Share

Chapter 3

Author: Black Eagle
last update Last Updated: 2022-01-28 20:45:14

Untuk pertama kalinya seorang Martin Dailuna mungkin akan mengeluarkan emosinya pada pembantu yang di rumahnya. Emosi sudah memuncak karena dia baru saja diberi saus kacang dimana dia alergi dengan saus kacang.

Martin Dailuna menancap gas mobilnya

dengan penuh kekesalan, kenapa tidak? Andira, baru saja memberi pria malang itu makanan yang sama sekali tidak ingin dimakan oleh seorang Martin Dailuna.

"Berani sekali dia menaruh kacang

di makananku, dia pikir dia siapa! Awas saja jika aku sampai di rumah, dia akanntahu, siapa Martin Dailuna sebenaranya!" oceh Martin saat dia sedang mengendarai mobilnya menuju rumah. Bukan hanya itu, dia juga memukul-mukul stir mobilnya karena begitu kesalnya pada gadis yang baru kemarin ia kenal.

Martin langsung turun dari mobilnya saat sampai tepat di hadapan istana besar miliknya. Untung saja pintu rumahnya tidak terkunci membuat Martin tidak perlu mengetuk atau mengoceh di luar pintu. Oh ya, sebenarnya Martin sudah menemukan kunci rumahnya. 

Martin langsung membuka pintu rumahnya dengan cukup keras, dan berjalan dengan lincah sambil memanggil Andira dengan suara yang begitu keras.

"Andira!" panggil Martin yang berjalan dengan lincah menuju dapur, tapi dia tidak bisa menemukan Andira di sana, terus saja Martin memanggil nama Andira, "Andira! Dimana Kau?!" panggil Martin lagi. 

Namun Martin tidak menemukan siapapun di dalam rumahnya, bahkan dia sudah menghampiri kamar Andira, namun tetap saja, Andira tidak dapat ditemukan oleh Martin Dailuna.

"Sial, dimana gadis itu?" monolog Martin sesaat setelah dia mengitari seisi rumahnya.

Namun nihil, dia tidak menemukan Andira

dimana pun, hingga tiba-tiba saja, suara yang terdengar seperti lantunan musik dari alat musik yang bernama biola terdengar indah.

Tiba-tiba saja Martin terdiam dan mencari dimana asal suara itu, dia berjalan dengan pelan, dan lihat Martin Dailuna yang tadinya merasa sangat kesal dan penuh kemarahan tiba-tiba saja merasa tenang dan luluh hanya karena mendengar lantunan musik dari biola yang ternyata berasal dari taman belakang rumahnya.

Martin menemukan gadis yang dicarinya, gadis itu sedang asik bermain biola di taman belakang rumah. Dengan khusu gadis itu memainkan biolanya, dan mata pria bernama Martin itu, seakan tersulap oleh gadis yang menjepit biolanya pada leher indah miliknya dan dia  memainkan jemarinya pada biola berwarna cokelat miliknya.

Tanpa Andira sadari, seorang pria yang tadinya ingin mengamuk padanya tiba-tiba luluh hanya karena mendengar lantunan musik yang dimainkan Andira.

Martin terdiam, dan hanya takjub saat dia berdiri di pintu belakang rumahnya, dan melihat Andira dengan mata tertutup memainkan biola-nya, hingga Andira membuka matanya dan melihat majikannya sudah berdiri di hadapnnya dan menyaksikan dia memainkan biolanya.

Melihat itu Andira menelan ludah dan tentu saja terkejut sekaligus gugup majikannya itu akan memarahinya seperti biasa.

"Maaf Tuan, saya... saya hanya ingin--"

Tak sempat menlanjutkan bicaranya Martin langsung memotongnya.

"Ingin bermain biola?" ucap Martin dengan nada pelan dan lembut.

Andira mengangguk, "lya Tuan, saya pikir keluarga Dailuna akan berada di rumah saat jam lima sore, jadi untuk saat itu saya ingin bermain biola sebentar," jelas Andira, seperti biasa jika berbicara dengan Martin dia selalu menundukkan kepalanya.

Tangannya yang menggenggam biola mengeluarkan keringat dingin.

