Share

Chapter 8

Author: Black Eagle
last update Last Updated: 2022-02-15 13:24:53

Martin memasuki kamar Andira, matanya mengitari ruangan kecil namun bersih dan rapi. Dia melihat biola milik Andira tersimpan rapih di atas meja, di sebalah biola itu terdapat buku bersampulkan coklat yang membuat Martin penasaran apa isi buku itu. Bisa jadi catatan Andira, atau resep makanan yang membuat makanannya sangat nikmat.

Andira sendiri berdiri di samping tempat tidurnya, terpaku di sana sambil memandang Martin menggeledah kamarnya. Martin berjalan menuju meja yang di atasnya terdapat biola dan buku bersampulkan coklat.

"Darimana kau mendapatkan uang untuk satu biola, aku pikir biola cukup mahal untuk anak pembantu sepertimu?" tanya Martin. Ucapan yang mampu membuat Andira seketika menelan ludah, sepertinya Martin sedang meremehkan dirinya karena statusnya sebagai anak pembantu di rumah kaya milik Dailuna. "Itu milik ayahku, dia seorang pemusik, sampai dia meninggal dia berikan itu padaku," jawab Andira, untuk pertama kalinya dia berani memandang ke arah mata Martin.

Martin yang menyadari tatapan Andira menaikkan kedua alisnya dan terlihat senyum miring di bibir tipisnya. Dia juga terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya.

Martin melangkahkan kakinya, dan berdiri tepat di hadapan gadis berkulit putih susu itu.

Matanya yang dibingkai kacamata memandang mata milik Andira yang sedang memandang ke bawah. Andira terlihat memainkan kedua telapak tangannya yang sudah berkeringat dingin.

Martin merasakan kegugupan Andira, namun dia malah semakin mendekatkan tubuhnya di hadapan gadis muda itu. Tangan kekar Martin mulai terangkat, dan jemarinya mengangkat pelan dagu Andira, dia kini dapat merasakan langsung tatapan milik Andira yang langsung menatap matanya namun dengan mata ketakutan dan berkaca.

"Katakan, apa kau yang mencuri uang di brangkasku?" tanya Martin, nada bicaranya

tenang, namun tatapannya masih saja mengintimidasi.

"Bukan," jawab Andira sambil menggelengkan kepalanya.

Mendengar itu, Martin mulai kehilangan kesabarannya, jari telunjuk yang tadinya berada

di dagu Andira kini perlahan melangkah turun ke leher Andira, jemarinya itu bermain di leher

Andira.

Gadis berusia 21 tahun itu kini tak mampu mengatur nafasnya dengan baik. Sedang

Martin mulai membentuk tangannya seperti sabit melingkari leher Andira, sesekali Andira menelan ludah, dan sekarang rasa takutnya semakin memuncak, dia menutup matanya, dan mengeluarkan air mata. Melihat Martin yang kini seperti akan mencekik Andira jika ia tak mengaku.

"Sekarang katakan, apakah kau melihat orang lain berada di ruangan ku siang tadi?" tanya Martin, tangannya masih berada di leher Andira.

Mendengar itu Andira lalu mengingat Nadira yang mengusir dirinya saat dia membersihkan

ruang kerja Martin.

Andira mengangguk, dan membuat Martin tersenyum, lalu bertanya, "Siapa?" tanya Martin.

"Nadira," jawab Andira.

Mendengar itu Martin lalu melepaskan tangannya dari leher Andira, seketika Andira kemudian mempercepat nafasnya dan merasa lega terlepas dari cengkaraman tangan Martin. "Kau serius?" tanya Martin lagi, namun hanya dijawab dengan anggukan oleh Andira.

Martin menatap Andira dengan tatapan tulus dan kasihan, dia kemudian menepuk lembut pipi Andira, dan pergi dari sana.

Andira yang sedari tadi merasa terancam langsung saja menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, air matanya kiang mengalir, dia sangat ketakutan melihat cara Martin membuatnya untuk berbicara, dia sekarang memikirkan ibunya di rumah sakit yang dijaga oleh adiknya yang masih berstatus pelajar.

Dia menggantikan ibunya karena sedang sakit dan adiknya yang harus ia biayayi. Tatapan tajam Martin Dailuna masih terbayang di benak Andira, yang tadinya hanya ucapan kasar, kini hampir berubah menjadi tindakan yang agak kasar, dia berfikir betapa tersiksanya ibunya saat bekerja di sini.

Para majikan yang sangat keras dan tak peduli terhadap perasaan pembantunya. Namun hatinya kini mengarah pada Raisi yang memiliki sikap lembut, tampan dan baik hati.

Berbeda dengan ayahnya yang memiliki sikap dingin, agak kasar dan tidak tahu caranya menghargai.

