Share

22. Kesepian

Zeta melirik jam sekali lagi dengan jengah. Ia memainkan ponselnya yang tergeletak di meja ruang utama dengan cara memutarnya berulang kali demi mengusir rasa jenuh. 

Tadi ia baru saja menghubungi Sena, sahabatnya serta memberikan kabar terkini mengenai dirinya. Sena awalnya marah karena terlalu mengkhawatirkan Zeta, namun Zeta berhasil meyakinkan kepada Sena kalau ia sedang baik-baik saja, maka Sena bisa tenang. Zeta pun tak memberitahu di mana ia berada sekarang kepada Sena, ia berbohong kalau ia sedang berada di rumah salah satu saudara jauhnya yang baik, yang mau memberikan tumpangan untuknya.

Lerry yang baru saja menyeduh teh hangat, menjulurkan cangkir tersebut kepada Zeta. "Silahkan diminum, Nona. Udara sedang dingin, teh herbal ini bisa menghangatkan tubuh Nona," ucapnya sembari menunduk sedikit.

Zeta tersenyum, jari lentiknya terselip ke pegangan cangkir. "Terima kasih, Bi. Ngomong-ngomong Tuan Jack kok belum pulang ya, Bi. Padahal sudah jam segini

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
May Munah
makin ke blkng makin banyak aja si koin anjirr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status