Share

tak mengerti ,

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-25 05:53:30

lelaki itu panik, dia buru-buru meraih ponsel itu dan mematikannya, tapi karena benda itu sempat tergelincir sampai ke hadapanku jadi aku sempat melihat ada kontak yang diberi nama ratuku.

"Siapa My Queen!"

"Ibuku!" Lelaki itu menjawab dengan cepat.

"Oh ya?"

"Ya!"

"Lalu kenapa kau matikan?"

"Aku akan menelpon dia nanti, aku terburu-buru sekarang," jawabnya, sambil tertatih, menahan kakinya yang sakit karena jatuh barusan.

"Dia keluar dari pintu rumah lalu segera berjalan menuju mobilnya dan meluncur pergi.

Gila ya, setelah menyamakan diriku dengan anjing, dia pergi dan menghindar begitu saja berpura-pura seolah-olah aku akan mempercayai setiap perkataannya.

Lalu ada kontak yang diberi nama ratu ya Ratu! Apakah itu sungguh ibunya atau seorang wanita yang memang dianggap ratu dan penting bagi hidupnya? Entahlah, aku tak tahu. Sejak kusadari diriku hanya dianggap serendah itu aku tak lagi memiliki hasrat dan keinginan untuk dicintai.

Bagiku semua perkataan dan sikap manisnya hanya pura-pura, sebab perasaan yang sebenarnya terpampang dari bagaimana dia menyembunyikan kontakku, alasan bahwa temannya akan mengerjainya Itu hanya alasan kosong saja. Tidak mungkin seseorang pria dewasa akan mengerjai istri teman mereka, lalu membuat rumah tangga sahabatnya retak. Aku tidak percaya seseorang bisa berbuat sejauh itu.

Suamiku bohong, jelas bahwa dia berbohong, cara dia menamai diri ini dan membedakan nada deringnya dengan nada deringku, sudah memastikan bahwa aku memang dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting. Hanya sampah, ya, hanya binatang!

**

Usai salat magrib, aku terus berdoa, memanjangkan puji-pujian dan panjatkan doaku, berusaha menenangkan hatiku yang sudah dua hari ini merasa tidak tenang dan sakit.

"Ya Allah, berikanlah petunjuk jika rumah tangga ini sudah tidak bisa dilanjutkan. Memang bukan alasan yang masuk akal bercerai hanya karena nama kontak, tapi aku ingin tahu mengapa suamiku melakukan itu? Bagaimana sebenarnya perasaannya terhadapku... Apakah dia memang masih mencintaiku ataukah tidak lagi? Berilah aku petunjuk ya Allah!" Aku menengadahkan tangan dan meminta doa sepenuh hatiku.

Tak kudapatkan jawaban dan mungkin itu tidak pernah terjadi jika seorang pria yang sangat mencintai istri mereka merendahkan pasangannya seburuk itu. Apa mungkin pendamping dan pasangan setia kita yang seharusnya dianggap sebagai bidadari dan malaikat dalam hidup disebut anjing?

Apakah aku terlalu mendramatisir masalah, ataukah Ini adalah sebuah firasat bahwa rumah tangga ini sudah tidak sehat lagi.

Sebelumnya... Aku dan dia baik-baik saja. Kami jarang beradu argumen apalagi bertengkar karena aku adalah tipe wanita yang mengalah. Aku juga jarang menjawab atau menyakiti perasaannya namun setelah mendadak mengetahui bahwa diri ini hanya seekor anjing untuknya, aku menjadi benci, murka, dendam dan kecewa sekali.

Aku tidak terima diriku yang merupakan manusia dan istri beriman disebut sebagai hewan, aku tak terima. Kata orang jangan mengecewakan wanita .... sebab ketika hati mereka terluka, maka mereka akan berubah, bahkan bisa mati rasa. Nah, itulah yang sedang kurasakan sekarang kepada Mas Kevin.

*

"Kau belum tidur?" Jam 10.00 malam lelaki itu pulang tapi tampilannya sudah berbeda, tadi sorry ya masih mengenakan baju kerjanya tapi sekarang dia sudah berganti menjadi kaos biasa dan celana pendek.

Aku memperhatikan dia dari atas ke bawah sambil tertawa sinis sementara lelaki itu bersikap biasa-biasa saja.

"Aku bertanya kenapa kau belum tidur. Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Sebagai anjing aku harus menunggu tuanku dengan setia."

"Ah mulai lagi deh," keluhnya kesal.

"Aku tidak pernah menyadari bahwa suamiku bawa baju ganti di mobilnya dan aku juga tidak pernah tahu kalau dia punya celana dan baju kaus seperti itu, ternyata aku memang tak menyadari banyak hal."