"Kenapa kau selalu menunduk jika berhadapan denganku?" tanya Martin, dia berjalan menuju sofa merah yang sudah disiapkan di taman itu,sofa merah di atas rumput hijau, dan halaman yang asri nan luas.

Martin menyilankan kakinya lalu berkata, "Kau hanya akan tetap berdiri di sana atau ingin menyiapkanku minuman dingin?" Martin dengan gaya bossy memerintah Andira.

"Saya akan segara membawakan minuman dingin Tuan," jawab Andira dan berjalan menuju dapur guna membuatkan majikannya itu minuman dingin.

Dan Martin, dia tersenyum tipis karena memiliki waktu berdua bersama Andira.

Sesuatu yang janggal bermain dipikiran Martin,dan ada yang berbunga dalam hatinya, melihat Andira memainkan biola, menatap mata gadis itu, dan menikmati suasana taman di siang itu adalah hal yang langka untuk Martin Dailuna.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Syah Mirah
...asyik......
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Yah bunga2 cinta bersemi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 322

    Ya dia tahu siapa yang membawa Andira, dan anehnya sesuatu menjadi lebih muda baginya, tak ada pengawal sementara Martin memegangi senjata api di tangannya walau dia terlihat terluka di kepala, dan beberapa darah yang mengalir di tangannya, ya sebelum Ibrahim berhasil dijatuhkan oleh Martin, Ibrahim berhasil menyerang Martin dengan irisan balok yang membuatnya terluka. Di sisi yang lain, Martin membuka satu-persatu pintu ruangan yang ada di labirin, sampai akhirnya dia tidak menemukan pintu apa pun, hanya dinding kasar di sekelilingnya, dan yang membuatnya merasa bingung adalah di mana semua orang? Martin tak menemukan siapa pun, tapi dia bisa melihat tanda ayang dia tahu bahwa yang melakukannya pasti Nigel, untuk menjebak Martin, walau Martin paham akan jebakan itu, dia tetap mengikuti pola petunjuk yang dia tidak tahu akan membawa dia ke mana, hanya saja tak ada pilihan lain. "Martin." Langkah kaki Martin terhenti, dia mendengar sesuatu, di belakang, di depan, di samping, lalu s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 321

    Rasa lemas menjalar di sekujur tubuh Martin, dia tidak menyangka bahwa Nigel akan sejauh ini, gadis yang selalu bersamanya yang Martin pikir Litzia telah menjadi gadis yang penting bagi Nigel ternyata saat mencoba membalas dendam dan ambisi gadis itu tidak lain hanyalah sekedar hiburan bagi Nigel. Mata Martin redup, dia kebingungan bagaimana harus merespon apalagi rasa panas dikarenakan cahaya lampu yang langsung mengarah kepadanya membuatnya merasa terganggu. Dia meremukkan rambut-rambut nya yang kusut, dan saat mencoba untuk fokus, dia menemukan sesuatu berada di tangan Litzia, gadis itu menggenggam sesuatu, Martin yang merasa apa yang digenggam Litzia penting langsung meraih tangan gadis itu dan membuka telapaknya, di sana terletak kertas yang mungkin berisikan informasi. Tulisan yang Martin tahu bukanlah milik Litzia melainkan milik Nigel, ya jelas kertas dengan tinta yang ditulis Martin dan berisikan, "Putramu dan Andira selanjutnya, oh ya astaga kau tidak akan menemukan putra

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Bibir Martin terbuka, dia merasa heran siapa yang mungkin yang telah membukakan pintu untuknya, dan kenapa pintu ini bisa terbuka sendiri. Sia menelan saliva berkali-kali tapi dia tidak bisa diam, ya dia tidak seharusnya seperti ini, dia mengepalkan tangan dengan kemarahan yang luar biasa, pada Nigel, Ibrahim dan sedikit rasa kecewa dan kebencian terhadap Andira, atau dia sedang berusaha untuk membenci gadis itu. Tapi sebelum semua itu harus diselesaikan olehnya, dia berusaha untuk menemukan putranya terlebih dahulu, di mana Raisi, dan kenapa semuanya terlihat kacau, kenapa Tidka ada penjaga dan pintu ruangannya sendiri, sel yang dia miliki sendiri yang seharusnya menjadi tempat dia tertahan kini terbuka. Tapi semua itu tidak penting, Martin dia mencoba untuk melangkah pergi, tetapi dia tidak dengan tangan kosong, di dalam saku-saku celananya dia menyimpan pecahan beling yang dia hancurkan sebelumnya dan akan menjadikannya sebagai pertahanan atau cara untuk melawan. Sayangnya dia

