Share

tak mengerti ,

lelaki itu panik, dia buru-buru meraih ponsel itu dan mematikannya, tapi karena benda itu sempat tergelincir sampai ke hadapanku jadi aku sempat melihat ada kontak yang diberi nama ratuku.

"Siapa My Queen!"

"Ibuku!" Lelaki itu menjawab dengan cepat.

"Oh ya?"

"Ya!"

"Lalu kenapa kau matikan?"

"Aku akan menelpon dia nanti, aku terburu-buru sekarang," jawabnya, sambil tertatih, menahan kakinya yang sakit karena jatuh barusan.

"Dia keluar dari pintu rumah lalu segera berjalan menuju mobilnya dan meluncur pergi.

Gila ya, setelah menyamakan diriku dengan anjing, dia pergi dan menghindar begitu saja berpura-pura seolah-olah aku akan mempercayai setiap perkataannya.

Lalu ada kontak yang diberi nama ratu ya Ratu! Apakah itu sungguh ibunya atau seorang wanita yang memang dianggap ratu dan penting bagi hidupnya? Entahlah, aku tak tahu. Sejak kusadari diriku hanya dianggap serendah itu aku tak lagi memiliki hasrat dan keinginan untuk dicintai.

Bagiku semua perkataan dan sikap manisnya hanya pura-pura, sebab perasaan yang sebenarnya terpampang dari bagaimana dia menyembunyikan kontakku, alasan bahwa temannya akan mengerjainya Itu hanya alasan kosong saja. Tidak mungkin seseorang pria dewasa akan mengerjai istri teman mereka, lalu membuat rumah tangga sahabatnya retak. Aku tidak percaya seseorang bisa berbuat sejauh itu.

Suamiku bohong, jelas bahwa dia berbohong, cara dia menamai diri ini dan membedakan nada deringnya dengan nada deringku, sudah memastikan bahwa aku memang dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting. Hanya sampah, ya, hanya binatang!

**

Usai salat magrib, aku terus berdoa, memanjangkan puji-pujian dan panjatkan doaku, berusaha menenangkan hatiku yang sudah dua hari ini merasa tidak tenang dan sakit.

"Ya Allah, berikanlah petunjuk jika rumah tangga ini sudah tidak bisa dilanjutkan. Memang bukan alasan yang masuk akal bercerai hanya karena nama kontak, tapi aku ingin tahu mengapa suamiku melakukan itu? Bagaimana sebenarnya perasaannya terhadapku... Apakah dia memang masih mencintaiku ataukah tidak lagi? Berilah aku petunjuk ya Allah!" Aku menengadahkan tangan dan meminta doa sepenuh hatiku.

Tak kudapatkan jawaban dan mungkin itu tidak pernah terjadi jika seorang pria yang sangat mencintai istri mereka merendahkan pasangannya seburuk itu. Apa mungkin pendamping dan pasangan setia kita yang seharusnya dianggap sebagai bidadari dan malaikat dalam hidup disebut anjing?

Apakah aku terlalu mendramatisir masalah, ataukah Ini adalah sebuah firasat bahwa rumah tangga ini sudah tidak sehat lagi.

Sebelumnya... Aku dan dia baik-baik saja. Kami jarang beradu argumen apalagi bertengkar karena aku adalah tipe wanita yang mengalah. Aku juga jarang menjawab atau menyakiti perasaannya namun setelah mendadak mengetahui bahwa diri ini hanya seekor anjing untuknya, aku menjadi benci, murka, dendam dan kecewa sekali.

Aku tidak terima diriku yang merupakan manusia dan istri beriman disebut sebagai hewan, aku tak terima. Kata orang jangan mengecewakan wanita .... sebab ketika hati mereka terluka, maka mereka akan berubah, bahkan bisa mati rasa. Nah, itulah yang sedang kurasakan sekarang kepada Mas Kevin.

*

"Kau belum tidur?" Jam 10.00 malam lelaki itu pulang tapi tampilannya sudah berbeda, tadi sorry ya masih mengenakan baju kerjanya tapi sekarang dia sudah berganti menjadi kaos biasa dan celana pendek.

Aku memperhatikan dia dari atas ke bawah sambil tertawa sinis sementara lelaki itu bersikap biasa-biasa saja.

"Aku bertanya kenapa kau belum tidur. Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Sebagai anjing aku harus menunggu tuanku dengan setia."

"Ah mulai lagi deh," keluhnya kesal.

"Aku tidak pernah menyadari bahwa suamiku bawa baju ganti di mobilnya dan aku juga tidak pernah tahu kalau dia punya celana dan baju kaus seperti itu, ternyata aku memang tak menyadari banyak hal."

"Ya, ampun aku baru beli dua hari lalu, aku melihat diskon lalu membelinya tapi lupa mengeluarkannya dari mobil."

"Bukannya tadi kau pakai baju kerja?"

"Baju kerjaku kotor, jadi aku ganti."

"Memangnya boleh mengenakan baju bebas saat kau bekerja?"

"Jam kerja hanya dari jam 08.00 sampai jam 04.00 sore Setelah itu kami memiliki jam bebas. Jadi boleh kan kalau aku mengenakan baju bebas di jam lembur?"

"Aku tidak pernah melihat petugas bandara yang memeriksa penumpang dan bawaaan mengenakan baju bebas."

"Aku bekerja di belakang layar hari ini, ada banyak barang yang diduga sebagai barang selundupan, makanya aku fokus untuk memeriksanya di ruangan lain."

Aku bosan mendengar jawabannya yang makin lama makin terdengar tidak masuk akal, daripada kepalaku pusing, kuputuskan untuk menginyakan saja semua perkataannya.

"Oh baiklah, paham kalau begitu."

Aku bangkit dari tempat dudukku lalu beranjak pergi ke kamar.

"Oh, aku belum makan, bisa masak sesuatu?"

"Tentu tuanku, akan kulakukan apapun yang kau inginkan," jawabku datar.

"Jangan berkata begitu, jika kau memang tidak mau masak aku tidak akan memaksamu!"

"Tidak apa-apa, kau memberiku makan dan kehidupan yang baik, juga rumah yang layak, aku harus membalas kebaikanmu," jawabku.

"Tolong jangan bersikap seperti anjing!" Suara teriakannya menggema di dinding rumah dan membuatku kaget Tapi aku berusaha tetap tenang.

"Karena aku memang anjing bagimu!"

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mida Msi Purba
cerita ny lumayan seru
goodnovel comment avatar
Erlangga Rozy
lumayan ceritanya menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status