"Ya, ampun aku baru beli dua hari lalu, aku melihat diskon lalu membelinya tapi lupa mengeluarkannya dari mobil."

"Bukannya tadi kau pakai baju kerja?"

"Baju kerjaku kotor, jadi aku ganti."

"Memangnya boleh mengenakan baju bebas saat kau bekerja?"

"Jam kerja hanya dari jam 08.00 sampai jam 04.00 sore Setelah itu kami memiliki jam bebas. Jadi boleh kan kalau aku mengenakan baju bebas di jam lembur?"

"Aku tidak pernah melihat petugas bandara yang memeriksa penumpang dan bawaaan mengenakan baju bebas."

"Aku bekerja di belakang layar hari ini, ada banyak barang yang diduga sebagai barang selundupan, makanya aku fokus untuk memeriksanya di ruangan lain."

Aku bosan mendengar jawabannya yang makin lama makin terdengar tidak masuk akal, daripada kepalaku pusing, kuputuskan untuk menginyakan saja semua perkataannya.

"Oh baiklah, paham kalau begitu."

Aku bangkit dari tempat dudukku lalu beranjak pergi ke kamar.

"Oh, aku belum makan, bisa masak sesuatu?"

"Tentu tuanku, akan kulakukan apapun yang kau inginkan," jawabku datar.

"Jangan berkata begitu, jika kau memang tidak mau masak aku tidak akan memaksamu!"

"Tidak apa-apa, kau memberiku makan dan kehidupan yang baik, juga rumah yang layak, aku harus membalas kebaikanmu," jawabku.

"Tolong jangan bersikap seperti anjing!" Suara teriakannya menggema di dinding rumah dan membuatku kaget Tapi aku berusaha tetap tenang.

"Karena aku memang anjing bagimu!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Indah Syi
serruuu jugaaa
goodnovel comment avatar
Ida Pariastuti84
Bener² mirisss
goodnovel comment avatar
nurdianis
seru ni...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    mulai hari ini

    setelah rangkaian kesulitan hidup yang susah sekali dikembalikan untuk jadi lebih baik, perlahan aku mulai berjuang untuk Mila, mulai membuka hati dan serius mencintainya. mulai menerima kenyataan bahwa Fathia bukan jodohku dan istriku sekarang adalah Mila. Aku berhenti mengejar Fatia dan berharap dia akan bersimpati padaku, aku memutuskan untuk menerima kenyataan, berdamai dengan apa yang kumiliki dan menjalani apa yang bisa kujalani. Aku tahu aku punya banyak hutang pada Mas Fadli yang itu merupakan suami Fatia, meski ingin sekali keluar dari tempat ini tapi aku terikat kontrak dengan mereka sehingga aku harus bertahan untuk melunasi semua itu sembari bertahan hidup untuk istriku. Hutang pengobatan Mila juga masih ada padaku, berikut juga dengan PR untuk memperbaiki apartemen kami serta mengembalikan sisa uang pembeli yang tempo hari membatalkan pembeliannya. hidupku seakan di lantai oleh hutang-hutang yang tidak terhitung banyaknya. jika aku menanggapi itu dengan pikiran ke rumah

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    besok hari

    Besok hari, sebelum berangkat kerja aku mampir ke rumah ibuku, Aku ingin bicara sedikit dengan beliau dan mendiskusikan tentang istriku. ucapkan salam dan kebetulan Ibu sedang ada di meja makan, beliau sedang sarapan dan menikmati secangkir kopi bersama ayah. "selamat pagi bunda?" "pagi sayang." Ibu menerima kecupan dariku, dan ayah juga kucium tangannya. "tumben mampir kemari, biasanya kau akan langsung ke gudang dan pabrik kakakmu?""Aku rindu dengan ibu karena sudah lama tidak mampir, Aku benar-benar merindukan kalian.""ah kau ini...." Ibu menepuk bahuku sambil tertawa. "Bu aku ingin bicara sedikit denganmu.""ada apa?" Ibu mengalihkan perhatian dan menatapku. "meski sulit dan menyebalkan ... tapi aku benar-benar berharap Ibu mau memaafkan kami... Tolong maafkan aku dan berilah mila kesempatan untuk jadi menantu yang baik," pintaku dengan nada yang berhati-hati. "tumben bilang begitu?" Ayah yang heran menatap diri ini dengan lekat. "kemarin itu ucapan Bunda membuat istrik

