Share

Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan
Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan
Author: Ursula

Bab 1

Author: Ursula
"Zoey, bantu aku buatkan janji untuk operasi cangkok kulit wajah total di Negara Herado dengan Dokter Jayden," kata Ashley datar.

Mendengar permintaan itu, sahabatnya, Zoey, langsung merasa ada yang tidak beres.

"Ashley, operasi cangkok kulit wajah total itu sangat menyakitkan dan risikonya tinggi, bisa menyebabkan infeksi serius. Noah begitu mencintaimu, apa dia tega membiarkan kamu ambil risiko sebesar itu?"

"Aku dan dia akan segera bercerai. Aku nggak bisa jelaskan lewat telepon. Nanti setelah aku sampai di Negara Herado, aku akan ceritakan semuanya."

Setelah menutup telepon, Ashley menunduk memandangi layar ponselnya yang sedang memutar ulang sebuah video.

Dalam video itu, Noah tampak tergesa-gesa menindih Yessy. Tubuhnya bergerak liar di atas wanita itu.

Kaki jenjang Yessy melingkari pinggang Noah, wajahnya memerah dan penuh gairah. Dengan suara menggoda, dia berbisik, "Tuan, menghadapi wajah istrimu yang penuh bekas luka itu ... memangnya kamu bisa ereksi?"

"Jangan sebut dia, merusak suasana saja," jawab Noah sambil terengah dan memukul tubuh Yessy. "Jangan gerak-gerak, dasar perempuan nakal, kamu mau peras habis aku, ya?"

Yessy berpura-pura marah sambil tersenyum manja. "Ih, jahat ...."

Ashley dan Noah tumbuh bersama sejak kecil, seperti pasangan yang ditakdirkan bersama. Menjelang pernikahan mereka, saat hendak memotret foto prewedding, mereka mengalami kecelakaan.

Demi menyelamatkan Noah, Ashley tertabrak mobil. Tubuhnya terpental jauh, tulangnya patah di berbagai tempat, dan wajahnya hancur parah karena terseret di aspal.

Namun, Noah tetap menikahinya seolah tak peduli pada wajahnya yang rusak. Setelah menikah, dia pun masih memperlakukan Ashley dengan penuh kasih sayang dan perlindungan.

Semua orang berkata bahwa Noah mencintai Ashley setengah mati. Cintanya bahkan melampaui penampilan fisik dan hal-hal duniawi. Ashley sendiri pernah begitu yakin akan hal itu.

Namun setengah bulan yang lalu, dia mulai merasa ada yang tidak beres. Diam-diam, dia menyewa seorang detektif pribadi untuk menyelidikinya.

Sampai akhirnya, video ini dikirimkan oleh detektif itu. Baru saat itulah Ashley sadar bahwa Noah sudah sejak lama berselingkuh dengan pembantu mereka sendiri.

Ponsel terus memutar video itu tanpa henti hingga akhirnya mati kehabisan baterai. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, pintu rumah tiba-tiba terbuka.

Noah berlari masuk dengan langkah tergesa-gesa dan langsung memeluk Ashley dengan erat. "Ashley! Kamu bikin aku hampir mati ketakutan. Kenapa nggak angkat teleponku?"

Aroma manis yang khas setelah bercinta masih melekat di tubuhnya. Ashley langsung merasa mual dan mendorong Noah menjauh tanpa ragu.

"Ponselnya habis baterai," jawabnya datar.

Tak lama kemudian, Yessy menyusul masuk dengan langkah pelan. Tatapannya langsung tertuju pada wajah Ashley yang penuh bekas luka, lalu dia berkata dengan sinis, "Tuan, aku tadi sudah bilang, Nyonya nggak pernah keluar rumah, bagaimana mungkin dia kenapa-kenapa?"

Tatapan Noah langsung menusuk ke arahnya. "Diam! Kamu itu pembantu, tapi nggak siaga sama sekali di sisi Nyonya. Bahkan ponselnya mati pun kamu nggak tahu?"

Yessy menarik kerah bajunya sedikit ke bawah, memperlihatkan bekas ciuman di pundaknya, lalu berkata dengan nada manja dan sedikit tersinggung, "Tadi pacarku datang menjenguk, aku sudah bilang ke Nyonya, kok."

Di bulan ketiganya bekerja sebagai pembantu, Yessy tiba-tiba mengatakan pada Ashley bahwa dia sedang berpacaran. Ashley bahkan benar-benar mengucapkan selamat dengan tulus dan berjanji akan memberi hadiah besar saat Yessy menikah nanti.