Mengingat Raisi hati Andira berubah menjadi lebih tenang.

Dan Martin, dia berjalan dengan langkah pelan sambil mengingat Nadira yang pernah meminta uang untuk membeli ponsel baru.

Dia tentu saja tidak akan menghukum Nadira dengan cara kasar dia hanya akan melihat apakah Nadira betul-betul membeli ponsel baru sehingga dia akan yakin bahwa memang putrinya sendirilah yang mengambil uangnya.

Dan kode kombinasinya pun adalah tanggal lahir Nadira jadi akan sangat mudah untuknya mengambil uang di dalam brangkas milik Martin.

Saat Martin akan menuju ruangan kerjanya, dia melihat Raisi berjalan yang mengarah ke kamar

Andira.

Melihat itu Martin berhenti dan juga menghentikan Raisi.

"Raisi!" panggil Martin, mendengar itu Raisi pun berhenti dan Martin pun menghampirinya.

"Kau mau kemana?" tanya Martin saat berdiri tepat di hadapan putra sulungnya.

"Tidak kemana-mana," jawab Raisi yang juga mulai berani memandang mata ayahnya.

"Aku tahu, kau akan ke kamar pembantu muda itu kan?" teka Martin, dia terlihat memiringkan kepalanya, menunggu jawaban dari Raisi.

"Pa, aku bukan anak-anak lagi yang harus memberitahu kemana aku akan pergi," ucap Raisi. Mendengar itu membuat Martin kemudian agak memonyongkan bibir tipisnya.

"Baiklah pergilah kemanapun yang kau inginkan, tapi jangan harap kau bisa jatuh cinta pada gadis yang berstatus pembantu," ucap Martin dengan tatapan sini pada sang putra.

Dia memandang berani mata Raisi seakan mengisyaratkan kalau-kalau Raisi jatuh cinta pada Andira, Martin lah yang paling pertama menentangnya.

Bukan karena Martin tidak merestuinya karena Andira adalah anak seorang pembantu, tapi karena dia yang selalu mendapatkan apa yang dia inginkannya, termasuk rasa inginnya pada Andira.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
padang kidul
kebanyakan terkunci..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 322

    Ya dia tahu siapa yang membawa Andira, dan anehnya sesuatu menjadi lebih muda baginya, tak ada pengawal sementara Martin memegangi senjata api di tangannya walau dia terlihat terluka di kepala, dan beberapa darah yang mengalir di tangannya, ya sebelum Ibrahim berhasil dijatuhkan oleh Martin, Ibrahim berhasil menyerang Martin dengan irisan balok yang membuatnya terluka. Di sisi yang lain, Martin membuka satu-persatu pintu ruangan yang ada di labirin, sampai akhirnya dia tidak menemukan pintu apa pun, hanya dinding kasar di sekelilingnya, dan yang membuatnya merasa bingung adalah di mana semua orang? Martin tak menemukan siapa pun, tapi dia bisa melihat tanda ayang dia tahu bahwa yang melakukannya pasti Nigel, untuk menjebak Martin, walau Martin paham akan jebakan itu, dia tetap mengikuti pola petunjuk yang dia tidak tahu akan membawa dia ke mana, hanya saja tak ada pilihan lain. "Martin." Langkah kaki Martin terhenti, dia mendengar sesuatu, di belakang, di depan, di samping, lalu s

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 321

    Rasa lemas menjalar di sekujur tubuh Martin, dia tidak menyangka bahwa Nigel akan sejauh ini, gadis yang selalu bersamanya yang Martin pikir Litzia telah menjadi gadis yang penting bagi Nigel ternyata saat mencoba membalas dendam dan ambisi gadis itu tidak lain hanyalah sekedar hiburan bagi Nigel. Mata Martin redup, dia kebingungan bagaimana harus merespon apalagi rasa panas dikarenakan cahaya lampu yang langsung mengarah kepadanya membuatnya merasa terganggu. Dia meremukkan rambut-rambut nya yang kusut, dan saat mencoba untuk fokus, dia menemukan sesuatu berada di tangan Litzia, gadis itu menggenggam sesuatu, Martin yang merasa apa yang digenggam Litzia penting langsung meraih tangan gadis itu dan membuka telapaknya, di sana terletak kertas yang mungkin berisikan informasi. Tulisan yang Martin tahu bukanlah milik Litzia melainkan milik Nigel, ya jelas kertas dengan tinta yang ditulis Martin dan berisikan, "Putramu dan Andira selanjutnya, oh ya astaga kau tidak akan menemukan putra

