Share

Chapter 9

Author: Black Eagle
last update Last Updated: 2022-03-07 12:50:34

Martin sudah melupakan uang miliknya yang hilang, toh dia sudah tahu siapa pencurinya. Anaknya sendiri, Nadira. Kini dia hanya ingin fokus pada Raisi dan juga Andira, kalau-kalau mereka saling menyukai kemudian saling mencintai itu akan menjadi masalah bagi Martin dan juga anak dan pembantu mudanya.

Rasa ingin dekat dengan Andira semakin memuncak, apalagi dia dengan bebasnya menyentuh dagu, pipi, hingga leher Andira. Pria setengah baya itu tak kunjung menghilangkan imajinasi gelapnya terhadap Andira.

Dia berada di dalam kamarnya, menunggu waktu membuatnya tertidur, namun tak kunjung karena kepalanya hanya ada Andira di dalamnya. Mata jernih milik Andira yang sangat disukai Martin untuk dipandangnya, kulit putih halus yang sangat ingin disentuh olehnya, hingga bibir merah yang ingin sekali dilumat oleh bibir milik Martin.

Dia merenung. 

Imajinasi kotor Martin terhadap Andira semakin bermain dalam kepalanya. Dalam benaknya dia memikirkan bagaimana caranya agar dapat betul-betul bisa memiliki putri surgawi seperti Andira. Bagaimana dia dengan puas dapat menyentuh gadis seperti Andira.

Pikirannya terus saja mengarah pada gadis muda itu, sampai dia menyadari bahwa sang istri masih belum pulang dari pestanya. Martin memandangi tempat Sarah yang biasa ditiduri oleh istrinya masih kosong dan Martin sama sekali tidak peduli dengan hal itu.

Tiba-tiba saja Martin merasakan tenggorokannya kering dan membutuhkan segelas air untuk tenggorokannya.

Dia yakin bahwa semua orang sudah tertidur, Andira dan juga anak-anaknya pasti sudah tertidur. Martin melepas selimutnya dan berdiri, dia berjalan keluar dari kamarnya, melangkah turun dari tangga yang terdapat di rumah mewahnya.

Dia berjalan menuju dapur, kakinya melangkah pelan, matanya sudah agak ngantuk, dan sesampai di dapur, matanya yang saat itu sedang tidak memakai kacamata, masih saja melihat sesosok gadis yang bercahaya, yang saat tadi bermain di kepalanya.

Martin menelan ludah melihat Andira sedang sibuk membersihkan piring yang sudah bertumpuk, namun Andira baru bisa membersihkannya karena tadi dia harus menemani Martin menggeledah kamarnya.

Tanpa disadari oleh Andira, Martin sudah sangat menikmati pemandangan dirinya. Dengan rambut yang diikat oleh penjepit rambut, yang memperlihatkan leher putih miliknya membuat Martin kehilangan rasa haus terhadap air, digantikan dengan rasa haus terhadap sentuhan oleh Andira.

Tidak lama setelah Andira menyelesaikan

pekerjaannya, dia berbalik dan betapa terkejutnya dia saat melihat Martin sudah berdiri tepat di bingkai pintu, dengan gaya yang melipat kedua tangannya, memandang Andira dengan tatapan datar, yang sekali lagi membuat Andira menelan ludahnya beberapa kali saat melihat pria dingin itu muncul di hadapannya.

"Tuan..., apa yang Tuan lakukan di sini?" tanya Andira saat menyadari keberadaan Martin di hadapannya.

Martin tidak menjawab, malahan dia melangkahkan kakinya, memajukan tubuhnya hingga membuat Andira memundurkan badannya. Kini di belakang Andira terdapat meja dapur, sehingga membuat Andira berhenti memundurkan tubuhnya, saat itu pula Martin menghentikan langkahnya.

Martin menatap Andira sedangkan Andira hanya menunduk dengan rasa takut dan gugupnya, nafasnya pun tak teratur. Andira takut Martin akan melakukan sesuatu hal padanya.

Saat tubuh Martin dan Andira sudah berjarak sangat dekat, tiba-tiba tangan Martin bergerak, dan mengambil air yang terdapat di meja dapur, lalu meminumnya. Itu membuat Andira sedikit lega. Namun setelah meminum airnya, Martin masih berada di depan Andira.

Martin menatap Andira, jari telunjuknya kemudian mengangkat dagu milik gadis yang sangat diinginkan oleh Martin.