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Litzia mencoba menyelematkan siapa pun yang bisa dia selamatkan setelah dia berhasil membantu Raisi, yang entah apakah Raisi berhasil keluar dari labirin rumit yang telah dibangun oleh Nigel selama ini atau usaha mereka hanya akan menjadi boomerang. Dia memastikan bahwa Ibrahim mengetahui rencana Nigel untuk menghabisi mereka semua di tempat itu, sehingga mungkin dalam sesaat dia ingin menyelamatkan semuanya, termasuk Andira, tetapi sebelum itu, dia harus memastikan bahwa Martin tiada di tangannya. Di sisi yang lain Litzia, dia membuka pintu demi pintu, labirin yang begitu membingungkan, dia tidak bisa menemukan di mana kamar Martin, atau di mana sel Martin disembunyikan, langkah demi langkah dia berusaha untuk dapatkan hingga akhirnya dia menemukan satu ruangan yang tak terjaga, cukup jauh dan firasatnya berkata, mungkin itu adalah Martin. Langkahnya menuju sel itu cepat, dan menemukan seseorang yang bersandar tanpa semangat hidup duduk di lantai. Litzia hanya dapat melihat pria i

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 319

    Beberapa Saat Sebelumnya "Pergilah, kau tidak punya waktu, kau harus meninggalkan tempat ini atau Nigel akan menghabisi mu di hadapan ayahmu. Dia akan mempermainkan Malian berdua sebelum akhirnya mengakhiri semuanya." Dia mencoba membuka gelangan borgol di tangan Raisi sementara Raisi yang terlihat dengan wajah berantakan, darah di sisi wajahnya, dan rambut yang terlihat tak terawat itu memandang bingung. "Bagaimana kau mendapatkan kunci itu ... Astaga kau membahayakan dirimu sendiri Litzia." Raisi menghentakkan tangannya seolah menolak bantuan Litzia tapi gadis ini mencoba untuk tetap membantu Raisi. "Kau tidak tahu bahwa Nigel adalah monster dan dia akan menghabisi kalian, kau, Martin, Andira, semuanya, bahkan Ibrahim tangan kanannya sendiri akan mati di sini jika tidak pergi." "Andira?" Raisi menelan saliva, dia gemetar. "Ya." "Tidak." Raisi yang kedua tangannya sudah terbebas dari borgol itu menggelengkan kepala, "Aku tidak mau meninggalkan Andira. Bawa aku padanya dan akan

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 318

    Semua tampak jelas, Martin melihat segalanya dalam kesunyian yang tak terhentikan, dia merasa bahwa hidupnya akan selalu seperti ini, menderita. Dia mendapatkan apa yang dia inginkan, Andira, tapi dengan biaya sebesar apa? Dan kini, di mana gadis itu? Di mana putranya? Dan demi keinginan yang ia hasratkan semuanya berakhir kacau, dia terjebak di dalam neraka yang abadi. Nigel menghentakkan kepala Martin dan membiarkan dia tergelatak di dalam sana, kini adalah rencana selanjutnya tapi kapan dia akan melakukan rencana selanjutnya? Oh ya dia akan mempermainkan Martin lebih lama, lebih parah, San jauh lebih menyakitkan sebelum pada akhirnya mengakhiri hidup Martin Dailuna. Di sisi yang lain, Ibrahim tak sanggup menahan amarah dendam yang ingin segera mengakhiri hidup Martin, menghancurkan dinasti Dailuna selamanya. Tetapi semua itu berada di tangan Nigel yang memiliki lebih banyak anak buah. "Apa lagi yang kau tunggu?" Ibrahim bertanya, dia tak sanggup menahan diri untuk segera mengakh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status