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Bibir Martin terbuka, dia merasa heran siapa yang mungkin yang telah membukakan pintu untuknya, dan kenapa pintu ini bisa terbuka sendiri. Sia menelan saliva berkali-kali tapi dia tidak bisa diam, ya dia tidak seharusnya seperti ini, dia mengepalkan tangan dengan kemarahan yang luar biasa, pada Nigel, Ibrahim dan sedikit rasa kecewa dan kebencian terhadap Andira, atau dia sedang berusaha untuk membenci gadis itu. Tapi sebelum semua itu harus diselesaikan olehnya, dia berusaha untuk menemukan putranya terlebih dahulu, di mana Raisi, dan kenapa semuanya terlihat kacau, kenapa Tidka ada penjaga dan pintu ruangannya sendiri, sel yang dia miliki sendiri yang seharusnya menjadi tempat dia tertahan kini terbuka. Tapi semua itu tidak penting, Martin dia mencoba untuk melangkah pergi, tetapi dia tidak dengan tangan kosong, di dalam saku-saku celananya dia menyimpan pecahan beling yang dia hancurkan sebelumnya dan akan menjadikannya sebagai pertahanan atau cara untuk melawan. Sayangnya dia

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 320

    Litzia mencoba menyelematkan siapa pun yang bisa dia selamatkan setelah dia berhasil membantu Raisi, yang entah apakah Raisi berhasil keluar dari labirin rumit yang telah dibangun oleh Nigel selama ini atau usaha mereka hanya akan menjadi boomerang. Dia memastikan bahwa Ibrahim mengetahui rencana Nigel untuk menghabisi mereka semua di tempat itu, sehingga mungkin dalam sesaat dia ingin menyelamatkan semuanya, termasuk Andira, tetapi sebelum itu, dia harus memastikan bahwa Martin tiada di tangannya. Di sisi yang lain Litzia, dia membuka pintu demi pintu, labirin yang begitu membingungkan, dia tidak bisa menemukan di mana kamar Martin, atau di mana sel Martin disembunyikan, langkah demi langkah dia berusaha untuk dapatkan hingga akhirnya dia menemukan satu ruangan yang tak terjaga, cukup jauh dan firasatnya berkata, mungkin itu adalah Martin. Langkahnya menuju sel itu cepat, dan menemukan seseorang yang bersandar tanpa semangat hidup duduk di lantai. Litzia hanya dapat melihat pria i

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 319

    Beberapa Saat Sebelumnya "Pergilah, kau tidak punya waktu, kau harus meninggalkan tempat ini atau Nigel akan menghabisi mu di hadapan ayahmu. Dia akan mempermainkan Malian berdua sebelum akhirnya mengakhiri semuanya." Dia mencoba membuka gelangan borgol di tangan Raisi sementara Raisi yang terlihat dengan wajah berantakan, darah di sisi wajahnya, dan rambut yang terlihat tak terawat itu memandang bingung. "Bagaimana kau mendapatkan kunci itu ... Astaga kau membahayakan dirimu sendiri Litzia." Raisi menghentakkan tangannya seolah menolak bantuan Litzia tapi gadis ini mencoba untuk tetap membantu Raisi. "Kau tidak tahu bahwa Nigel adalah monster dan dia akan menghabisi kalian, kau, Martin, Andira, semuanya, bahkan Ibrahim tangan kanannya sendiri akan mati di sini jika tidak pergi." "Andira?" Raisi menelan saliva, dia gemetar. "Ya." "Tidak." Raisi yang kedua tangannya sudah terbebas dari borgol itu menggelengkan kepala, "Aku tidak mau meninggalkan Andira. Bawa aku padanya dan akan

  • Nafsu Gelap Sang Majikan   Chapter 318

    Semua tampak jelas, Martin melihat segalanya dalam kesunyian yang tak terhentikan, dia merasa bahwa hidupnya akan selalu seperti ini, menderita. Dia mendapatkan apa yang dia inginkan, Andira, tapi dengan biaya sebesar apa? Dan kini, di mana gadis itu? Di mana putranya? Dan demi keinginan yang ia hasratkan semuanya berakhir kacau, dia terjebak di dalam neraka yang abadi. Nigel menghentakkan kepala Martin dan membiarkan dia tergelatak di dalam sana, kini adalah rencana selanjutnya tapi kapan dia akan melakukan rencana selanjutnya? Oh ya dia akan mempermainkan Martin lebih lama, lebih parah, San jauh lebih menyakitkan sebelum pada akhirnya mengakhiri hidup Martin Dailuna. Di sisi yang lain, Ibrahim tak sanggup menahan amarah dendam yang ingin segera mengakhiri hidup Martin, menghancurkan dinasti Dailuna selamanya. Tetapi semua itu berada di tangan Nigel yang memiliki lebih banyak anak buah. "Apa lagi yang kau tunggu?" Ibrahim bertanya, dia tak sanggup menahan diri untuk segera mengakh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status