Wajah Andira kini menatap mata Martin yang siap untuk menempelkan bibirnya di bibir milik Andira. Namun tidak, Martin malah membisikkan sesuatu di telinga Andira, begini bisiknya, "Kalau kau membutuhkan sesuatu, uang, harta, barang mewah, tidak perlu mencurinya, cukup katakan padaku, dan aku siap mencuri kamu ke atas ranjang ku," bisik Martin.

Bisikan itu membuat Andira membulatkan matanya, lalu kemudian mendorong Martin dengan sangat keras, matanya terlihat membara menatap Martin yang juga terkejut melihat aksi kasar Andira.

Plak!!!

Tamparan keras mendarat di pipi kiri Martin, pipi yang berkulit eksotis itu berubah agak merah, dan membuat Martin membulatkan matanya, pipi kirinya terlihat sangat marah atas aksi Andira padanya. Tangan kanannya menyentuh halus pipi kirinya. Dia betul-betul terkejut, gadis selembut Andira memiliki tangan yang cukup kuat untuk menghempas wajahnya.

Mata milik Andira dan Martin saling bertatap tajam dengan membawa kemarahan milik masing-masing. Rasa takut yang tadinya membalut tubuh Andira kini menjadi rasa jijik pada Martin Dailuna yang baru saja melecehkan dirinya.

Dia sudah tidak peduli jikalau nanti Martin memecat dirinya dan juga akan memecat ibunya nanti, yang dia inginkan saat ini adalah berada jauh dengan pria yang menjijikkan seperti Martin Dailuna.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 322

    Ya dia tahu siapa yang membawa Andira, dan anehnya sesuatu menjadi lebih muda baginya, tak ada pengawal sementara Martin memegangi senjata api di tangannya walau dia terlihat terluka di kepala, dan beberapa darah yang mengalir di tangannya, ya sebelum Ibrahim berhasil dijatuhkan oleh Martin, Ibrahim berhasil menyerang Martin dengan irisan balok yang membuatnya terluka. Di sisi yang lain, Martin membuka satu-persatu pintu ruangan yang ada di labirin, sampai akhirnya dia tidak menemukan pintu apa pun, hanya dinding kasar di sekelilingnya, dan yang membuatnya merasa bingung adalah di mana semua orang? Martin tak menemukan siapa pun, tapi dia bisa melihat tanda ayang dia tahu bahwa yang melakukannya pasti Nigel, untuk menjebak Martin, walau Martin paham akan jebakan itu, dia tetap mengikuti pola petunjuk yang dia tidak tahu akan membawa dia ke mana, hanya saja tak ada pilihan lain. "Martin." Langkah kaki Martin terhenti, dia mendengar sesuatu, di belakang, di depan, di samping, lalu s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 321

    Rasa lemas menjalar di sekujur tubuh Martin, dia tidak menyangka bahwa Nigel akan sejauh ini, gadis yang selalu bersamanya yang Martin pikir Litzia telah menjadi gadis yang penting bagi Nigel ternyata saat mencoba membalas dendam dan ambisi gadis itu tidak lain hanyalah sekedar hiburan bagi Nigel. Mata Martin redup, dia kebingungan bagaimana harus merespon apalagi rasa panas dikarenakan cahaya lampu yang langsung mengarah kepadanya membuatnya merasa terganggu. Dia meremukkan rambut-rambut nya yang kusut, dan saat mencoba untuk fokus, dia menemukan sesuatu berada di tangan Litzia, gadis itu menggenggam sesuatu, Martin yang merasa apa yang digenggam Litzia penting langsung meraih tangan gadis itu dan membuka telapaknya, di sana terletak kertas yang mungkin berisikan informasi. Tulisan yang Martin tahu bukanlah milik Litzia melainkan milik Nigel, ya jelas kertas dengan tinta yang ditulis Martin dan berisikan, "Putramu dan Andira selanjutnya, oh ya astaga kau tidak akan menemukan putra