Sekarang kalau diingat, Ashley merasa dirinya sangat bodoh.

Yessy jelas-jelas sudah merebut suaminya dan waktu itu datang hanya untuk menyombongkan diri.

Noah berniat menegurnya, "Waktu rekrut kamu, dari awal aku sudah bilang, apa pun yang terjadi, kamu harus utamakan Nyonya ...."

Namun, Ashley tidak mau lagi mendengar sandiwara mereka. Dia memotong dengan suara datar, "Pecat saja dia."

Begitu kalimat itu dilontarkan, keduanya langsung menatapnya dengan terkejut.

Yessy langsung menunjukkan wajah memelas, "Nyonya, tolong jangan pecat aku. Ibuku masih butuh biaya pengobatan. Kalau aku ada kesalahan, tolong beri tahu aku, aku akan memperbaikinya."

Ashley menatapnya tenang, lalu berkata dengan dingin, "Semua sudah kamu lakukan dengan sangat baik. Tapi justru karena terlalu sempurna ... aku jadi nggak suka."

Bahkan suaminya pun ikut "dirawat" olehnya, ini jelas sudah keterlaluan.

Yessy kembali menatap Noah dengan mata berkaca-kaca. Namun, Noah malah memeluk Ashley lebih erat dan berkata, "Ashley, selama ini Sissy sudah bekerja dengan sangat baik. Dia baru sekali ini melakukan kesalahan. Maafkan saja dia, ya?"

Suara Ashley menyiratkan ejekan halus. "Sissy?"

Wajah Noah sempat menegang, tetapi segera dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Kamu juga biasa panggil dia Sissy setiap hari, aku jadi ikut-ikutan."

Setelah itu, dia memasang ekspresi serius dan menatap Yessy dengan tegas. "Yessy, kalau kamu berani ulangi lagi, meskipun Ashley memaafkanmu, aku sendiri yang akan memecatmu."

Yessy membungkuk sambil mengangguk cepat, lalu mundur keluar setelah Noah menyuruhnya pergi.

Noah kemudian mengeluarkan sebuah kotak perhiasan kecil yang tampak mewah dari saku jasnya. Dia membukanya dan menyodorkannya ke hadapan Ashley. "Ashley, ini kalung yang aku pesan khusus dari butik perhiasan."

Namun kali ini, tidak ada lagi binar kebahagiaan di mata Ashley saat menerima hadiah darinya. Dia hanya menatap kalung berlian mahal itu dengan pandangan datar.

"Aku pernah dengar, laki-laki hanya akan terus-menerus memberi hadiah pada perempuan kalau dia merasa bersalah karena sudah berbuat salah."

"Selama tiga bulan terakhir, kamu sudah sering memberiku hadiah." Mata Ashley menatapnya dengan lurus, "Kamu ada salah sama aku?"

Noah hanya tersenyum tenang, sorot matanya seperti biasa saat berkata, "Kenapa kamu bisa mikir begitu? Kamu itu istriku. Setiap kali aku lihat perhiasan indah, yang langsung terlintas di pikiranku pasti kamu."

Malam itu setelah makan malam, Noah bahkan mengoleskan salep penyembuh luka di wajah Ashley yang penuh bekas luka dengan tangan sendiri. Setelahnya, dia mencium lembut kening Ashley.

Ashley jadi bingung, yang mana Noah yang sebenarnya? Yang tulus dan lembut seperti ini? Atau yang berselingkuh di belakangnya, lalu kembali bersikap manis seolah tidak terjadi apa pun?

Lantaran tidak ingin lagi melihat kepalsuan di hadapannya, Ashley pun membalikkan badan dan berpura-pura tidur.

Namun, baru saja Ashley "tertidur", Noah sudah mendorong pintu dan berjalan keluar kamar.

Tak lama kemudian, dari ruang tamu terdengar suara desahan penuh gairah milik Yessy.

Ashley membuka matanya, lalu mengintip melalui celah kecil di pintu.

Yessy mengenakan kostum pembantu yang sangat terbuka dan menggoda. Dia duduk mengangkang di pangkuan Noah dan suaranya semakin lantang.

Noah buru-buru menutup mulutnya dengan tangan dan berbisik, "Jangan berisik. Nanti Ashley bangun ...."

Namun, Yessy hanya terkekeh dengan napas memburu. "Aku tadi sudah taruh obat tidur di susunya, bahkan kalau ada petir pun dia nggak bakal bangun."