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    istriku sedih

    karena diusir sedemikian rupa kami tidak punya pilihan lain selain pergi. ku bawa istriku kembali lalu bersama dengannya kami menaiki mobil perusahaan untuk kembali ke rumah. "kupikir ibumu ada benarnya Mas," desah wanita itu memecah keheningan di mobil kami. "apa maksudmu?""baginya menantunya hanya Mbak Fathia, dia menyayanginya dan wanita itu memang pantas mendapatkan kasih sayang yang besar.""tapi dia bukan lagi istriku, jadi Ibuku harus menerima kenyataan bahwa kamulah satu-satunya menantu." aku menggenggam tangannya, berusaha membuat dia tenang. terasa sekali kasarnya kulit karena bekas luka bakar, membuat hati ini terenyuh. aku tahu istriku salah terlalu banyak bersikap sombong dan arogan, tapi kekesalan jadi kecemburuannya setiap hari bertemu dengan Fathia terpatik gara-gara diriku. andai aku lebih bisa menjaga hati dan perasaannya mungkin semua musibah itu tidak akan terjadi. mungkin jika istriku akan lebih tenang tidak perlu terjadi musibah yang betul-betul membuat di

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    mungkin aku terkesan

    "sepertinya kau terkesan dengan kebaikan fatia barusan?"tanya istriku saat aku dan dia mencuci piring dan Fathia sudah pulang. "aku terkesan karena dia mau memaafkan kita dan mau turun tangan membersihkan tempat ini untuk membantumu," jawabku. "aku sendiri terpukau dengan kebaikan mantan istrimu itu. kupikir dia akan terus memusuhi kita tapi ternyata dia punya ketulusan yang tidak kubayangkan." istriku mencuci tangannya dan mengeringkannya disobek, aku tidak mengerti maksud tetapannya tapi sepertinya dia sedikit resah. "mungkin wajar saja jika kau masih mencintai dan berharap bisa berhubungan baik dengannya."aku segera meraih tanganmu lah begitu mendengar dia mengatakan hal tersebut. tersenyum diri ini sambil mengetuk keningnya dan kupeluk dia dengan erat. "dia memang sebaik itu tapi sekarang hanya kau satu-satunya cinta di hatiku.""tidak usah menghiburku dengan kalimat itu,"jawab Mila sambil mendorong dada ini dengan ujung jemarinya, wanita yang kulit wajahnya belum begitu rata

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    Apartemen kumuh

    hampir 20 menit berkendara dengan segala kegalauan hati memikirkan apakah apartemen itu masih layak dihuni atau tidak mengingat hampir 1 tahun tidak di sana kupikir sudah ada beberapa bagian yang merembes, kamar mandi juga merembes dengan cat dinding yang sudah mengelupas, beberapa bagian dinding juga retak dan tidak layak, mereka juga lembab dan jamuran tapi aku bisa apa hanya itu satu-satunya tempat yang bisa dituju untuk sementara ini. mungkin aku bisa membayar kontrakan, tapi bagaimana aku akan mencukupi pengobatan Mila, sementara uang itu juga untuk makan dan transportasi sehari-hari. aku harus berusaha mencukupi gajiku ditambah dengan potongan perusahaan yang sempat ku pinjam untuk operasi istriku. kupandangi wajah Mila dan raut kesedihan yang terlihat di matanya, dia berkaca-kaca tapi wanita itu berusaha menyembunyikan kesedihannya. rumah ibunya terlalu nyaman selama ini kami tidak pernah berpisah dengan mereka jadi mungkin istriku harus membiasakan diri dan merasakan kerin

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    bukankah ...

    "mau kemana?" Tanya istriku cemas."aku mau pergi, sudah terlalu lama kita diinjak-injak, aku sudah tak sanggup lagi.""tapi...." Mila nampak ragu melihatku yang terus berkemas, dia sepertinya bimbang hendak tetap berada di sini ataukah ikut dengan suaminya yang tidak berdaya ini."aku tahu aku harus menghargai mertua, Aku tahu aku harus menjunjung mereka tapi ini benar-benar keterlaluan, Mil. aku masih punya harga diri.""sebagai orang tua mami pasti terlalu mengkhawatirkanku sehingga dia berkata seperti itu.""aku juga memposisikan diriku sebagai dia. Aku membayangkan putriku harus hidup dalam kesulitan bersama suami yang dicintainya. tapi, aku akan menahan diri dari ucapan menghina orang lain," balasku Dengan hati Yang benar-benar Sakit. ingin rasanya menangis tapi aku malu pada genderku sendiri. aku laki-laki yang harus terlihat tegar tapi ada kalanya perasaan ini rapuh dan sedih. "aku sudah berusaha sekuat tenaga Tapi saat tuhan hanya memberi terbatas, aku bisa apa!! Aku juga ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status