Share

Bab 41

Arum dan Kinos menoleh. Wajah wanita yang sangat kucintai itu terkejut. Ah, padahal setiap hari aku melihatnya, namun kenapa aku seperti lama tak melihatnya? Kenapa ia bertambah cantik?

"Mas Haris?"

"Ngapain kamu di sini?" tanya Kinos, sok ikut campur.

"Lebih baik kamu diam, karena ini urusanku dengan Arumi."

"Tak bisa begitu, lah. Arumi kan-"

"Calon istrimu?"

"Eh?" Aku menoleh pada Arumi yang terlihat terkejut.

"Waktu itu, kamu bukannya sudah ke mobil, Mas?" tanya Arum. Aku hanya diam saja.

"Jadi kamu mendengar semuanya?"

Aku berjalan mendekat padanya, terlihat mata Arumi berkaca-kaca.

"Jadi kapan, kamu mau ngasih tahu sama aku kalau kamu hamil? Kalau ada anakku di dalam perutmu?" tanyaku, berusaha menahan tangis.

"Rum, sebaiknya kita pulang," ajak Kinos.

"Sebaiknya kamu pulang, dan kalau kamu tahu diri, sebaiknya kamu pergi. Karena ini tak ada sangkut pautmya denganmu," ucapku.

"Iya, Mas, aku hamil anakmu."

Air mata itu lolos begitu saja. Bahagia, sedih, dan kecewa, bercam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status