Jarinya menggambar lingkaran di dada Noah. "Lagian, bukankah Tuan memang suka yang liar?"

Ekspresi Noah tetap dingin, tetapi ucapannya sangat menusuk, "Seliar apa pun kamu, jangan sampai kelewatan di depan Nyonya. Kamu itu cuma alat pelampiasanku. Ingat baik-baik posisi kamu."

Yessy tampak seolah terluka, tetapi tetap mengangguk sambil mendekat untuk menggigit lembut jakun Noah. Noah akhirnya tidak lagi menahan diri dan langsung membalikkan tubuhnya, lalu membenamkan Yessy di bawah tubuhnya.

Ashley kini tahu alasan kenapa belakangan ini tidurnya selalu begitu nyenyak dan setiap bangun pagi, tubuhnya terasa lemas dan tak bertenaga.

Ternyata, semua itu karena Yessy telah menaruh obat tidur dalam susunya. Noah juga mengetahuinya, bahkan menyetujuinya, hanya demi bisa berselingkuh dengan bebas di belakangnya.

Air mata mengalir tanpa suara di sudut mata Ashley.

'Noah, kamulah yang lebih dulu mengkhianati aku. Kalau begitu, aku pun tidak akan memilih bertahan. Aku juga tidak menginginkanmu lagi.'
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 23

    Namun, benarkah Noah akan membiarkannya pergi begitu saja?Sejak percakapan antara Ashley dan Julie hari itu, sikap Julie benar-benar berubah. Dia tak pernah lagi berkata tajam, bahkan nadanya kini terdengar agak ramah.Noah juga pulih dengan sangat baik. Setengah bulan kemudian, dia sudah bisa berjalan sendiri.Ashley hanya sering menjenguk di awal-awal. Setelahnya, dia baru datang dua atau tiga hari sekali.Sebulan berlalu dengan cepat. Noah pun sudah nyaris sembuh total. Ashley memesan tiket pesawat ke Negara Herado untuk keesokan harinya.Malam itu, Noah datang ke rumah Ashley dan membawa banyak makanan. Di wajahnya tersungging senyuman pahit."Ashley, aku datang untuk mengantar kepergianmu." Mulutnya memang mengatakan itu, tetapi sebenarnya dia lebih ingin menggunakan makan malam ini untuk menahan Ashley agar tidak pergi.Sebulan terakhir, dia telah mencoba berbagai cara untuk memenangkan kembali hati Ashley, tetapi gagal. Ini adalah harapan terakhirnya.Ashley tahu maksud Noah, t

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 22

    Menghadapi pengakuan cinta yang datang begitu tiba-tiba, Ashley langsung terpaku, tidak tahu harus merespons seperti apa."Aku ... kamu ....""Nggak perlu dijawab sekarang," kata Jayden tenang. "Aku juga nggak berniat memaksamu. Aku hanya merasa ... hal seperti menyatakan perasaan sebaiknya dilakukan langsung oleh orangnya sendiri.""Kalau sebulan dari sekarang kamu kembali, tolong beri aku jawabanmu ya?""O ... oke.""Mm. Sampai saat itu, kita tetap seperti teman biasa saja."Setelah menutup telepon, Ashley bangkit dan pergi mencuci muka. Tak lama kemudian, terdengar suara Julie dari luar kamar.Begitu tiba, dia langsung memperhatikan putranya penuh kekhawatiran. Ketika tahu bahwa Noah tidak bisa tidur semalaman karena menahan sakit, dia langsung naik pitam dan hendak mencari dokter dan perawat untuk dimarahi.Akhirnya, Noah yang menghentikannya. Begitu melihat Ashley keluar dari ruang istirahat, ekspresi Julie langsung berubah masam dan nada suaranya tajam."Noah kesakitan sampai sem

