku][Kamu wanita brerdarah dingin yang pendendam, kamu pasti puas menyaksikan semua yang terjadi padanya][Iya, puas. Bahkan sangat puas, aku ingin dia mendekam di penjara selamanya, aku ingin hidupnya bagai di neraka sebagaimana dia sudah membuat hidupku amat sengsara ]Meski niatku sebenarnya tidak demikian, namun aku ingin membuat Bella semakin sakit hati. Aku ingin membuat dia menangis dan memohon untuk kebebasan suaminya.Ah, suami ...? seharusnya aku tidak perlu menyebut demikian, suami dari hasil merampas tidak pantas disebut pasangan, dia dan Mas Arya ada dua orang tersesat yang tidak tahu diri.Aku benci!Sesuai dengan jadwal interogasi yang s

  • NOMOR ASING DI PONSEL SUAMIKU    31

    Aku terbelalak kaget karena pria yang di luar mobil kami juga menatap dengan terpana, Roni yang mengetahui itu langsung saja semakin menjadi-jadi tingkahnya untuk berpura-pura."Sayang, jangan terlalu lelah bekerja," ucapnya dengan tayapan penuh cinta. Merangkul bahuku dan mendekatkan wajahnya."Roni sudahlah, aku khawatir akan terjadi keributan," ujarku sambil menepis rangkulannya."Aku menyayangimu," ucapnya yang tiba tiba mendaratkan ungkapan cinta di bibirku. Aku kaget, dan Mas Arya yang menatap kejadian itu langsung menganga, dia makin nampak cemburu dan tidak suka.Aku terkejut, lagi-lagi terkejut, jantungku seketika seakan berhenti berdetak, dan untuk menetralisir kegugupan itu, aku segera meraih gagang pintu mobil Roni dan keluar dari sana Roni pun ikut keluar dari mobilnya dan memanggilku."Daaah, Sayang, sore nanti kujemput, mmuah," ucapnya sambil mengerucutkan bibir tanda memberiku ciuman jauh."Ah, kau ini ...." Aku memberi isyarat agar dia berhenti dan jujur, aku jadi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status