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Bibir Martin terbuka, dia merasa heran siapa yang mungkin yang telah membukakan pintu untuknya, dan kenapa pintu ini bisa terbuka sendiri. Sia menelan saliva berkali-kali tapi dia tidak bisa diam, ya dia tidak seharusnya seperti ini, dia mengepalkan tangan dengan kemarahan yang luar biasa, pada Nigel, Ibrahim dan sedikit rasa kecewa dan kebencian terhadap Andira, atau dia sedang berusaha untuk membenci gadis itu. Tapi sebelum semua itu harus diselesaikan olehnya, dia berusaha untuk menemukan putranya terlebih dahulu, di mana Raisi, dan kenapa semuanya terlihat kacau, kenapa Tidka ada penjaga dan pintu ruangannya sendiri, sel yang dia miliki sendiri yang seharusnya menjadi tempat dia tertahan kini terbuka. Tapi semua itu tidak penting, Martin dia mencoba untuk melangkah pergi, tetapi dia tidak dengan tangan kosong, di dalam saku-saku celananya dia menyimpan pecahan beling yang dia hancurkan sebelumnya dan akan menjadikannya sebagai pertahanan atau cara untuk melawan. Sayangnya dia

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Litzia mencoba menyelematkan siapa pun yang bisa dia selamatkan setelah dia berhasil membantu Raisi, yang entah apakah Raisi berhasil keluar dari labirin rumit yang telah dibangun oleh Nigel selama ini atau usaha mereka hanya akan menjadi boomerang. Dia memastikan bahwa Ibrahim mengetahui rencana Nigel untuk menghabisi mereka semua di tempat itu, sehingga mungkin dalam sesaat dia ingin menyelamatkan semuanya, termasuk Andira, tetapi sebelum itu, dia harus memastikan bahwa Martin tiada di tangannya. Di sisi yang lain Litzia, dia membuka pintu demi pintu, labirin yang begitu membingungkan, dia tidak bisa menemukan di mana kamar Martin, atau di mana sel Martin disembunyikan, langkah demi langkah dia berusaha untuk dapatkan hingga akhirnya dia menemukan satu ruangan yang tak terjaga, cukup jauh dan firasatnya berkata, mungkin itu adalah Martin. Langkahnya menuju sel itu cepat, dan menemukan seseorang yang bersandar tanpa semangat hidup duduk di lantai. Litzia hanya dapat melihat pria i

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 319

    Beberapa Saat Sebelumnya "Pergilah, kau tidak punya waktu, kau harus meninggalkan tempat ini atau Nigel akan menghabisi mu di hadapan ayahmu. Dia akan mempermainkan Malian berdua sebelum akhirnya mengakhiri semuanya." Dia mencoba membuka gelangan borgol di tangan Raisi sementara Raisi yang terlihat dengan wajah berantakan, darah di sisi wajahnya, dan rambut yang terlihat tak terawat itu memandang bingung. "Bagaimana kau mendapatkan kunci itu ... Astaga kau membahayakan dirimu sendiri Litzia." Raisi menghentakkan tangannya seolah menolak bantuan Litzia tapi gadis ini mencoba untuk tetap membantu Raisi. "Kau tidak tahu bahwa Nigel adalah monster dan dia akan menghabisi kalian, kau, Martin, Andira, semuanya, bahkan Ibrahim tangan kanannya sendiri akan mati di sini jika tidak pergi." "Andira?" Raisi menelan saliva, dia gemetar. "Ya." "Tidak." Raisi yang kedua tangannya sudah terbebas dari borgol itu menggelengkan kepala, "Aku tidak mau meninggalkan Andira. Bawa aku padanya dan akan

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 318

    Semua tampak jelas, Martin melihat segalanya dalam kesunyian yang tak terhentikan, dia merasa bahwa hidupnya akan selalu seperti ini, menderita. Dia mendapatkan apa yang dia inginkan, Andira, tapi dengan biaya sebesar apa? Dan kini, di mana gadis itu? Di mana putranya? Dan demi keinginan yang ia hasratkan semuanya berakhir kacau, dia terjebak di dalam neraka yang abadi. Nigel menghentakkan kepala Martin dan membiarkan dia tergelatak di dalam sana, kini adalah rencana selanjutnya tapi kapan dia akan melakukan rencana selanjutnya? Oh ya dia akan mempermainkan Martin lebih lama, lebih parah, San jauh lebih menyakitkan sebelum pada akhirnya mengakhiri hidup Martin Dailuna. Di sisi yang lain, Ibrahim tak sanggup menahan amarah dendam yang ingin segera mengakhiri hidup Martin, menghancurkan dinasti Dailuna selamanya. Tetapi semua itu berada di tangan Nigel yang memiliki lebih banyak anak buah. "Apa lagi yang kau tunggu?" Ibrahim bertanya, dia tak sanggup menahan diri untuk segera mengakh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status