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 21

    "Kenapa nggak mungkin? Kakakku belum nikah, kamu juga belum nikah. Bukankah kalian pasangan yang cocok? Kalau kamu jadi kakak iparku, kita nggak akan punya masalah antara ipar. Malah aku bisa sekalian bantu kamu hadapin ibuku. Ini benar-benar untung besar!" Zoey semakin semangat, seolah-olah ingin mereka langsung menikah di tempat.Ashley hanya bisa menghela napas. "Zoey, jangan bercanda. Mana mungkin kakakmu suka sama aku?"Jayden memang tidak punya pacar, tetapi dengan kualitasnya, dia bisa memilih siapa saja yang dia mau. Mana mungkin dia tertarik pada wanita yang pernah menikah dan pernah mengalami kerusakan wajah seperti dirinya?Namun, kata-kata Zoey selanjutnya justru membuat Ashley terkejut luar biasa. "Kenapa nggak mungkin? Kakakku memang suka sama kamu!""Apa?" Ashley menggeleng tak percaya. Apa dia sedang berhalusinasi?Karena sudah terlanjur, Zoey akhirnya mengungkapkan semuanya, "Serius, aku lihat dia diam-diam simpan fotomu di ponselnya.""Sebelum kamu naik pesawat waktu

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 20

    Suara Ashley tetap tenang saat melanjutkan, "Dulu aku pernah menyelamatkan nyawamu. Sekarang kamu juga sudah menyelamatkanku. Noah, kita sudah impas."Noah menggeleng. "Nggak, utangku padamu nggak akan pernah lunas. Kumohon, izinkan aku tetap di sisimu untuk menebus kesalahan.""Aku nggak butuh kamu menebus apa pun. Saat ini aku baik-baik saja. Wajahku sudah pulih dan setiap hari yang kujalani dengan bahagia bersama temanku di Negara Herado. Kalau kamu memaksakan dirimu tetap di sisiku, itu hanya akan menyakitiku."Bibir Noah bergetar. Dia tahu, melepaskan saat ini mungkin adalah pilihan terbaik bagi mereka berdua.Namun, saat membayangkan bahwa mulai sekarang Ashley tak lagi menjadi miliknya, bahwa dia tidak bisa lagi menyentuh atau memeluknya, dadanya terasa seperti dihujam ribuan pisau.Akhirnya, dia berkata dengan suara lemah, "Beri aku sebulan saja. Aku hanya memintamu tinggal di sisiku selama sebulan. Setelah itu, kalau kamu tetap ingin pergi, aku sendiri yang akan mengantarmu."

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 19

    "Ashley, bisa tolong datang ke rumah sakit sebentar? Noah sudah sadar, dia ingin bertemu denganmu.""Baiklah, aku akan segera ke sana."Ashley langsung naik mobil dan buru-buru kembali. Saat tiba di rumah sakit, malam sudah larut.Begitu melihat Ashley, Julie langsung memasang wajah masam dan berkata, "Sudah jam berapa sekarang? Dasar nggak tahu balas budi! Kamu sengaja datang terlambat untuk pasang harga ya?"Ashley yang sejak tadi menahan emosi sepanjang perjalanan akhirnya tak mau lagi bersikap sopan. "Bu Julie, aku nggak berutang apa pun kepada kalian. Jadi, kalau kamu masih nggak bisa bersikap sopan, aku rasa nggak ada gunanya aku tetap di sini."Julie membalas dengan nada tinggi, "Kenapa kamu bilang nggak berutang? Noah jadi seperti ini karena menyelamatkanmu!"Ashley menoleh ke arahnya. "Kalau begitu, apa kamu tahu siapa yang ingin menabrakku?"Julie menyahut dengan murka, "Siapa pun dia, karena dia berani melukai anakku, aku nggak akan pernah melepaskannya!""Yang menabrakku ad

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 18

    Ashley mengangkat tangan dan menepis pergelangan tangan Julie dengan tegas, melemparkannya ke samping."Dulu aku menghormatimu sebagai orang yang lebih tua, makanya aku bersabar dan menahan diri. Tapi sekarang kita sudah nggak ada hubungan lagi, jadi berhenti bersikap seolah-olah kamu masih mertuaku."Wajah Julie sampai memucat karena marah. "Ashley, kamu benar-benar perempuan nggak tahu diri! Anakku sekarang antara hidup dan mati karena menyelamatkanmu, tapi kamu malah buru-buru ingin cuci tangan dari semua ini. Kamu masih punya hati atau nggak?""Dia menyelamatkanku karena keinginannya sendiri. Bisa hidup atau nggak, itu tergantung nasibnya sendiri." Ashley menatap Julie lekat-lekat. "Aku rasa kalimat ini nggak asing buatmu, 'kan?"Dulu saat Ashley terluka parah dan terbaring di ruang ICU demi menyelamatkan Noah, Julie yang mengatakan kalimat itu tepat di depan anaknya sendiri.Tubuh Julie sampai bergetar karena marah. "Benar, memang aku yang bilang. Tapi, bukankah Noah tulus mencint

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status